Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sepsis merupakan penyebab utama kematian di sebagian besar


negara m a j u , bahkan mencapai proporsi epidemik di banyak
n e g a r a y a n g s e d a n g berkembang dan negara industri baru. Berdasarkan sebuah
penelitian di Amerika Serikat dan Eropa pada tahun 1998, didapatkan sekitar
400.000 600.000 anak menderita sepsis dan 35% diantaranya meninggal
dunia (95). Pada tahun 2002,sebuah penelitian epidemiologi di Amerika
Serikat menunjukkan dari 1.586.253 p a s i e n d i r u m a h s a k i t , 9 . 6 7 5 p a s i e n
dinyatakan menderita sepsis, dan 42.364 lainnya menderita sepsis
berat, diperkirakan sekitar 0,56 kasus terjadi per 1000 populasi setiap tahunnya
(695).Sepsis kini merupakan masalah global. S e p s i s a d a l a h p e n y a k i t i n f e k s i
yang merupakan respon tubuh dalam menyerang dan menghancurkan
b e r b a g a i m a c a m o r g a n i s m e a s i n g t e r m a s u k bakteri, jamur, parasit dan
virus, yang masuk dan menyebar ke aliran darah dan ditandai dengan adanya
kegagalan paling tidak dua sistem organ tubuh dalam
Sepsis merupakan masalah kesehatan dunia karena patogenesisnya yang
sangat komplek dan pengobatannya yang sulit serta angka mortalitas yang tinggi
meskipun selalu terjadi perkembangan antibiotik yang baru. Sepsis terjadi di beberapa
negara dengan angka kejadian yang tinggi dan kejadiannya masih terus meningkat.
Angka mortalitas sepsis mencapai 30% dan bertambah pada usia tua 40% dan penderita
sepsis syok mencapai 50%1. Meskipun selalu terjadi perkembangan antibiotikdan terapi
perawatan intensif, sepsis menimbulkan angka kematian yang tinggi di hampir semua
ICU. Sindrom sepsis mulai dari Sistemic Inflamatory Response Syndrome (SIRS) sampai
sepsis yang berat (disfungsi organ yang akut) dan syok sepsis (sepsis yang berat
ditambah dengan hipotensi yang tak membaik dengan resusitasi cairan).

Terapi utama meliputi resusitasi cairan untuk mengembalikan tekanan sirkulasi


darah, terapi antibiotik mengatasi sumber infeksi, pemberian vasopresor untuk mencegah
syok dan pengendalian kadar gula dalam darah4. Sepsis akan menyebabkan terjadinya
syok sehingga berdampak pada kerusakan organ. Respon sistem dapat dipicu oleh
trauma jaringan, ischemia-reperfusion injury, endotoksin, eksotoksin. Bakteri gram negatif
terdapat endotoksin yang disebut lipoposakarida (LPS) yang terletak pada lapisan terluar.
Lapisan luar membran bakteri gram negatif tersusun atas lipid bilayer, yaitu membran
sitoplasmik dalam dan luar yang dipisahkan peptidoglikan.

Sepsis terdapatproduksi mediator-mediator inflamasi atau sitokin. Makrofag


merupakan salah satu mediator seluler, makrofag memegang peranan penting dalam
patogenesis syok septik. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa LPS dapat menurunkan
IFN-gamma atau LPS untuk memacu Inducible nitric oxide synthase (i NOS) pada kultur
makrofag sehingga NO mengalami penurunan.

Antioksidan adalah sekelompok mikronutrien yang banyak terdapat pada buah,


sayur. Antioksidan merupakan salah satu mekanisme penting dari pertahanan tubuh
untuk menangkal radikal bebas, melindungi Deoxyribonucleid acid (DNA) dari kerusakan
akibat stress oksidatif dengan menghambat dan menetralisir radikal bebas, yaitu dengan
cara menyerap molekul-molekul oksigen yang tidak stabil. Vitamin C merupakan
antioksidan poten yang telah banyak terbukti mempunyai peranan meningkatkan respon
imun seluler baik pada proses perlekatan (adherence), komotaksis, fagositosis maupun
produksi anion superoksida dengan melalui respon proliferative limfosit, stimulasi proses
fagositosis makrofag. Antioksidan diduga berperan dalam mencegah kerusakan endotel
vaskuler. Pemberian vitamin C akan meningkatkan ekspresi dari fosfolipase A2 dan
sikloogenase (COX)-1 sitosolik dan memicu pelepasan sitokin dan limfosit pada manusia
sehingga fagositosis makrofag akan meningkat. Pada sepsis didapatkan kadar vitamin C
dalam plasma yang menurun dan pemberian vitamin C akan meningkatkan konsentrasi
dalam plasma dan jaringan sehingga menurunkan morbiditas.

1.2 Tujuan Pembuatan Makalah Seminar

1.2.1 Tujuan Umum :

Mengetahui deteksi dini dan treatment sepsis berat di ruang gawat darurat RSUD
Wlingi Kab. Blitar.

1.2.2 Tujuan Khusus :

1. Mengetahui deteksi dini secara klinis dan pemeriksaan diagnostik sepsis berat di
ruang gawat darurat RSUD Wlingi-Blitar.

2. Mengetahui penanganan dan treatment sepsis berat di ruang gawat darurat


RSUD Wlingi-Blitar.

Anda mungkin juga menyukai