Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

Terdapat diga jenis kecurangan (Fraud tree)diungkapkan ACFE yaitu 1) Corruption;


2) Asset Misappropriation; 3) Financial Statement Fraud. Fraud tersebut dapat terjadi apabila
ketiga fraud triangle terpenuhi yaitu pressure, Opportunity,dan rationalization(Tuanakotta,
2010, 2013). Pressure adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan fraud,
contohnya hutang atau tagihan yang menumpuk, gaya hidup mewah, ketergantungan narkoba,
dll. Opportunity adalah peluang yang memungkinkan fraud terjadi. Biasanya disebabkan
karena internal control suatu organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan, dan/atau
penyalahgunaan wewenang. Rationalization merupakan tindakan membenarkan diri, mereka
menganggap bahwa tindakan mereka sudah benar.
Untuk mencegah fraud tree tersebut harus ada mekanisme kontrol yang baik.
Mekanisme kontrol dapat berupa penerapan auditing dalam setiap organisasi. Apabila
membicarakan terkait degan fraud erat kaitannya dengan agency theory. Dalam konteks
hubungan keagenan, Jensen, Meckling (1976) menyebutkan adanya biaya agensi (agency
cost) untuk mengatasi konflik keagenan salah satunya adalah biaya kontrol atau dalam bahasa
sehari-hari disebut dengan biaya audit.Selain sebagai mekanisme kontrol ternyata auditing
dapat dijadikan sebagai pencegahan terhadap fraud.
Untuk menjamin tatakelola yang baik (Good Corporate Governance) maka harus
dilakukan mekanisme audit. Dalam proses audit disamping menjamin tatakelola yang baik
juga menjamin tidak terjadinya penyalahgunaan terhadap segala bentuk pemakaian keuangan
negara. Dalam proses audit dikenal berbagai macam audit. Diantaranya ada audit Laporan
Keuangan (Audit Keuangan), Audit Kinerja (Performance Audit), dan Audit Dengan Tujuan
Tertentu.Pilar penting seperti transparan dan akuntabel tersebut kemudian diterjemahkan
menjadi fungsi pengawasan yang akan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas (Baltaci
dan Yilmaz, 2006; Szymanski, 2007; Szymanski dan Compact, 2007).
Menurut beberapa ahli Auditing merupakan proses memperoleh dan mengevaluasi
bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi
dengan tujuan menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria yang telah
ditetapkan (Mulyadi, 2001; Elder, Beasley, Arens, 2011). Pathak (2004) menyebutkan dalam
proses audit untuk untuk menegaskan tiga hal:
1. Business practices and information privacy
2. Transaction integrity
3. Information protection

1
Tuntutan utuk melakukan kontrol tersebut membuat profesi akuntan publik sebagai
penyedia auditor berkembang pesat. Perkembangan tersebut diakui oleh berbagai kalangan
yang berasal dari dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat. Oleh karena itu berbagai pihak
tersebut menaruh banyak harapan kepada profesi auditor. Profesi auditor merupakan bagian
dari prosesi seorang akuntan, dimana profesi seorang akuntan sangat penting dalam dunia
bisnis. Di bidang bisnis profesi akuntan memiliki tempat yang istimewa karena seperti halnya
profesi-profesi lainnya, profesi akuntan dituntut harus memiliki keahlian lebih dalam bidang
akuntansi. Jika dicermati sudah banyak lembaga-lembaga pendidikan yang khusus
mengajarkan teori mengenai akuntansi, seperti halnya kurikulum di sekolah dan perguruan
tinggi baik negeri maupun swasta, tidak hanya itu munculnya lembaga-lembaga kursus
akuntansi di Indonesia kini sudah mulai banyak. Kondisi di dunia kerja pun seolah
menyambut positif fenomena ini, hal ini ditandai dengan banyaknya peluang yang diberikan
oleh perusahaan terhadap kebutuhan profesi akuntan.
Profesi akuntan sekarang ini dituntut untuk mampu bertindak secara profesional
sesuai dengan etika profesionalisme audit. Hal tersebut dikarenakan profesi akuntan
mempunyai tanggung jawab terhadap apa yang diperbuat baik terhadap pekerjaannya,
organisasinya, masyarakat dan dirinya sendiri. Dengan bertindak sesuai etika maka
kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan akan meningkat. Terlebih saat ini profesi
akuntan diperlukan oleh perusahaan, khususnya perusahaan yang akan masuk ke dalam pasar
modal. Hal ini disebabkan setiap perusahaan yang hendak ikut serta dalam bursa efek wajib
diaudit oleh akuntan publik.
Sebagai seorang sarjana ekonomi yang berasal dari Program studi Akuntansi nantinya
akan dihadapkan pada opsi apakah akan langsung terjun di dunia kerja baik sebagai karyawan
dalam suatu perusahaan swasta, menjadi karyawan pada instansi pemerintah, maupun pilihan
untuk menjadi wirausahawan dan membuka lapangan kerja yang baru. Pilihan yang lainnya
dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya dengan mengambil Strata 2, kemudian untuk opsi
lain yang lainnya dengan mengambil Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) yang menjadi
syarat mutlak agar dapat memperoleh gelar profesi Akuntan (Ak.), ataupun untuk saat
sekarang ini dengan diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2011 tentang Akuntan Publik seorang sarjana Strata 1 dapat langsung menempuh Ujian
Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) yang nantinya akan memperoleh gelar CPA atau di
Indonesia dahulu sebelum tahun 2007 sering disebut dengan istilah Bersertifikat Akuntan
Publik (BAP), sehingga apabila dapat lulus dalam Ujian Sertifikasi Akuntan Publik tersebut
maka akan dapat memenuhi salah satu syarat untuk mengajukan diri sebagai akuntan publik.

