Anda di halaman 1dari 21

CHAPTER 5

THE VALUE RELEVANCE OF ACCOUNTING INFORMATION

Organization of the book

Relevansi nilai (value relevance) informasi akuntansi mempunyai arti kemampuan


informasi akuntansi untuk menjelaskan nilai perusahaan (Beaver, 1968). Tidak jauh berbeda,
Gu (2002) memberikan definisi relevansi nilai sebagai kemampuan menjelaskan (explanatory
power) informasi akuntansi terhadap harga saham atau return saham. Sementara Lev
(1999) menyebutkan bahwa relevansi nilai akuntansi dicirikan oleh kualitas informasi
akuntansi.
Beberapa prediksi berikut mengenai perilaku investor dalam menanggapi informasi laporan
keuangan:
1. Investor memiliki keyakinan sebelumnya mengenai kinerja perusahaan di masa depan
yang didasarkan pada semua informasi yang tersedia
2. Setelah dirilisnya laba bersih periode berjalan, beberapa investor merevisi keyakinan
mereka.
3. Investor yang telah merevisi secara positif keyakinan mereka mengenai kinerja
perusahaan di masa depan akan cenderung membeli saham perusahaan pada harga pasar
saat ini.
4. Jika investor yang menafsirkan laporan laba bersih sebagai kabar baik lebih besar
daripada investor yang menafsirkannya sebagai berita buruk, kita dapat mengharapkan
adanya peningkatan harga pasar saham perusahaan, dan sebaliknya.
Peran penelitian dan akuntansi dalam relevansi nilai:

Contoh Penelitian Akuntansi dalam relevansi nilai:


1. Pasar bereaksi setidaknya terhadap komponen laba dalam informasi akuntansi (Ball dan
Brown,1968).
2. Relevansi nilai = informasi akuntansi untuk menjelaskan nilai perusahaan (Beaver,
1968).
Keterangan:
Abnormal return saham yang positif merupakan bukti bahwa investor rata-rata bereaksi positif
terhadap berita baik dalam pendapatan tak terduga
Artikel penelitian akuntansi yang mendukung dan yang tidak mendukung The Value
Relevance of Accounting Information :
1. Ray Ball and Philip Brown - BB (1968) memulai tradisi penelitian akuntansi mengenai
pasar modal empiris. BB menguji sampel 261 perusahaan publik yang terdaftar di NYSE
dari tahun 1957 sampai 1965. Studi ini bertujuan untuk mengetahui respon pasar terhadap
kandungan informasi laporan keuangan. Laporan keuangan tahunan yang berakhir bulan
Desember terbit sekitar bulan Februari tahun berikutnya. BB menguji apakah kandungan
laba yang diumumkan lebih besar dari ekspektasi pasar (good news/GN) atau lebih kecil
dari ekspektasi pasar (bad news/BN). Hal ini membutuhkan proksi ekspektasi pasar. BB
menggunakan laba tahun lalu sebagai proksi. GN :Perusahaan dengan pendapatan lebih
tinggi dari tahun lalu. BN :Perusahaan dengan pendapatan lebih rendah dari tahun lalu
Temuan tentang Respon Pasar Ball and Brown (1968) BB menemukan bahwa dalam
rentang waktu sempit, yaitu 1 bulan (Februari), investor mendapatkan keuntungan
abnormal positif (keuntungan di atas rata-rata pasar) untuk pengumuman GN dan
kerugian abnormal negatif (kerugian di bawah rata-rata pasar) untuk pengumuman BN.
Temuan ini menunjukkan bahwa pasar bereaksi terhadap informasi laba yang
diumumkan.
2. Beaver (1968) menguji volume perdagangan di sekitar pengumuman earnings. Ada 506
pengumuman earnings dari sebanyak 143 perusahaan di NYSE dari tahun 1961 sampai
1965 (261 minggu). Beaver menghitung rata-rata volume perdagangan disekitar
pengumuman earnings dengan window 17 minggu (8 minggu sebelum minggu
pengumuman, minggu pengumuman, dan 8 minggu setelah minggu pengumuman).
