Anda di halaman 1dari 6

BAB III

PERMODELAN STRATIGRAFI PERLAPISAN DAERAH PENELITIAN

3.1. Stratigrafi Lokal Daerah Penelitian


Berdasarkan ciri-ciri litologi dari data yang ada, maka daerah penelitian terdiri dari
perlapisan batuan:
1. Batupasir (Sandstone), batupasir adalah suatu batuan sedimen klastikyang dimana partikel
penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir dibentuk dari
butiran-butiran yang terbawa oleh bergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau
saluran di suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil
atau kalsit untuk membentuk batu batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri atas
butir kwarsa sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang bersifat menentang laju
arus.
2. Batulanau (Siltstone), batulanau adalah batuan sedimen klastik menengah dalam komposisi
mineralnya antara batupasir dan lempung. Sebuah batu pasir dapat terlihat memiliki
komponen yang berbeda yang terlihat jelas, sedangkan batulempung hanya dapat terlihat
menggunakan mikroskop. Berdsarkan pengamatan batulanau ini memiliki partikel partikel
sangat halus, namun masih cukup besar untuk ukuran pasir. Batulanau merupakan yang
masuk dalam sedimen, karena batu ini terbentuk akibat dari lithifikasi bahan rombakan
batuan asal atau denudasi. Batuan asal dapat dari batuan beku, metamorf, dan sedimen.
Fragmentasi batuan asal tersebut di mulai dari pelapukan mekanis maupun secara kimiawi,
kemudian terosi dan tertranportasi oleh aliran air menuju suatu cekungan pengendapan.
Setaelah pengendapan berlangsung, sedimen mengalami diagenesa yang dapat merubah
sedimen menjadi keras.
3. Tuff, tuff merupakan batuan piroklastik yang terbentuk dari material vulkanik klastik yang
dihasilkan dari serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunung api. Yang memiliki
ukuran butir Debu halus kasar ( < 0,04 mm ).
4. Carbonaceous, carbonaceous merupakan deposit batuan sedimen dimana bahan utama
adalah karbon yang merupakan turunan dari materi tanaman sisa mungkin gambut , lignit
(brown coal), atau salah satu varietas batubara seperti batubara bituminous atau anthracite.
5. Batubara (coal), batubara adalah sedimen (padatan) yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa
tumbuhan yang terhumifikasi, berwarna coklat sampai hitam yang selanjutnya terkena proses
fisika dan kimia yang berlangsung selama jutaan tahun hingga mengakibatkan pengkayaan
kandungan karbon

3.2. Geologi Struktur Daerah Penelitian


Pada daerah penelitian DH-01, DH-02, DH-03, DH-43, DH-04, DH-05, DH-06, DH-
07, DH-08, DH-09, DH-10, DH-11, DH-42 terdapat struktur geologi berupa sesar. Lapisan
batubara dalam kelompok ini diendapkan dalam kondisi sedimentasi yang lebih bervariasi dan
sampai tingkat tertentu telah mengalami pengaruh tektonik dan pasca proses pengendapan,
ditandai oleh adanya perlipatan dan sesar. Kelompok ini dicirikan pula oleh kemiringan lapisan
dan variasi ketebalan lateral yang sedang serta berkembangnya percabangan lapisan batubara,
namun sebarannya masih dapat diikuti sampai ratusan meter. Kualitas batubara secara langsung
berkaitan dengan tingkat perubahan yang terjadi baik pada saat proses sedimentasi berlangsung
maupun pasca pengendapan.

III-1
Gambar 3.1.
Penampang Tipikal Struktur Geologi Daerah Penelitian DH-01, DH-02, DH-03, DH-43, DH-04,
DH-05, DH-06, DH-07, DH-08, DH-09, DH-10, DH-11, DH-42

3.3. Fence Diagram Endapan


Fence diagram endapan adalah penggambaran 3D dari stratigrafi daerah penelitian.
Berikut penggambaran diagram fence dari DH05 sampai DH07 dengan jarak 1 km.

.Gambar 3.2.
Fence Diagram Endapan DH-05, DH-06 dn DH-07

3.4. Penampang Tipikal Daerah Penelitian

III-2
Berikut adalah penampang tipikal yang digambarkan software Strater 4.

Gambar 3.3.
Penampang Tipikal Daerah Penelitian DH-01, DH-02, DH-03, DH-43, DH-04, DH-05, DH-06,
DH-07, DH-08, DH-09, DH-10, DH-11, DH-42

Penampang tipikal pada gambar 3.3. diatas, terdapat lapisan batuan batulanau
(siltstone),batupasir (sandstone), carbonaceous yang diibaratkan sebagai lapisan penutup (over
burden) dan lapisan batubara. Dari DH-01, DH-02, DH-03, DH-43, DH-04, DH-05, DH-06,
DH-07, DH-08, DH-09, DH-10, DH-11, DH-42 terdapat seam B dan seam C dengan beberapa
percabangan, namun pada seam A dan seam D terjadi penggerusan lapisan batubara akibat
adanya struktur geologi.

Gambar 3.4.
Penampang Tipikal Daerah Penelitian DH-12, DH-13, DH-14, DH-15, DH-16, DH-17, DH-18,
DH-19, DH-20, DH-21, DH-22, DH-23, DH-24, DH-25, DH-26, DH-27, DH-28, DH-29,
DH-31

Penampang tipikal daerah penelitian pada gambar 3.4, terdapat lapisan batuan batulanau
(siltstone),batupasir (sandstone), carbonaceous dan lapisan batubara. Pada DH-12, DH-13, DH-

III-3
14, DH-15, DH-16, DH-17, DH-18, DH-19, DH-20, DH-21, DH-22, DH-23, DH-24, DH-25,
DH-26, DH-27, DH-28, DH-29, DH-31, terdapat seam A, B, B1, B2, C, C1, C2 dan D batubara.

Gambar 3.5.
Penampang Tipikal Daerah Penelitian DH-32, DH-33, DH-34, DH-35, DH-36, DH-37, DH-38,
DH-39, DH-40, DH-41

Penampang tipikal pada gambar 3.5. diatas dapat dilihat bahwa lapisan batupasir
(sandstone), batulanau (siltstone) dilapisan atas batubara (coal) dengan sisipan carbonaceous
didalam lapisan batubara. Dari DH-32, DH-33, DH-34, DH-35, DH-36, DH-37, DH-38, DH-
39, DH-40, DH-41 terdapat seam A, B, B1, B2, C, dan D.

III-4
3.5. Model Endapan Batubara

Gambar 3.6.
Model Endapan Batubara DH-01, DH-02, DH-03, DH-43, DH-04, DH-05, DH-06, DH-07,
DH-08, DH-09, DH-10, DH-11, DH-42

Dapat dilihat model endapan batubara pada gambar 3.6. umumnya berupa clay vein dan
fault. Pada DH-05, DH-06, DH-07, DH-08 diketahui adanya lapisan silt stone yang mengisi
diantara seam B1 dan B2.

Gambar 3.7.
Model endapan Batubara DH-12, DH-13, DH-14, DH-15, DH-16, DH-17, DH-18, DH-19, DH-
20, DH-21, DH-22, DH-23, DH-24, DH-25, DH-26, DH-27, DH-28, DH-29, DH-31

III-5
Gambar 3.8.
Model endapan Batubara DH-32, DH-33, DH-34, DH-35, DH-36, DH-37, DH-38, DH-39, DH-
40, DH-41

Gambar 3.9.
Model Endapan Batubara DH-48, DH-49, DH-44, DH-50

III-6

Anda mungkin juga menyukai