2
Tujuan dari Sertifikasi Akuntan Publik ini adalah untuk mendapatkan sumber daya manusia
yang memiliki kompetensi dan komitmen pada etika profesi yang memadai yang diperlukan
untuk menjalankan profesi akuntan publik.
Certified Public Accountant of Indonesia, disingkat CPA of Indonesia atau CPA,
merupakan sebutan (designation) sertifikasi tertinggi profesi akuntan publik di Indonesia.
Sertifikasi CPA of Indonesia merupakan sertifikasi berbasis kompetensi individu; dengan
demikian basis penyelenggaraan sertifikasi adalah, dan akan selalu, berbasis pada kompetensi
yang dibutuhkan individu untuk berpraktek, atau menginginkan keahlian yang dibutuhkan
untuk berprofesi, sebagai akuntan publik. Kompetensi mencakup pengetahuan teoritis bidang
yang diperlukan untuk berpraktek sebagai akuntan publik; termasuk berbagai ilmu akuntansi,
auditing, pengendalian internal, sistim informasi, perpajakan, ekonomi makro dan mikro,
manajemen keuangan dan hukum bisnis secara umum, yang memungkinkan mereka
melakukan akumulasi dan evaluasi informasi dalam menjalankan profesi sebagai akuntan
publik; standar profesi, etika profesi, serta keahlian dan pengalaman dalam mempraktikan
pengetahuan bidang yang diperlukan. Sertifikasi akuntan publik diselenggarakan sesuai
dengan payung hukum undang-undang nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan
peraturan pelaksanaan melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/KMK.01/2011
tentang penetapan Institut Akuntan Publik Indonesia sebagai Asosiasi Profesi Akuntan
Publik, sebagaimana dimaksud dalam undang-undang nomor 5 tahun 2011, serta Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008. Sertifikasi akuntan publik merupakan salah satu
persyaratan yang diperlukan untuk penerbitan ijin praktek individu oleh Pusat Pembinaan
Akuntan dan Jasa Penilai Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Sertifikasi CPA of Indonesia merupakan satu-satunya sertifikasi akuntan publik di
Indonesia yang diselenggarakan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) sebagai satu-
satunya Asosiasi Profesi Akuntan Publik sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan peraturan pelaksanaan melalui Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 443/KMK.01/2011 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.01/2008. Tujuan dari IAPI yaitu mewujudkan Akuntan Publik yang berintegritas,
berkualitas dan berkompetensi sesuai standar internasional, mendorong pertumbuhan dan
independensi profesi yang sehat dan kondusif bagi profesi Akuntan Publik, menjaga martabat
profesi Akuntan Publik dan kepercayaan publik, melindungi kepentingan public dan Akuntan
Publik, serta mendorong terwujudnya good governance di Indonesia.
Dalam melakukan prosedur audit seorang auditor harus berpedoman pada ISA
(International Standar On Auditing) atau SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

3
Belum lama ini IAPI (International Standar on Auditing) mengeluarkan kebijakan bahwa
akan mengadopsi ISA secara penih untuk menggantikan SPAP mulai januari 2013. Sejarah
singkat terkait dengan ISA adalah, International Standards on Auditing (ISA) disusun oleh
International Federation of Accountants (IFAC) melalui Auditing Internasional dan Assurance
Standars Board (IAASB).

