BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran
(Menkes, 2010).
jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun
a. Gender
Wanita adalah resiko utama dari kanker payudara ini. Pria juga bisa
b. Usia
usianya sudah tua. Sekitar satu dari delapan penderita kanker payudara
lima tahun, sedangkan dua dari tiga wanita yang mengidap kanker
puluh lima tahun, sedangkan dua dari tiga wanita yang mengidap
kanker payudara invasif berusia lima puluh lima tahun ke atas ketika
Ada dua jenis gen BRCA 1 dan BRCA 2. Wanita dengan mutasi
mereka, dan hal ini terjadi sering kali pada usia yang lebih muda
dibandingkan wanita yang tidak terlahir dengan salah satu mutasi gen
ini.
d. Periode Menstruasi
progesteron.
10
kanker payudara yang sedikit lebih tinggi. Menjadi hamil lebih dari
satu kali dan pada usia produktif kehamilan bisa mengurangi jumlah
resiko.
e. Mengkonsumsi Alkohol
resiko yang sangat kecil. Mereka yang meminum dua hingga lima
kali lipat dari wanita yang tidak meminum alkohol sama sekali.
f. Obesitas
g. Kurang Berolahraga
Satu kajian menemukan bahwa sedikitnya satu jam lima belas menit
hingga dua setengah jam berjalan cepat per minggu bisa mengurangi
c. Susuk Payudara
jaringan parut pada payudara dan ini dapat memicu terjadinya kanker
2.1.3 Patofisiologi
dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi,
yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Pada tahap inisiasi terjadi suatu
perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas.
Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut
karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar
matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu
mutasi gen.
Menurut Sarwono, 2006 (dalam Lubis, 2011) pada tahap promosi, suatu
sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum
melewati tahap insiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan
beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan
suatu karsinogen).
kesalahan, maka basa-basa DNA yang terlibat akan dipotong dan diperbaiki.
pengoreksi. Pada keadaan tersebut, akan timbul satu atau lebih protein regulator
yang akan mengenali kesalahan tersebut dan menghentikan sel di titik tersebut
dari proses pembelahan. Ini untuk menentukan sudah sejauh manakah tingkat
hanya dikenali pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk
14
menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan di dukung dengan
pemeriksaan penunjang lain, yaitu: histopatologi atau PA, rontgen, USG, dan bila
Menurut Smeltzer, S., 2002 (dalam Tanjung 2012) gejala dan pertumbuhan
kanker payudara tidak mudah dideteksi karena awal pertumbuhan sel kanker
payudara tidak dapat diketahui dengan mudah. Gejala umumnya baru diketahui
setelah stadium kanker berkembang agak lanjut, karena pada tahap dini biasanya
tidak menimbulkan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak
mengganggu aktivitas.
Gejala-gejala kanker payudra yang tidak disadari dan tidak dirasakan pada
stadium dini menyebabkan banyak penderita yang berobat dalam kondisi kanker
stadium lanjut. Hal tersebut akan mempersulit penyembuhan dan semakin kecil
peluang untuk disembuhkan. Bila kanker payudara dapat diketahui secara dini
maka akan lebih mudah dilakukan pengobatan. Tanda yang mungkin muncul pada
stadium dini adalah teraba benjolan kecil di payudara yang tidak terasa nyeri.
muncul:
a. Benjolan yang tidak hilang atau permanen, biasanya tiadak sakit dan
terasa keras bila disentuh atau penebalan pada kulit payudara atau di
sekitar ketiak.
parah tidaknya kanker payudara tersebut. Stadium kanker payudara tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Stadium 0
Pada stadium ini, kanker tidak atau belum menyebar keluar dari pembuluh
stadium inilah yang disebut dengan karsinoma duktal in situ atau kanker yang
tidak invasif.
Pada stadium ini, tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada
titik pada pembuluh getah bening. Besarnya tumor tidak lebih dari 2-2,25 cm,
dan tidak terdapat penyebaran (metastase) pada kelenjar getah bening ketiak.
Untuk memeriksa ada atau tidak metastase ke bagian tubuh yang lain, harus
diperiksa di laboratorium.
