Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM

HEATING LUKA

Disusun Oleh:

NAMA:Kadek Dian Purwata

NIM: 16.IK.476

SEMESTER/ KELAS : II/ S1 ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA
BANJARMASIN
2017
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : Heating luka

NAMA : Kadek Dian Purwata

NIM : 16.IK.476

Banjarmasin, 24 Maret 2017

Menyetujui

Pembimbing Laporan Pendahuluan (LP)

M. Sobirin Mochtar, S.Kep.,Ns

NIK.192.016.027
KONSEP DASAR KETERAMPILAN

HEATING LUKA

A. Definisi
Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang berguna
melindungi diri dari trauma luar serta masuknya benda asing.Apabila
kulit terkena trauma,maka dapat menyebabkan luka
Luka merupakan suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan
tubuh,yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga
dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Jahitan Merupakan benang atau kawat yang digunakan untuk
menjahit jaringan tubuh.Jaringan yang mengalami luka,dan tujuan
penjahitan menentukan bahan jahitan yang digunakan.Jahitan
biasanya dilakukan dengan atau tanpa disertai jarum bedah yang
tajam.Tim medis lebih memilih jahitan kawat agar penutupan luka
menjadi lebih kuat.Jadi definisi penjahitan luka adalah penutupan luka
yang tepat meliputi meminimalkan trauma dan ketegangan jaringan
dengan cara mengontrol perdarahan.( Maghfuri, A, 2015)

B. Etiologi
Penjahitan luka dilakukan karena daanya luka atau bagian kulit tubuh
yang terbuka yang disebabkan oleh berbagai hal yang menyebabkan
terjadinya pendarahan dan terputusnya jaringan yang ada pada kulit
bahkan otot.Sehingga harus dilakukan jahitan luka yang bertujuan
untuk merapatkan kembali bagian kulit yang terbuka dan akan
membentuk jaringan baru.

C. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi kulit
Kulit memiliki dari tiga lapisan yaitu epidermis,dermis dan
subkutan.Kulit merupakan organ terbesar dari tubuh manusia,15%
dari berat badan (BB) dewasa adalah kulit.Fungsi utama kulit
adalah sebagai pelindung.Kulit memiliki aksesori(bagian
pelengkap) seperti rambut,kuku,dan kelenjar keringat.

a) Epidermis
Lapisan paling luar dan paling tipis dari kulit.epidermis
tidak memiliki pembuluh darah dan sistem
persarafan.Fungsi epidermis adalah sebagai sistem imun
yang pertama dari tubuh manusia atau di kenal dengan
istilah first skin immune system(SIS).Sel utama dari
epidermis merupakan sel epitel skuamosa
berjenjang.Antara epidermis dan dermis ada lapisan tipis
yang membatasi dan disebut basement membran zone
(BMZ).Ketebalan epidermis antara 0,4-0,6 dan memiliki 5
stratum/jenjang,lokasi paling tebal dari epidermis terletak
ditelapak kaki dan telapak tangan.Epidermis memiliki 5
lapisan yaitu :

a.) Stratum germinativum

Lapisan paling dalam dari epidermis dan berlokasi


dekat dengan dermis.sel ini merupakan sel hidup
berinti karena mendapatkan difusi oksigen dan nutrisi
dari dermis.

b.) Stratum spinosum

Memiliki inti sel keratinosit besar.Lapisan ini


merupakan hasil pembelahan sel yang berikatan dan
melakukan migrasi sel kearah atas.

c.) Stratum granolosum

Sel berinti mulai mati dan terus terdorong keatas dan


mengandung sel granular dan keratin.
d.) Stratum lusidum

Memiliki sel mati yang tidak memiliki inti dan hanya


ditemukan ditelapak tangan dan telapak kaki.

e.) Stratum korneum

Lapisan paling atas dari epidermis yang merupakan sel


keratin mati,tipis,tidak berinti,dan berfungsi sebagai inti
air.