PEMBAHASAN
Agency Theory
Dalam teori agensi terdapat hubungan kegenan (agency relationship) antara principal
dan agent(Jensen dan Meckling, 1976). Hubungan tersebut dalam bentuk pendelegasian
wewenang kepada agent oleh principle(Jensen dan Meckling, 1976). Theory agency ini
menyebutkan bahwa manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak terkait dengan
operasional perusahaan dari pada pemegang saham. Ketimpangan ini yang membuat adanya
sebuah asimetry information (Glover, Messier, Prawitt, 2006).
Dalam konteks hubungan keagenan, Jensen, Meckling (1976) menyebutkan adanya
biaya agensi (agency cost) untuk mengatasi konflik keagenan. Biaya tersebut terdiri dari tiga
yaitu (1) the monitoring expenditures, (2) the bonding expenditure, dan (3) the residual loss.
Dalam tiga biaya agensi tersebut terdapat the bonding expenditure yang berarti
memperkerjakan auditor guna melakukan audit. Tujuan dari audit ini adalah mengurangi
asimetri informasi antara principle dan agent.

Pembahasan Seminar
Materi Pertama Kris Kuntadi, SE., MM., CPA., Ak
Dalam sebuah organisasi penerapan Good Corporate Governance sangat
berhubungan erat dengan koneksi politiknya (Faccio, 2006). Penerapan reinventing
goverment yang menuntut reformasi pemerintah yang diadopsi dari tata kelola perusahaan
harus dilakukan oleh organisasi sektor publik agar menjadi organisasi yang lebih efisien
(Osborne dan Gaebler, 1992).
Pengendalian Internal begitu penting dilakukan mengingat adanya kesematan akan
akan menghasilkan fraud. Pengendalian pun harus dilakukan secara berlapis misal: dalam
sebuah bank uang disimpan di dalam brangkas, kemudian ada yang bertugas menjaga.
Terdapat dua mekanisme kontrol dalam Bank tersebut. Pengendalian internal sebagai kontrol
tersebut dapat digunakan untuk memperkuat tujuan pengendalian internal.
Apabila pengendalian lemah maka memungkinkan terjadi Fraud Tree seperti berikut ini:

4
1. Financial Statement Fraud
2. Aset missapropriate
3. Koruption

Materi Kedua Dr. Bandi, M.Si., Ak


Terdapat beberapa perbedaan Standard Profesional Akuntan Publik (SPAP) jika
dibandingkan dengan International Standards on Auditing (ISA). Perbandingan dijelaskan
sebagai berikut :
Pertama, Profesional Akuntan Publik (SPAP) meliputi : Standart auditing, Atestasi,
Standart jasa akuntansi dan review, Jasa konsultasi dan jasa pengendalian mutu. Sedangkan
International Standards on Auditing (ISA) ada 7 perspektif responsibility auditing yaitu:
Internal control, Audit evidence, Respective responsibility, Audit planning, Using work of
other expert, Audit conclusions and Audit Report, Specialized areas.
Kedua, menyoroti peredarannya di Indonesia. Untuk mengakses dan memperoleh
International Standards on Auditing (ISA) mudah dan gratis tetapi harus register, sedangkan
memperoleh Standard Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang sudah mengadopsi ISA harus
beli atau membayar.
Ketiga, Ada beberapa perbedaan International Standards on Auditing (ISA) dengan
Standard Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang lama adalah (1)Penekanan pada Audit
Berbasis Resiko, (2) Perubahan dari Rules based ke Principle Based, (3) Dari model
matematis perbedaannya menekankan pada model kalimat professional adjustment
melibatkan peran loss, chart, gain, (4) Melibatkan peran Those Charged With Governance
(TCWG) goverment.
Keempat, Standard Profesional Akuntan Publik (SPAP) lama mengacu pada standart
auditing dari amerika. Standard Profesional Akuntan Publik (SPAP) membagi standart
menjadi 3 : standar umum, standar pekerjaan lapangan, standar pelaporan. International
Standards on Auditing (ISA) tidak dibagi.
Kelima, Pengkajian yang ada di International Standards on Auditing (ISA) sudah
mencerminkan proses pengerjaan audit yang menyeluruh. Pekerjaan audit di International
Standards on Auditing (ISA) di bagi menjadi 6 tahapan : persetujuan penugasan, melakukan
pengumpulan informasi pemahaman bisnis dan sistem akuntansi clien serta penentuan unit
yang akan diaudit, pengembangan strategi audit, pelaksanaan audit, membentuk opini,
pembuatan laporan audit.
Beberapa yang harus dikaji dari peneraan ISA (International Standard on Auditing)
yang diadopsi oleh Institute Akuntan Publik Indonesia (IAPI) adalah: 1) Pemahaman tentang

