Desa Sade merupakan sebuah perkampungan asli suku Sasak Asli yang
masih mencoba mempertahankan dan menjaga keaslian sisa sisa
kebudanyaan Sasak. Desa Sade ini berada di Kecamatan Pujut, yang terletak
di wilayah bagian selatan Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Kabupaten Lombok Tengah memiliki iklim D dan iklim E, yaitu hujan
tropis dengan musim kemarau kering, yaitu mulai bulan November sampai
dengan Mei, sementara curah hujan berkisar antara 1.000 hingga 2.500 mm
per tahun.
Masyarakat yang tinggal di Dusun Sade Lombok adalah suku Sasak
dengan sistem sosial dan kehidupan keseharian mereka yang masih sangat
kental memegang teguh tradisi Sasak tempo dulu. Dinas Pariwisata
setempat memang menjadikan Sade sebagai desa wisata karena keunikan
Desa Sade dan suku Sasak yang jadi penghuninya
Bangunan tradisional Sasak yang bisa di temui pada perkampungan
Dusun Sade Lombok terdiri dari dua jenis bangunan yang disebut Bale Tani
dan Bale Lumbung. Bale Tani adalah bangunan yang digunakan sebagai
rumah adat masyarakat desa Sade, dan Bale Lumbung adalah bangunan
yang biasa digunakan sebagai tempat menyimpan padi, hasil panen atau
tempat untuk menyimpan segala kebutuhan. Bale lumbung difungsikan
untuk menyimpan hasil panen dari 5 kepala keluarga.
Terdapat beberapa tradisi yang menjadi ciri khas saat membangun
bangunan tradisional suku Sasak ini. Selain itu, dalam membuat bangunan
Bale Tani dan Bale lumbung masyarakat Sasak memiliki ciri khas dalam
mengatasi permasalahan iklim yang ada melalui cara tradisional.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui cara masyarakat Sasak dalam mengatasi permasalahan pada iklim tropis
lembab dalam membangun bangunan Tradisional sasak
1.3.2 Mengetahui ciri khas dan dan tradisi yang di terapkan bangunan tradisional Sasak dalam
mempertahankan dan menjaga keaslian sisa-sisa kebudayaan
1. Material Atap
Bahan pembuat rumah adat suku Sasak diantaranya kayu penyanggga, bambu, bedek
untuk dinding, jerami dan alang-alang untuk atap. Atap bangunan menggunakan
bahan alang-alang yang dapat mereduksi panas sinar matahari pada
siang hari dan dapat memberikan kehangatan pada malam hari. Atap
rumah Sasak terbuat struktur dan konstruksi kayu secara bersilang dan ber-
jurai, untuk menahan beban penutup atap, sedangkan bahan penutup atap
terbuat dari jerami (batang padi yangdikeringkan) atau rumbia (batang-
batang rerumputan yang ada di tempat sekitar).
2. Material Dinding
Rumah adat suku Sasak yang juga disebut Bale Tani ini terbuat dari kayu dengan dinding-
dinding yang terbuat dari anyaman bamboo. Penggunaan anyaman bambu sebagai
dinding bangunan memberikan keuntungan terhadap masalah sirkulasi
udara. Celah-celah pada anyaman bambu dapat dilalui udara dengan baik,
sehingga pergantian udara dalam ruangan dapat berjalan secara maksimal.
3. POLA HUNIAN
Pola hunian yang berkelompok dengan bangunan yang tidak rapat akan
membantu dalam aliran angin / pergerakan udara untuk ventilasi alami
dalam bangunan. Hal ini sudah sesuai dengan prinsip penataan bangunan
di daerah tropis lembab, dengan memberi jarak pada setiap bangunan
untuk aliran udara Arsitektur tradisional desa adat sade menggunakan
bahan bangunan kayu yang paling dominan dengan batu sebagai pondasi
dan penggunaan daun rumbia sebagai penutup atap.
4.Konstruksi
Menurut Lipsmeier (1994), konstruksi yang khas di daerah
tropis lembab adalah konstruksi yang ringan dan terbuka.
Penurunan temperatur pada malam hari sangat sedikit,
sehingga diutamakan pemakaian bahan bangunan dan
konstruksi yang ringan. Rumah tradisional ini telah
menerapkan konsep tersebut dengan konstruksi yang ringan
dengan bahan setempat. Teknik struktur dan konstruksi yang
digunakan pada Rumah Adat Sasak mempunyai kesamaan
dengan Arsitektur vernakular Indonesia pada umumnya.