Sel epitel yaitu sel keratinosit pada epidermis


melakukan proses regenerasi sel (pengantin sel)yang
dikenal dengan proses kornifikasi.Perlindungan tubuh
yang utama pada epidermis dilakukan oleh stratum
korneum,yaitu dengan mempertahankan air dalam
tubuh dan mempertahankan benda asing tetap diluar
tubuh.

b.) Dermis

Merupakan jaringan ikat,memiliki banyak pembuluh


darah,dan dikenal sebagai pabriknya kulitkarena memiliki
sistem persarafan dan kelenjar tubuh.Dermis teridir dari
jaringan ikat,protein kolagen dan elastinfibroblas,sistem
imun dan sistem saraf.Ketebalan dermis hingga 0,5
mm.Dermis memilikidua lapisan utama yaitu papilare dan
retikulare.

a.) papilare

Berfungsi sebagai penguat dari epidermis dalam


satu ikatan membran.Flexsus pembuluh darah papilare
memberikan asupan nutrisi dan oksigen ke epidermis
melalui BMZ yang disebut papillary/loops

b.) kapilare

Memiliki pembuluh darah perifer yang banyak dan


berikatan dan berikatan yang disebut cuteaneous
flexus.kolagen disekresi oleh fibrolas sebagai protein
pemberi kekuatan dan flexibilitas.

Kolagen adalah protein yang berfungsi sebagai


penguat.Protein kolagen terdiri atas prolin,glisin dan
hidroksilin.Elastin adalah protein yang lain yang
ditemukan didermis yang berfungsi sebagai pemberi
elastisitas kulit.

c.) Hipodermis/Subkutan
Merupakan apisan paling tebal dari kulit,terdiri atas
jaringan lemak (paling besar)jaringan ikat dan pembuluh
darah.Subkutan memiliki fungsi sebagai penyimpan
lemak ,kontrol temperatur dan penyangga organ
disekitarnya,dan biasanya subkutan tebal terletak pada
gluteus,abdomen,mammae.

b. Fisiologi kulit

Secara fisiologis,kulit memilki beberapa fungsi utama yaitu :

a.) Kulit memiliki fungsi PROTEKSI pada bahan kimia,bakteri


dan virus patogen.Fungsi proteksi dimulai dari kelenjar
sabasea yang dikeluarkan dari akar rambut(pori-
pori).Kelenjar ini mengandung protein dan lemak yang
dapat mencegah kuman masuk melalui pori-pori.Pigmen
melanin selain berfungsi sebagai pigmen warna kulit juga
berfungsi sebagai pelindung terutama sinar UV.

a.) sensasi terhadap sakit,sentuhan,tekanan dan suhu.Sel


merkel berungsi sebagai mekanoreseptor,korpuskel
meissner sebagai penerima sentuhan,karpuscel pacini
menerima tekanan,getaran dan tarikan,dan ujung saraf tepi
menerima sentuhan,nyeri,dan suhu.

b.) sintesis vitamin D terjadi dikulit dengan bantuan sinar


matahari,yaitu mengubah sterol menjadi
kolekalsiferol(vitamin D).Vitamin D dirubah menjadi
kalsitriol yang berfungsi sebagai prekursor penyerapan
kalsium diusus halus.

c.) Termogulasi pada kulit memiliki mekanisme primer,yaitu


melalui sirkulasi dan keringat.Sirkulasi pada kulit
merupakan kegiatan reaksi vasodilatasi dan vasokontriksi
pada pembuluh darah dermis dan hipodermis.Kelenjar
keringat yang sangat berperan pada fungsi termogulasi
adalah kelenjar keringat apokrin yang mengeluarkan cairan
insensible dan sensible.

d.) Ekskresi tubuh terjadi dari hasil keluaran keringat.keringat


ini menghasilkan 99% air,natrium,klorida,urea,sulfat dan
fosfat (solomons, 1983;spice dan manson,
1987).Epidermis memiliki ikatan yang kuat,namun masih
ada ruang untuk masuknya beberapa jenis lemak kedalam
kulit (sebagai proses absorbsi kulit).

D. Jenis Heating Luka (Jahitan)

a. Jenis jahitan yang umum dipakai adalah


a) Jahitan tunggal/ terputus/ interuptus
b) Jahitan jelujur/ kontinyu
c) Jahitan jelujur/ kontinyu terkunci
d) Jahitan matras vertikal
e) Jahitan matras horisontal.
b. Ukuran dan jenis benang untuk berbagai jaringan