5
International Standards on Auditing (ISA) dan organisasi yang diikutinya yaitu Institute
Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan Akuntan Publik. 2) Beberapa manfaat di research, tesis
dan desertasi mungkin perlu di uji praktisnya. 3) Apakah mahasiswa paham dan apakah dosen
audit peduli atau tidak bisa dikaji untuk penelitian.

Materi Ketiga Tarko Sunaryo, CPA


1. AEC 2015: Apa Yang Akan Terjadi?
Saat ini terdapat kekuatan dan peluang yaitu diantaranya:
a. Lulusan S1 akuntansi dari perguruan tinggi di Indonesia cukup banyak sekitar 35 ribu
per tahun.
b. Terbukanya kesempatan kerja bagi CPA dari Indonesia di negara ASEAN.
c. Adopsi standar internasional telah berjalan
d. Keberadaan asosiasi profesi sekaligus sebagai standard setters
e. Tersedianya mekanisme ujian CPA dan CPD
f. Keberadaan institusi pendidikan bidang akuntansi dan pendukung
g. Payung hukum: UU 5/2011 tentang Akuntan Publik dan UU lainya
h. Member IFAC
i. Dukungan pemerintah dan para stakeholders
Berdasarkan hal tersebut juga terdapat tantangan AEC 2015 yaitu bahwa jumlah
akuntan di Indonesia relatif lebih kecil dibandingkan Singapura, Malaysia, Thailand, dan
Philipina. Potensi market jasa akuntansi di Indonesia juga sangat besar dan kemungkinan
besar masuknya akuntan dari negara ASEAN lainnya ke Indonesia, kecuali praktik Akuntan
Publik yang masih tertutup. Meski masih ditutup, namun jumlah Akuntan Publik di Indonesia
yang masih terbatas dan 58% berusia diatas 50 tahun. Selain itu juga mengenai kompetensi
profesional yang belum merata, beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, dan Philippina
relatif lebih unggul. Selain dalam hal tersebut, Indonesia dalam proses adopsi IFRS dan
standar profesi internasional, beberapa negara seperti Singapura lebih dahulu melakukan.
Dalam hal ini, disseminasi standar baru belum merata dan menjangkau stakeholders di
seluruh Indonesia termasuk kalangan akademisi, kemampuan berbahasa asing (terutama
Bahasa Inggris) dan mentalitas pada umumnya orang Indonesia masih lemah, terbukanya
peluang bagi akuntan profesional Indonesia untuk bekerja/praktik di negara ASEAN lainnya,
sarana pendidikan bidang akuntansi belum merata di Indonesia, serta akuntan Indonesia yang
harus menyiapkan diri agar dapat unggul dalam AEC sehingga dapat menjadi tuan rumah di
negeri sendiri bahkan bisa melebarkan sayap ke negara ASEAN lainnya.

