Relevansi nilai (value relevance) informasi akuntansi mempunyai arti kemampuan
informasi akuntansi untuk menjelaskan nilai perusahaan (Beaver, 1968). Tidak jauh berbeda, Gu (2002) memberikan definisi relevansi nilai sebagai kemampuan menjelaskan (explanatory power) informasi akuntansi terhadap harga saham atau return saham. Sementara Lev (1999) menyebutkan bahwa relevansi nilai akuntansi dicirikan oleh kualitas informasi akuntansi. Beberapa prediksi berikut mengenai perilaku investor dalam menanggapi informasi laporan keuangan: 1. Investor memiliki keyakinan sebelumnya mengenai kinerja perusahaan di masa depan yang didasarkan pada semua informasi yang tersedia 2. Setelah dirilisnya laba bersih periode berjalan, beberapa investor merevisi keyakinan mereka. 3. Investor yang telah merevisi secara positif keyakinan mereka mengenai kinerja perusahaan di masa depan akan cenderung membeli saham perusahaan pada harga pasar saat ini. 4. Jika investor yang menafsirkan laporan laba bersih sebagai kabar baik lebih besar daripada investor yang menafsirkannya sebagai berita buruk, kita dapat mengharapkan adanya peningkatan harga pasar saham perusahaan, dan sebaliknya. Peran penelitian dan akuntansi dalam relevansi nilai:
Contoh Penelitian Akuntansi dalam relevansi nilai:
1. Pasar bereaksi setidaknya terhadap komponen laba dalam informasi akuntansi (Ball dan Brown,1968). 2. Relevansi nilai = informasi akuntansi untuk menjelaskan nilai perusahaan (Beaver, 1968). Keterangan: Abnormal return saham yang positif merupakan bukti bahwa investor rata-rata bereaksi positif terhadap berita baik dalam pendapatan tak terduga Artikel penelitian akuntansi yang mendukung dan yang tidak mendukung The Value Relevance of Accounting Information : 1. Ray Ball and Philip Brown - BB (1968) memulai tradisi penelitian akuntansi mengenai pasar modal empiris. BB menguji sampel 261 perusahaan publik yang terdaftar di NYSE dari tahun 1957 sampai 1965. Studi ini bertujuan untuk mengetahui respon pasar terhadap kandungan informasi laporan keuangan. Laporan keuangan tahunan yang berakhir bulan Desember terbit sekitar bulan Februari tahun berikutnya. BB menguji apakah kandungan laba yang diumumkan lebih besar dari ekspektasi pasar (good news/GN) atau lebih kecil dari ekspektasi pasar (bad news/BN). Hal ini membutuhkan proksi ekspektasi pasar. BB menggunakan laba tahun lalu sebagai proksi. GN :Perusahaan dengan pendapatan lebih tinggi dari tahun lalu. BN :Perusahaan dengan pendapatan lebih rendah dari tahun lalu Temuan tentang Respon Pasar Ball and Brown (1968) BB menemukan bahwa dalam rentang waktu sempit, yaitu 1 bulan (Februari), investor mendapatkan keuntungan abnormal positif (keuntungan di atas rata-rata pasar) untuk pengumuman GN dan kerugian abnormal negatif (kerugian di bawah rata-rata pasar) untuk pengumuman BN. Temuan ini menunjukkan bahwa pasar bereaksi terhadap informasi laba yang diumumkan. 2. Beaver (1968) menguji volume perdagangan di sekitar pengumuman earnings. Ada 506 pengumuman earnings dari sebanyak 143 perusahaan di NYSE dari tahun 1961 sampai 1965 (261 minggu). Beaver menghitung rata-rata volume perdagangan disekitar pengumuman earnings dengan window 17 minggu (8 minggu sebelum minggu pengumuman, minggu pengumuman, dan 8 minggu setelah minggu pengumuman). Hasilnya ada kenaikan volume secara dramatis pada minggu 0 dan di bawah normal dalam minggu-minggu sebelum minggu pengumuman. Peningkatan volume perdagangan di minggu 0 menunjukkan bukti bahwa pasar bereaksi terhadap pengumuman earnings dan ada kandungan informasi dari pengumuman earnings. Hal ini juga menjadi bukti bahwa informasi earnings dipergunakan oleh investor dalam pengambilan keputusan. Kesimpulan: 1. Relevansi nilai dari laba bersih yang dilaporkan dapat diukur dengan tingkat perubahan harga saham atau, lebih khusus, dengan besarnya abnormal return pasar, pada sekitar waktu di mana pasar mengetahui informasi laba bersih saat ini 2. Untuk jumlah tertentu laba bersih tak terduga, teori memprediksi bahwa tingkat perubahan harga saham atau abnormal return tergantung pada faktor-faktor seperti ukuran perusahaan, struktur modal, risiko, prospek pertumbuhan, persistensi, kesamaan harapan investor, dan kualitas laba. CHAPTER 13 STANDARD SETTING : POLITICAL ISSUES
13. Teori Kepentingan Umum
Teori ini menyatakan bahwa regulasi dihasilkan dari permintaan masyarakat/ publik untuk memperbaiki kegagalan pasar Badan pengatur/ regulator dianggap memiliki kepentingan terbaik untuk masyarakat (berupaya memaksimalkan kesejahteraan masyarakat). KONSEKUENSINYA : regulasi dipandang sebagai trade off antara biaya regulasi dan manfaat sosialnya Permasalahan : a. Terdapat tugas yang sangat kompleks dalam menentukan jumlah regulasi yang tepat sehingga sulit untuk mengawasi kinerja dari pembuat regulasi. Hal ini akan menimbulkan masalah moral hazard dimana regulator tidak bertindak sesuai kepentingan publik tetapi membawa kepentingan pribadinya sendiri. b. Terdapat permasalahan yang serius yang terletak pada motivasi dari badan regulator. 