Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kandidiasis Vaginalis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur,yang

terjadi di sekitar vagina.Umumnya menyerang orang-orang yang imunnya

lemah. Kandidiasis dapat menyerang wanita disegala usia,terutama usia

pubertas. Keparahannya berbeda antara satu wanita dengan wanita lain dan

dari waktu ke waktu pada wanita yang sama.

Wanita dengan kandidiasis vaginitis sering menghindar aktivitas seksual

karena sakit, tidak nyaman selama berhubungan dan bisa menularkan

penyakit pada pasangannya . Keadaan ini dapat mengganggu fungsi seksual

dan gangguan perkawinan serta menurunkan kualitas hidup penderita .

Kandida albikan dapat dijumpai dikulit yang normal, vagina dan

disaluran pencernaan. Ditempat ini ia hidup sebagai saprofit tetapi pada

keadaan tertentu dengan pemakaian antibiotika yang cukup lama atau

keadaan hormonal yang mengubah ekologi sekelilingnya, maka kandida ini

akan tumbuh dengan cepat dan berubah bentuk dengan membuat miselia

1
sehingga jamur ini menjadi pathogen
Pengaruh psikososial penyakit bervariasi, sebagian sampai tidak ikut

berpartisipasi dalam kegiatan sosial, olah raga atau aktivitas yang lain, dan

menyebabkan susah berkonsentrasi dalam pekerjaan. Oleh karena itu

penanganan penyakit ini perlu dilakukan dengan baik

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Pengertian Kandidiasis Vaginalis

2. Bagaimana Gambaran morfologi Kandidiasis Vulvovaginalis

3. Etiologi/Faktor Resiko Kandidiasis Vulvovaginalis

4. Bagaiman Epidemiologi dari kandidiasis vulvovaginalis

5. Bagaimana Patofisiologi dari kandidiasis vulvovaginalis

6. Bagaimana Gambaran Klinis dari kandidiasis vulvovaginalis

7. Bagaimana Manifestasi Klinik dari kandidiasis vulvovaginalis

8. Bagaimana Pengobatan dan Pencegahan Candidiasis

C. Tujuan Penulisan Makalah

2 Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian kandidiasis vaginalis


2. Untuk mengetahui gambaran morfologi dari kandidiasis vulvovaginalis

3. Untuk menegetahui etiologi/faktor resiko kandidiasis vulvovaginalis

4. Untuk mengetahui epidemiologi kandidiasis vulvovaginalis

5. Untuk mengetahui patofisiologi kandidiasis vulvovaginalis

6. Untuk mengetahui gambaran klinis dari kandidiasis vulvovaginalis

7. Untuk menegtahui manifestasi klinik kandidiasis vulvovaginalis

8. Untuk mengetahui pengobatan dan pencegahan Kandiasis vulvovaginalis

3
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Kandidiasis Vaginalis

Istilah candidiasis banyak digunakan di Amerika, sedangkan di Kanada,

dan negara-negara di Eropa seperti Italia, Perancis, dan Inggris menggunakan

istilah Kandidosis, konsisten dengan akhiran osis seperti pada

histoplasmosis dan lain-lain.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Fungi

Filum : Ascomycota

Upafilum : Saccharomycotina

Kelas : Saccharomycetes

Ordo : Saccharomycetales

Famili : Saccharomycetaceae

Genus : Candida

Spesies : C. albicans

Kandidiasis vaginalis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur, yang

terjadi di sekitar vagina. Umumnya menyerang orang-orang yang imun

tubuhnya lemah. Kandidiasis dapat menyerang wanita di segala usia, terutama

pada usia pubertas, keparahannya berbeda antara satu wanita dengan wanita

yang lain dan dari waktu ke waktu pada wanita yang sama (Daili S, 2009).

4 Kandidiasis adalah penyakit jamur, yang bersifat akut atau subakut

disebabkan oleh spesies candida, biasanya oleh spesies candida albicans dan
dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki atau paru, kadang-kadang

dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis. Nama lain dari

candidiasis adalah kandidosis, dermatocandidiasis, bronchomycosis, mycotic

vulvovaginitis, muguet, dan moniliasis.