6
Untuk menghadapi hal tersebut, maka CPA memiliki beberapa strategi diantaranya
Pertumbuhan CPA of Indonesia melalui:
a. Meningkatkan minat calon peserta
b. Meningkatkan kesiapan calon peserta
c. Mendorong tumbuhnya test center di kota-kota besar di Indonesia melalui kerjasama
dengan pihak universitas atau pihak lain.
d. Meningkatkan flexibilitas ujian CPA of Indonesia
e. Meningkatkan kualitas konten kompetensi dan mutu jasa Akuntan Publik
f. Meningkatkan brand dan penerimaan publik CPA of Indonesia
g. Meningkatkan peran CPA of Indonesia, mendorong praktik good governance,
meningkatan kesadaran reliabilitas informasi keuangan.
Selain hal tersebut, mahasiswa harus melakukan beberapa hal untuk menghadapi AEC 2015
yaitu dengan cara:
a. Meningkatkan pengetahuan teknis tentang akuntansi, auditing, keuangan dan bisnis
sesuai standar internasional.
b. Meningkatkan kemampuan profesional (soft skills)
c. Meningkatkan kemampuan komunikasi termasuk bahasa Inggris
d. Menigkatkan wawasan pemahaman lingkungan internasional dalam rangka untuk
meningkatkan kepercayaan diri
e. Segera ambil ujian CPA
2. Sertifikasi Profesi Akuntan Publik
Sertifikasi Profesi Akuntan Publik dilaksanakan oleh IAPI dalam bentuk ujian
sertifikasi dalam rangka untuk mendapatkan CPA of Indonesia sebagai perwujudan ukuran
kompetensi profesional dan komitmen etika bidang akuntansi dan auditing di Indonesia.
Tujuan dari SPAP ini adalah untuk mendapatkan sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi dan komitmen pada etika profesi yang memadai yang diperlukan untuk
menjalankan profesi akuntan publik.Kompetensi profesional dalam SPAP ditempuh melalui
dunia pendidikan bidang akuntansi, auditing, keuangan, dan related field yang dibuktikan
melalui lulus ujian CPA of Indonesia Exam serta pengalaman kerja.
Cara mendapatkan CPA of Indonesia yaitu lulus CPA dalam waktu yang ditentukan,
pengalaman kerja bidang akuntansi, auditing, keuangan minimal 3 tahun atau pengalaman
sebagai tenaga pengajar akuntansi, keuangan, dan auditing minimal 4 tahun, dan menjadi
anggota IAPI
3. CPA Exam

7
Proses pendaftaran secara online disajikan oleh Dewan Sertifikasi Institut Akuntan
Publik Indonesia sehubungan dengan proses ujian sertifikasi akuntan publik berbasis
komputer, dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses penerbitan sertifikat CPA
of Indonesia. Proses pendaftaran secara online disajikan untuk memberikan kemudahan dan
fleksibilitas bagi calon peserta ujian untuk mendaftar ujian tanpa batasan ruang dan waktu.
Syarat peserta ujian adalah S1/D4/S2/S3 Akuntansi.
Ujian sertifikasi dapat dilakukan peserta di seluruh testing center yang
menyelenggarakan CPA of Indonesia Exam, baik yang dimiliki IAPI di Lantai 12,
Perkantoran Office 8, Jl. Senopati Raya, Jakarta Selatan, maupun testing center yang
dimiliki/ bekerja sama dengan Prometric, diantaranya Surabaya, Bandung, Lampung,
Malang, dan Medan. Ujian dapat dilakukan disetiap periode testing window yatu pada bulan
Februari-Maret, Mei-Juni, Agustus-September, dan November-Desember.
Mata ujian CPA of Exam yaitu
a. APK: Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Soal mata ujian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan (APK) terdiri dari soal pilihan
ganda dan essay dengan total waktu pengerjaan 4 jam.
b. LBHP: Lingkungan Bisnis, Hukum Komersial dan Perpajakan
Soal mata ujian Lingkungan Bisnis, Hukum Komersial & Perpajakan
(LBHP) terdiri dari soal pilihan ganda dan essay dengan total waktu pengerjaan 3
jam.
c. AAS: Auditing dan Assurance
Soal mata ujian Auditing & Assurance (AAS) terdiri dari soal pilihan ganda dan
essay dengan total waktu pengerjaan 4 jam.
d. AMSI: Akuntansi Manajemen, Manajemen Keuangan dan SistemInformasi
Soal mata ujian Akuntansi Manajemen, Manajemen Keuangan dan Sistem
Informasi (AMSI) terdiri dari soal pilihan ganda dengan waktu pengerjaan 3 jam.
4. CPA of Indonesia
Kewajiban Indonesia CPA:
a. Mematuhi Kode Etik Profesi IAPI
b. Mematuhi Standar Profesional Akuntan Publik
c. Mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan yang ditetapkan IAPI
d. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Organisasi dan
ketentuan IAPI lainnya