3. Stadium II
a. Stadium II a
1) Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah di temukan
pada titik-titik pada saluran getah bening di ketiak (axillary limph nodes) ;
2) Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm, tapi tidak lebih dari 5 cm. belum
3) Tidak ada tanda-tamda tumor pada payudara, tapi ditemukan pada titik-
b. Stadium II b
1) Diameter tumor lebih besar dari 2 cm, tapi tidak lebih dari 5 cm;
4. Stadium III
a. Stadium III a
Pada stadium ini, penderita kanker payudara berada dalam kondisi sebagai
berikut:
b. Stadium III b
titik-titik pada pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak
c. Stadium III c
Pada stadium ini, kondisinya hampir sama dengan stadium III b, tetapi
kanker telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening dalam group
N3. Dengan kata lain, kanker telah menyebar lebih dari 10 titik di saluran
d. Stadium IV
Pada tahap ini, kondisi pasien tentu sudah mencapai tahap parah yang
tumor sudah tidak bisa ditentukan lagi dan telah menyebar atau bermetastasis
ke lokasi yang jauh, seperti pada tulang, paru-paru, liver, tulang rusuk, atau
2.1.6 Diagnosis
Menurut Gleadle, 2007 (dalam Lubis, 2008) diagnosis dari kanker payudara
dapat ditegakkan dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan tambahan
a. Anamnesa
berupa penebalan seperti kulit jeruk, ulserasi, dan perubahan warna kulit.
seperti sesak napas atau batuk yang tidak sembuh meskipun sudah diobati,
18
dan nyeri pada tulang belakang, serta rasa penuh di ulu hati (sebah).
digunakan dan jenis pengobatan yang didapat, serta fakto resiko kanker
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan ini terdiri atas inspeksi dan palpasi. Pada inspeksi dilakukan
jeruk (peau de orange), nodul satelit, kelainan pada areola dan puting,
seperti puting susu tertarik (nipple retraction), eksema dan keluar cairan
dari puting. Ada atau tidaknya benjolan pada aksila atau tanda-tanda
radang serta benjolan infra dan supra klavikula juga diperhatikan (Gleadle,
2007).
dengan pundak diganjal batal kecil dan lengan di atas kepala. Palpasi harus
merupakan tempat lesi tersering. Cara melakukan palpasi ada 3 cara, yaitu
sirkular, radier dan dilakukan dari pinggir payudara menuju ke areola dan
meraba seluruh bagian payudara bertahap. Hal yang harus di amati bila
Pada saat palpasi daerah subareola amati apakah ada kleuar sekret dari
tersebut. Sekret yang keluar dari puting payudara dapat berupa air susu,
cairan jernih, bercampur darah, dan pus. Palpasi kelenjar aksila dilakukan
untuk mengetahui apakah pada saat yang bersamaan dengan benjolan pada
payudra didapati juga benjolan pada kelenjar getah aksila yang merupakan
c. Pemeriksaan Tambahan
a) Mamografi
b) CT pada payudara
c) Ultrasonografi (USG)
d) MRI payudara
e) Skrining tulang
Menurut pada pemeriksaan ini dilakukan sitologi pada lesi atau luka yang
2006).
20
dan kimia darah yang sesuai dengan perkiraan metastase (Davey, 2006).
kelainan, baik berupa benjolan atau gambaran radiologi yang abnormal, maka perlu
dilakukan biopsi untuk mendapatkan contoh jaringan yang akan diperiksa di bawah
1. Pencegahan Primer
lemak, kurang serat, prerokok aktif dan pasif, pemakaian obat hormonal>5
tahun)
2. Pencegahan Sekunder
adanya keganasan.
21
3. Pencegahan Tersier
ditujukan pada kanker dengan stadium awal dan yang lebih berpotensial
pasien kanker.
b. Pelayanan Paliatif
peningkatan kualitas hidup pasien kanker. Untuk kasus seperti ini pengobatan
pelayanan paliatif yang baik dpat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker
merasakan dengan jari untuk mendeteksi apakah ada benjolan atau tidak pada
pemeriksaan yang dilakukan sebagai deteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan ini
adalah pemeriksaan yang sangat mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari
benjolan atau kelainan lainnya. Berdasarkan rekomendasi dari The American Cancer
mencapai usia 20 tahun. SADARI dilakukan dengan posisi tegak menghadap kaca
sedini mungkin adanya kelainan pada payudara karena kanker payudara pada
hakikatnya dapat diketahui secara dini oleh para wanita usia subur. Setiap wanita
mempunyai bentuk dan ukuran payudara yang berbeda, bila wanita memeriksa
payudara sendri secara teratur, setiap bulan setelah haid, wanita dapat merasakan
bagaimana payudara wanita yang normal. Bila ada perubahan tentu wanita dapat
(Bustan, 2007).
1. Waktu terbaik adalah hari terakhir masa haid 7-10 hari setelah haid, karena
perabaan.
atau tidak).
serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi
untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia
dibawahnya.
d. Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri.
payudara.
axilla.
25
meletakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu
penebalan.
di bagian atas ke batas bawah payudara, dan garis tengah antara kedua
putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian batas bawah
payudara, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus atas menuju tulang
yang ditunjuk.
biasa.
d. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan
4. Memeriksa ketiak
payudara dan daerah aksila (ketiak) berupa benjolan, nyeri, kemerahan, ulkus,
perubahan pada putting, dan perubahan pada kulit payudara, maka sebaiknya segera
Dengan begitu diharapkan diagnosa pasti dapat segera deketahui dan dapat segera
dilakukan langkah yang tepat untuk pengobatan serta diharapkan prognosisnya akan
lebih baik.