Kandidiasis vaginalis merupakan jamur pada dinding vagina yang

disebabkan oleh genus candida albicans dan ragi (yeast) lain dari genus

candida. Penyebab tersering kandidiasis vaginalis adalah candida albicans

yaitu sekitar 85-90%. Sisanya disebabkan oleh spesies non albicans, yakni

candida glabrata (Torulopsis Glabarata). Thin (1983) menyatakan penyebab

kandidiasis vagina 81% oleh candida albicans, 16% oleh torulopsis glabarata,

sedang 3% lainnya disebabkan oleh Candida otropicalis, Candida

pseudotropicalis, Candida krusei dan Candida stellatoidea (Saydam, 2012).

Genus candida merupakan sel ragi uniseluler yang termasuk ke dalam

fungsi inferfecti atau Deutero mycota atau golongan khamir (yeast atau

yeastlike), kelas Blastomycetes yang memperbanyak diri dengan

bertunas,yaitu famili crytococcaceae. Genus ini terdiri dari 80 spesies, yang

paling patogen adalah candida albicans diikuti berturutan dengan candida

stellatoidea, candida tropicalis, candida parapsilosis, candida kefyr, candida

guillermondii dan candida krusei ( Daili 2009).

B. Gambaran morfologi Kandidiasis Vulvovaginalis

5 Candida berupa sel ragi yang berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong

dengan ukuran 2 5 p x 3 -6 p hingga 2 5,5 p x 5 28,5 p. Jamur candida


memperbanyak diri dengan membentuk tunas yang disebut sebagai

Blastospora. Jamur membentuk hifa semu (pseudohypa) yang merupakan

rangkaian blaspora yang memanjang dan juga dapat bercabang-cabang. Jamur

candida dapat tumbuh dengan variasi pH yang luas, tetapi pertumbuhannya

akan lebih baik pada pH antara 4,5 -6,5. Pada tubuh manusia jamur candida

merupakan jamur yang bersifat oportunis, yaitu dapat hidup sebagai saprofit

atau saproba tanpa menimbulkan suatu kelainan apapun tapi kemudian dapat

berubah menjadi patogen dan menimbulkan penyakit kandidiasis bila terdapat

faktor-faktor predisposisi yang menimbulkan perubahan pada lingkungan

vagina (Idriatmi, 2012).

C. Etiologi/Faktor Resiko Kandidiasis Vulvovaginalis

Penyebab tersering Candidiasis adalah Candida albicans. Spesies

patogenik yang lainnya adalah C. tropicalis C. parapsilosis, C. guilliermondii

C. krusei, C. pseudotropicalis, C. lusitaneae. Genus Candida adalah grup

heterogen yang terdiri dari 200 spesies jamur. Sebagian besar dari spesies

candida tersebut patogen oportunistik pada manusia, walaupun mayoritas dari

spesies tersebut tidak menginfeksi manusia. C. albicans adalah jamur

dimorfik yang memungkinkan untuk terjadinya 70-80% dari semua infeksi

candida, sehingga merupakan penyebab tersering dari candidiasis superfisial

dan sistemik.

6
Jamur jenis ini adalah jamur yang sangat umum terdapat di sekitar kita

dan tidak berbahaya pada orang yang mempunyai imun tubuh yang kuat.
Candida ini baru akan menimbulkan masalah pada orang-orang yang

mempunyai daya tahan tubuh rendah, misalnya penderita AIDS, pasien yang

dalam pengobatan kortikosteroid, dan tentu saja bayi yang sistem imunnya

belum sempurna.

Jamur Candida ini adalah jamur yang banyak terdapat di sekitar kita,

bahkan di dalam vagina ibu pun terdapat jamur Candida. Bayi bisa saja

mendapatkan jamur ini dari alat-alat seperti dot dan kampong, atau bisa juga

mendapatkan Candida dari vagina ibu ketika persalinan. Selain itu,

kandidiasis oral ini juga dapat terjadi akibat keadaan mulut bayi yang tidak

bersih karena sisa susu yang diminum tidak dibersihkan sehingga akan

menyebabkan jamur tumbuh semakin cepat.

Faktor-faktor yang merupakan presdiposisi infeksi antara lain :

1. HIV/AIDS

Virus human immunodeficiency (HIV) merupakan virus penyebab

AIDS, yang dapat menimbulkan kerusakan atau menghancurkan sel-sel

sistem kekebalan tubuh. Sehingga membuat tubuh lebih rentan terhadap

infeksi oportunistik yang biasanya tubuh akan menolak. Serangan

berulang dari oral trush mungkin merupakan tanda pertama dari infeksi

HIV.