8
Sanksi yang akan diterima ketika melakukan pelanggaran yaitu Sertifikat Indonesia CPA akan
dianggap tidak berlaku dan pemegang sertifikat tidak berhak menggunakan sebutan Indonesia
CPA apabila pemegang sertifikat telah melanggar ketentuan yang disyaratkan (Tarkosunaryo,
2015).
5. Rencana Pengembangan CPA of Indonesia
a. Ujian Tingkat Dasar
5 mata ujian pada tingkat kemampuan dasar:
1) Pengantar auditing & asurans
2) Akuntansi & pelaporan keuangan
3) Pengantar ekonomi makro & mikro
4) Pengantar manajemen, perpajakan & hukum bisnis
5) Akuntansi biaya, manajemen keuangan & sistem informasi
b. Ujian Tingkat Profesional
5 mata ujian dengan tingkat kemampuan intermediate:
1) Auditing, asurans & etika profesi
2) Akuntansi dan pelaporan keuangan lanjutan
3) Akuntansi manajemen, manajemen keuangan dan teknologi informasi
4) Strategi bisnis dan perpajakan lanjutan
5) Manajemen risiko, tata kelola dan pengendalian internal
c. Ujian Tingkat Lanjutan
Satu mata ujian auditing lanjutan dengan kemampuan tingkat lanjut dengan
keahlian profesional untuk menerapkan berbagai disiplin pengetahuan
(menggabungkan) yang dilandasi nilai-nilai, etika dan perilaku profesional dalam
audit atas laporan keuangan:
1) Audit atas laporan keuangan
2) Pelaporan dan akuntansi keuangan
3) Tata kelola dan manajemen risiko
4) Lingkungan bisnis
5) Teknologi informasi
6) Hukum bisnis dan ketentuan peraturan UU yang berlaku
7) Keuangan dan manajemen keuangan

Materi Keempat Agung Nugroho Soedibyo

9
Terdapat tiga pokok bahasan yang digunakan oleh seorang auditor untuk mencegah fraud.
Cara tersebut tercermin dalam 3 LD (Three Lines of Defense Model) yaitu sebuah konsep
yang terdiri dari 3 pengetahuan auditor tentang Business Unit, Oversight Function, Internal
Audit.
1. Line pertama, Unit bisnis berhubungan dengan tata kelola suatu perusahaan yang
sehari-harinya melibatkan sistem pengendalian atau risiko manajemen bisnis klien,
kemudian mengikuti proses risiko, dan penerima internal control dan respon terhadap
risiko.
2. Line kedua, Risiko dan kepatuhan berhubungan dengan fungsi pengawasan yaitu
melakukan pengawasan dan menghadapi manajemen risiko, menyediakan pedoman
dan tujuan, mengembangkan kerangka manajemen risiko.
3. Line ketiga, Internal Audit berhubungan dengan risiko dasar audit yaitu meriviu line
pertama dan kedua, menyediakan perspektif independen dan menghadapi suatu
proses, objektif serta memberikan jaminan.

Tanggung Jawab Akuntan Publik


Mendeteksi Fraud sebagai objektif audit
Selama 19 abad dan bagian awal dari abad ke 19 pendeteksian fraud yang telah dilihat
bagian penting dari audit:
1. The judgemet in Nichols case menyatakan bahwa bagian tugas auditor untuk
menemukan fraudulent dan penyajian yang keliru.
2. Auditor independen juga bertanggung jawab terhadap profesinya, tanggung jawab
untuk mematuhi standar yang diterima oleh para praktisi rekan seprofesinya.
Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah
untuk menyatakakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.
Pada tingkat berikutnya skema mereka, Murtz dan sharaf (. 1961, p 42) menawarkan
delapan postulat tentatif audit:
1. Laporan keuangan dan data keuangan yang veririable
2. Tidak ada konflik kepentingan diperlukan antara auditor dan manajemen perusahaan
yang diaudit.
3. Laporan keuangan dan informasi lain yang disampaikan untuk verifikasi bebas dari
penyimpangan yang tidak bersifat kolusi dan lainnya.

10
4. Adanya sistem pengendalian internal yang memuaskan menghilangkan kemungkinan
adanya penyimpangan.
5. Aplikasi yang konsisten dari prinsip-prinsip yang berlaku secara umum dari hasil
penyajian wajar posisi keuangan dan hasil operasi.
6. Dengan tidak adanya bukti yang jelas dari sebaliknya, apa yang telah diadakan benar,
tepat untuk perusahaan di bawah pemeriksaan akan berlaku di masa depan.
7. Ketika memeriksa data keuangan untuk tujuan mengekspresikan opini, auditor
bertindak secara eksklusif dalam kapasitas auditor.
8. Status profesional auditor independen membebankan kewajiban professional yang
sama rata.

