Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Gagal jantung terjadi sewaktu jantung tidak mampu memompa darah yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrient tubuh (corwin, J: 2009). Gagal

jantung kongestif adalah gangguan multisistem yang terjadi apabila jantung tidak lagi

mampu menyemprotkan darah yang mengalir ke dalamnya melalui sistem vena

(kumar. V, et al, 2007).

Setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena Penyakit Tidak

Menular (PTM). Secara global PTM penyebab kematian nomor satu setiap tahunnya

adalah penyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler adalah penyakit yang

disebabkan gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, seperti:Penyakit Jantung

Koroner, Penyakit Gagal jantung atau Payah Jantung, Hipertensi dan Stroke. (Info

datin:2013). Gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang progresif dengan

angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi di negara maju maupun negara

berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia, usia pasien gagal jantung relatif lebih

muda dibanding Eropa dan Amerika disertai dengan tampilan klinis yang lebih berat

(perki:2015).

Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, kematian akibat Penyakit Tidak Menular

(PTM) diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar

akan terjadi di negara-negara menengah dan miskin. Lebih dari dua pertiga (70%)

1
2

dari populasi global akan meninggal akibat penyakit tidak menular seperti kanker,

penyakit
3

jantung, stroke dan diabetes. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan

ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak menular, naik 9 juta jiwa

dari 38 juta jiwa pada saat ini (kemenkes RI :2012)

Data PTM dalam Riskesdas 2013 meliputi : (1) asma; (2) penyakit paru obstruksi

kronis (PPOK); (3) kanker; (4) DM; (5) hipertiroid; (6) hipertensi; (7) jantung

koroner; (8) gagal jantung; (9) stroke; (10) gagal ginjal kronis; (11) batu ginjal; (12)

penyakit sendi/rematik. Prevalensi gagal jantung berdasar wawancara terdiagnosis

dokter di Indonesia sebesar 0,13 persen, dan yang terdiagnosis dokter atau gejala

sebesar 0,3 persen. Prevalensi gagal jantung berdasarkan terdiagnosis dokter

tertinggi DI Yogyakarta (0,25%), disusul Jawa Timur (0,19%), dan Jawa Tengah

(0,18%) (rakerda:2013) jadi dapat disimpulakn angka kejadian gagal jantung di

indonesia masih tinggi menempati urutan ke 8 dari ke 12 penyakit tidak menular di

Indonesia.

Gagal jantung adalah kumpulan gejala yang kompleks dimana seorang

pasien harus memiliki tampilan berupa: Gejala gagal jantung (nafas pendek yang

tipikal saat istrahat atau saat melakukan aktifitas disertai / tidak kelelahan); tanda

retensi cairan (kongesti paru atau edema pergelangan kaki); adanya bukti

objektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat istrahat (PERKI, 2015).

Gagal Jantung/Payah Jantung (fungsi jantung lemah) adalah ketidakmampuan

jantung memompa darah yang cukup ke seluruh tubuh yang ditandai dengan sesak

nafas pada saat beraktifitas dan/atau saat tidur terlentang tanpa bantal, dan/atau

tungkai bawah membengkak. (rakerdas 2013:93)


4

Gagal jantung adalah sindrom klinis yang ditandai dengan sesak nafas,

dispneu saat aktifitas fisik, dipneu nocturnal paroksismal, ortopneu, dan edema

perifer atau edema paru ( Mortom, P, et al , 2011). Paroxysmal nocturnal dipneu

(PND) muncul saat klien tidur malam. Hal ini terjadi saat klien berbaring datar

sehingga darah dari abdomen dan ekstermitas bawah terkumpul di dalam system vena

dan meningkatkan aliran balik vena (venous return) yang pada akhirnya

meningkatkan volume darah yang kembali ke jantung dan meningkatkan tekanan

arteri serta vena pulmonal ( udjianti, w. 2010)

Anda mungkin juga menyukai