7
2. Kanker
Jika seseorang menderita kanker, sistem kekebalan tubuhnya

mungkin akan melemah oleh karena penyakit kanker tersebut dan karena

perawatan penyakit, seperti kemoterapi dan radiasi. Penyakit kanker dan

perawatan penyakit ini dapat meningkatkan risiko infeksi Candida seperti

oral thrush.

3. Diabetes Mellitus

Jika seseorang menderita diabetes yang tidak diobati atau diabetes

yang tidak terkontrol dengan baik, air liur (saliva) mungkin akan

mengandung sejumlah besar gula, sehingga dapat mendorong

pertumbuhan candida.

4. Infeksi jamur vagina

Infeksi jamur vagina yang disebabkan oleh jamur yang sama dapat

menyebabkan candidiasis mulut. Meskipun infeksi jamur tidak

berbahaya, jika seseorang sedang hamil maka jamur dapat menular pada

bayi selama persalinan. Akibatnya, bayi tersebut juga dapat mengalami

oral thrush.

5. Pemakaian kortikosteroid / terapi imunosupresan pasca pencangkokan

organ

8 Kedua hal ini bisa menurunkan pertahanan tubuh terhadap infeksi

jamur. Kortikosteroid (sejenis hormon steroid) dihirup/dihisap untuk


perawatan pada paru-paru (misalnya asma) bisa berdampak pada

kandidiasis mulut.

6. Pemakaian antibiotik

Kadang orang yang mengkonsumsi antibiotik menderita infeksi

Candida karena antibiotik membunuh bakteri yang dalam keadaan

normal terdapat di dalam jaringan, sehingga pertumbuhan Candida tidak

terkendali.

7.Gangguan saluran gastrointestinal yang meningkatkan terjadinya

malabsorpsi dan malnutrisi.

D. Epidemiologi

Candida albicans dapat ditemukan di mana-mana sebagai

mikroorganisme yang menetap di dalam saluran yang berhubungan dengan

lingkungan luar manusia (rektum, rongga mulut dan vagina). Prevalensi

infeksi Candida albicans pada manusia dihubungkan dengan kekebalan tubuh

yang menurun, sehingga invasi dapat terjadi. Meningkatnya prevalensi infeksi

Candida albicans dihubungkan dengan kelompok penderita dengan gangguan

sistem imunitas seperti pada penderita AIDS, penderita yang menjalani

transplantasi organ dan kemoterapi antimaligna.

9 Selain itu makin meningkatnya tindakan invasif, seperti penggunaan

kateter dan jarum infus sering dihubungkan dengan terjadinya invasi Candida
albicans ke dalam jaringan. Edward (1990) dalam penelitiannya

mengemukakan bahwa dari 344.610 kasus infeksi nosokomial yang

ditemukan, 27.200 kasus (7,9 %) disebabkan oleh jamur dan 21.488 kasus

(79%) disebabkan oleh spesies Candida. Peneliti lain (Odds dkk. 1990)

mengemukakan bahwa dari 6.545 penderita AIDS, sekitar 44,8 % nya adalah

penderita kandidosis.

Banyak studi epidemiologi melaporkan bahwa terjadinya kasus-kasus

kandidosis tidak dipengaruhi oleh iklim dan geografis. Hal itu menunjukkan

bahwa Candida albicans sebagai penyebab kandidosis dapat ditemukan di

berbagai Negara.

E. Patofisiologi

Proses infeksi dimulai dengan perlekatan Candida sp. pada sel epitel

vagina. Kemampuan melekat ini lebih baik pada C.albicans daripada spesies

Candida lainnya. Kemudian, Candida sp. mensekresikan enzim proteolitik

yang mengakibatkan kerusakan ikatan-ikatan protein sel pejamu sehingga

memudahkan proses invasi. Selain itu, Candida sp. juga mengeluarkan

mikotoksin, diantaranya gliotoksin yang mampu menghambat aktivitas

fagositosis dan menekan sistem imun lokal. Terbentuknya kolonisasi Candida

sp. memudahkan proses invasi tersebut berlangsung sehingga menimbulkan

gejala pada pejamu.