Manfaat dari Implikasi ISA terhadap pencegahan fraud di Indonesia


Beberapa poin penting dalam ISA (International Standard on Auditing) 240 The
Auditors Responsibility to Consider Fraud in an Audit of Financial Statements :
a. Tujuan audit
Seorang auditor harus mempertimbangkan resiko adanya fraud dalam laporan keuangan.
b. Karakteristik fraud
Fraud adalah suatu tindakan penipuan yang secara sengaja dilakukan untuk mendapatkan
keuntungan secara tidak sah atau ilegal.
c. Yang harus diperhatikan oleh seorang auditor
Fraud dalam laporan keuangan yang disebabkan perlakuan akuntansi
Meliputi:
1. Melakukan manipulasi, pemalsuan, dan perubahan pencatatan akuntansi atau
dokumen-dokumen yang digunakan sebagai dasar pembuatan laporan keuangan
2. Secara sengaja menghilangkan (atau menyajikan dengan salah) suatu
transaksi/informasi signifikan lain dalam laporan keuangan
3. Secara sengaja menerapkan prinsip akuntansi yang salah terkait dengan pencatatan
jumlah, klasifikasi, dan pelaporan suatu transaksi keuangan.

Metode melakukan fraud dalam laporan keuangan:


1. Melakukan pencatatan jurnal akuntansi palsu (terutama dilakukan saat mendekati
akhir periode akuntansi) dengan tujuan memanipulasi kinerja operasional perusahaan
2. Mengubah asumsi dalam pencatatan akuntansi (misalnya terkait adjustment)

11
3. Menghilangkan, memajukan, atau menunda pencatatan transaksi (terkait
pengakuan/recognition) yang seharusnya dilaporkan dalam periode laporan keuangan
tersebut
4. Menyembunyikan atau menutupi informasi yang dapat mempengaruhi laporan
keuangan
5. Mengubah pencatatan terkait transaksi yang signifikan dan unusual

Hal yang mendorong manajemen melakukan fraud dalam laporan keuangan:


1. Manajemen dituntut untuk mencapai target tertentu (misalnya laba/keuntungan) oleh
pihak eksternal/internal perusahaan
2. Seringkali target tersebut ditetapkan secara tidak realistis dan/atau terdapat sanksi
yang signifikan kalau tidak tercapai
Fraud dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh adanya penyalahgunaan aset (asset
misappropriation)
1. Melakukan rekayasa dalam laporan keuangan untuk menutup-nutupi pencurian aset
perusahaan

PENUTUP
KESIMPULAN
1. Implementasi International Standards on Auditing (ISA) yang diadopsi di Indonesia
untuk tujuan akademisi ada beberapa antara lain :
a. Pemahaman tentang International Standards on Auditing (ISA) dan organisasi yang
diikutinya yaitu IAPI
b. Beberapa manfaat di research, tesis dan desertasi mungkin perlu di uji praktisnya
c. Apakah mahasiswa paham apakah dosen audit peduli atau tidak bisa dikaji untuk
penelitian
d. Permasalahan yang muncul dari International Standards on Auditing (ISA) bisa
digunakan sebagai penelitian skripsi, tesis, desertasi
e. Bisa dikaji sistem tentang pihak-pihak yang kompeten dengan International
Standards on Auditing (ISA) yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) dan akuntan publik
f. Kantor Akuntan Publik (KAP) dan akuntan publik terkait dengan International
Standards on Auditing (ISA) pihak berkaitan langsung bisa kita studi sejauh mana
efektivitasnya bisa untuk skripsi, tesis, atau desertasi