13.2.2 Teori kepentingan kelompok Teori ini diperkenalkan oleh Stliger (1971) dan dilanjutkan oleh Posner (1974), Peltzman (1976) dan Becker (1983). Teori ini mengambil pandangan bahwa industri beroperasi dalam sejumlah kepentingan kelompok. Pihak yang terkait dengan regulasi akan mencari cara untuk dapat mengontrol pemerintah atau agennya yang bertanggungjawab atas pembuatan regulasi. Mereka akan bertindak untuk meningkatkan dan melindungi kepentingan mereka dengan cara mengontrol badan pembuat regulasi dan mengamankan posisinya dengan melobby pembuat regulasi agar kepentingan mereka dapat terwujud atau memastikan kinerja badan pembuat regulasi tersebut tidak efektif (mencari cara agar regulasi menguntungkan dirinya sendiri atau meminimalisir kerugian atas regulasi tersebut) sehingga regulasi yang dibuat tidak bisa sesuai dengan kepentingan publik melainkan untuk mencari respon pada kelompok kepentingan yang mempunyai voting power besar. Contohnya: industri manufaktur. Perusahaan-perusahaan dalam industri manufaktur mempunyai kelompok-kelompok yang jelas, seperti pelanggan dan organisasi buruh. Kelompok kepentingan lain akan menjadi environmentalist, yang mengkawatirkan tanggung jawab sosial perusahaan. Beberapa kelompok akan melobi legislator untuk jumlah dan tipe regulasi yang berbeda-beda. Misalnya industry itu sendiri dan organisasi buruh, mungkin menuntut peraturan untuk melindungi persaingan atau pelanggaran operasi oleh industri lain. Kelompok pelanggan dapat melakukan lobi untuk mendapatkan pelabelan produk yang lebih baik, standar kualitas yang tinggi atau pengendalian harga. Kelompok lingkungan dapat melobi peraturan mengenai pengendalian emisi dan pengungkapan kinerja lingkungan yang lebih baik. Konstitusi juga dapat melakukan lobi terhadap peraturan. Misalnya, perusahaan dapat melakukan lobi atas pengendalian harga jika pelanggan melobi mereka dan manajer mungkin melakukan lobi untuk standar akuntansi baru. 13.2.3 Teori Regulasi mana yang berlaku untuk Pengaturan Standar? Harus diperjelas bahwa teori kepentingan publik sulit untuk diterapkan. Sumber kegagalan pasar dalam produksi informasi yang dibahas dalam bab 12 menyiratkan bahwa kekuatan pasar tidak bisa selalu diandalkan untuk menghasilkan standar dan prosedur akuntansi yang benar secara social. Namun, kompleksitas yang timbul dari beragam kebutuhan informasi serta kebutuhan investor dan manajer membuat standar setter tidak bisa memperkirakan jumlah standar yang tepat. Mereka tidak mengetahui bagaimana cara menghitung trade off terbaik antara penggunaan informasi yang bertentangan oleh investor dan manajer yang dibutuhkan oleh teori kepentingan publik. Hal inilah yang menyebabkan pilihan standar akuntansi dianggap sebagai konflik antar konstituensi daripada suatu proses penghitungan. Penentu satndar merupakan pemain yang terkena dampak untuk melobi atau melawan standar baru yang diusulkan. Sesuai bagian 1.2.5, daerah pemilihan utama yang berkepentingan dengan pelaporan terwakili di badan penetapan standar. Juga terdapat ketentuan untuk proses dengar pendapat public, paparan-paparan (umumnya untuk keterbukaan) serta persyaratan suara mayoritas sebelum standar baru dikeluarkan. Jika hasilnya diterima (misalnya standar baru) maka pemain ang terlibat ini harus yakin bahwa prosesnya adil, pandangan mereka didengar an strategi mereka; setidaknya punya kesempatan untuk bekerja. Hal ini menjelaskan perhatian pada proses hokum sebagai cara untuk memoderasi konflik konstituen yang melekat dalam penetapan standar. Pertimbangan ini menyarankan bahwa teori kepentingan kelompok merupakan prediktor yang lebih baik atas standar baru dibandingkan teori kepentingan publik karena teori kepentingan kelompok mengakui adanya konstituensi yang saling bertentangan. Selanjutnya kita akan mempertimbangkan standar akuntansi yang terkait dengan konflik.. 13.3 Konflik dan Kompromi : Contoh Konflik dan Kompromi Pada Bulan November 2009 saat terjdi debat di Amerika Serikat, Kongres Undang-undang Peningkatan Kestabilan Keuangan , 2 anggota DPR memperkenalkan amandemen yang berjudul Prudential Oversight of Accounting Principles and Standard that Pose Systemic Risk. Amandemen tersebut akan mengalihkan pengawasan FASB dan SEC ke dewan Pengawas Jasa Keuangan yang terdiri dari perwakilan U.S. Treasury dan U.S. Banking Regulators dan beberapa badan pengatur lainnya.Jika ada anggota dewan yang merasa bahwa prinsip atau standar akuntansi mengancam stabilitas sistem keuangan Amerika Serikat, maka dewan akan menyelidikinya dan jika disetujui oleh suara mayoritas , akan memaksa SEC untuk mengambil tindakan perbaikan yang dapat mencakup modifikasi atau pembatalan standar. Asosiasi banker Amerika, sebuah konstituen penting dan kuat yang peduli dengan akuntansi bank, mendukung amandemen tersebut, mungkin karena prihatin atas dampak akuntansi nilai wajar untuk instrument keuangan mengenai rasio modal yang sah selama krisis pasar di tahun 2007-2008 dan kekhawatiran atas standar FASB yang baru yang mencakup persyaratan perluasan untuk konsolidasi kegiatan di luar neraca. Mengikuti keberatan kuat konstitusi lain, termasuk keompok perlindungan investor Kamar Dagang AS, ketua SEC dan American Accounting Association, amandemen tersebut ditarik dan diganti dengan yang mewajibkan anggota Dewan Pengawas Jasa Keuangan untuk meninjau dan member komentar pada standar akuntansi. Karena SEC sudah mempunyai kekuatan ini, amandemen baru tersebut secara substansial melemahkan usulan awal. Intinya, dalam konflik antar konstituensi seperti ini, standar tidak dapat diatur dalam ruang kosong. Jika konstituensi penting tidak bisa memperoleh apa yang mereka inginkan, mereka akan mengjukan banding pada proses politik. 