Hasilnya ada kenaikan volume secara dramatis pada minggu 0 dan di bawah normal
dalam minggu-minggu sebelum minggu pengumuman. Peningkatan volume perdagangan
di minggu 0 menunjukkan bukti bahwa pasar bereaksi terhadap pengumuman earnings
dan ada kandungan informasi dari pengumuman earnings. Hal ini juga menjadi bukti
bahwa informasi earnings dipergunakan oleh investor dalam pengambilan keputusan.
Kesimpulan:
1. Relevansi nilai dari laba bersih yang dilaporkan dapat diukur dengan tingkat
perubahan harga saham atau, lebih khusus, dengan besarnya abnormal return pasar,
pada sekitar waktu di mana pasar mengetahui informasi laba bersih saat ini
2. Untuk jumlah tertentu laba bersih tak terduga, teori memprediksi bahwa tingkat
perubahan harga saham atau abnormal return tergantung pada faktor-faktor seperti
ukuran perusahaan, struktur modal, risiko, prospek pertumbuhan, persistensi, kesamaan
harapan investor, dan kualitas laba.
CHAPTER 13
STANDARD SETTING : POLITICAL ISSUES

13. Teori Kepentingan Umum


Teori ini menyatakan bahwa regulasi dihasilkan dari permintaan masyarakat/ publik
untuk memperbaiki kegagalan pasar
Badan pengatur/ regulator dianggap memiliki kepentingan terbaik untuk masyarakat
(berupaya memaksimalkan kesejahteraan masyarakat). KONSEKUENSINYA : regulasi
dipandang sebagai trade off antara biaya regulasi dan manfaat sosialnya
Permasalahan :
a. Terdapat tugas yang sangat kompleks dalam menentukan jumlah regulasi yang tepat
sehingga sulit untuk mengawasi kinerja dari pembuat regulasi. Hal ini akan
menimbulkan masalah moral hazard dimana regulator tidak bertindak sesuai
kepentingan publik tetapi membawa kepentingan pribadinya sendiri.
b. Terdapat permasalahan yang serius yang terletak pada motivasi dari badan regulator.
13.2.2 Teori kepentingan kelompok
Teori ini diperkenalkan oleh Stliger (1971) dan dilanjutkan oleh Posner (1974), Peltzman
(1976) dan Becker (1983). Teori ini mengambil pandangan bahwa industri beroperasi
dalam sejumlah kepentingan kelompok.
Pihak yang terkait dengan regulasi akan mencari cara untuk dapat mengontrol pemerintah
atau agennya yang bertanggungjawab atas pembuatan regulasi. Mereka akan bertindak
untuk meningkatkan dan melindungi kepentingan mereka dengan cara mengontrol badan
pembuat regulasi dan mengamankan posisinya dengan melobby pembuat regulasi agar
kepentingan mereka dapat terwujud atau memastikan kinerja badan pembuat regulasi
tersebut tidak efektif (mencari cara agar regulasi menguntungkan dirinya sendiri atau
meminimalisir kerugian atas regulasi tersebut) sehingga regulasi yang dibuat tidak bisa
sesuai dengan kepentingan publik melainkan untuk mencari respon pada kelompok
kepentingan yang mempunyai voting power besar.
Contohnya: industri manufaktur. Perusahaan-perusahaan dalam industri manufaktur
mempunyai kelompok-kelompok yang jelas, seperti pelanggan dan organisasi buruh.
Kelompok kepentingan lain akan menjadi environmentalist, yang mengkawatirkan
tanggung jawab sosial perusahaan. Beberapa kelompok akan melobi legislator untuk
jumlah dan tipe regulasi yang berbeda-beda. Misalnya industry itu sendiri dan organisasi
buruh, mungkin menuntut peraturan untuk melindungi persaingan atau pelanggaran
operasi oleh industri lain. Kelompok pelanggan dapat melakukan lobi untuk mendapatkan
pelabelan produk yang lebih baik, standar kualitas yang tinggi atau pengendalian harga.