2.3. Remaja
kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi, sehingga secara lengkap
terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak tidak merasa
sama, atau paling tidak sejajar. Memasuki masyarakat dewasa ini mengandung
banyak aspek efektif, lebih atau kurang dari usia pubertas (Asrori, 2006).
Menurut WHO, membagi kurun usia dalam 2 bagian, yaitu remaja awal
10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Di Indonesia, batasan remaja yang
mendekati batasan PBB tentang pemuda adalah kurun usia 15-24 tahun (Sarwono,
2012).
terjadi perubahan fisik yang cepat disertai banyak perubahan, termasuk di dalam
Tanda-tanda seks primer yang dimaksud adalah organ seks. Pada laki-laki
gonad atau testes. Organ itu terletak di dalam scrotum. Pada usia 14 tahun
baru sekitar 10% dari ukuran matang. Setelah itu terjadi pertumbuhan
yang pesat selama satu atau dua tahun, kemudian pertumbuhan menurun.
kecepatannya antara satu dan lainnya berbeda. Berat uterus pada anak usia
11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya
43 gram.
1) Rambut
cambang.
2) Kulit
4) Otot
5) Suara
semakin meningkat.
1) Rambut
mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai
2) Pinggul
3) Kulit
Kulit, seperti halnya laki-laki juga menjadi kasar, lebih tebal, pori-pori
5) Otot
6) Suara
Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada wanita.
31
7) Payudara
a. Stadium I
b. Stadium II
c. Stadium III
d. Stadium IV
merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
Pengetahuan adalah hal apa yang diketahui oleh orang atau responden
terkait dengan sehat dan sakit atau kesehatan, missal: tentang penyakit (penyebab,
2001 (dalam Widodo, 2006: 140) menguraikan dimensi proses kognitif pada
1. Mengingat (Remembering)
waktu yang lama. Dalam hal ini remaja putri dapat mengingat kembali
2. Memahami (Understanding)
1. Menerjemahkan (Interpreting)
2. Mencontohkan (Exemplifying)
3. Mengklasifikasikan (Classifying)
33
4. Meringkas (Summarizing)
5. Menyimpulkan (Inferring)
6. Membandingkan (Comparing)
7. Menjelaskan (Explaining)
8. Mengaplikasikan
tertentu.
Dalam hal ini remaja putri memahami tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri
3. Menerapkan (Appling)
4. Menganalisis (Analysing)
pada saat berdiri di depan cermin, saat berbaring ataupun saat pemeriksaan
pada ketiak.
5. Mengevaluasi ( Evaluating)
nilai atau ide atau mampu melakukan penilaian berdasarkan kriteria dan
6. Menciptakan (Creating)
1. Hipotesa (Generating)
2. Perencanaan (Planning)
3. Penghasil (Producing)
1. Pendidikan
menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
2. Pekerjaan
3. Umur
fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada 4
hilangnya ciri-ciri lama, keempat timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat
pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir
seseorang semakin matang dan dewasa. Dalam hal ini aspek psikologi atau
mental taraf berpikir remaja putri sudah mampu menerima dan memahami
4. Minat
sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal
dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. Dalam hal
ini remaja putri memiliki minat yang tinggi dalam melakukan Pemeriksaan
5. Pengalaman
akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi
terhadap pembentukan sikap kita. Misalnya, remaja putri yang hidup dengan
7. Informasi
angktan tahu 2009 Fakultas Ekonomi USU Medan berada pada kategori
sedang.
SADARI.
38
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Pengetahuan remaja
pengetahuan: tentang SADARI:
Pengetahuan
1. Pendidikan 1. Definisi
remaja putri
2. Pengalaman SADARI
tentang
3. Usia 2. Tujuan SADARI
SADARI
4. Informasi 3. Waktu SADARI
5. Lingkungan 4. Cara
budaya. pemeriksaan
(Notoatmodjo, 2005) SADARI
(Suryaningsih, 2009)
Tingkat Pengetahuan:
1. Mengingat
(Remembering)
2. Memahami
(Understanding)
3. Menerapkan
(Appling)
4. Menganalisis
(Analysing)
5. Mengevaluasi
(Evaluating)
6. Menciptakan
(Creating)
Aderson dan Kratwohl, 2001
(dalam Widodo, 2006: 140)
SADARI
Gambaran Pengetahuan 1. Definisi
Remaja Putri SMA 2. Tujuan
Negeri 4 Gorontalo 3. Waktu
4. Cara
Pemeriksaan