Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

Osteomielitis merupakan infeksi yang terjadi pada tulang. Osteomielitis biasanya


disebabkan oleh infeksi bakteri. Infeksi ini dapat terjadi akibat infeksi yang menyebar melalui
pembuluh darah atau penyebaran melalui jaringan sekitar. Infeksi ini juga dapat terjadi akibat
infeksi langsung terhadap tulang tersebut. Kejadian seperti trauma dapat mengubah integrasi
dari tulang dan menimbulkan onset infeksi pada tulang.1 Penyebab tersering osteomielitis
adalah Stahylococcus aureus (89-90%), Escherichia coli, Pseudomonas, dan Klebsiella. Pada
periode neonatal, Haemophillus influenzae dan kelompok B streptokokus seringkali bersifat
patogen.2
Osteomielitis sering ditemukan pada usia dekade I-II; tetapi dapat pula ditemukan
pada bayi dan infant. Anak laki-laki lebih sering dibandingkan anak perempuan (3:1). Lokasi
yang tersering ialah tulang-tulang panjang seperti femur, tibia, radius, humerus, ulna, dan
fibula. Prevalensi keseluruhan adalah 1 kasus per 5000 anak. Prevalensi neonatal adalah
sekitar 1 kasus per 1000. Kejadian tahunan pada pasien dengan anemia sel sabit adalah
sekitar 0,36 %. Insiden osteomielitis vertebral adalah sekitar 2,4 kasus per 100.000 penduduk.
Kejadian tertinggi pada negara berkembang. Tingkat mortalitas osteomielitis adalah rendah,
kecuali jika sudah terdapat sepsis atau kondisi medis berat yang mendasari. 2
Osteomielitis masih merupakan permasalahan di Indonesia karena tingkat higienis
yang masih rendah dan pengertian mengenai pengobatan yang belum baik, diagnosis yang
sering terlambat sehingga biasanya berakhir dengan osteomyelitis kronis, fasilitas diagnostik
yang belum memadai di puskesmas, angka kejadian tuberkulosis yang masih tinggi sehingga
kasus-kasus tuberkulosis tulang dan sendi juga masih tinggi, pengobatan osteomyelitis
memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya tinggi, serta banyaknya penderita dengan
fraktur terbuka yang datang terlambat dan biasanya datang dengan komplikasi
osteomyelitis.2,5
Sangat penting mendiagnosis osteomielitis ini sedini mungkin, terutama pada anak-
anak, sehingga pengobatan dengan antibiotik dapat dimulai, dan perawatan pembedahan yang
sesuai dapat dilakukan dengan pencegahan penyebaran infeksi yang masih terlokalisasi dan
untuk mencegah jangan sampai seluruh tulang mengalami kerusakan yang dapat
menimbulkan kelumpuhan.
Referat ini berusaha merangkum mengenai patogenesis, diagnosis, dan tatalaksana
dari osteomielitis agar sebagai dokter umum dapat mencegah dan mengobati penyakit
osteomyelitis tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI
Osteomielitis (berasal dari kata osteo dan mielitis) adalah radang tulang yang
disebabkan oleh organisme piogenik, walaupun berbagai organ infeksi lain juga dapat
menyebabkannya. Ini dapat tetap terlokalisasi atau dapat tersebar melalui tulang, melibatkan
sumsum, korteks, jaringan kanselosa, dan periosteum.2
Osteomielitis adalah infeksi tulang dan sumsum tulang. Penyebab tersering adalah
bakteri, walaupun penyebab lain seperti jamur juga didapati pada penderita dengan
imunikompromais, seperti neonatus dan pasien dengan defisiensi imun. Penyebaran
mikroorganisme ke dalam tulang dapat secara hematogen, inokulasi langsung dari luar seperti
pada trauma (fraktur terbuka atau operasi), ataupun melalui penyebaran langsung dari
struktur yang terinfeksi di sekitarnya.6
2.2 EPIDEMIOLOGI

Prevalensi keseluruhan adalah 1 kasus per 5.000 anak. Prevalensi neonates adalah
sekitar 1 kasus per 1.000 kejadian. Sedangkan kejadian pada pasien dengan anemia sel sabit
adalah sekitar 0,36%. Prevalensi osteomielitis setelah trauma pada kaki sekitar 16% (30-40%
pada pasien dengan DM). Insidensi osteomielitis vertebral adalah sekitar 2,4 kasus per
100.000 penduduk. Osteomielitis hematogen akut banyak ditemukan pada anak-anak, anak
laki-laki lebih sering terkena dibanding perempuan (3:1). Tulang yang sering terkena adalah
tulang panjang dan tersering adalah femur, tibia, humerus, radius, ulna, fibula. Pada dewasa
infeksi hematogen biasanya paling banyak pada tulang vertebra dibandingkan tulang panjang.