Kelompok lingkungan dapat melobi peraturan mengenai pengendalian emisi dan
pengungkapan kinerja lingkungan yang lebih baik.
Konstitusi juga dapat melakukan lobi terhadap peraturan. Misalnya, perusahaan dapat
melakukan lobi atas pengendalian harga jika pelanggan melobi mereka dan manajer
mungkin melakukan lobi untuk standar akuntansi baru.
13.2.3 Teori Regulasi mana yang berlaku untuk Pengaturan Standar?
Harus diperjelas bahwa teori kepentingan publik sulit untuk diterapkan. Sumber kegagalan
pasar dalam produksi informasi yang dibahas dalam bab 12 menyiratkan bahwa kekuatan
pasar tidak bisa selalu diandalkan untuk menghasilkan standar dan prosedur akuntansi
yang benar secara social. Namun, kompleksitas yang timbul dari beragam kebutuhan
informasi serta kebutuhan investor dan manajer membuat standar setter tidak bisa
memperkirakan jumlah standar yang tepat. Mereka tidak mengetahui bagaimana cara
menghitung trade off terbaik antara penggunaan informasi yang bertentangan oleh investor
dan manajer yang dibutuhkan oleh teori kepentingan publik. Hal inilah yang menyebabkan
pilihan standar akuntansi dianggap sebagai konflik antar konstituensi daripada suatu
proses penghitungan. Penentu satndar merupakan pemain yang terkena dampak untuk
melobi atau melawan standar baru yang diusulkan.
Sesuai bagian 1.2.5, daerah pemilihan utama yang berkepentingan dengan pelaporan
terwakili di badan penetapan standar. Juga terdapat ketentuan untuk proses dengar
pendapat public, paparan-paparan (umumnya untuk keterbukaan) serta persyaratan suara
mayoritas sebelum standar baru dikeluarkan. Jika hasilnya diterima (misalnya standar
baru) maka pemain ang terlibat ini harus yakin bahwa prosesnya adil, pandangan mereka
didengar an strategi mereka; setidaknya punya kesempatan untuk bekerja. Hal ini
menjelaskan perhatian pada proses hokum sebagai cara untuk memoderasi konflik
konstituen yang melekat dalam penetapan standar.
Pertimbangan ini menyarankan bahwa teori kepentingan kelompok merupakan prediktor
yang lebih baik atas standar baru dibandingkan teori kepentingan publik karena teori
kepentingan kelompok mengakui adanya konstituensi yang saling bertentangan.
Selanjutnya kita akan mempertimbangkan standar akuntansi yang terkait dengan konflik..
13.3 Konflik dan Kompromi : Contoh Konflik dan Kompromi
Pada Bulan November 2009 saat terjdi debat di Amerika Serikat, Kongres Undang-undang
Peningkatan Kestabilan Keuangan , 2 anggota DPR memperkenalkan amandemen yang
berjudul Prudential Oversight of Accounting Principles and Standard that Pose Systemic
Risk. Amandemen tersebut akan mengalihkan pengawasan FASB dan SEC ke dewan
Pengawas Jasa Keuangan yang terdiri dari perwakilan U.S. Treasury dan U.S. Banking
Regulators dan beberapa badan pengatur lainnya.Jika ada anggota dewan yang merasa
bahwa prinsip atau standar akuntansi mengancam stabilitas sistem keuangan Amerika
Serikat, maka dewan akan menyelidikinya dan jika disetujui oleh suara mayoritas , akan
memaksa SEC untuk mengambil tindakan perbaikan yang dapat mencakup modifikasi
atau pembatalan standar.
Asosiasi banker Amerika, sebuah konstituen penting dan kuat yang peduli dengan
akuntansi bank, mendukung amandemen tersebut, mungkin karena prihatin atas dampak
akuntansi nilai wajar untuk instrument keuangan mengenai rasio modal yang sah selama
krisis pasar di tahun 2007-2008 dan kekhawatiran atas standar FASB yang baru yang
mencakup persyaratan perluasan untuk konsolidasi kegiatan di luar neraca.
