Anda di halaman 1dari 9

PERBEDAAN PENGARUH MENYUSUI SELAMA ENAM MINGGU

POSTPARTUM TERHADAP PERUBAHAN BOBOT BADAN IBU

ANITA AGUSTIN

07140100292

D2

STUDI D IV KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU


JAKARTA
TA.2014
Perbedaan Pengaruh Menyusui Selama Enam Minggu Postpartum
Terhadap Perubahan Bobot Badan Ibu

Anita Agustin, Anne Rufaridah, Miftakhul Jannah


STIKes Ranah Minang Padang, Prodi Kebidanan, Jalan Parak Gadang no.35 B Padang Timur
Email : anitaagustin292@yahoo.com

Abstrak

Berat badan akan kembali setalah melahirkan. Salah satu cara yang paling aman untuk mengurangi
berat badan setelah melahirkan adalah menyusui, kecukupan asupan energi, konsumsi makanan
berserat, dan activitas rutin ibu setelah melahirkan. Perbedaan laktasi selama enam minggu post
partum mengubah berat badan ibu.

Perencanaan penelitian yang digunakan adalah kohort prospektif dengan jumlah sampel 70 ibu
menyusui yang memenuhi kriteria inklusi, sampling yang digunakan adalah teknik sampling
purposive. Data dianalisis dalam univariat, bivariat dengan T-Test dan multivariat dengan regresi
linier.

Setelah danalisa, tidak ada perbedaan signifikan rata-rata dari berat badan antara ibu yang memiliki
aktivitas rendah dengan ibu yang melakukan aktivitas tinggi dengan nilai p > 0,05. Ada perbedaan
rata-rata berat badan ibu pada minggu ke-6 dengan frekuensi menyusui > 6 kali/hari dengan ibu
menyusui <6kali/hari. Rata-rata dari berat badan (57,4667 g) pada ibu menyusui >6kali/hari selama 6
minggu dibandingkan dengan ibu menyusui <6kali/hari (53,7791 g). Faktor dominasi adalah asupan
energi dan asupan serat keduanya memiliki perbedaan yang signifikan dengan nilai p < 0,05. Ibu
menyusui selama 6 minggu dengan frekuensi menyusui > 6kali/hari mengalami peningkatan berat
badan dibandingkan dengan ibu yang menyusui dengan frekuensi <6kali/hari.
Kata kunci: Laktasi, Kegiatan Rutin, Intake Energi, Intake Serat, Perubahan Tubuh

Abstract

The body weight will return weight of body after delivering birth. One of way that is most safe to
reduce body weight after delivering birth is suckle, sufficiency of intake energy, consumption of
fibrous food and mother routine activity after delivering birth. Difference lactattion during six week
post partum to change of mother body weight.

Research planning applied is cohort prospective with number of samples 70 breast-feeding motherses
fulfiling criterion inklusi. Sampling with technique purposive sampling. Data is analysed in univariat,
bivariat with T-Testand Multivariate with linear Regression.

After analysed, there were no differece of signifikan average of the body weight between mothers
having low activity with mother doing high activity with value p > 0,05. There is difference of
average of the body weight mother at week ke-6 with frequency suckles > 6 times/day with breast-
feeding mothers < 6 time/day. Average of the body weight (57,4667 g) at suckling mother > 6
times/day during 6 week compared to breast-feeding mothers < 6 times/day (53, 7791 g). Dominance
factor is intake energy and intake fibre both having difference that signifikan with value p < 0,05.
Mother suckling during 6 week with frequency suckles > 6 times/day exoeriences improvement of
body weight compared suckling with frequency < 6 times/day.
Keywords : Lactation, Routine Activity, Energy Intake, Fibre Intake, Change of Body Weight