13.4 Distribusi Manfaat Informasi, Regulasi FD Komplikasi pengaturan standar merupakan penyaluran manfaat produksi informasi diantara kelompok kepentingan. Pertanyaan mengenai distribusi informasi adalah hal yang sulit karena melibatkan penilaian keadilan diantara pihak-pihak yang terkena dampak. Misalnya, ilustrasikan total produksi informasi konstan dan ada 2 skenario. Pada awalnya, 80% dari keuntungan didistribusikan pada 10% orang-orang terkaya, selanjutnya, manfaatnya didistribusikan secara merata keseluruh investor. Kebanyakan orang tidak merasa bahwa keduaskenario tersebut setara. Konsekuensinya, memaksimalkan bagian bukan satu-satunya pertimbangan yang dihadapi pembuat standar. Misalnya, sementara teorema Coase dapat menunjukkan bagaimana tawar menawar dan kontrak dapat mengatasi beberapa masalah eksternalitas dan distribusi hak kepemilikan. Bagaimana hal ini didistribusikan? Penilaian nilai tentang siapa yang berhak atas hak kepemilikan muncul karena utilitas individual pada umumnya tidak bisa digabungkan menjadi pemesanan preferensi sosial. Dengan demikian kita tidak dapat menambahkan kerugian dalam utilitas jika manfaat diambil dari satu individu atau kelompok. Sebagai gantinya, para ekonom biasanya menerapkan criteria optimalitas pareto (dikenalkan oleh Vilfredo Federico Damaso Pareto dalam bukunya: Manual of Political Economy th 1896) Kami menyimpulkan bahwa sejauh mana regulator FD telah member manfaat pada investor kecil tampaknya tidak terlalu terlihat. Hanya saja, salah satu tujuannya (menurunkan keuantungan analisis informasi) tampaknya telah terpenuhi. Apakah tujuan FD terpenuhi? Dengan mencoba memperbaiki kewajaran distribusi informasi, penerapan SEC terhadap peraturan konsisten dengan teori kepentingan public walaupun konflik konstitusi yang mendahului regulator FD menunjukkan bahwa teori kepentingan kelompok juga ikut beroperasi. Dengan pemikiran inilah, maka disarankan beberapa criteria penetapan standar. 13.5 Kriteria Pengaturan Standar Kita telah melihat ada sejumlah factor yang mempengaruhi proses penetapan standar. Standar harus menjadi keputusan yang berguna, tapi juga harus diterima oleh konstitusi lain, missal manajemen. Hal ini menempatkan standar setter dalam situasi konflik dan sulit untuk memprediksi resolusi penyelesaian konflik yang dapat diterima. Terdapat beberapa kriteria yang harus diingat pada saat penyusunan standar: 13.5.1 Decision Usefulness Kriteria ini menggarisbawahi informasi dan perspektif pengukuran pelaporan keuangan dan studi pasar modal empiris. Hal yang perlu diingat adalah berbagai informasi tentang kinerja perusahaan masa depan merupakan system informasi yang akan member ikan reaksi yang kuatpada investor terhadap informasi yang diproduksi oleh system. Semakin informatif informasi kinerja perusahaan di masa depan maka reaksi investor juga semakin kuat. Bukti empiris menunjukkan bahwa investor akan menemukan informasi akuntansi yang bermanfaat. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi yang diperlukan untuk keberhasilan suatu standar baru adalah jika keputusan tersebut bermanfaat. Tentu hal ini sulit untuk dinilai sebelumnya karena pasar belum punya kesempatan untuk merespon standar. Namun, teori pengambilan keputusan investor rasional dapat digunakan untuk memprediksi kegunaan keputusan. Contohnya, Bandyopadhyay (1994) memperkirakan bahwa pendapatan perusahaan minyak dan gas yang dilaporkan dibawah kesuksesan usaha akan lebih informatif daripada yang dilaporkan dengan akuntansi biaya penuh serta memberikan bukti mengenai efek ini. Selain itu, seperti yang dibahas dalam bab 6, penggabungan nilai sekarang ke dalam pelaporan keuangan akan meningkatkan kegunaan keputusan investor sejauh hal ini memperketat keterkaitan antara kinerja saat ini dan masa depan. Namun, kriteria ini saja tidak cukup untuk memastikan keberhasilan suatu standar. Disebabkan karena karakteristik informasi akuntansi untuk publik tertentu, tidak dapat dipastikan bahwa standar yang mempunyai decision usefulness terbesar paling baik untuk masyarakat. Suatu standar dapat dianggap sebagai keputusan yang berguna namun akan berakibat buruk bagi masyarakat karena biaya untuk memproduksi informasi tidak diperhitungkan. Selanjutnya, perubahan standar dapat membebankan biaya kontrak pada perusahaan dan manajer mereka. Akibatnya, standar setter harus mempertimbangkan criteria lain selain decision usefulness. 