Mengikuti keberatan kuat konstitusi lain, termasuk keompok perlindungan investor Kamar
Dagang AS, ketua SEC dan American Accounting Association, amandemen tersebut
ditarik dan diganti dengan yang mewajibkan anggota Dewan Pengawas Jasa Keuangan
untuk meninjau dan member komentar pada standar akuntansi. Karena SEC sudah
mempunyai kekuatan ini, amandemen baru tersebut secara substansial melemahkan usulan
awal.
Intinya, dalam konflik antar konstituensi seperti ini, standar tidak dapat diatur dalam ruang
kosong. Jika konstituensi penting tidak bisa memperoleh apa yang mereka inginkan,
mereka akan mengjukan banding pada proses politik.
13.4 Distribusi Manfaat Informasi, Regulasi FD
Komplikasi pengaturan standar merupakan penyaluran manfaat produksi informasi
diantara kelompok kepentingan. Pertanyaan mengenai distribusi informasi adalah hal yang
sulit karena melibatkan penilaian keadilan diantara pihak-pihak yang terkena dampak.
Misalnya, ilustrasikan total produksi informasi konstan dan ada 2 skenario. Pada awalnya,
80% dari keuntungan didistribusikan pada 10% orang-orang terkaya, selanjutnya,
manfaatnya didistribusikan secara merata keseluruh investor. Kebanyakan orang tidak
merasa bahwa keduaskenario tersebut setara.
Konsekuensinya, memaksimalkan bagian bukan satu-satunya pertimbangan yang dihadapi
pembuat standar. Misalnya, sementara teorema Coase dapat menunjukkan bagaimana
tawar menawar dan kontrak dapat mengatasi beberapa masalah eksternalitas dan distribusi
hak kepemilikan. Bagaimana hal ini didistribusikan?
Penilaian nilai tentang siapa yang berhak atas hak kepemilikan muncul karena utilitas
individual pada umumnya tidak bisa digabungkan menjadi pemesanan preferensi sosial.
Dengan demikian kita tidak dapat menambahkan kerugian dalam utilitas jika manfaat
diambil dari satu individu atau kelompok. Sebagai gantinya, para ekonom biasanya
menerapkan criteria optimalitas pareto (dikenalkan oleh Vilfredo Federico Damaso Pareto
dalam bukunya: Manual of Political Economy th 1896)
Kami menyimpulkan bahwa sejauh mana regulator FD telah member manfaat pada
investor kecil tampaknya tidak terlalu terlihat. Hanya saja, salah satu tujuannya
(menurunkan keuantungan analisis informasi) tampaknya telah terpenuhi.
Apakah tujuan FD terpenuhi? Dengan mencoba memperbaiki kewajaran distribusi
informasi, penerapan SEC terhadap peraturan konsisten dengan teori kepentingan public
walaupun konflik konstitusi yang mendahului regulator FD menunjukkan bahwa teori
kepentingan kelompok juga ikut beroperasi. Dengan pemikiran inilah, maka disarankan
beberapa criteria penetapan standar.
13.5 Kriteria Pengaturan Standar
Kita telah melihat ada sejumlah factor yang mempengaruhi proses penetapan standar.
Standar harus menjadi keputusan yang berguna, tapi juga harus diterima oleh konstitusi
lain, missal manajemen. Hal ini menempatkan standar setter dalam situasi konflik dan
sulit untuk memprediksi resolusi penyelesaian konflik yang dapat diterima. Terdapat
beberapa kriteria yang harus diingat pada saat penyusunan standar:
13.5.1 Decision Usefulness
Kriteria ini menggarisbawahi informasi dan perspektif pengukuran pelaporan keuangan
dan studi pasar modal empiris. Hal yang perlu diingat adalah berbagai informasi tentang
kinerja perusahaan masa depan merupakan system informasi yang akan member ikan
reaksi yang kuatpada investor terhadap informasi yang diproduksi oleh system. Semakin
informatif informasi kinerja perusahaan di masa depan maka reaksi investor juga semakin
kuat. Bukti empiris menunjukkan bahwa investor akan menemukan informasi akuntansi
yang bermanfaat.
