Anda di halaman 1dari 4

BAB III

PEMBAHASAN

Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan yang ditandai oleh peningkatan


kadar lipid darah dalam lipoprotein (kolestrol dan trigliserida) yang melewati batas
normal. Berdasarkan jenisnya, hiperlipidemia dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Hiperlipidemia Primer
Banyak disebabkan oleh kelainan genetik dan pada keadaan yang lebih berat
akan tampak adanya Xantoma (penumpukan lemak di bawah jaringan kulit).
2. Hiperlipidemia Sekunder
Peningkatan kadar lipida darah yang disebabkan oleh suatu penyakit tertentu,
misalnya diabetes melitus, gangguan tiroid, penyakit hepar, dan penyakit
ginjal. Hiperlipidemia sekunder ini bersifat reversibel.
Penggolongan hiperlipidemia berdasarkan konsentrasi lipoprotein menurut
WHO tahun 1970 adalah sebagai berikut :
Gangguan Kolestrol Kolestrol Triglise
Tipe Istilah Plasma
Lipoprotein Total LDL rida
Kilomikron Rendah- Putih
I Hiperlipomikronemia Tinggi Tinggi
tinggi normal susu
Tinggi- Kuning
II a LDL tinggi Hiperkolestrolemia Tinggi Normal
normal jenuh
VLDL dan
II b Hiperlipoproteinemia Tinggi Tinggi Tinggi Keruh
LDL tinggi
Kilomikron Hiperlipidemia Rendah-
III Tinggi Tinggi Keruh
sisa dan LDL Remnant normal
(Sumber : WHO, 2016)
Kolestrol yang berasal dari makanan yang dikonsumsi dibawa oleh beberapa
lipoprotein yang diklasifikasikan berdasarkan densitasnya. Lipoprotein merupakan
alat angkut lipida yang bersirkulasi dalam tubuh dan membawanya ke sel-sel otot,
lemak, dan sel-sel lainnya. Lipoprotein LDL membawa kolestrol dalam jumlah besar
yaitu hampir 2/3 kolestrol. Reseptor LDL oleh reseptor yang ada di dalam hati akan
mengeluarkan LDL dari sirkulasi.
Pembentukan LDL merupakan hal yang penting karena berfungsi untuk
pengontrolan kolestrol darah. Pembuluh darah memiliki sel-sel perusak di dalamnya,
sel-sel tersebut dapat merusak LDL melalui scavenger pathway. Molekul LDL
dioksidasi sehingga tidak dapat masuk kembali ke aliran darah. Kolestrol yang
dibawa oleh LDL kemudian akan menumpuk pada dinding pembuluh darah dan
membentuk plak. Plak yang bercampur dengan protein dan ditutupi oleh sel-sel otot
dan kalsium akan berkembang menjadi arterosklerosis.
Berbeda dengan LDL, HDL mempunyai peran sebaliknya yaitu tidak
menyebabkan arterosklerosis sehingga risiko terjadinya PJK menurun. Mekanisme
menurunnya kejadian PJK adalah dengan memindahkan kolesterol dari jaringan ke
hati, tempat kolesterol dimetabolisme dan kemudian diekskresikan dari tubuh.
Kadar lemak yang abnormal dalam sirkulasi darah (terutama kolesterol) bisa
menyebabkan masalah jangka panjang. Resiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit
arteri koroner atau penyakit arteri karotis meningkat pada seseorang yang memiliki
kadar kolesterol total yang tinggi. Kadar kolesterol rendah biasanya lebih baik bila
dibandingkan dengan kadar kolesterol yang tinggi, tetapi kadar yang terlalu rendah
juga tidak baik. Kadar kolesterol total yang ideal adalah 140-200 mg/dL atau kurang.
Jika kadar kolesterol total mendekati 300 mg/dL, maka resiko terjadinya serangan
jantung adalah 2 kali lebih banyak.
Pembuluh darah koroner yang menderita arterosklerosis selain menjadi tidak
elastis, juga mengalami penyempitan sehingga tahanan aliran darah dalam pembuluh
koroner juga naik. Tekanan sistolik yang meningkat karena pembuluh darah tidak
elastis sertanaiknya tekanan diastolik akibat penyempitan pembuluh darah disebut
juga tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Metabolisme karbohidrat menyebabkan terjadinya hiperlipidemia yaitu mulai
dari pencernaan karbohidrat di dalam usus halus berubah menjadi monosakarida
galaktosa dan fruktosa di dalam hati kemudian dipecah menjadi glikogen dalam hati
dan otot. Kemudian glikogen dipecah menjadi glukosa dirubah dalam bentuk piruvat
dan dipecah lagi menjadi asetil KoA sehingga akhirnya terbentuk karbondioksida, air
dan energi. Bila energi tidak diperlukan, asetil KoA tidak memasuki siklus TCA tetapi
digunakan untuk membentuk asam lemak, melakukan esterifikasi dengan gliserol
(diproduksi dalam glikolisis) dan menghasilkan trigliserida.
Hiperlipidemia dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan kadar
kolestrol darah sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit jantung koroner.
Pemeriksaan lipid perlu dilakukan bila ada indikasi tertentu seperti adanya faktor
keturunan, kebiasaan merokok, alkohol, kegemukan, diabetes melitus, gagal ginjal,
hipotiroidisme.
Gejala ataupun tanda adanya hiperlipidemia antara lain :
Timbul nodul lemak pada kulit (xanthoma) yang merupakan deposit dari
penumpukan kolesterol pada kelopak mata (Xanthelasma)
Nyeri berat pada abdomen. Perlu diketahui bahwa hiperlipidemia seringkali
tidak menimbulkan gejala apapun tetapi dapat mengakibatkan pankreatitis.
Pembesaran hati dan yang menyebabkan nyeri abdomen atau usus dua belas
jari.
Pada hiperkolesterolimia yang disebabkan karena faktor keturunan disertai
riwayat infa miokard dalam keluarga dan nyeri dada (angina) ini merupakan
gejala dari penyakit jantung koroner.
Aterosklerosis dapat menyebabkan infark jantung sehingga terjadi spasme
pembuluh darah arteri yang menuju jantung. Akibatnya suplai oksigen tidak
mencukupi akhirnya menyebabkan kerusakan otot jantung
Untuk menghindari hiperlipidemia dianjurkan :
Berhenti merokok
Hindari minuman beralkohol
Olahraga secara teratur, gaya hidup sehat dengan diet rendah lemak dan
kolesterol, buah-buahan dan sayuran serta makan berserat harus ditingkatkan.
Penderita kegemukan usahakan mengurangi berat badan sampai batas normal.
Konsumsi minyak ikan yang mengandung asam lemak omega 3 pada
beberapa kasus dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah juga makanan
yang mengandung serat.
Jika memiliki riwayat hidup hiperlipidemia dalam keluarga dianjurkan untuk
memeriksakan kadar kolesterol darah secara berkala. Hal ini untuk
menghindari terjadinya berbagai komplikasi yang tidak diinginkan.
Lakukan diet rendah lemak yakni kurang dari 15% dari pemasukan kalori.
Konsumsi obat untuk menurunkan kadar trigliserida yaitu fibrat atau asam
nikotinat.

Anda mungkin juga menyukai