13.5.2 Reduction of Information Asymmetry Dapat dilihat pada bagian 12.7 bahwa menjalankan kekuatan pasar dapat memotivasi manajemen dan investor untuk menghasilkan informasi. Penentu standar harus menyadari hal ini dan memanfaatkannya untuk mengurangi kebutuhan akan standar. Sayangnya, kekuatan pasar saja tidak bisa memastikan bahwa jumlah informasi yang dihasilkan sudah tepat. Seperti dalam bagian 12.5, salah satu alasannya adalah untuk mengurangi asimetri informasi. Akibatnya, standar setter harus menggunakan kriteria ini sebagai k riteria standar yang baru. Sementara itu, karakteristik informasi akuntansi publik yang baik menyulitkan kemampuan kegunaan keputusan untuk membimbing standar setter karena hanya dengan menunjukkan ciri-ciri yang sama berarti standar bisa sangat efektif dalam mengurangi asimetri informasi. Artinya, karena penggunaan informasi akuntansi oleh suatu individu tidak membuatnya tidak bisa digunakan lagi oleh pengguna lain, maka memperluas pengungkapan melalui standar mengarah kepada distribusi yang adil atas manfaat informasi kepada seluruh investor. Manfaat ini tersedia secara langsung atau tidak langsung kepada investor melalui mekanisme perlindungan harga dari pasar sekuritas yang efisien. Akibatnya, pengurangan asimetri informasi akan meningkatkan pengoperasian pasar. Investor akan menganggap investasi sebagai lapangan bermain yang lebih luas. Hal ini akan mengurangi kekhawatiran investor akan asimetri informasi dan menghasilkan estimasi resiko, sebaran permintaan dan penawaran, ekspansi pasar yang pada umumnya akan menghasilkan keuntungan sosial dari kinerja pasar yang lebih baik. Namun, pengurangan asimetri informasi sebagai salah satu kriteria keberhasilan standar nyatanya tidak cukup. Hanya informasi yang berguna bagi pengambilan keputusanlah yang memiliki biaya akibatnya sulit bagi standar untuk mengurangi asimetri informasi. 13.5.3 Konsekuensi Ekonomi dari Standar Baru Salah satu biaya dari standar baru bagi perusahaan adalah biayayang dikenakan pada perusahaan dan manajer untuk memenuhi standar tersebut. Hal ini melampaui dari biaya produksi dari sebuah informasi baru yang diamanatkan. Biaya juga bisa terjadi karena adanya kontrak yang kaku, seperti dalam sebuah probabilitas peningkatan pelanggaran terhadap persyaratan perjanjian utang dan pada tingkat efek serta gejolak aliran bonus manajer di masa depan. Biaya-biaya tersebut mempengaruhi kebijakan operasi dan keuangan perusahaan. Pengurangan kebebasan manajer untuk memilih berbagai kebijakan akuntansi yang berbeda sering terjadi ketika standar baru ditetapkan (konsekuensi ekonomi). Perusahaan dapat memberi sinyal informasi dari dalam oleh pilihan kebijakan akuntansi dan manajemen laba bertanggungjawab untuk bisa mengungkapkan informasi lainnya. Jika pilihan kebijakan yang ada dibatasi, akan ada pengurangan kekuatan pribadi untuk produksi informasi. Akibatnya, semakin tinggi tingkat persaingan dalam suatu industry maka pengungkapannya akan semakin baik. Untuk itu, pembuat kebijakan harus mempertimbangkan hal-hal tersebut. 13.5.4 Konsensus Konsekuensi ekonomi mengarah langsung ke criteria yang terakhir, yaitu pada aspek politik atas pengaturan standar. Penentu standar pada dasarnya harus merancang sebuah konsensus (kesepakatan yang disetujui secara bersama-sama antar kelompok atau individu setelah ada perdebatan) yang cukup kuat sehingga konstituen yang tidak setuju tetap melaksanakan standar tersebut. Bagan 1.12.5 menunjukkan struktur dan proses hokum pengaturan standar dirancang untuk mendorong consensus semacam itu. Tetapi, seperti yang dielaskan dalam bagian 13.3, jika konflik konstituensi parah maka proses hukum tidak bisa mencegah ke arah proses politik. Proses penyusunan standar harus konsisten dengan teori kepentingan kelompok. Sebelumnya disimpulkan bahwa proses penetapan standar tampaknya paling sesuai dengan teori kepentingan kelompok. Tentu saja, secara teknis bahkan kebenaran teori tidak cukup menjamin keberhasilan sebuah standar. Kegagalan untuk mencatat biaya opsi untuk saham karyawan (ESO) melebih-lebihkan laba bersih dan mengurangi komparabilitas pendapatan yang dilaporkan. Draf paparan FASB tahun 1993 yang mengusulkan akuntansi nilai wajar untuk ESO ditolak. Demikian juga dengan standar di tahun 2005. Sementara itu, perhatian atas proses hokum bisa memakan waktu dan biayanya mahal. Tentu hal ini akan mengancam keberadaan badan pengaturan standar ini. 13.5.5 Kesimpulan Pembuat standar akuntansi dapat dipandu dengan keputusan mengenai kegunaan informasi dan pengurangan asimetri informasi. Namun, meskipun criteria ini digunakan tetap tidak bisa memastika bahwa penetapan standar akan berhasil. Hal ini juga perlu mempertimbangkan kepentingan yang sah dari manajemen dan konstituen lainnya dan dengan mengikuti proses yang semestinya. IAS menerapkan proses peninjauan paska implementasi di tahun 2008. Tujuannya adalah meninjau kembali isu-isu controversial yang muncul selama pengembangan standard an untuk mempertimbangkan biaya atau masalah implementasi selanjutnya.Biasanya tinjauan ini akan dimulai 2 tahun setelah tanggal standar. Dapat disimpulkan bahwa akibat masalah mendasar, proses penetapan standar sebenarnya dijelaskan dengan lebih baik oleh teori kepentingan kelompok daripada teori kepentingan publik. 