Anda di halaman 1dari 2

Pendahuluan

Anak adalah aset bangsa dan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang akan
menentukan masa depan bangsa dan negara kita. Oleh karena itu perhatian dan
harapan yang besar perlu diberikan kepada anak. Tulisan yang dirangkum dalam
Infodatin ini dipublikasi rangka Peringatan Hari Anak Nasional 23 Juli 2014 dengan
tujuan untuk terus mengingatkan kita dalam pemenuhan hak-hak anak Indonesia.

Landasan Hukum Hak-Hak Anak


Hak-hak anak sudah melekat dalam diri setiap anak dan diakomodasi melalui undang-
undang. Landasan hukum yang mengatur pemenuhan hak-hak anak, antara lain:
Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 28B ayat 2 mengatakan: Setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, pasal 2 ayat 1-
4:
(1) Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan
kasih sayang baik dalam keluarganya maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh
dan berkembang dengan wajar.
(2) Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan
sosialnya, sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa, untuk menjadi warga
negara yang baik dan berguna.
(3) Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik semasa dalam kandungan
maupun sesudah dilahirkan.
(4) Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat
membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar.

Konvensi Hak-Hak Anak yang disetujui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal
20 November 1989 dan telah ditandatangani oleh Pemerintah Republik Indonesia di
New York pada tanggal 26 Januari 1990 melalui Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun
1990 tentang Pengesahan Convention on The Rights of The Child. Seluruh bagian
dalam Konvensi ini mengatur pemenuhan hak-hak anak.
Ada 4 prinsip dasar hak anak yang terkandung di dalam Konvensi Hak Anak, yaitu:
1. Non-diskriminasi.
2. Kepentingan yang terbaik bagi anak.
3. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan.

4. Penghargaan terhadap pendapat anak.


Setiap orang dewasa, masyarakat dan pemerintah berkewajiban untuk menghormati,
melindungi dan memenuhi hak-hak anak sejak anak masih di dalam kandungan,
memenuhi kebutuhan dasar anak dalam bentuk asih (kebutuhan fisik biologis termasuk
pelayanan kesehatan), asah (kebutuhan kasih saying dan emosi), dan asuh (kebutuhan
stimulasi dini) agar anak bertumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Di samping memenuhi hak-hak yang sudah melekat pada anak, pembinaan
anak perlu pula diarahkan untuk menggugah dan meningkatkan kesadaran akan
kewajiban dan tanggung jawab anak kepada orang tua, masyarakat, bangsa dan
negara.

Batasan Usia Anak


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, pasal 1 Ayat 1, Anak adalah seseorang yang belum berusia 18
(delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Sedangkan
menurut definisi WHO, batasan usia anak adalah sejak anak di dalam kandungan
sampai usia 19 tahun. Berdasarkan Konvensi Hak-hak Anak yang disetujui oleh Majelis
Umum Perserikatan Bangsa-bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989 dan diratifikasi
Indonesia pada tahun 1990, Bagian 1 pasal 1, yang dimaksud Anak adalah setiap
orang yang berusia di bawah 18 tahun, kecuali berdasarkan undang-undang yang
berlaku bagi anak ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal.

Anda mungkin juga menyukai