PENDAHULUAN
Sumber zat gizi yang penting bagi melakukan upaya pemberian ASI di enam
bayi adalah Air Susu Ibu (ASI). Keunggulan bulan pertama kehidupan bayinya, umumnya
dan Keistimewaan ASI sebagai nutrisi tidak mengalami penurunan BB sebesar 0,6-0,8kg
diragukan lagi. Seperti halnya nutrisi pada BB/bulan. Menyusui dengan manajemen
umumnya, Asi mengandung komponen macro laktasi yang tepat akan menyebabkan
dan Micro nutrien. Volume dan komposisi penurunan BB optimal (Hendri, 2006).
nutiennya berbeda untuk setiap ibu bergantung
pada kebutuhan bayi. Kuantitas dan kualitas Olson, et all., (2002) wanita yang
produksinya perlu dijaga agar perkembangan mengalami rata-rata peningkatan berat badan
fisik dan mental bayi bisa optimal, caranya 5,95kg berat badan dimulai dari awal
antara lain dengan mengkonsumsi makanan kehamilan atau satu tahun setelah melahirkan
bergizi, terutama sayuran, minum air putih, dimulai dari awal kehamilan. Hampir 25%
cukup istirahat dan sering menyusui bayi. wanita mengalami kenaikkan berat badan 1 kg
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, WHO pada satu tahun post partum. Perubahan
merekomendasikan agar bayi baru lahir asupan makanan dan frekuensi latihan selama
mendapat ASI karena merupakan nutrisi masa menyusui secara signifikan berkaitan
alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan dengan perubahan berat badan setelah
gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal. melahirkan.
Data dari UNICEF tahun 2006 hanya 24 % Di Kabupaten Rejang Lebong angka
bayi di Indonesia yang disusui secara ekslusif persalinan tahun 2008 mencapai 897 ibu,
oleh ibunya hingga usia enam bulan. tahun 2009 mencapai 1015 ibu meningkat 3%,
Wanita yang telah mengalami over sedangkan angka kejadian menyusui pada ibu
weight ataupun obesitas sebelum masa 338 orang mencapai 33,6% pada tahun 2008
kehamilan diharapkan mengalami dan tahun 2009 ibu menyusui 506 orang ibu
pertambahan berat badan yang tidak terlalu mencapai 49,8%. Masih rendahnya cakupan
besar. Hal tersebut penting dilakukan agar pemberian ASI karena ibu telah memberikan
berat badan setelah melahirkan tidak makanan pra-laktal sebelum waktunya. Tujuan
meningkatkan secara tajam. Pemberian ASI penelitian ini diketahuinya perbedaan
yang tepat akan mengakibatkan penurunan pengaruh menyusui selama enam minggu
bobot badan (BB) ibu pada masa periode postpartum terhadap perubahan bobot badan
menyusui.Penurunan BB ini akan tetap terjadi ibu di Kabupaten Rejang Lebong.
walaupun tanpa dilakukan diet yang terlarang
pada masa laktasi. Seorang ibu menyusui

Instrumen yang digunakan untuk


mengukur asupan energi dan asupan serat
BAHAN DAN CARA KERJA adalah food frequency Questionare (FFQ) yang
memuat tentang daftar makanan dan frekuensi
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penggunaan makanan tersebut pada periode
penelitian ini adalah menggunakan rancangan
tertentu. Untuk observasi berat badan ibu
cohort prospective. Populasinya adalah seluruh
digunakan timbangan tegak dengan ketelitian
ibu post partum yang menyusui bayinya
0,1kg.
diwilayah kabupaten Rejang Lebong sejumlah
728 orang. Sampel diambil secara purposive HASIL DAN PEMBAHASAN
sampling sebanyak 70 orang, dengan kriteria
ibu dalam keadaan sehat dan tidak cacat fisik. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk
analisa univariat, bivariat, dan multivariat.
Analisa Univariat

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Perubahan


Berat Badan (kg) Selama Enam
Minggu Menyusui
Variabel Mean SD Min Mak
Perubaha 55,55 7,39 42,00 73,00
n
BB 55,29 6, 97 43,00 73,00
55,20 6,79 43,00 72,00

Berdasarkan tabel 1. Dapat dijelaskan bahwa


rata-rata bobot badan ibi 55,20kg selama
menyusui enam minggu masa postpartum.

Analisa Bivariat

Tabel 2. Pengaruh Perubahan Berat Badan, Frekuensi Menyusui, Pemberian MP.Asi, Aktivitas,
Asupan Energi, dan Asupan Serat Ibu selama 2 Minggu, 4 Minggu dan 6 Minggu di
Kabupaten Rejang Lebong.