12
g. Data dari pembina profesi di keuangan data akuntan publik per november 2016
tercatat ada 1186 akuntan publik, 404 KAP yang bisa dijadikan obyek penelitian. Ada
134 sangsi administratif sampai 2014 APBD P3K kerugian keuangan yang bisa
diteliti. Jenis pelanggaran SPAP 134 akuntan publik yang bisa diteliti.
h. Penyebaran International Standards on Auditing (ISA) yang tidak gratis, perbedaan
bisa untuk research penelitian.
i. Data dari kementrian keuangan tentang akuntan publik dan KAP yang bisa digunakan
untuk studi karena beberapa kasus dari pemeriksaaan oleh P3k sebagai pembina
profesi keuangan
2. Untuk menghadapi ACE 2015, maka CPA memiliki beberapa strategi diantaranya
a. Pertumbuhan CPA of Indonesia melalui peningkatan minat calon peserta,
peningkatkan kesiapan calon peserta, mendorong tumbuhnya test center di kota-kota
besar di Indonesia melalui kerjasama dengan pihak universitas atau pihak lain, serta
meningkatkan flexibilitas ujian CPA of Indonesia
b. Meningkatkan kualitas konten kompetensi dan mutu jasa Akuntan Publik
c. Meningkatkan brand dan penerimaan publik CPA of Indonesia
d. Meningkatkan peran CPA of Indonesia, mendorong praktik good governance,
meningkatan kesadaran reliabilitas informasi keuangan.
3. Sertifikasi Profesi Akuntan Publik dilaksanakan oleh IAPI dalam bentuk ujian sertifikasi
dalam rangka untuk mendapatkan CPA of Indonesia sebagai perwujudan ukuran
kompetensi profesional dan komitmen etika bidang akuntansi dan auditing di Indonesia.
Tujuan dari SPAP ini adalah untuk mendapatkan sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi dan komitmen pada etika profesi yang memadai yang diperlukan untuk
menjalankan profesi akuntan publik.
4. Proses pendaftaran CPA Exam secara online disajikan oleh Dewan Sertifikasi Institut
Akuntan Publik Indonesia. Ujian sertifikasi dapat dilakukan peserta di seluruh testing
center yang menyelenggarakan CPA of Indonesia Exam, baik yang dimiliki IAPI maupun
testing center yang dimiliki/ bekerja sama dengan Prometric, diantaranya Surabaya,
Bandung, Lampung, Malang, dan Medan.
5. Sanksi yang akan diterima ketika melakukan pelanggaran yaitu terhadap CPA yaitu
Sertifikat Indonesia CPA akan dianggap tidak berlaku dan pemegang sertifikat tidak
berhak menggunakan sebutan Indonesia CPA apabila pemegang sertifikat telah melanggar
ketentuan yang disyaratkan.

13
6. Rencana pengembangan CPA of Indonesia dibagi menjadi 3 yaitu ujian tingkat dasar,
profesional, dan lanjutan
7. Tanggung jawab manajemen
Manajemen mempunyai tanggung jawab terbesar dalam mencegah dan mendeteksi fraud.
Tanggung jawab tersebut termasuk menerapkan kontrol dalam perusahaan untuk
menghasilkan laporan keuangan secara benar dan fair.
8. Tanggung jawab auditor
Auditor yang menjalankan audit sesuai standar ISA (di UK/Inggris dan Irlandia), harus
mencapai reasonable assurance bahwa laporan keuangan bebas dari kesalahan bersifat
material, baik yang disebabkan karena error atau fraud.
Selain itu ISA juga dapat meningkatkan kualitas dalam laporan keuangan suatu
perusahaan, yang dapat membantu peran auditor eksternal dalam melakukan tugas
asersinya dan dalam melakukan deteksi dan pencegahan fraud pada suatu perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Anoname (2014). "Implementasi International Standards on Auditing Isa Di Indonesia."
diakses pada 23 November, 2016, dari https://dailyrudy.wordpress.com.
Baltaci, M. dan S. Yilmaz (2006). "Keeping an Eye on Subnational Governments: Internal
Control and Audit at Local Levels." World Bank Institute, Washington, DC.
Elder, R. J., et al. (2011). Auditing and Assurance Services, Pearson Higher Ed.
Faccio, M. (2006). "Politically Connected Firms." The American economic review 96(1):
369-386.
Glover, S. M., et al. (2006). Auditing & Assurance Services. A Systematic Approach,
McGrawHill/Irwin, New York.
Indonesia, I. A. P. diakses pada 21 November, 2016, dari http://iapi.or.id/.
Jensen, M. C. dan W. H. Meckling (1976). "Theory of the Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership Structure." Journal of financial economics 3(4): 305-
360.
Mulyadi, K. P. (2001). Auditing, Salemba Empat, Jakarta.
Osborne, D. dan T. Gaebler (1992). Reinventing Government. How to Entrepreneurial Spirit
Is Transforming the Public Sector, Addison Wesley.
Pathak, J. (2004). "A Conceptual Risk Framework for Internal Auditing in E-Commerce."
Managerial Auditing Journal 19(4): 556-564.
Szymanski, S. (2007). "How to Implement Economic Reforms: How to Fight Corruption
Effectively in Public Procurement in See Countries." Paris: OECD Publishing.
Retrieved March 5: 2008.
Szymanski, S. dan I. Compact (2007). "How to Fight Corruption Effectively in Public
Procurement in See Countries." Paris, France.
Tarkosunaryo, M., CPA (2015). Cpa Program: Learning Outcomes Mata Ujian Auditing.
Tuanakotta, T. M. (2010). Akuntansi Forensik & Audit Investigatif. Jakarta, Salemba Empat.
Tuanakotta, T. M. (2013). "Audit Berbasis Isa (International Standards on Auditing)."
Salemba Empat. Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai