PENDAHULUAN
2.1 DEFINISI
Osteomielitis (berasal dari kata osteo dan mielitis) adalah radang tulang yang
disebabkan oleh organisme piogenik, walaupun berbagai organ infeksi lain juga dapat
menyebabkannya. Ini dapat tetap terlokalisasi atau dapat tersebar melalui tulang, melibatkan
sumsum, korteks, jaringan kanselosa, dan periosteum.2
Osteomielitis adalah infeksi tulang dan sumsum tulang. Penyebab tersering adalah
bakteri, walaupun penyebab lain seperti jamur juga didapati pada penderita dengan
imunikompromais, seperti neonatus dan pasien dengan defisiensi imun. Penyebaran
mikroorganisme ke dalam tulang dapat secara hematogen, inokulasi langsung dari luar seperti
pada trauma (fraktur terbuka atau operasi), ataupun melalui penyebaran langsung dari
struktur yang terinfeksi di sekitarnya.6
2.2 EPIDEMIOLOGI
Prevalensi keseluruhan adalah 1 kasus per 5.000 anak. Prevalensi neonates adalah
sekitar 1 kasus per 1.000 kejadian. Sedangkan kejadian pada pasien dengan anemia sel sabit
adalah sekitar 0,36%. Prevalensi osteomielitis setelah trauma pada kaki sekitar 16% (30-40%
pada pasien dengan DM). Insidensi osteomielitis vertebral adalah sekitar 2,4 kasus per
100.000 penduduk. Osteomielitis hematogen akut banyak ditemukan pada anak-anak, anak
laki-laki lebih sering terkena dibanding perempuan (3:1). Tulang yang sering terkena adalah
tulang panjang dan tersering adalah femur, tibia, humerus, radius, ulna, fibula. Pada dewasa
infeksi hematogen biasanya paling banyak pada tulang vertebra dibandingkan tulang panjang.
2.3 ETIOLOGI
Staphylococcus aureus merupakan organisme tersering penyebab osteomielitis
terutama osteomiletis akut yaitu lebih kurang 90% kasus. Tempat masuk dari bakteri ialah
melalui kulit yang terluka dan terinfeksi, lecet, dan jerawat atau bisul. Terkadang juga dapat
melalui mukosa membran selaput lendir dari saluran napas atas sebagai komplikasi dari
infeksi tenggorokan atau hidung. Bahkan bila menyikat gigi yang telalu kuat dan
menyebabkan inflamasi gusi dapat mengakibatkan bakteremia transien. Adanya bakteremia,
memainkan peranan penting dalam menentukan bagian tulang yang berkembang menjadi
osteomielitis (kemungkinan karena ada trombosis lokal dan penurunan resistensi terhadap
infeksi) selain itu juga menjelaskan mengapa insiden osteomielitis lebih tinggi pada laki-laki
dan lebih sering menyerang ekstremitas bawah.6
Selain itu bakteri lain yang dapat menyebabkan osteomielitis ialah Streptococcus dan
Pneumococcus terutama pada bayi. Dengan berkembangnya vaksin yang efektif maka
Haemophilus influenzae sudah jarang menyebabkan osteomielitis.7 Bakteri lain yang dapat
menyebabkan osteomielitis yaitu E. colli, Aerogenus kapsulata, Salmonella tifosa,
Psedumonas aerogenus, Proteus mirabilis, Brucella, dan bakteri anaerobik yaitu Bakteroides
fragilis.2
Untuk osteomielitis kronis terutama disebabkan bakteri Staphylococcus auerus (75%)
atau E.colli, Proteus, atau Pseudomonas. Staphylococcus epidermidis merupakan penyebab
utama osteomielitis kronik pada pasien operasi ortopedi yang menggunakan implan.2
Organisme penyebab osteomielitis tersering berdasarkan umur pasien :
Bayi ( < 1 tahun) - Grup B Streptococci
- Staphylococcus auereus
- Escherichia coli
Anak (1 16 tahun) - Staphylococcus auereus
- Streptococcus pyogenes
- Haemophilus influenzae
Dewasa ( >16 tahun) - Staphylococcus epidermidis
- Staphylococcus auereus
- Pseudomonas aeruginosa
- Serratia mercescens
- Escherichia coli
Tabel 1. Organisme Penyebab Osteomielitis Berdasarkan Umur2
2.4 PATOFISIOLOGI
Penyebaan osteomielitis terjadi melalui dua cara, yaitu: 2
1. Penyebaran umum
- Melalui sirkulasi darah berupa bakteremia dan septikemia
- Melalui embolus infeksi yang menyebabkan infeksi multifokal pada daerah-daerah
lain
2. Penyebaran lokal
- Subperiosteal abses akibat penerobosan abses melalui periost
- Selulitis akibat abses subperiosteal menembus sampai di bawah kulit
- Penyebaran ke dalam sendi sehingga terjadi arthritis septik
- Penyebaran ke medula tulang sekitarnya sehingga sistem sirkulasi ke dalam tulang
terganggu.
Perkembangan awal dan cepat dari osteomielitis hematogen yang tidak diobati
ditandai adanya fokus awal kecil dari inflamasi bakteri disertai hiperemia awal dan edema
pada tulang cancellous dan sumsum daerah metafisis tulang panjang. Tidak seperti jaringan
lunak yang mampu berkembang untuk mengakomodasi pembengkakan, tulang merupakan
suatu ruang yang tertutup dan kaku. Oleh karena itu, edema awal dari proses inflamasi
menyebabkan peningkatan tajam tekanan intraosseous. Sehingga menimbulkan gejala berupa
nyeri lokal yang berat dan konstan. Terbentuknya pus juga semakin meningkatkan tekanan
lokal dan menyebabkan trombosis pembuluh darah dan nekrosis tulang.6
Infeksi yang tidak diobati akan menyebar cepat dengan berbagai cara, menghancurkan
tulang melalui osteolisis. Melalui pembuluh darah yang rusak di lesi lokal, sejumlah besar
bakteri kembali menyerang aliran darah dan bakteremia yang tidak terdeteksi tersebut
menjadi septikemia yang bermanifestasi menjadi malaise, anoreksia, dan demam. Penyebaran
lokal infeksi melalui ekstensi langsung dibantu oleh peningkatan tekanan lokal, menembus
korteks yang tipis di daerah metafisis dan melibatkan periosteum yang sangat sensitif
sehingga terjadi tenderness lokal. Periosteum yang melekat pada tulang selama masa kanak-
kanak menjadi longgar lalu terpisah dari meninggi dari tulangnya. Hasilnya berupa abses
subperiosteal yang tetap terlokalisasi atau menyebar ke seluruh shaft tulang. Periosteum yang
meninggi akan mengganggu aliran darah yang mendasari korteks sehingga memperluas
nekrosis tulang.6