Hal ini menunjukkan bahwa kondisi yang diperlukan untuk keberhasilan suatu standar
baru adalah jika keputusan tersebut bermanfaat. Tentu hal ini sulit untuk dinilai
sebelumnya karena pasar belum punya kesempatan untuk merespon standar. Namun, teori
pengambilan keputusan investor rasional dapat digunakan untuk memprediksi kegunaan
keputusan. Contohnya, Bandyopadhyay (1994) memperkirakan bahwa pendapatan
perusahaan minyak dan gas yang dilaporkan dibawah kesuksesan usaha akan lebih
informatif daripada yang dilaporkan dengan akuntansi biaya penuh serta memberikan
bukti mengenai efek ini. Selain itu, seperti yang dibahas dalam bab 6, penggabungan nilai
sekarang ke dalam pelaporan keuangan akan meningkatkan kegunaan keputusan investor
sejauh hal ini memperketat keterkaitan antara kinerja saat ini dan masa depan.
Namun, kriteria ini saja tidak cukup untuk memastikan keberhasilan suatu standar.
Disebabkan karena karakteristik informasi akuntansi untuk publik tertentu, tidak dapat
dipastikan bahwa standar yang mempunyai decision usefulness terbesar paling baik
untuk masyarakat. Suatu standar dapat dianggap sebagai keputusan yang berguna namun
akan berakibat buruk bagi masyarakat karena biaya untuk memproduksi informasi tidak
diperhitungkan. Selanjutnya, perubahan standar dapat membebankan biaya kontrak pada
perusahaan dan manajer mereka. Akibatnya, standar setter harus mempertimbangkan
criteria lain selain decision usefulness.
13.5.2 Reduction of Information Asymmetry
Dapat dilihat pada bagian 12.7 bahwa menjalankan kekuatan pasar dapat memotivasi
manajemen dan investor untuk menghasilkan informasi. Penentu standar harus menyadari
hal ini dan memanfaatkannya untuk mengurangi kebutuhan akan standar. Sayangnya,
kekuatan pasar saja tidak bisa memastikan bahwa jumlah informasi yang dihasilkan sudah
tepat. Seperti dalam bagian 12.5, salah satu alasannya adalah untuk mengurangi asimetri
informasi. Akibatnya, standar setter harus menggunakan kriteria ini sebagai k riteria
standar yang baru.
Sementara itu, karakteristik informasi akuntansi publik yang baik menyulitkan
kemampuan kegunaan keputusan untuk membimbing standar setter karena hanya dengan
menunjukkan ciri-ciri yang sama berarti standar bisa sangat efektif dalam mengurangi
asimetri informasi. Artinya, karena penggunaan informasi akuntansi oleh suatu individu
tidak membuatnya tidak bisa digunakan lagi oleh pengguna lain, maka memperluas
pengungkapan melalui standar mengarah kepada distribusi yang adil atas manfaat
informasi kepada seluruh investor. Manfaat ini tersedia secara langsung atau tidak
langsung kepada investor melalui mekanisme perlindungan harga dari pasar sekuritas yang
efisien. Akibatnya, pengurangan asimetri informasi akan meningkatkan pengoperasian
pasar. Investor akan menganggap investasi sebagai lapangan bermain yang lebih luas.
Hal ini akan mengurangi kekhawatiran investor akan asimetri informasi dan menghasilkan
estimasi resiko, sebaran permintaan dan penawaran, ekspansi pasar yang pada umumnya
akan menghasilkan keuntungan sosial dari kinerja pasar yang lebih baik.
Namun, pengurangan asimetri informasi sebagai salah satu kriteria keberhasilan standar
nyatanya tidak cukup. Hanya informasi yang berguna bagi pengambilan keputusanlah
yang memiliki biaya akibatnya sulit bagi standar untuk mengurangi asimetri informasi.