Ukuran dan jenis benang untuk berbagai jaringan


Lokasi penjahitan Jenis benang Ukuran
Fasia Semua 2.0-1
Otot Semua 3.0-0
Kulit Tak terserap 2.0-6.0
Lemak Terserap 2.0-3.0
Hepar Kromik catgut 2.0-0
Ginjal Semua catgut 4.0
Pankreas Sutera, kapas 3.0
Usus halus Catgut, sutera, 2.0-3-0
Usus besar kapas 4.0-0
Tendo Kromik catgut 5.0-30
Kapsul sendi Tak terserap 3.0-20
Peritoneum Tak terserap 3.0-20
Bedah mikro Kromik catgut 7.0-11-0
Tak terserap
c. Macam lengkung jarum dan berbagai macam penampang
batang jarum
a) Mata Elips
b) Mata segi empat
c) Mata perancis
d) AtraumaMik
e) lingkaran
f) 3/8 lingkaran
g) lingkaran
h) Ekor pantat jarum,ujung jarum
i) Daerah tempat memasang pemegang jarum
j) Tubuh atau batang jarum
k) Ujung jarum
l) Jarum bulat
m) Jarum tajam
n) Bulat tajam

E. Tujuan

a. Mempercepat proses penyembuhan luka


b. Membantu dalam proses perbaikan sel
c. Untuk menutup luka
d. Mencegah terjadinya pendarahan
e. Mencegah infeksi silang

F. Indikasi
Setiap luka dimana untuk penyembuhannya perlu mendekatkan tepi
luka.

G. Kontraindikasi
a. Infeksi
Infeksi dapat terjadi karena tehnik penjahitan yang tidak steril, luka
yang telah terkontaminasi, dan adanya benda asing yang masih
tertinggal.

b. Hematoma
Terjadi pada pasien dengan pembuluh darah arteri terpotong dan
tidak dilakukan ligasi/pengikatan sehingga perdarahan terus
berlangsung dan menyebabkan bengkak.

c. Dehisensi
Adalah luka yang membuka sebelum waktunya disebabkan
karena jahitan yang terlalu kuat atau penggunaan bahan
benang yang buruk.
d. Abses
Infeksi hebat yang telah menghasilkan produk pus/nanah.
e. Overlapping
Terjadi sebagai akibat tidak dilakukan adaptasi luka
sehingga luka menjadi tumpang tindih dan luka mengalami
penyembuhan yang lambat dan apabila sembuh maka
hasilnya akan buruk.
f. Nekrosis
Jahitan yang terlalu tegang dapat menyebabkan
avaskularisasi sehingga menyebabkan kematian jaringan.

H. Persiapan Alat & Bahan


a. Pinset Anatomi
b. Pinset Sirughi
c. Gunting Steril
d. Needle holder
e. Jarum
f. Benang
g. Larutan Betadine
h. Alkohol 70%
i. Obat Anastesi
j. Spuit
k. Duk Steril
l. Pisau Steril
m. Gunting Verban
n. Plester
o. Bengkok
p. Kasa Steril
q. Mangkok Steril
r. Handscoon Steril

I. Rasional Tindakan
a. Jangan menarik bagian jahitan yang terlihat melewati jaringan
yang ada dibawahnya
b. Menarik bagian jahitan yang terkontaminasi melewati jaringan
dapat menyebabkan infeksi
c. Usahakan menjepit bahan jahitan yang terdekat pada satu sisi tepi
kulit yang kemudian menarik jahitan melalui sisi yang lain
d. Rambut disekitar luka harus dicukur bersih
e. Ukuran kulit yang diambil dari tepi luka harus sama besarnya
f. Tempat tusukan jarum sebaiknya sekitar 1-3 cm dari tepi luka
khusus daerah wajah 2-3mm
g. Jarak antara dua jahitan sebaiknya kurang lebih samadengan
tusukan jarum ditepi luka
h. Tepi Luka usahakan dalam keadaan terbuka keluar setelah
penjahitan

J. Prinsip Tindakan
a. Penyembuhan akan terjadi lebih cepat bila tepi-tepi kulit
dirapatkan satu sama lain dengan hati-hati
b. Tepi kulit harus ditarik dengan ringan,ini dilakukan dengan
memakai traksi ringan pada tepi-tepi kulit dan lebih retan lagi pada
lapisan dermal dari pada kulit yang dijahit.
c. Jahitan halus tetapi banyak yang dijahit pada jarak yang sama
lebih disukai dari pada jahitan yang lebih besar dan berjauhan.
d. Semua luka harus ditutup sebersih mungkin