Variabel T-Test
95% C1
Menyusui T pValu Mean Lower Upper
e
BB 2 Minggu > 6kali/hari -1,214 0,239 -2,84121 -7,72434 2,04192
<6kali/hari
BB 4 Minggu > 6kali/hari 2,545 0,013 3,92231 0,84391 7,44621
<6kali/hari
BB 6 Minggu > 6kali/hari 2,200 0,031 3,37098 0,31310 6,24887
< 6kali/hari
MP ASI
BB 2 Minggu Ya 1,273 0,220 2,80115 -1,84391 7,44621
Tidak
BB 4 Minggu Ya -1,244 0,218 -2,11199 -5,50847 1,28448
Tidak
BB 6 Minggu Ya -1,026 0,311 -1,68200 -4,98804 1,62404
Tidak
Frekuensi
Menyusui 6minggu
BB 6 Minggu > 6 minggu 2,445 0,017 3,68760 0,67627 6,69892
< 6 minggu
Aktivitas
BB 2 Minggu Rendah 0,785 0,453 2,178 -4,109 8,466
Tinggi
BB 4 Minggu Rendah -1,425 0,161 -2,505 -6,039 1.028
Tinggi
BB 6 Minggu Rendah -0,514 0,610 -0,854 -4,216 2,507
Tinggi
Asupan Energi
BB 6 Minggu <2300kkal/hari 2,389 0,015 3,284 6,277 9,523
>2300kkal/hari
Asupan Serat
BB 6 Minggu <445kkal/hari 43,215 0,022 2,246 43,775 46,728
>445kkal/hari

Berdasarkan tabel 2, hasil uji T menyusui < 6 kali/hariibu yang menyusui >
menunjukkan nilai p= 0,239 > 0,05 maka Ho 6kali/hari selama 6 minggu mempunyai rata-
gagal di tolak artinya tidak ada perbedaan rata- rata BB lebih tinggi (57,4667 g ) dibandingkan
rata BB ibu pada minggu ke-2, minggu ke-4, dengan ibu yang menyusui < 6kali/hari
minggu ke-6 antara ibu yang menyusui > (53,7791 g).
6kali/hari dengan ibu menyusui < 6kali/hari.
Rata-rata BB ibu post partum yang menyusui Hasil uji T aktivitas selama 2,4 dan 6
> 6kali/hari justru lebih tinggi (57,1759 g) minggu menunjukkan nilai p = 0,61 > 0,05
dibandingkan dengan ibu yang menyusui maka Ho gagal di tolak artinya tidak ada
dengan ibu yang menyusui < 6 kali/hari perbedaan signifikan rata-rata BB antara ibu
(53,8049 g) aktivitas rendah dengan ibu aktivitas tinggi
selama 6 minggu. Perbedaan rata-rata
Pemberian MP ASI dengan perubahan perubahan BB dengan asupan serta hasil uji T
BB 2 minggu, minggu ke-4 dan minggu ke-6 menunjukkan nila p = 0,015 < 0,05 maka Ho
hasil uji T menunjukkan nilai p = 0,220 > 0,05 dotolak artinya ada perbedaan signifikan rata-
maka Ho gagal di tolak artinya tidak ada rata BB selama 6 minggu dengan asupan
perbedaan signifikan rata-rata BB ibu yang energi > 445kkal/hari dengan rata-rata BB
memberikan MP ASI dengan ibu yang tidak lebih tinggi (57,4667 g) di bandingkan dengan
memberikan MP ASI. Perbedaan rata-rata BB ibu yang mempunyai asupan serat
selama enam minggu dengan menyusui <445kkal/hari (53,7791 g). Hasil analisi
didapatkan hasil uji T menunjukkan nilai p = bivariat menunjukkan beberapa variabel
0,017 < 0,05 maka Ho di tolak artinya ada potensial masuk dalam model multivariat
perbedaan rata-rata BB ibu pada minggu ke-6 karena nilai p < 0,25 adalah menyusui,
antara ibu yang menyusui selama 6 minggu frekuensi menyusui, asupan menyusui dan
dengan frekuensi > 6 kali/hari dengan ibu asupan serat.