13.5.3 Konsekuensi Ekonomi dari Standar Baru
Salah satu biaya dari standar baru bagi perusahaan adalah biayayang dikenakan pada
perusahaan dan manajer untuk memenuhi standar tersebut. Hal ini melampaui dari biaya
produksi dari sebuah informasi baru yang diamanatkan. Biaya juga bisa terjadi karena
adanya kontrak yang kaku, seperti dalam sebuah probabilitas peningkatan pelanggaran
terhadap persyaratan perjanjian utang dan pada tingkat efek serta gejolak aliran bonus
manajer di masa depan. Biaya-biaya tersebut mempengaruhi kebijakan operasi dan
keuangan perusahaan. Pengurangan kebebasan manajer untuk memilih berbagai kebijakan
akuntansi yang berbeda sering terjadi ketika standar baru ditetapkan (konsekuensi
ekonomi). Perusahaan dapat memberi sinyal informasi dari dalam oleh pilihan kebijakan
akuntansi dan manajemen laba bertanggungjawab untuk bisa mengungkapkan informasi
lainnya. Jika pilihan kebijakan yang ada dibatasi, akan ada pengurangan kekuatan pribadi
untuk produksi informasi. Akibatnya, semakin tinggi tingkat persaingan dalam suatu
industry maka pengungkapannya akan semakin baik. Untuk itu, pembuat kebijakan harus
mempertimbangkan hal-hal tersebut.
13.5.4 Konsensus
Konsekuensi ekonomi mengarah langsung ke criteria yang terakhir, yaitu pada aspek
politik atas pengaturan standar. Penentu standar pada dasarnya harus merancang sebuah
konsensus (kesepakatan yang disetujui secara bersama-sama antar kelompok atau individu
setelah ada perdebatan) yang cukup kuat sehingga konstituen yang tidak setuju tetap
melaksanakan standar tersebut. Bagan 1.12.5 menunjukkan struktur dan proses hokum
pengaturan standar dirancang untuk mendorong consensus semacam itu. Tetapi, seperti
yang dielaskan dalam bagian 13.3, jika konflik konstituensi parah maka proses hukum
tidak bisa mencegah ke arah proses politik. Proses penyusunan standar harus konsisten
dengan teori kepentingan kelompok.
Sebelumnya disimpulkan bahwa proses penetapan standar tampaknya paling sesuai
dengan teori kepentingan kelompok. Tentu saja, secara teknis bahkan kebenaran teori tidak
cukup menjamin keberhasilan sebuah standar. Kegagalan untuk mencatat biaya opsi untuk
saham karyawan (ESO) melebih-lebihkan laba bersih dan mengurangi komparabilitas
pendapatan yang dilaporkan. Draf paparan FASB tahun 1993 yang mengusulkan akuntansi
nilai wajar untuk ESO ditolak. Demikian juga dengan standar di tahun 2005.
Sementara itu, perhatian atas proses hokum bisa memakan waktu dan biayanya mahal.
Tentu hal ini akan mengancam keberadaan badan pengaturan standar ini.
13.5.5 Kesimpulan
Pembuat standar akuntansi dapat dipandu dengan keputusan mengenai kegunaan informasi
dan pengurangan asimetri informasi. Namun, meskipun criteria ini digunakan tetap tidak
bisa memastika bahwa penetapan standar akan berhasil. Hal ini juga perlu
mempertimbangkan kepentingan yang sah dari manajemen dan konstituen lainnya dan
dengan mengikuti proses yang semestinya.
IAS menerapkan proses peninjauan paska implementasi di tahun 2008. Tujuannya adalah
meninjau kembali isu-isu controversial yang muncul selama pengembangan standard an
untuk mempertimbangkan biaya atau masalah implementasi selanjutnya.Biasanya tinjauan
ini akan dimulai 2 tahun setelah tanggal standar.
Dapat disimpulkan bahwa akibat masalah mendasar, proses penetapan standar sebenarnya
dijelaskan dengan lebih baik oleh teori kepentingan kelompok daripada teori kepentingan
publik.
13.6 The Regulators Information Asymmetry
Baru-baru ini teori regulasi secara formal mengakui bahwa regulator menghadapi asimetri
informasi. Sebagian besar informasi yang dibutuhkan regulator, seperti informasi
keuangan berada di tangan manajer yang pada dasarnya akan memonopoli informasi
perusahaan. Selanjutnya, regulator tidak bisa mengamati kegiatan manajer. Dengan
demikian, regulator akan menghadapi masalah adverse selection dan moral hazard.