Orang dewasa terkena karena menurunnya pertahanan tubuh karena kelemahan,


penyakit ataupun obat-obatan. Diabetes juga berhubungan dengan osteomielitis,
imunosupresi sementara baik yang didapat ataupun di induksi meningkatkan faktor
predisposisi, trauma menentukan tempat infeksi, kemungkinan disebabkan oleh hematom
kecil atau terkumpulnya cairan di tulang. Morbiditas dapat signifikan dan dapat termasuk
penyebaran infeksi lokal ke jaringan lunak yang terkait atau sendi; berevolusi menjadi infeksi
kronis, dengan rasa nyeri dan kecacatan; amputasi ekstremitas yang terlibat; infeksi umum;
atau sepsis. Sebanyak10-15% pasien dengan osteomielitis vertebral mengembangkan temuan
neurologis atau kompresi corda spinalis. Sebanyak 30% dari pasien anak dengan osteomielitis
tulang panjang dapat berkembang menjadi trombosis vena dalam (DVT). Perkembangan
DVT juga dapat menjadi penanda adanya penyebarluasan infeksi.7

2.3 ETIOLOGI
Staphylococcus aureus merupakan organisme tersering penyebab osteomielitis
terutama osteomiletis akut yaitu lebih kurang 90% kasus. Tempat masuk dari bakteri ialah
melalui kulit yang terluka dan terinfeksi, lecet, dan jerawat atau bisul. Terkadang juga dapat
melalui mukosa membran selaput lendir dari saluran napas atas sebagai komplikasi dari
infeksi tenggorokan atau hidung. Bahkan bila menyikat gigi yang telalu kuat dan
menyebabkan inflamasi gusi dapat mengakibatkan bakteremia transien. Adanya bakteremia,
memainkan peranan penting dalam menentukan bagian tulang yang berkembang menjadi
osteomielitis (kemungkinan karena ada trombosis lokal dan penurunan resistensi terhadap
infeksi) selain itu juga menjelaskan mengapa insiden osteomielitis lebih tinggi pada laki-laki
dan lebih sering menyerang ekstremitas bawah.6
Selain itu bakteri lain yang dapat menyebabkan osteomielitis ialah Streptococcus dan
Pneumococcus terutama pada bayi. Dengan berkembangnya vaksin yang efektif maka
Haemophilus influenzae sudah jarang menyebabkan osteomielitis.7 Bakteri lain yang dapat
menyebabkan osteomielitis yaitu E. colli, Aerogenus kapsulata, Salmonella tifosa,
Psedumonas aerogenus, Proteus mirabilis, Brucella, dan bakteri anaerobik yaitu Bakteroides
fragilis.2
Untuk osteomielitis kronis terutama disebabkan bakteri Staphylococcus auerus (75%)
atau E.colli, Proteus, atau Pseudomonas. Staphylococcus epidermidis merupakan penyebab
utama osteomielitis kronik pada pasien operasi ortopedi yang menggunakan implan.2
Organisme penyebab osteomielitis tersering berdasarkan umur pasien :
Bayi ( < 1 tahun) - Grup B Streptococci
- Staphylococcus auereus
- Escherichia coli
Anak (1 16 tahun) - Staphylococcus auereus
- Streptococcus pyogenes
- Haemophilus influenzae
Dewasa ( >16 tahun) - Staphylococcus epidermidis
- Staphylococcus auereus
- Pseudomonas aeruginosa
- Serratia mercescens
- Escherichia coli
Tabel 1. Organisme Penyebab Osteomielitis Berdasarkan Umur2

