Putri
BOLA BASEKT PEMBAWA CINTA
Karya Veronica Putri
Hari ini adalah hari spesial bagi sekolah ku, karena hari ini ada final pertandingan basket antara
SMA Merah Putih melawan SMA Nusa Bangsa. Hari ini aku dan teman-teman ku juga akan tampil
dance untuk menghibur para penonton dan memberi semangant pada tim basket sekolah ku. Saat
aku sedang latihan tiba-tiba Alex datang. Aku pun menyuruh teman-teman ku berlatih terlebih
dahulu. Aku pun datang menghampiri Alex dan mengajaknya ke luar.
Acara final basket telah dimulai. Sebagai pembuka tim dance SMA Nusa Bangsa menampilkan
kemampuannya. Tim dance SMA Merah Putih juga tidak mau kalah. Kami menunjukkan perfoma
terbaik kami. Mereka telah terhipnotis dengan penampilan tim ku. Setelah penampilan dance,
pertandingan basket pun dimulai. Tim dance kami memberi semangat pada tim basket SMA kami.
Pertandingan basket berjalan dengan seru. Skor antara SMA ku dan SMA Nusa Bangsa tak jauh
beda. Kini tim basket sekolah ku tertinggal 5 poin dari tim basket SMA Nusa Bangsa. Tim Basket
sekolahku tak mau diam, mereka terus melawan dan kini skor SMA kami lebih tinggi 9 poin.
Tiba-tiba saat salah satu pemain SMA Nusa Bangsa ingin mengoper bola, bola tersebut mengenai
kepalah ku karena laju bola yang begitu deras. Kurasakan pusing di kepala ku. Kupegangi terus
kepalaku. Teman-teman ku memeganggi badan ku yang hampir ambruk. Setelah kejadian itu para
pemain basket diberi waktu istirahat 10 menit. Saat itu juga laki-laki yang melempar bola tersebut
langsung menghampiriku.
Saat itu kulihat Alex berlari menuju ke UKS. Dia langsung menghampiriki dan mendorong laki-laki
tersebut.
"Ini semua pasti gara-gara loh kan" ucap Alex sambil menarik baju laki-laki tersebut.
"Alex!" bentak ku.
"Dia udah buat loh kaya gini Ra"
"Udah lepasin baju itu. Kedatangan loh gak buat gue baik tambah bikin parah kondisi gue" ucap ku
sambil pergi meninggalkan Alex dan laki-laki tersebut. Melihat ku pergi Alex langsung mengikutiku.
"Ra... Tungguin gue" ucapnya sambil menarik tangan ku sehingga wajah ku bertatap dengan
wajahnya. Aku hanya diam dan memasang wajah kesal pada Alex.
"Ra, maafin gue. Gue gini sama loh karena gue khawatir dan sayang sama loh"
"Tapi cara mu salah Lex" umpan ku sambil menatapnya.
"Iya gue tau. Mafin gue ya"
Pertandingan basket akhirnya dilanjutkan. Tim basket SMA Merah Putih masih lebih unggul 5 poin
dari SMA Nusa Bangsa. Sebentar lagi pertandingan akan berakhir, para penoton dari setiap sekolah
terus memberi semangat dan berharap sekolahnya bisa menang. Akhirnya meniup peluitnya tanda
akhir pertandingan. Sekolah kami menang dengan nilai 47-42.
Selesai pertandingan aku dan sahabat ku Rena pergi ke kanti. Saat hendak ke kantin, seorang laki-
laki menghentikan langka ku.
"Hai"
"Juga" jawab ku singkat.
"Maaf ya soal kejadian tadi gue bener-bener gak sengaja"
"Iya gue maafin kok"
"Oh.. Iya kenalin nam gue Raffly"
"Clara dan ini teme gue Rena"
"Ya udah gue duluan ya. Dahh"
Keesokan harinya aku sibuk latihan dance dengan teman-temanku. Aku latihan hingga sore, hari ini
pun aku juga belum bertemu dengan Alex karena masih sibuk memikirkan koreografi. Hingga karena
sudah cukup sore, aku menyuruh pulang teman-temanku. Saat hendak pulang aku melihat Alex
sedang latihan basket. Alex melihatku dan menghampiri ku.
"Hai...."
"Nih buat kamu" sambil menyodorkan sebotol minumam.
"Makasih. Kamu sekarang mau pulang?"
"Iya"
"Maafin aku hari ini aku gak bisa nganterin kamu pulang, aku harus latihan"
"Gak papa kok aku bisa naik taksi. Ya udah aku pulang dulu ya. Dah..."
"Ati-ati di jalan" sambil mencium keningku.
Aku berdiri di pinggir jalan sambil menunggu taksi. Tak lama kemudia ada taksi lewat. Aku pun
segera naik.
Di dalam taksi aku merasa lelah. Aku sempat berpikir untuk pergi jalan-jalan, karena otak ku mulai
penat.
"Pak gak jadi ke Jalan Mawar. Anterin saya ke Cafe dekat toko buku ya pak"
"Baik mbak"
Di cafe tersebut aku duduk terdiam sendirian. Kurasakan otak ku mulai penuh. Tiba-tiba ada
seorang pelayang menghampiriku.
Aku tak menjawab pertanyaan pelayan tersebut dan terdiam melihat pelayan tersebut. Aku merasa
tidak asing dengan wajah pelayang tersebut.
Aku hanya tertawa saat Raffly menginggatkan ku kejadian saat Raffly melemparkan bola dan
mengenaiku.
"Orangnya kan cuma satu tapi pesannya kok....". Belum selesai Raffly bicara aku pun sudah
memotongnya.
"2. Gue mau loh temenin gue disi. Gue lagi bosen nih. Gak papa kan"
"Hmm... Gak papa sih. Mumpung gak ada kerjaan juga. Tak lama kemudian Raffly datang dan
membawah minuman.
"Makasih. Udah duduk aja"
"Tumben sendirian"
"Hmm... Iya gue habis dari latihan dance"
"Pantes muka loh kelihatan capek banget". Aku hanya tersenyum.
"Pasti capek"
"Hmm... lumayan. Oh iya kamu kerja disini?"
"Iya buat bantu keluarga"
"Gue bangga sama loh"
"Bangga sama gue? kenapa?"
"Loh masih mau membantu keluarga loh. Pahdalhan remaja sekaran pasti udah tidak mau
melakukan pekerjaan seperti kamu. Pasti mereka akan malu"
"Hmm... mengapa harus malu kalau pekerjaan ini halal"
"Hmm... Kamy benar. Ya udah gue pulang dulu ya. Oh ya boleh gak aku mintak nomor mu?. Buat
temenan atau mungkin tempat curhat"
"Hmm... Nih" sambil menyodorkan sebuah kertas.
"Ya udah makasih ya. Dahhh..."
"Udah lama?"
"Itu gak penting. Ra tadi aku lihat kamu berduaan sama cowok SMA Nusa Bangsa yang waktu itu
melempar bola pada mu"
"Iya namanya Raffly"
"Kamu ngapain aja sama dia"
"Aku gak ngapa-ngapain sama dia. Aku cuma menyurunya menemani ku minum kopi. Udah itu aja
gak lebih. Aku gak mau berantem dengan kamu. Aku mau masuk. Selamat malam dan cepat
pulang". Aku pergi masuk meninggalkan Alex.
Keesokan harinya Alex sudah menunggu ke di kelas. Aku hanya diam dan menghampirinya.
Sepulang sekolah aku pergi ke tempat kerja Raffly. Aku duduk dan Raffly menghampiri ku.