Analisis Multivariat

Tabel 3. Model Akhir Pengaruh Asupan Energi Dan Asupan Serat Selama 6 Minggu Dengan
Perubahan Berat Badan Ibu Di Kabupaten Rejang Lebong.

Model Akhir 95% C1


B T pValue Lower Upper
BB 6 MInggu Asupan energi 55,141 2,423 0.018 9,727 100,556
Asupan serat 54,184 51,432 0,000 52,082 56,287

Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa Demikian juga dengan ibu yang


faktor yang berpengaruh terhadap perbedaan mengkonsumsi asupan serat lebih dari
rata-rata BB ibu adalah asupan energi dan 200kkal/hari atau 30 g perhari berpeluang
asupan serat. Ibu yang mempunyai asupan mengalami peningkatan BB sebesar 52,08 kali
energi lebih dari 2300 kkal/hari berpeluang dibandingkan ibu yang mengkonsumsi serat
9,72 kali mengalami perubahan BB kurang dari 200 kkal/hari.
dibandingkan dengan ibu yang mengkonsumsi
asupan energi kurang dari 2300kkal/hari. DISKUS (PEMBAHASAN)
Pengaruh Aktivitas Dengan Perubahan BB metabolisme jaringan baru. Namun dengan
adanya pertambahan kebutuhan kalori ini tidak
Peningkatan BB selama kehamilan yang lantas menjadikan terlalu banyak makan.
sehat adalah hal yang wajar bagi seseorang ibu
ingin kembali ke berat badan sebelum Tubuh memerlukan sekitar 80.000
kehamilan. Perubahan BB yang drastis akan tambahan kalori pada kehamilan. Berdasarkan
berpengaruh terhadap kesehatan jangka jumlah tersebut, berarti setiap harinya sekitar
panjang ibu. (Harrison, 2005) menyatakan 300 tambahan kalori di butuhkan ibu hamil.
untuk kembali ke BB semula sebelum Monitorlah berat badan untuk membantu
kehamilan dalam tahun pertama setelah menilai apakah ibu mengkonsumsi makanan
melahirkan yang sehat maka lakukan diet sehat sesuai dengan jumlah kalori yang tepat.
dan olahgara. Jika ibu melakukan aktivitas Mungkin saja ibu menbutuhkan bantuan
tinggi maka lakukan penambahan kalori 1800 dokter ataupun ahli gizi untuk menbantu anda
perhari dan jika ibu menyusui, tambahkan dalam mencukupi kebutuhan kalori selama
asupan 300-500 kalori. Jika kurang dari kehamilan dan menyusui (Harris dan Robert,
kebutuhan diatas maka ibu dan bayi tidak akan 2007).
mendapatkan kecukupan nutrisi (Sulter, 2000).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Hasil penelitian ini didapatkan tidak ada olson (2002) dan Winkis (1999) menyatakan
perbedaan signifikan rata-rata BB antara ibu ibu yang mempuanyai kecukupan asupan
aktivitas rendah dengan ibu aktivitas tinggi energi meningkat BB 25% atau 4,55kg dari 1
selama 6 minggu dengan nilai p > 0,05, tahun post partum. Dalam penelitian di atas
perbedaan dalam penelitian ini dengan meneliti banyaknya asupan lemak yang
penelitian di atas adalah untuk aktivitas ibu dikonsumsi ibu menyusui sedangkan dalam
hanya melakukan aktivitas sehari-hari seperti penelitian ini asupan lemak direccal sekaligus
menyapu, mencuci pakaian, dan tidak dengan dengan karbohidrat dan protein.
melakukan kegiatan olahraga yang teratur
sesuai dengan anjuran 4kali/minggu dan setiap Pengaruh Asupan Serat Dengan Perubahan
melakukan olahraga minimal 30menit dapat BB
menjaga kesehatan ibu dan bayi. Menurut Khomsan (2010), makanan
Pengaruh Asupan Energi Dengan yang berserat tidak hanya melancarkan proses
Perubahan BB pembuangan tapi serat bermanfaat untuk suatu
kebutuhan menuju sehat. Data-data statistik
Hasil penelitian ini menunjukkan ada menyebutkan penyakit pembunuh di Indonesia