2.4 PATOFISIOLOGI
Penyebaan osteomielitis terjadi melalui dua cara, yaitu: 2
1. Penyebaran umum
- Melalui sirkulasi darah berupa bakteremia dan septikemia
- Melalui embolus infeksi yang menyebabkan infeksi multifokal pada daerah-daerah
lain
2. Penyebaran lokal
- Subperiosteal abses akibat penerobosan abses melalui periost
- Selulitis akibat abses subperiosteal menembus sampai di bawah kulit
- Penyebaran ke dalam sendi sehingga terjadi arthritis septik
- Penyebaran ke medula tulang sekitarnya sehingga sistem sirkulasi ke dalam tulang
terganggu.
Perkembangan awal dan cepat dari osteomielitis hematogen yang tidak diobati
ditandai adanya fokus awal kecil dari inflamasi bakteri disertai hiperemia awal dan edema
pada tulang cancellous dan sumsum daerah metafisis tulang panjang. Tidak seperti jaringan
lunak yang mampu berkembang untuk mengakomodasi pembengkakan, tulang merupakan
suatu ruang yang tertutup dan kaku. Oleh karena itu, edema awal dari proses inflamasi
menyebabkan peningkatan tajam tekanan intraosseous. Sehingga menimbulkan gejala berupa
nyeri lokal yang berat dan konstan. Terbentuknya pus juga semakin meningkatkan tekanan
lokal dan menyebabkan trombosis pembuluh darah dan nekrosis tulang.6
Infeksi yang tidak diobati akan menyebar cepat dengan berbagai cara, menghancurkan
tulang melalui osteolisis. Melalui pembuluh darah yang rusak di lesi lokal, sejumlah besar
bakteri kembali menyerang aliran darah dan bakteremia yang tidak terdeteksi tersebut
menjadi septikemia yang bermanifestasi menjadi malaise, anoreksia, dan demam. Penyebaran
lokal infeksi melalui ekstensi langsung dibantu oleh peningkatan tekanan lokal, menembus
korteks yang tipis di daerah metafisis dan melibatkan periosteum yang sangat sensitif
sehingga terjadi tenderness lokal. Periosteum yang melekat pada tulang selama masa kanak-
kanak menjadi longgar lalu terpisah dari meninggi dari tulangnya. Hasilnya berupa abses
subperiosteal yang tetap terlokalisasi atau menyebar ke seluruh shaft tulang. Periosteum yang
meninggi akan mengganggu aliran darah yang mendasari korteks sehingga memperluas
nekrosis tulang.6

Gambar 1. Mekanisme Terjadinya Osteomielitis4

Setelah beberapa hari pertama, infeksi menembus periosteum dan menyebabkan


selulitis dan akhirnya berupa abses jaringan lunak. Pada daerah metafisis di dalam sendi
sinovial, seperti ujung atas femur dan radius, penetrasi periosteum membawa infeksi secara
langsung ke dalam sendi dan menyebabkan arthritis septik. Di sisi lain ketika daerah
metafisis luar tetapi dekat dengan sendi maka sering terbentuk efusi sinovial steril.
Sementara itu, penyebaran infeksi lokal melalui rongga meduler dapat mengganggu
sirkulasi internal. Daerah yang dihasilkan dari nekrosis tulang yang mungkin berbeda dalam
batas dari spicule kecil ke seluruh shaft dan akhirnya terpisah sehingga terbentuk kepingan
jaringan tulang yang sudah mati dan disebut sebagai sekuestrum. Pembentukan tulang baru
yang luas dari lapisan dalam periosteum menyebabkan shaft tulang terbungkus atau disebut
sebagai involokrum, yang mempertahankan eterlibatan tulang bahkan ketika segemen besar
dari shaft mati dan mengalami sekuestrum. Lempeng epifisis berperan sebagai penghalang
penyebaran langsung infeksi tetapi bila lempeng tersebut sudah rusak maka gangguan
pertumbuhan yang serius akan muncul di kemudian hari. Jika tidak dikontrol, setiap saat
septikemia dapat menyebabkan fokus metafisis infeksi pada tulang lainnya. Lebih pentingnya
hal tersebut akan menyebabkan fokus infeksi pada organ lain terutama di paru-paru dan otak
juga menyebabkan kematian.6

Anda mungkin juga menyukai