Dimisalkan dalam suatu situasi ekonomi dengan informasi yang diminta oleh investor dan
disediakan oleh manajer. Misalkan q = kualitas informasi yang dikeluarkan perusahaan.
Jika q diatur, maka q diatur oleh regulator. Jika q lebih tinggi dari modal investor
diilustrasikan dengan p.
Jumlah informasi yang ada dalam suatu perusahaan berbeda-beda. Perusahaan yang besar
dan kompleks, informasinya relative tinggi.
Dari sudut pandang akuntansi, ditemukan 3 kesimpulan:
1. Jika penentu standar mengikuti teori kepentingan publik, tingkat pengaturan standar
yang optimal secara social memungkinkan memungkinkan pengurangan beberapa
kualifikasi pendapatan sehingga membatasi kemampuan manajer untuk menerima
lebih banyak kompensasi daripada yang diminta untuk mencapai utilitas informasi.
2. Sejauh akuntan dapat mengurangi jumlah informasi dari dalam, masalah kelebihan
kompensasi manajer dapat berkurang. Tentu saja hal ini tidak bisa lengkap karena
biaya perusahaan untuk menghilangkan semua informasi dari dalam bisa sangat mahal.
3. Peraturan yang optimal bersifat spesifik karena karakteristik perusahaan dan manajer
berbeda-beda. Hal ini menunjukkan regulator harus membiarkan fleksibilitas dalam
melaporkan kualitas. Ini mendukung pendekatan berbasis prinsip penetapan standar,
dimana ketergantungan ditempatkan pada penilaian akuntan dan auditor untuk
menyesuaikan standar umum dengan situasi spesifik. Peraturan yang terdesentralisasi
juga disukung.

13.7 Integrasi Internasional Pasar Modal


13.7.1 Konvergensi Standar Akuntansi
Akuntansi di negara manapun terbentuk dalam institusi social, politik, hukum dan
ekonomi di negara tersebut. Pembahasan dalam buku ini berorientasi pada kondisi pasar di
Amerika Utara. Namun karena pasar modal telah lebih terintegrasi di seluruh dunia,
investor semakin sering berinvestasi di perusahaan-perusahaan mancanegara yang standar
akuntansinya mungkin berbeda dengan Negara asalnya. Integrasi pasar modal mungkin
mengarah pada kinerja pasar modal yang lebih baik, biaya yang lebih rendah, peningkatan
investasi dan kontrak yang lebih efisien akibatnya setiap evaluasi politik atas penetapan
standar harus memperthitungkan keterpaduan integrasi internasional.
Respon atas integrasi pasar modal adalah mengupayakan suatu standar akuntansi
internasional (tujuan dasar IASB). Sejauh seperangkat standar umum dapat diterima oleh
regulator pasar modal sebagai pengganti GAAP local, biaya beebrapa lembar saham akan
jatuh. Hal ini berarti harus menurunkan biaya penyusunan laporan keuangan perusahaan.
Hal ini juga bisa menurunkan biaya modal mereka karena mampu memanfaatkan sumber
pembiayaan yang lebih likuid. Selain itu, seperangkat standar internasional harus
mengurangi eksternalitas jaringan. Peningkatan komparabilitas laporan keuangan dapat
menurunkan biaya analis dan pengguna laporan keuangan lainnyayang kemudian tidak
harus membiasakan diri dengan lebih dari satu set GAAP. Akibatnya, kerja pasar sekuritas
dan investasi lintas batas harus diperbaiki.