perbedaan signifikan perubahan rata-rata BB di dominasi penyakit pembuluh darah, jantung,
ibu menyusui dengan asupan energi stroke, yang terkait dengan kolestrol.
didapatkan nilai p < 0, 05 dan ibu yang
mempunyai asupan energi lebih dari 2300 Hasil penelitian ini ibu yang mempunyai
kkal/hari berpeluang 9,72 kali mengalami asupan energi lebih dari 2.300 kkal/hari.
perubahan BB dibandingkan dengan ibu yang Berpeluang 9,72kali mengalami erubahan BB
mengkonsumsi asupan energi kurang dari 2300 dibandingkan dengan ibu yang mengkonsumsi
kkal/hari. Secara teoritis seorang teoritis asupan energi < 2300 kkal/hari. Demikian
seorang wanita selama kehamilan memiliki dengan ibu yang mengkonsumsi asupan serat
kebutuhan energi yang meningkat. Energi ini lebih dari 200 kkal/hari atau 30 g per hari
digunakan untuk pertumbuhan janin, berpeluang mengalami peningkatan BB
pembentukan plasenta, pembuluh darah, dan sebesar 52,08 kali dibandingkan ibu yang
jaringan yang baru. Selain itu, tambahan kalori mengkonsumsi serat < 200 kkal/ hari.
dibutuhkan sebagai tenaga untuk proses
Cara menakar agar kita memperoleh 20- Ibu yang menyusui bayinya akan
30 g serat. Seringkali kita kurang menurunkan lemak tubuh ibu sehingga BB
mengkonsumsi sayur dan buah sehingga rata- akan mengalami perubahan yang signifikan
rata orang Indonesia asupan seratnya hanya 11 ( kramer FM,et all., 2003). Demikian juga
g per hari, dari angka kebutuhan 20-30 g. menurut penelitian Hendri (2006), pemberian
Untuk itu keberagaman variasi menu makanan ASI yang tepat akan mengakibatkan
sanganlah dianjurkan agar kita memperoleh penurunan berat badan (BB) ibu pada masa
jumlah serat yang cukup (Khomsam, 2010). periode menyusui. Penurunan BB ini akan
tetap terjadi walaupun tanpa dilakukan diit
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang terlarang pada masa laktasi. Seorang ibu
Harrison (2005) menyatakan makanansehat menyusui melakukan upaya pemberian ASI di
memiliki banyak serat seperti beras merah, enam bulan pertama kehidupan bayinya,
kacang-kacangan, sayur-sayuran mentah. umumnya mengalami penurunan BB sebesar
Selain itu konsumsi air putih sebanyak 2000 cc 0,6-0,8 kg BB/bulan. Menyusui dengan
atau 2 L membantu kelancaran proses serat di manajemen laktasi yang tepat akan
dalam tubuh ibu menyusui, dengan diet yang menyebabkan penurunan BB optimal.
sehat mampu mengendalikan BB dan
meningkatkan kualitas hidup. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
diambil suatu kesimpulan, sebagai berikut:
Pengaruh Menyusui dengan Perubahan BB tidak ada perbedaan signifikan rata-rata BB
antara ibu aktivitas rendah denagan ibu
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai p
aktivitas tinggi selama 6 minggu.ada
= 0,017 < 0,05 maka Ho ditolak artinya ada
perbedaan rata-rata BB ibu pada minggu ke-6
perbedaan rata-rata BB ibu pada minggu ke-6
antara ibu yang menyusui selama 6 minggu
antara ibu yang menyusui selama enam
dengan frekuensi > 6kali/hari dengan ibu
minggu dengan frekuensi > 6 kali/hari dengan
menyusui < 6kali/hari. Ibu yang menyusui >
ibu menyusui < 6 kali/hari. Ibu yang menyusui
6kali/hari selama 6 minggu mempunyai rata-
> 6 kali/hari selama 6 minggu mempunyai
rata BB lebih tinggi (57,4667 g) dibandingkan
rata-rata BB lebih tinggi (57,4667 g)
dengan ibu yang menyusui < 6kali/hari
dibandingkan dengan ibu yang menyusui < g
(53,7791 g). Faktor yang dominan