K. Prosedur Tindakan

No Aspek yang dinilai

A. Tahap pre interaksi


1.Pastikan tindakan sesuai dengan advis dalam catatan
medis klien
2.siapkan peralatan
a. alat pelindung diri
b.larutan nacl 0,9 %
c.larutan desinfektan (povidon iodion)
d.obat anastesi lokal lidocain
3.Spuit 5 cc,10 cc
4.Jarum sesuai dengan bagian yang akan dijahit
5.Duk steril
6.Kassa steril
7.Benang jahit dengan jenis yang sesuai
8.Needle holder
9.Pinset anatomis
10.Pinset chirugis
11.Guntung jaringan
12.Gunting benang
13.Skaple dengan bisturi / mata pisau
14.Kom steril
15.Plester
3.Cuci tangan
B. Sikap dan perilaku
1.Berikan salam,panggil pasien dengan namanya dan
memperkenalkan diri.
2.Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien dan keluarga
3.Beri kesempatan dan keluarga
4.Atur posisi klien agar tetap nyaman
5.Teruji tanggap terhadap reaksi psien
6.Teruji sabar dan teliti
C. Tahap kerja
1.Gunakan sampiran untuk mnejaga privacy pasien
2.Mendekatkan peralatan kedekat pasien
3.Menggunakan sarung tangan steril
4.Melakukan disenfeksi/sterilisasi bagian tubuh yang akan
dilakukan penjahitan dengan larutan antiseptic,dengan
gerakan memutar dari arah pusat luka kearah luar.Bila
kebersihan luka masih diragukan tindakan tersebut dapat
diulang
5.Memasang duk lubang pad bagian tubuh yang akan
dijahit,sesuaikan luas lubang duk dengan luas luka
6.Jepit jarum dengan needle holder kira-kira sepertiga bagian
pangkal jarum,kemudian memasang benang pada jarum(bila
menggunakan benang yang terpisah dengan jarum)
7.Ambil pinset anatomis untuk mengangkat bagian tepi
luka,kemudian menusukan jarum pada kulit dengan posisi
tegak lurus,dengan posisi tangan pronasi penuh,sikku
membentuk sudut 90 dan bahu adduksi
8.Penusukan dilakukan 0,5 cm dari tepi luka didekat tempat
yang dijepit dengan mengangkat dan meregangkan kulit
9.Mendorong jarum maju dengan gerakan supinasi
pergelangan tangan dan adduksi bahu serentak,dalam arah
melengkung sesuai dengan lengkungan jarum
10.Setelah jarum muncul dari balik kulit,ujung jarum ditarik
dengan needle holder,dengan menarik benang sampai ujung
nya tersisa 3-4 cm dari kulit
11.Tangan kiri memegang benang yang panjang,tangan
kanan memegag needle holder
12.Membuat lilitan benangbpanjang dengan needle holder
sedemikian rupa sehinggamembentuk simpul benang
13.Memotong benang kira-kira 0,5 cm dari luka,simpul
berada ditepi luka
14.Lakukan tindakan diatas sampai begian luka tertutup
sepenuhnya
15.Bereskan peralatan,lepas sarung tangan dan rapikan
pasien
D. Tahap Terminasi
1.Evaluasi hasil yang dicapai (subyektif dan obyektif)
2.Beri reinforcement positif pada klien
3.Mengakhiri pertemuan dengan baik
4.Cuci tangan
E. 1.Dokumentasi tindakan yang sudah dilakukan beserta
respon pasien
F. Tehnik
1.Berkomunikasi dengan pendekatan yang tepat sesuai
dengan kondisi pasien
2.Bekerja dengan hati-hati dan cermat
3.Bekerja dengan pencegahan infeksi
4.Menghargai privasi atau budaya pasien
5.Bekerja secara sistematis

L. Alternatif Tindakan
Tidak ada alternatif tindakan,karena tindakan tetap yang dilakukan
untuk jahitan luka harus sesuai dengan SOP yang ada.

M. Dampak Kesalahan Tindakan


a. Hasil tumpang tindih karena tidak dilakukan adaptasi luka
b. Jahitan yang terlalu kuat atau penggunaan bahan benang
yang buruk
c. Karena tidak bersih dalam pembersihan luka sehinnga
menyebabkan adanya nanah
DAFTAR PUSTAKA

Adnan. (2014). E-Learning in Human Physiology and Anatomy class: an


Alternative to Support Lecture Effectively. 38-46 Vol.III, No 1.

Arisanty, I. P. (2011). Konsep Dasar manajemen perawatan luka. Jakarta: Buku


Kedokteran EGC.

Maghfuri, A. (2015). keterampilan dasar perawatan luka bagi pemula. Jakarta:


Trans Info Media.
Prawirohardjo, S. (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka .

Anda mungkin juga menyukai