Arsitektur vernakular Indonesia ditandai oleh penggunaan
bahan bangunan alami serta menggunakan sistem struktur
tiang dan balok dengan bahan kayu. Kerangka kayu ini
disambung tanpa paku, melainkan menggunakan teknik
penyambungan yang diperkuat oleh pasak, baji, atau jepit.
3. Orang Sasak selektif dalam menentukan tempat pembangunan rumah. karena mereka
meyakini tempat yang tidak tepat akan berakibat kurang baik, seperti bekas perapian,
bekas pembuangan sampah, bekas sumur, posisi tusuk sate (susur gubug).
4. Orang Sasak tidak akan membangun rumah berlawanan arah dan ukurannya berbeda
dengan rumah yang lebih dulu ada. Menurut mereka, melanggar konsep tersebut
merupakan perbuatan melawan tabu (maliq lenget).
b. ruangan Bale Luar diperuntukkan untuk anggota keluarga lainnya, dan juga berfungsi
sebagai ruang tamu. Bale luar dimanfaatkan sebagai tempat
tidur bagi anggota keluarga.Antara Bale Dalam dan Bale Luar ini
dipisahkan dengan pintu geser dan anak tangga.
6. Di depan Bale Tani, terdapat Bale lumbung yang menjadi ikon khas bangunan Suku
Sasak. Bangunan ini dibuat di atas empat pilar kayu dengan atap berbentuk topi yang
terbuat dari alang-alang. Lumbung ini digunakan untuk menyimpan hasil panen warga
untuk kebutuhan pangan selama setahun, dan masing-masing lumbung digunakan untuk
menyimpan kebutuhan padi bagi 5 kepala keluarga. Menurut kepercayaan masyarakat
Sasak, yang boleh mengambil padi adalah wanita yang telah berkeluarga. Dipercaya jika
hal ini dilanggar, maka wanita yang melanggar tidak akan mendapat keturunan.
7. Arah dan ukuran yang sama rumah adar Suku Sasak menunjukkan bahwa masyarakat
hidup harmonis. Sedangkan undak-undakan (tangga) tingkat tiga mempunyai pesan
bahwa tingkat ketakwaan ilmu pengetahuan dan kekayaan tiap manusia tidak akan sama.
Diharapkan semua manusia menyadari kekurangan dan kelebihan yang dimiliki, kareba
semuanya merupakan rahmat Tuhan.
10. Bale lumbung ditetapkan sebagai ciri khas rumah adat suku
sasak dari pulau Lombok. Hal ini disebabkan bentuknya yang sangat
unik dan menarik yaitu berupa rumah panggung dengan ujung atap
yang runcing kemudian melebar sedikit lalu lurus ke bawah dan bagian
bawahnya melebar kembali dengan jarak atap 1,5 - 2,0 meter dari
tanah dan diameter 1,5 3,0 meter. Atap dan bubungannya dibuat dari
jerami atau alang alang, dindingnya terbuat dari anyaman bambu
(bedek), lantainya menggunakan papan kayu dan bale lumbung ini
disangga oleh empat tiang yang terbuat dari tanah dan batu sebagai
fondasi. Bagian atap dari bale lumbung merupakan suatu ruangan
yang digunakan untuk menaruh padi hasil dari beberapa kepala
keluarga. Bentuknya berupa rumah panggung dimaksudkan untuk
menghindari hasil panen rusak akibat banjir dan serangan tikus.
11. Seluruh bahan bangunan (seperti kayu dan bambu) untuk membuat
rumah adat Sasak didapatkan dari lingkungan atau alam sekitar mereka,
bahkan untuk menyambung bagian-bagian kayu tersebut, mereka
menggunakan paku yang terbuat dari bamboo
Untuk membuat rumah adat Sasak bahan bangunan didapatkan dari
lingkungan sekitar mereka tinggal dan merupakan bahan yang ada di
lingkungan sekitar mereka,bukan bahan-bahan yang asing yang tidak
dikenal alam lingkungan sekitar. Bahkan untuk menyambung bagian - bagian
kayu dari rumah adat tersebut, mereka menggunakan paku yangterbuat
dari bamboo yang disebut pasak dan paku.