13.6 The Regulators Information Asymmetry Baru-baru ini teori regulasi secara formal mengakui bahwa regulator menghadapi asimetri informasi. Sebagian besar informasi yang dibutuhkan regulator, seperti informasi keuangan berada di tangan manajer yang pada dasarnya akan memonopoli informasi perusahaan. Selanjutnya, regulator tidak bisa mengamati kegiatan manajer. Dengan demikian, regulator akan menghadapi masalah adverse selection dan moral hazard. Dimisalkan dalam suatu situasi ekonomi dengan informasi yang diminta oleh investor dan disediakan oleh manajer. Misalkan q = kualitas informasi yang dikeluarkan perusahaan. Jika q diatur, maka q diatur oleh regulator. Jika q lebih tinggi dari modal investor diilustrasikan dengan p. Jumlah informasi yang ada dalam suatu perusahaan berbeda-beda. Perusahaan yang besar dan kompleks, informasinya relative tinggi. Dari sudut pandang akuntansi, ditemukan 3 kesimpulan: 1. Jika penentu standar mengikuti teori kepentingan publik, tingkat pengaturan standar yang optimal secara social memungkinkan memungkinkan pengurangan beberapa kualifikasi pendapatan sehingga membatasi kemampuan manajer untuk menerima lebih banyak kompensasi daripada yang diminta untuk mencapai utilitas informasi. 2. Sejauh akuntan dapat mengurangi jumlah informasi dari dalam, masalah kelebihan kompensasi manajer dapat berkurang. Tentu saja hal ini tidak bisa lengkap karena biaya perusahaan untuk menghilangkan semua informasi dari dalam bisa sangat mahal. 3. Peraturan yang optimal bersifat spesifik karena karakteristik perusahaan dan manajer berbeda-beda. Hal ini menunjukkan regulator harus membiarkan fleksibilitas dalam melaporkan kualitas. Ini mendukung pendekatan berbasis prinsip penetapan standar, dimana ketergantungan ditempatkan pada penilaian akuntan dan auditor untuk menyesuaikan standar umum dengan situasi spesifik. Peraturan yang terdesentralisasi juga disukung.
13.7 Integrasi Internasional Pasar Modal
13.7.1 Konvergensi Standar Akuntansi Akuntansi di negara manapun terbentuk dalam institusi social, politik, hukum dan ekonomi di negara tersebut. Pembahasan dalam buku ini berorientasi pada kondisi pasar di Amerika Utara. Namun karena pasar modal telah lebih terintegrasi di seluruh dunia, investor semakin sering berinvestasi di perusahaan-perusahaan mancanegara yang standar akuntansinya mungkin berbeda dengan Negara asalnya. Integrasi pasar modal mungkin mengarah pada kinerja pasar modal yang lebih baik, biaya yang lebih rendah, peningkatan investasi dan kontrak yang lebih efisien akibatnya setiap evaluasi politik atas penetapan standar harus memperthitungkan keterpaduan integrasi internasional. Respon atas integrasi pasar modal adalah mengupayakan suatu standar akuntansi internasional (tujuan dasar IASB). Sejauh seperangkat standar umum dapat diterima oleh regulator pasar modal sebagai pengganti GAAP local, biaya beebrapa lembar saham akan jatuh. Hal ini berarti harus menurunkan biaya penyusunan laporan keuangan perusahaan. Hal ini juga bisa menurunkan biaya modal mereka karena mampu memanfaatkan sumber pembiayaan yang lebih likuid. Selain itu, seperangkat standar internasional harus mengurangi eksternalitas jaringan. Peningkatan komparabilitas laporan keuangan dapat menurunkan biaya analis dan pengguna laporan keuangan lainnyayang kemudian tidak harus membiasakan diri dengan lebih dari satu set GAAP. Akibatnya, kerja pasar sekuritas dan investasi lintas batas harus diperbaiki. Bukti empiris yang mendukung argument ini, Civirg, DeFond dan Hung (2007) yang mempelajari kepemilikan saham reksadana untuk sampel besar perusahaan dari 29 negara (tidak termasuk Amerika Serikat dan Kanada) menemukan bahwa reksadana asing (dana yang tidak berada di negara yang sama dengan perusahaan sampel) termasuk yang portfolio jumlah sahamnya lebih tinggi secara signifikan karena memgadopsi standar IASB dibandingkan GAAP. Tan, Wang dan Welker (2011) mempelajari 25 negara yangmenerapkan standar IFRS selama tahun 1998-2007 menemukan bahwa jumlah analis asing (contoh: analis yang berada di negara yang tidak mengadopsi IFRS) dan negara yang ikut mengadopsi IFRS meningkat. Mereka juga memperkirakan bahwa pendapatan analis asing meningkat. Mereka juga menemukan bahwa perkiraan laba akurasi dari analis asing meningkat. Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan komparabilitas laporan keuangan dari adopsi IFRS. Bgaimanapun standar akuntansi Amerika Serikat juga mempunyai pengaruh diseluruh duniaterutama bagi perusahaan asing yang ingin meningkatkan modal di negara-negara bagian. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, apakah konvergensinya menggunakan standar IASB atau FASB? Jwabannya adalah dengan menggabungkan keduanya. Dalam hal ini, perjanjian Norwalk 2002 antara FASB dan IASB membuat kedua badan tersebut bekerja sesuai standar kualitas yang sama. Beberapa kemajuan telah dicapai terhadap konvergensi standar IASB/FASB . Misalnya, FASB dan IASB memerlukan pengakuan atas pendapatan komprehensif lainnya , mensyaratkan metode pembelian akuntansi untuk goodwill yang dibeli. Goodwill tidak diamortisasi tetapi mengalami uji penurunan nilai. Namun perbedaan tetaplah ada. Misalnya, IASB tidak mengijinkan penggunaan metode persediaan LIFO, IAS 16 memungkinkan adanya revaluasi aset tetap, pabrik dan peralatan sedangkan di Amerika dan Kanada umumnya menggunakan biaya historis. Biaya pengembangan bisa dikapitalisasi, namun di AS hampir semua biaya Litbang dibebankan. Saat ini, standar instrument keuangan dan penyisihan penghapusan pinjaman tidak terkonsentrasi. Mengingat perbedaan yang masih ada, kemajuan lebih lanjut atas konvergensi standar akuntansi akan memakan waktu yang lebih lama dan kemungkinan akan membutuhkan pengembangan kerangka konseptual lebih lanjut. 