Anda di halaman 1dari 2

ISU-ISU KONTEMPORER DALAM AKUNTANSI KEUANGAN

Manfaat dan kendala dari adopsi IFRS adalah:


Manfaat Konvergensi IFRS secara umum adalah:
a. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar
Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability).
b. Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.
c. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal
secara global.
d. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
e. Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan
untuk melakukan earning management.
Kendala dalam harmonisasi PSAK ke dalam IFRS
1. Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya
2. IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS masih
dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.
3. Kendala bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dan acapkali ini tidaklah mudah.
4. Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak
metode akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan.
5. Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.
6. Support pemerintah terhadap issue konvergensi.

Prinsip-prinsip GCG:
1. Transparansi (Transparency)
Prinsip Dasar
Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan
informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami
oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan
tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi
juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur
dan pemangku kepentingan lainnya.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Prinsip Dasar
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan
wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan
kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham
dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan
untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
3. Responsibilitas (Responsibility)
Prinsip Dasar
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan
tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara
kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai
good corporate citizen.
4. Independensi (Independency)
Prinsip Dasar
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara
independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan
tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Prinsip Dasar
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan
kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan
asas kewajaran dan kesetaraan.

Free Cash Flow


Free Cash Flow menunjukkan kelebihan jumlah kas perusahaan setelah membayar seluruh
pengeluaran termasuk investasi dan pembayaran hutang serta dividen.
FCF = Operating income Change in net operating assets
Net operating assets = Operating assets - Operating liabilities
Operating assets = total assets - financial
Operating liabilities = total liabilities financial liabilities
Free Cash Flow vs Earnings
FCF berbeda dari laba bersih, setidaknya dalam dua hal, yakni :
(1)Semua biaya (expense) non kas ditambahka kembali ke laba bersih untuk mendapat aliran
kas dari operasi, sehingga kemungkinan besar laba yang dilaporkan lebih rendah dari
aliran kas
(2) FCF terhadap ekuitas merupakan arus kas residual setelah memenuhi pengeluaran
modal dan modal kerja yang dibutuhkan, sedangkan laba bersih tidak mencakup
keduanya.

Hubungan Free Cash Flow dengan Agency Cost


Teori agensi menyatakan bahwa ada pemisahan fungsi antara agen (manajemen) dengan
prinsipal (pemilik), hal tersebut berakibat munculnya konflik kepentingan (conflict of
interest).
Untuk mengurangi konflik kepentingan tersebut dikeluarkan agency cost.
Asimetri informasi juga mempengaruhi kebijakan manajemen atas FCF yang dimiliki oleh
perusahaan. Sementara itu, terdapat masalah keagenan pada perusahaan yang
memiliki FCF tinggi dan pertumbuhan rendah. Perusahaan dengan pertumbuhan tinggi
cenderung memiliki FCF yang sedikit, sementara perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan rendah cenderung mempunyai FCF tinggi (cited in Sugiri & Abdullah,
2003, p.14).
Menurut Jensen (1986), free cash flow yang lebih besar cenderung mengandung agency
cost yang lebih besar pula, misalnya inherent risk yang dihadapi dalam pengauditan
atas laporan keuangan (sehingga berimplikasi pada audit fees yang lebih tinggi).

Anda mungkin juga menyukai