PENDAHULUAN
1
a. Untuk mengetahui teori tolakan pasangan elektron valensi (VSEPR).
b. Untuk mengetahui peranan ikatan rangkap dua dan rangkap tiga
dalam teori VSEPR.
c. Untuk mengetahui aturan elektron non-ikat pada teori VSEPR.
d. Untuk mengetahui cara memprediksi bentuk molekul berdasarkan
bilangan sterik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori VSEPR
2
Teori VSEPR Teori tolakan antara pasangan elektron (VSEPR,
Valence Shell Electron Pair Repulsion), merupakan penjabaran sederhana
dari rumusan Lewis yang berguna untuk memprediksikan bentuk molekul
poliatom berdasarkan struktur Lewis-nya. Teori VSEPR pertama kali
dikembangkan oleh Nevil Sidgwick dan Herbet Powel pada tahun 1940, dan
dikembangkan lebih lanjut oleh Ronald Gillespie dan Ronald Nyholm.
Awal perkembangan teori VSEPR, pada tahun 1963 berdasarkan ide-
ide yang kembangkan oleh Sidwick dan Powell, Gillespie memberi ceramah
tentang teori VSEPR dalam suatu pertemuan yang di adakan oleh American
Chemical Society (ACS). Setelah memberi ceramah ia ditantang oleh
perserta ceramah yang lain yaitu Rundle. Rundle menyatakan teori VSEPR
terlalu naive dan satu-satunya cara pendekatan dalam meramalkan bentuk
molekul adalah teori orbital molekul. Setelah mengadakan diskusi yang
cukup panjang Gillespie menantang Rundle meramal bentuk molekul dari
ksenon fluorida (XeF6) yang pada saat itu baru saja disintesis oleh Malm
dan rekan-rekannya.
Berdasarkan terori orbital molekul, Rundle menyatakan bentuk
molekul XeF6 adalah oktahedral normal. Sedangkan Gillespie berdasarkan
teori VSEPR menyatakan bentuk molekul XeF6 adalah oktahedral
terdistorsi. Berdasarkan hasil eksperimen metode spektroskopi inframerah
terhadap XeF6 yang dilakukan oleh Bartell diperoleh fakta bahwa bnetuk
molekul XeF6 adalah oktahedral terdistorsi yang diramalkan Gillespie.
Sejak saat itu teori VSEPR menjadi terkenal dan Bartell menyatakan The
VSEPR model some capture the essence of molecular behaviour .
Menurut teori ini, jumlah pasangan elektron menentukan
penyusunan pasangan-pasangan elektron di sekitar atom pusat molekul.
Terdapat gaya tolak elektrostatik antara dua pasangan elektron yang
cenderung menolak orbital atom sejauh mungkin satu sama lain. Karena
pasangan elektron menempati orbital atom, pasangan elektron bebas juga
mempunyai dampak yang sama dengan pasangan elektron ikatan. Dengan
3
kata lain, pasangan elektron bebas dan pasangan elektron ikatan juga tolak
menolak sejauh mungkin.
Ide dasar teori VSEPR adalah adanya tolakan antara pasangan
elektron sehingga pasangan elektron tersebut akan menempatkan diri pada
posisi sejauh mungkin dari pasangan elektron lainnya. Posisi pasangan
elektron satu dengan yang lain yang semakin berjauhan akan menyebabkan
tolakan antar mereka menjadi semakin kecil. Pada posisi yang paling jauh
yang dapat dicapai, tolakan antar pasangan elektron menjadi minimal.
Tolakan antar pasangan elektron terjadi antara pasangan elektron non-ikat
yang terlokalisasi pada atom pusat dan elektron ikat secara ikatan
koordinasi. Pasangan elektron non-ikat suatu atom tidak digunakan untuk
berikatan dengan atom lain, sedangkan pasangan elektron ikat digunakan
untuk berikatan dengan atom lain dengan cara pemakaian elektron secara
bersama-sama.
Teori VSEPR mengasumsikan bahwa masing-masing molekul akan
mencapai geometri tertentu sehingga tolakan pasangan antar elektron di
kulit valensi menjadi minimal. Karena ikatan kovalen terbentuk dari
pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh dua atom yang
berikatan, perubahan sudut ikat menyebabkan perubahan posisi relatf
pasangan elektron di sekitar atom pusat. Bila dua elektron saling mendekat,
maka akan terjadi gaya tolak menolak di antara kedua elektron tersebut.
Konsekuensinya, dalam terminologi energi, kedua elektron akan saling
menjauhi. Teori VSEPR, memaparkan prosedur untuk memprediksi bentuk
molekul dengan energi potensial terendah sebagai akibat adanya tolakan
pasangan elektron. Teori VSEPR mengasumsikan bahwa setiap atom akan
mencapai bentuk dengan tolakan antar elektron yang dalam kulit terluar
seminimal mungkin.
2.2 Peranan Ikatan Rangkap Dua dan Rangkap Tiga dalam Teori VSEPR
4
Senyawa yang mengandung ikatan rangkap dua atau tiga,
memainkan peranan yang penting pada penentuan bentuk molekul suatu
senyawa. Geometri di sekitar atom pusat ditentukan oleh banyaknya tempat
ditemukannya pasangan elektron, bukan ditentukan oleh banyaknya
pasangan elektron valensi.
5
mengubah situasi pembentukan geometri molekul senyawa. Tiga tipe
tolakan yang terjadi, adalah :
a. Tolakan antara pasangan elektron ikat dengan pasangan elektron ikat
b. Tolakan antara pasangan elektron ikat dengan pasangan elektron non-ikat
c. Tolakan antara pasangan elektron non-ikat dengan pasangan elektron
non-ikat.
6
Seperti akan didiskusikan kemudian, beberapa senyawa seperti karbon
dioksida O=C=O dan alena H2C=C=CH2 juga linear seolah memiliki atom
pusat divalen.
7
PEI PEB
PE Tipe Bentuk Geometri Molekul Contoh
(X) (E)
BeCl2
2 2 0 AX2 Linear
BCL3
Trigonal
3 3 0 AX3
Planar
SO2
Membentuk
3 2 1 AX2E Sebuah
Sudut
CH4
4 4 0 AX4 Tetrahedral
NH3
Trigonal
4 3 1 AX3E
Piramida
H2O
Membentuk
4 2 2 AX2E2 Sebuah
Sudut
PCl5
Trigonal
5 5 0 AX5
Bipiramida
8
TeCl4
Tetrahedral
Terdistorsi
5 4 1 AX4E SF4
(jungkat-
jungkit)
ClF3
Membentuk
5 3 2 AX3E2
Huruf T
I3
5 2 3 AX2E3 Linear
SF6
6 6 0 AX6 Oktahedral
IF5
Tetragonal
6 5 1 AX5E
Piramida
9
ICl4
Keterangan:
PE = Jumlah pasanagn elektron
PEI = Jumlah pasangan elektron terikat
PEB = Jumlah pasangan elektron bebas
Perlu ditekankan istilah molekul hanya berlaku untuk atom-atom
yang berikatan secara kovalen. Karena hal inilah, istilah geometri molekul
hanya ditujukan pada senyawa kovalen ataupun ion-ion poliatomik. Di
dalam sebuah molekul atau ion poliatom terdapat atom pusat dan
substituent-substituen. Substituent yang ada terikat pada atom pusat.
Substituent-substituen ini dapat berupa atom (misalnya Br atau H) dan dapat
pula berupa gugus (misalnya NO2).
Terkadang sulit untuk menentukan atom pusat dari suatu molekul
atau ion poliatomik.. Berikut beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menentukan atom pusat yaitu sebagai berikut.
1. Atom pusat biasanya ditulis di awal rumus formulanya.
2. Atom pusat biasanya atom yang lebih elektropositif atau kurang
elektronegatif.
3. Atom pusat biasanya atom yang memiliki ukuran lebih besar dari atom
atau susbstituen-substituen yang ada. H ukuran paling kecil sehingga
tidak pernah berlaku sebagaia atom pusat.
Contoh : BeCl2 atom pusatnya adalah Be
10
NH3 atom pusatnya adalah N
Elektron valensi atom pusat yang digunakan pada pembentukan
senyawa kovalen terkadang digunakan untuk membentuk ikatan kadang
tidak digunakan. Elektron yang tidak digunakan ditulis sebagai pasangan
elektron bebas (PEB), sedangkan elektron yang digunakan dalam
pembentukan ikatan ditulis sebagai pasangan elektron ikatan (PEI). Selain
PEB dan PEI pada atom pusat dapat pula terdapat elektron tidak
berpasangan seperti pada molekul NO2.
Dalam suatu molekul elektron-elektron tersebut saling tolak-
menolak karena memiliki muatan yang sama. Untuk mengurangi gaya tolak
tersebut atomatom yang berikatan membentuk struktur ruang tertentu
hingga tercapai gaya tolak yang minimum. Akibat yang ditimbulkan dari
tolakan yang yang terjadi yaitu mengecilnya sudut ikatan dalam molekul.
Urutan gaya tolak dimulai dari gaya tolak yang terbesar yaitu sebagai
berikut.
1. Gaya tolak antar sesama elektron bebas (PEB vs PEB)
2. Gaya tolak antara pasangan elektron bebas dengan elektron ikatan (PEB
vs PEI)
3. Gaya tolak antar pasangan elektron ikatan (PEI vs PEI).
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ikatan kimia terjadi karena adanya kecenderungan suatu atom untuk
menangkap atau melepas elektron sehingga mencapai kestabilan. Ikatan
kimia secara umum terbagi menjadi dua yaitu, ikatan antar atom dan ikatan
antar molekul. Ikatan antar atom melibatkan ikatan ion atau ikatan
elektrovalen, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam.
Dan ikatan antar molekul melibatkan ikatan van der walls dan ikatan
hidrogen. Teori VSEPR digunakan untuk memprediksi bentuk molekul
suatu senyawa dengan mempertimbangkan :
Jumlah atom yang terikat pada atom pusat
Jumlah pasangan elektron non-ikat
Ikatan rangkap dua dan rangkap tiga
B. Saran
Setelah disusunnya makalah ini semoga semua pihak akan terus
belajar meskipun terbatas usia atau waktu. Adanya ikatan kimia yang hanya
dapat diperkirakan secara abstrak, membuat manusia akan terus belajar dan
mensyukuri nikmat Allah dengan segala ciptaan-Nya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat, dan apabila terdapat kesalahan dalam penulisan penulis
mohon maaf dan kepada Allah kami mohon ampun.
12
DAFTAR PUSTAKA
13