13.7.2 Effects of Customs and Institutions on Financial Reporting Seperti yang telah disebutkan, pelaporan keuangan dipengaruhi oleh kebiasaan dan institusi lokal. Lingkungan hukum yang ada dalam suatu negara adalah salah satu contoh pentingnya. Sebagai tambahan dari standar akuntansi internasional adalah bahwa pemerintah dapat mempengaruhi pelaporan keuangan, Di beberapa negara, perusahaan diperbolehkan atau bahkan didorong untuk menutupi kerugian besar sehingga terhindar dari kebangkrutan karena jika tidak maka akan mempermalukan pemerintah. Isu ini coba diteliti oleh Bushman dan Piotroski (2006) yang mengambil sampel di 38 negara selama periode 1992-2001. Hasilnya adalah, bahwa di negara-negara dengan keterlibatan negara secara substansial khususnya dalam sektor ekonomi, pengakuan untuk berita baik perusahaan relatif rendah sementara untuk berita buruknya relatif tinggi. Kecenderungan ini untuk memaksimalkan laba yang dilaporkan melalui pengakuan lebih cepat dar kabar baik dan menghaluskan kerugian. Hal ini ditujukan untuk mengurangi keterlibatan negara. 13.7.3 Penegakan Standar Akuntansi Standar akuntansi harus diberlakukan jika memberikan kontribusi terhadap pelaporan keuangan berkualitas tinggi. Penegakan standar IASB menjadi perhatian khusus karena seperti yang ditunjukkan dalam bagan 1.12.5, IOSCO tidak mempunyai kekuatan penegakan hokum formal. Penegakan hokum bergantung pada yuridiksi yang mengadopsi standar IASB. Jika penegakan kurang memadai, tidak dapat dipastikan bahwa standar berkualitas tinggi dapat diterapkan dalam praktik. Investor mungkin akan menghadapi resiko paparan serius yang timbul dari pemilihan yang merugikan dan bahaya moral. Jika system hokum, bursa efek dan regulator sekuritas tidak memperkuat penerapan standar akuntansi untuk menyediakan lingkungan yang stabil untuk pelaporan keuangan yang berkualitas tinggi.Selanjutnya, pasar yang tidak berfungsi mengurangi insentif untuk pengungkapan sukarela karena harga saham perusahaan akan kurang dihargai untuk kualitas pelaporan. Isu penegakan terkait dengan perlindungan terhadap investor kecil. Di banyak Negara, perusahaan dikendalikan oleh keluarga, institusi besar atau pemerintah. Pemegang saham minoritas di perusahaan dengan kepemilikan terkonsentrasi tinggi mungkin menderita di tangan kepentingan pengendali. Hal ini menciptakan jenis masalah yang berbeda dengan dari konflik manajer pemilik yang dipelajari dalam bab ini. Sementara kepemilikan terkonsentrasi dapat mengurangi masalah moral hazard antara manajer dan pemilik, masalahnya sekarang beralih diantara pemegang saham pengendali dan pemegang saham minoritas. Minoritas investor akan mewaspadai bahaya moral ini atau akan menuntut return yang tinggi. Jika demikian, pasar modal tidak akan berjalan dengan baik dan menghambat produksi dan pertumbuhan ekonomi. Bagi perusahaan perorangan, efek buruk dari keengganan investor minoritas untuk berinvestasi akan meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi kepemilikan perusahaan. Akibatnya, perusahaan dengan kepemilikan tinggi mungkin memiliki insentif untuk mengadopsi kebijakan untuk member sinyal kepada investor dari luar bahwa kepentingan mereka akan dilindungi. Salah satu kebijakan tersebut adalah dengan menyewa seorang auditor berkualitas tinggi. Audit adalah mekanisme penegakan yang penting. Audit yang baik akan berkontribusi terhadap kepercayaan investor dan kontrak yang efisien. Pada khususnya, perlindungan menyeluruh melinndungi minoritas investor kecil dengan membuat pengendalian kepentingan untuk mengambil nilai perusahaan melalui kompensasi yang berlebihan, perquisites dan transaksi pihak terkait. Fan dan Wong (2005) mempelajari praktik perekrutan audit dengan sampel perusahaan di beberapa Negara Asia Timur selama tahun 1994-1996. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan dengan konsentrasi kepemilikan tinggi secara signifikan lebih mungkin untuk menyewa auditor besar dan prestisius daripada perusahaan dengan kepemilikan rendah. Hal ini disebabkan , perusahaan besar tersebut merasa bahwa keuntungan dari harga saham lebih tinggi daripada biaya yang harus dikeluarkannya untuk menyewa auditor tadi dan dikurangi dengan keuntungan orang dalam lainnya yang meniratkan audit berkualitas tinggi efektif dalam mengurangi masalah keagenan didalam dan diluar pemilik. Guedhami dan Pittman (2006) juga mempelajari hubungan antara konsentrasi audit dan kepemilikan. Dengan sampel perusahaan yang diambil diseluruh dunia (tidak termasuk Kanada, AS, dan Inggris), sama seperti Fan dan Wong, mereka juga menggunakan konsentrasi kepemilikan sebagai proxy untuk tingkat masalah agensi antara kepentingan pengendali dan investor kecil. Mereka menemukan bahwa konsentrasi kepemilikan lebih rendah di Negara yang memberlakukan kewajiban pertanggungjawaban. Tampaknya, auditor melakukan pekerjaan yang