kali/hari (53, 7791 g). Ibu yang menyusui
berpengaruh adalah perbedaan rata-rataa
dengan frekuensi > 6 kali/hari berpeluang 0,
asupan energi dengan BB ibu selama 6 minggu
67 kali meningkat BB dibandingkan dengan
dan perbedaan rata-rata asupan serat dengan
ibu yang menyusui kurang dari 6 kali/hari.
BB ibu selama 6 minggu menyusui.
Dalam penelitian ini ada perbedaan pengaruh
yang signifikan perubahan BB pada minggu ke Perlu disarankan bagi keluarga ibu
-4 dan mingg ke-6 post partum. postpartum memahami perubahan fisik ibu
selama hamil dan menyusui serta faktor-faktor
Penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang mempengaruhinya sehingga kebutuhan
sayekti (2007) menunjukkan bahwa selama
energi dan serat ibu terpenuhi dan BB ibu
6minggu postpartum sebanyak 96% ibu
menjadi stabil kembali setelah masa menyusui
menyusui ekslusif dan 72% ibu menyusui
6 bulan.petugas kesehatan di Wilayah Dinas
tidak ekslusif mengalami penurunan berat
Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong dapat
badan. Pengaruh menyusui ekslusif terhadap
mengaktifkan kegiatan kegiatan pendidikan
penurunan berat badan ibu sebesar 12,9%
kesehatan pada ibu terutama mengenai
dengan rerata penurunan berat badan sebesar
kecukupan zat gizi selama masa menyusui
2,08 kg pada ibu menyusui ekslusif dan 0.89
untuk meningkatkan kesehatan ibu dan
kg pada ibu menyusui tidak ekslusif.
bayinya melalui kegiatan di Posyandu.
DAFTAR PUSTAKA Sayekti H (2000). Association of
Reprodukction Health Proffessionals ;
Bobak, L.M, Lowdermik, D.T, dan Jensen, Counceling PostPartum Patient about Diet and
M.C (2005), Keperawatan Maternitas, EGC, Exercise. Diundu April 2009. http//
Jakarta. www.sutter health.com.
Harris, Karmas E., Robert S. (2007). Evaluasi Winkis and Rasmussen (1999). Weight change
Ilmu Gizi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. in Post Partum Periode: a review of the Liter J.
Nurse Midwifery. 40 : 418-23.
Hendri (2006). Laktasi dan Perubahan Berat
Badan Selama Menyusui Ekslusif. Tesis UI., World Healt Organization (2001). Man and
Diunduh Tanggal 18 Februari 2010 dari New Born health Save Mother Unit, A
http//www.fkm ui.ac.id. Prectical Exklusive Feeding.
Horrison Jane (2005). Post Partum Weight : 6 Moekijat. 2000, Fungsi- fungsi Manajemen,
Strategi for Shedding Extra Pounds. Diunduh Editor, Bandung, 2000.
Tanggal 26 Mei 2009, dari
http//www.ummionline.com. Muninjaya. 2004. Manajemen Kesehatan.
Editor, EGC, Jakarta
Khomson. (2005), Sehat dengan Serat, di
unduh Tanggal 5 Oktober 2010 dari Robbins. 2000. Manajemen Jilid 1, Editor,
http//www.myoptumHealth. Erlangga, Jakarta.

Kramer FM, Stunkard AJ, Marshall KA, Siagian, PP. 2000. Fungsi- fungsi Manajerial,
Mckinney S, Liebschutz, (2003), Breast- Edotor, Bumi Aksara, Jakarta.
Feeding Reduces Maternal Lower-Body Fat., J
Am Diet Assoc. 2003 ; 93 ; 429-33. Siswanto. B. 2000. Pengantar Manajemen.
Editor, Bumi aksar, Jakarta.
Olson, Strawderman, Hinton P S and Pearson
K (2002). Relative importance of Wijono. 2008, Manajemen Kesehatan Ibu dan
GestasionalWeight gain, Post Partum Exercice, Anak Prinsip dan Strategi Pendekatan
For Intake, and Breast Feeding to Weight Chan Kominitas. Edtor, Duta Prima Airlangga.
from Early Pregnancy to OneYears Post Surabaya.
Partum. Division of Nutritional Sciences,
Universitas Corne, Ithaca, New York, USA.

Anda mungkin juga menyukai