10
Pada manusia, Candida albicans sering ditemukan di dalam mulut, feses,

kulit dan di bawah kuku orang sehat. Candida albicans dapat membentuk

blastospora dan hifa, baik dalam biakan maupun dalam tubuh. Bentuk jamur

di dalam tubuh dianggap dapat dihubungkan dengan sifat jamur, yaitu sebagai

saproba tanpa menyebabkan kelainan atau sebagai parasit patogen yang

menyebabkan kelainan dalam jaringan. Penyelidikan lebih lanjut

membuktikan bahwa sifat patogenitas tidak berhubungan dengan

ditemukannya Candida albicans dalam bentuk blastospora atau hifa di dalam

jaringan. Terjadinya kedua bentuk tersebut dipengaruhi oleh tersedianya

nutrisi, yang dapat ditunjukkan pada suatu percobaan di luar tubuh. Pada

keadaan yang menghambat pembentukan tunas dengan bebas, tetapi yang

masih memungkinkan jamur tumbuh, maka dibentuk hifa.

F. Gambaran Klinis

Keluhan subjektif penderita dapat bervariasi dari ringan hingga berat.

Gejala yang ringan didapatkan pada infeksi karena Candida albicans,

sedangkan Candida non-albicans, terutama Candida glabratamemberikan

gejala yang lebih berat, relatif resisten terhadap pengobatan dan sering terjadi

rekurensi . Pruritus akut dan keputihan (fluor albus) merupakan keluhan awal,

gejala yang lebih sering adalah pruritus vulva. Keputihan tidak selalu ada dan

11 sering kali hanya sedikit. Sekret vagina berwarna putih, seperi krim susu/keju

atau kuning tebal tetapi dapat juga cair seperti air atau tebal homogen, bau
minimal atau kadang berbau asam dan tidak mengganggu. Dapat timbul

ekskoriasi, serviks biasanya normal, atau sedikit eritem disertai sekret putih

yang menempel pada dindingnya. Pada pemeriksaan tampak mukosa vagina

kemerahan dan pembengkakan labia dan vulva sering disertai

pustulopapulardi sekeliling lesi.

Penyakit dapat meluas ke perineum, vulva, dan daerah inguinal.Vulva

tampak eritem, edema, basah dan kadang tampak papul, vesikel, pustul, erosi

dan eksoriasi atau maserasi dengan hiperemi pada introitus vagina dan dapat

dijumpai adanya gumpalan-gumpalan putih serta lesi satelit.

Kanddiasis Vulvovaginalis biasanya disertai rasa gatal yang hebat.

Namun, gejala ini tidak spesifik karena pada suatu penelitian diketahui hanya

38% pasien yang mengeluhkan gatal hebat, tetapi pada penelitian lain 100%

wanita yang menderita Kandidiasis vulvovaginalis mengeluhkan gatal. Gejala

lain yang dirasakan adalah rasa panas dan terkadang rasa sakit terutama pada

saat berkemih (disuria eksternal), saat berhubungan seksual (dispareunia),

setelah pemeriksaan ginekologi atau setelah mandi atau berendam dengan air

hangat. Keluhan seringkali sangat ringan (bahkan tidak diperhatikan pasien

karena telah terbiasa) dan keluhan bisa hilang timbul.

Pada keadaan vulvovaginitis siklik dapat timbul rasa gatal, panas atau

bahkan nyeri pada vulvovagina pada tiap siklus menstruasi (beberapa saat

sebelum, selama, dan sesudah menstruasi). Keadaan ini biasanya disebabkan

12 oleh hipersensitifitas terhadap antigen Candida yang tumbuh subur pada masa
siklus menstruasi. Diluar siklus itu, tidak dijumpai gejala dan pemeriksaan

laboratorium akan normal.

H. Manifestasi Klinik

Kandidiasis vaginalis merupakan hasil interaksi antara patogenitas

candida dengan mekanisme pertahanan tuan rumah, yang berkaitan dengan

faktor predisposisi. Patogenesis penyakit dan bagaimana mekanisme

pertahanan tuan rumah terhadap candida belum sepenuhnya dimengerti.

Pada keadaan normal, jamur candida dapat ditemukan dalam jumlah

sedikit di vagina, mulut rahim dan saluran pencernaan. Jamur candida disini

hidup sebagai saprofit tanpa menimbulkan keluhan atau gejala

(asimptomatis), jamur ini dapat tumbuh dengan variasi pH yang luas, tetapi

pertumbuhannya akan lebih baik pada pH 4,5 - 6,5. Bersama dengan jamur

candida pada keadaan normal di vagina juga didapatkan basil Doderlein

Lactobasilus(lactobasilus) yang hidup sebagai komensal. Keduanya

mempunyai peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem di

dalam vagina. Doderlein berfungsi mengubah glikogen menjadi asam laktat

yang berguna untuk mempertahankan pH vagina dalam suasana asam (pH 4

-5). Pada semua kelainan yang mengganggu flora normal vagina dapat

menjadikan vagina sebagai tempat yang sesuai bagi candida untuk

berkembang biak. Masih belum dapat dipastikan apakah candida menekan

pertumbuhan basil doderlein atau pada keadaan basil Doderlein mengalami

13 gangguan lalu diikuti dengan infeksi dari jamur candida. Kenyataannya pada

keadaan infeksi ini dijumpai hanya sedikit koloni doderlein (Idriatmi,2009).


Infeksi kandida dapat terjadi secara endogen maupun eksogen atau secara

kontak langsung. Infeksi endogen lebih sering karena sebelumnya memang

candida sudah hidup sebagai saprofit pada tubuh manusia. Pada keadaan

tertentu dapat terjadi perubahan sifat jamur tersebut dari saprofit menjadi

patogen sehingga oleh karena itu jamur candida disebut sebagai jamur

oportunistik ( Gama T, 2006)

Jamur candida bersifat dimorfik, sehingga jamur candida pada tubuh

manusia mungkin ditemukan dalam bentuk yang berbeda sesuai dengan

phasenya. Bentuk blastopsora(Blastoconida)merupakan bentuk yang

berhubungan dengan kolonisasi yang asimptomatik. Pada koloni

asimptomatik jumlah organisme hanya sedikit, dapat ditemukan bentuk

blaspora atau budding tapi tidak ditemukan bentuk pseudohypa.

Bentuk filamen candida merupakan bentuk yang biasanya dapat dilihat

pada penderita dengan gejala-gejala simptomatik. Bentuk filamen candida

dapat predisposes untuk kolonisasi vagina; Wanita dengan tipe 2 diabetes

lebih rentan untuk kolonisasi dengan infeksi candida. Kebersihan kelamin dan

kontrol yang efektif diabetes meningkatkan pemulihanserta mengurangi

konsumsi makanan olahan akan membantu dalam pengurangan infeksi

Candida (Siregar, 2005).

I. Pengobatan dan Pencegahan Candidiasis

Pengobatan yang akan dijalani oleh tiap pengidap tentu berbeda-beda,


14
bergantung pada lokasi infeksi, tingkat keparahan, serta kondisi kesehatan

pasien. Terdapat berbagai jenis obat anti-jamur yang bisa dibeli secara bebas
di apotek-apotek terdekat untuk mengobati infeksi jamur yang Anda alami.

Namun, pastikan Anda selalu memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan

diagnosis. Hal ini dilakukan agar obat yang dipilih benar-benar sesuai dengan

jenis infeksi jamur yang Anda idap.

Adapun untuk mempercepat kesembuhan infeksi Candida di sekitar

kelamin, Anda dapat melakukan hal-hal berikut:

Kenakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun.

Jangan mengenakan pakaian dalam yang terlalu ketat.

Hindari penggunaan sabun yang mengandung pewangi pada organ intim.

Pastikan organ intim senantiasa kering, khususnya setelah dibersihkan atau

sehabis mandi.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kandidiasis vaginalis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur, yang

terjadi di sekitar vagina. Umumnya menyerang orang-orang yang imun

tubuhnya lemah. Kandidiasis dapat menyerang wanita di segala usia, terutama

pada usia pubertas.

Kandidiasis vaginalis merupakan jamur pada dinding vagina yang

disebabkan oleh genus candida albicans dan ragi (yeast) lain dari genus

candida. Penyebab tersering kandidiasis vaginalis adalah candida albicans

yaitu sekitar 85-90%. Sisanya disebabkan oleh spesies non albicans, yakni

candida glabrata (Torulopsis Glabarata).

B. Saran

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat

kekurangan baik dalam hal isi maupun dalam hal penyusunan, olehnya itu

kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://jurnalbidandiah.blogspot.co.id/2012/04/candidiasis-vaginalis.html. Diakses

pada tanggal 28 Maret 2017

http://blognyadewianggraeni.blogspot.co.id/2016/03/makalah-kandidiasis-vagina.

html. Diakses pada tanggal 28 Maret 2017

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/57307/4/Chapter%20II.pdf.

Diakses pada tanggal 28 Maret 2017

http://mhyzrabanhal.blogspot.co.id/2014/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html.

Diakses pada tanggal 28 Maret 2017

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/45785/4/Chapter%20II.pdf.

Diakses Pada tanggal 28 Maret 2017

17

Anda mungkin juga menyukai