lebih baik atas nama investor ketika mereka dibawah pertanggungjawaban hokum. Investor kecil kemungkinan kurang waspada terhadap investasi, mengurangi konsentrasi kepemilikan. Francis dan Wang (2008) menganalisis lingkungan pengendalian investor dari 42 negara selama th 1994-2004. Berdasarkan sampel perusahaan dari masing-masing Negara, mereka menemukan bahwa kualitas laba (berdasarkan 2 ukuran: ukuran abnormal dan kemungkinan melaporkan kerugian) meningkatdengan kekuatan perlindungan investor namun hanya untuk perusahaan dengan auditor Big Four. Mereka juga menmukan hubungan positif antara investigasi terhadap perlindungan dan akuntansi konservatif (untuk perusahaan dengan auditor Big Four) 13.7.4 Manfaat Mengadopsi Standar Akuntansi Berkualitas Tinggi Terlepas dari masalah-masalah yang telah didiskusikan sebelumnya, penerapan standar akuntansi berkualitas tinggi berpotensi bermanfaat, karena situasi ekonomi dengan lingkungan yeng relatif lemah dapat memperoleh keuntungan dari kualitas pelaporan yang lebih baik dan konsekuensinya dapat memperkuat modal dan manajemen pasar modalnya . Dapat disimpulkan bahwa peralihan GAAP lokal ke IASB GAAP dapat memberikan potensi manfaat dari sisi ekonomi, khususnya jika GAAP lokal berbeda secara signifikan dengan IASB serta jika ada hukum dan institusi yang kuat untuk memberlakukan dan mendorong perlindungan investor dan pelaporan keuangan yang berkualitas. Namun, manfaat ini juga tergantung pada fleksibilitas GAAP yang digunakan. 13.7.5 Kualitas Relatif IASB dan FASB GAAP Sementara bukti yang dikutip menunjukkan bahwa pergeseran bentuk GAAP local ke IASB GAAP dapat menguntungkan sector ekonomi yang terlibat. Pertanyaannya kemudian terkait dengan kualitas relative IASB dan GAAP Amerika Serikat. Hal ini penting karena SEC mengizinkan perusahaan asing dibawah yurisdiksinya untuk melaaporkanpenggunaan standar IASB tanpa harus merekonsiliasi dengan standar FASB. Leuz (2003) meneliti mengenai likuiditas saham yang diperdagangkan di pasar Jerman. Pasar ini memungkinkan perusahaan yang terdaftar untuk mrlaporkan berdasarkan standar IASB atau FASB.Leuz mengukur likuiditas saham dengan spread bid ask dan omsetnya merupakan proxy untuk tingkat pasar. Leuz tidak menemukan perbedaan signifikan dalam asimetri informasi diantara perusahaan perusahaan yang melaporkan dengan kedua standar itu. Namun, Barth, Landsman, Lang dan William (BLLW;2012) meneliti sampel di 27 negara termasuk Kanada yang telah beralih ke standar IASB, relative terhadap sampel untuk perusahan AS serupa. Minat mereka mengacu pada perbandingan antara laporan keuangan dengan standar IASB dan FASB. BLLW mengukur komparabilitas dengan 2 cara. Pertama, jika pernyataannya serupa, mereka harus mengarah pada perkiraan harga saham. Kedua, laporan keuangan yang dibandingkan harus punya ERC serupa. Kami menyimpulkan bahwa ada banyak bukti tentang kualitas relative IFRS dan FASB GAAP. Namun, komparabilitas dan kualitas standar ini akan bergerak bersama seiring berjalannya waktu jika konvergensi standar berkembang. 13.7.6 Haruskah Penentu Standar Bersaing? .Alternatif konvergensi standar adalah agar setiap negara mengijinkan perusahaan di wilayah hukumnya menggunakan standar akuntansi dalam negeri/ standar IASB (atau standar lainnya). Secara khusus, misalnya SEC mengijinkan perusahaan di wilayah hukumnya untuk menggunakan baik U.S. GAAP maupun IASB GAAP tana perlu rekonsiliasi. Singkatnya, manfaat social dari persaingan terletak pada potensi untuk sejauh mana langkah pengaturan standar terhadap tingkat social yang benar. Namun manfaat ini harus disandingkan dengan biaya pemeliharaan 2 standar. Apakah manfaatnya melebihi biaya- biaya yang tidak diketahui saat ini. 13.7.7 Haruskah Amerika Serikat mengadopsi Standar IASB? Sebuah alternative untuk adalah untuk AS, seperti banyak negara lain yang mengdopsi standar IASB. Pada tahun 2010, SEC memprakarsai rencana kerja untuk mengevaluasi dampak terhadap pasar sekuritas AS yang pada akhirnya menerapkan standar IASB secara rinci. Secara keseluruhan, hasil yang paling mungkin adalah bahwa setiap adopsi akan bertahap dan dibantu dengan konvergensi standar yang berkelanjutan. Namun, bahkan jika adopsi standar ini bermanfaat dari perspektif ekonomi, kemungkinan konstituen politik dan institusi akan melobi demi penetapan standar AS yang tetap berpengaruh signifikan terhadap standar akuntansi AS. Dalam hal ini ada catatan menarik, IASB menyatakan bahwa proyek Kerangka Konseptual tidak lagi dilakukan bersama FASB. Mungkin, IASB menyadari bahwa adopsi AS terhadap IFRS tidak mungkin dan awalnya berjalan dengan caranya sendiri. Perhatikan bahwa sejauh kedua badan mengadopsi kerangka konseptual yang berbeda, konvergensi standar masa depan juga terancam. 13.7.8 Ringkasan Akuntansi untuk Integrasi Pasar Modal Internasional Harus ditekankan bahwa pelaporan keuangan yang terlihat mempunyai kualitas dibawah Amerika Utara tidak selalu bersifat opportunistik, namun sebaliknya dapat mencerminkan perbedaan kebiasaan, struktur kelembagaan, keterlibatan pemerintah dan penegakan hukum. Namun, pasar modal diseluruh dunia semakin terintegrasi. Kinerja pasar modal yang lebih baik dapat berkontribusi terhadap kesejahteraan social melalui peningkatan likuiditas pasar, capital cost yang lebih rendah, peningkatan investasi asing dan peningkatan efisiensi kontrak. Standar pelaporan keuangan yang berkualitas tinggi berperan dalam menghasilkan kinerja pasar yang lebih baik dengan meningkatkan kesejahteraan social. Penelitian empiris menunjukkan bahwa penerapan standar IASB disertai dengan likuiditas pasar yang lebih tinggi, komparabilitas laporan keuangan, kualitas laba dan peningkatan investasi asing. Namun penerapan standar IASB tidak dengan sendirinya menjamin kualitas pelaporan yang lebih tinggi karena setiap set aturan GAAP memungkinkan pertimbangan memadai atas pilihan kebijakan akuntansi.Penerapan standar perlu ditegakkan oleh lingkungan peraturan yang kuat dan kewajiban auditor. Bahkan, investor dan pembuat standar perlu menyadari bahwa perbedaan struktur kepabeanan dan kelembagaan terus memengaruhi pelaporan actual. Jika investor yang berinvestasi di negara yangmengadopsi standar IASB secara kuatmengalami kerugian akibat kegagalan pelaporan, mereka mungkin bereaksi dengan menyalahkan standarnya daripada kegagalan mereka untuk dampak factor spesifik Negara terhadap kualitas pelaporan. Karena, lebih sulit mengubah kebiasaan dan institusi daripada mengubah standar akuntansi. Akibatnya, integrasi lengkap standar akuntansi termasuk AS, penerapan standar IASB akan memakan waktu lama jika memang sangat diinginkan. Sementara itu, keleluasaan perusahaan untuk memilih seperangkat standar akuntansi seharusnya tidak dikesampingkan.
13.8 Kesimpulan dan Saran
Keseluruhan buku ini berfokus pada pengaturan standar. Dalam bab 2, bahwa dalam konsisi ideal standar akuntansi dan pelaporan tidak dibutuhkan karena hanya ada 1 cara untuk menjelaskan nilai sekarang dari arus kas masa depan perusahaan. Memang, dalam kondisi ideal dapat dipertanyakan apakah akuntansi dibutuhkan? Tetapi, mengingat kesimpulan pada bagian 2.6 bahwa akuntan tidak dibutuhkan dalam kondisi ideal kondisi ini tidak pernah ada. Akibatnya, akuntansi keuangan menjadi lebih menantang. Asimetri informasi merupakan sumber utama tantangan ini. Sebelumnya telah dilihat ada 2 jenis asimetri informasi, yang keduanya menciptakan estimasi resiko. Pertama, pilihan yang merugikan (manajer dan orang dalam lainnya biasanya lebih tahu dari investor luar mengenai kondisi perusahaan dan prospeknya, disini tantangan akuntansi adalah untuk menyampaikan informasi dari dalam ke luar perusahaan sehingga memperbaiki pengambilan keputusan, membatasi kemampuan orang dalam untuk memanfaatkan keuntungan atas suatu informasidan meningkatkan operasi pasar modal). Tipe asimetri yang kedua adalah moral hazard, artinya usaha yang dilakukan oleh manajer tidak dapat diamati oleh pemegang saham dan kreditur kecuali pada perusahaan kecil. Dalam hal ini, akuntansi tertantang untuk memberikan kinerja manajerial yang informatif. Langkah tersebut, memungkinkan adanya kontrak insentif yang efisien untuk memotivasi upaya manajer, melindungi kreditur dan pemegang saham dari oportunisme manajer dan menginformasikan kepada pasar kerja manajerial. Penting untuk disadari bahwa system akuntansi yang paling penting untuk tantangan pertama tidak mungkin memenuhi tantangan terbaik sehingga pelaporan keuangan sebenarnya merupakan kompromi antara keduanya. Secara khusus, investor memerlukan keputusan informasi yang relevan untuk membantu mereka memprediksi kinerja perusahaan di masa depan. Namun, masalah volatilitas dan kemungkinan rendahnya keandalan nilai wajar mengurangi informasi laba bersih tentang kinerja manajer. Dapat dikatakan bahwa akuntansi yang andal dan konservatif lebih memotivasi kinerja manajer. Oleh karena itu, meskipun preferensi standar setter untuk akuntansi nilai sekarang dan informasi akuntansi berbasis kontrak yang efisien harus diperdagangkan. Hal inilah yang menjadi kwbutuhan pelaporan keuangan, berperan ganda untuk memenuhi kebutuhan informasi investor termasuk komisi efek yang bertindak atas nama mereka, mendorong informasi tambahan termasuk informasi nilai saat ini. Manajemen mendorong kearah lain ketika mereka merasa bahwa standar yang diusulkan akan mempengaruhi fleksibilitas mereka dibawah kontrak yang telah mereka setujui, menghambat kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan pasar dengan aman melalui kebijakna akuntansi atau mengurangi kemampuan mereka untuk menyembunyikan kinerja buruknya melalui manajemen pendapatan opportunistic atau untuk memilih trade off antara pengungkapan penuh kepada investor dan biaya agensi yang diciptakan. Seperti yang disebutkan, standar setter harus berkompromi diantara 2 kepentingan ini. Struktur badan pengaturan standar dirancang untuk memfasilitasi kompromi semacam ini. Dengan meningkatnya globalisasi perdagangan termasuk pasar sekuritas, kebutuhan akan standar akuntansi internasional akan terus berkembang. Namun, kesulitan pengaturan standar juga akan meningkat. Selain konflik manajer investasi, munculnya konstituensi baru yang mewakili berbagai tingkat perkembangan ekonomi,berbagai praktik bisnis dan budaya yang berbeda. Badan penetapan standard an investor harus menyesuaikan diri dengan tantangan ini.