Bukti empiris yang mendukung argument ini, Civirg, DeFond dan Hung (2007) yang
mempelajari kepemilikan saham reksadana untuk sampel besar perusahaan dari 29 negara
(tidak termasuk Amerika Serikat dan Kanada) menemukan bahwa reksadana asing (dana
yang tidak berada di negara yang sama dengan perusahaan sampel) termasuk yang
portfolio jumlah sahamnya lebih tinggi secara signifikan karena memgadopsi standar
IASB dibandingkan GAAP. Tan, Wang dan Welker (2011) mempelajari 25 negara
yangmenerapkan standar IFRS selama tahun 1998-2007 menemukan bahwa jumlah analis
asing (contoh: analis yang berada di negara yang tidak mengadopsi IFRS) dan negara yang
ikut mengadopsi IFRS meningkat. Mereka juga memperkirakan bahwa pendapatan analis
asing meningkat. Mereka juga menemukan bahwa perkiraan laba akurasi dari analis asing
meningkat. Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan komparabilitas laporan keuangan
dari adopsi IFRS.
Bgaimanapun standar akuntansi Amerika Serikat juga mempunyai pengaruh diseluruh
duniaterutama bagi perusahaan asing yang ingin meningkatkan modal di negara-negara
bagian. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, apakah konvergensinya menggunakan
standar IASB atau FASB? Jwabannya adalah dengan menggabungkan keduanya.
Dalam hal ini, perjanjian Norwalk 2002 antara FASB dan IASB membuat kedua badan
tersebut bekerja sesuai standar kualitas yang sama. Beberapa kemajuan telah dicapai
terhadap konvergensi standar IASB/FASB . Misalnya, FASB dan IASB memerlukan
pengakuan atas pendapatan komprehensif lainnya , mensyaratkan metode pembelian
akuntansi untuk goodwill yang dibeli. Goodwill tidak diamortisasi tetapi mengalami uji
penurunan nilai.
Namun perbedaan tetaplah ada. Misalnya, IASB tidak mengijinkan penggunaan metode
persediaan LIFO, IAS 16 memungkinkan adanya revaluasi aset tetap, pabrik dan peralatan
sedangkan di Amerika dan Kanada umumnya menggunakan biaya historis. Biaya
pengembangan bisa dikapitalisasi, namun di AS hampir semua biaya Litbang dibebankan.
Saat ini, standar instrument keuangan dan penyisihan penghapusan pinjaman tidak
terkonsentrasi. Mengingat perbedaan yang masih ada, kemajuan lebih lanjut atas
konvergensi standar akuntansi akan memakan waktu yang lebih lama dan kemungkinan
akan membutuhkan pengembangan kerangka konseptual lebih lanjut.
13.7.2 Effects of Customs and Institutions on Financial Reporting
Seperti yang telah disebutkan, pelaporan keuangan dipengaruhi oleh kebiasaan dan
institusi lokal. Lingkungan hukum yang ada dalam suatu negara adalah salah satu contoh
pentingnya. Sebagai tambahan dari standar akuntansi internasional adalah bahwa
pemerintah dapat mempengaruhi pelaporan keuangan, Di beberapa negara, perusahaan
diperbolehkan atau bahkan didorong untuk menutupi kerugian besar sehingga terhindar
dari kebangkrutan karena jika tidak maka akan mempermalukan pemerintah.
Isu ini coba diteliti oleh Bushman dan Piotroski (2006) yang mengambil sampel di 38
negara selama periode 1992-2001. Hasilnya adalah, bahwa di negara-negara dengan
keterlibatan negara secara substansial khususnya dalam sektor ekonomi, pengakuan untuk
berita baik perusahaan relatif rendah sementara untuk berita buruknya relatif tinggi.
Kecenderungan ini untuk memaksimalkan laba yang dilaporkan melalui pengakuan lebih
cepat dar kabar baik dan menghaluskan kerugian. Hal ini ditujukan untuk mengurangi
keterlibatan negara.
13.7.3 Penegakan Standar Akuntansi
Standar akuntansi harus diberlakukan jika memberikan kontribusi terhadap pelaporan
keuangan berkualitas tinggi. Penegakan standar IASB menjadi perhatian khusus karena
seperti yang ditunjukkan dalam bagan 1.12.5, IOSCO tidak mempunyai kekuatan
penegakan hokum formal. Penegakan hokum bergantung pada yuridiksi yang mengadopsi
standar IASB. Jika penegakan kurang memadai, tidak dapat dipastikan bahwa standar
berkualitas tinggi dapat diterapkan dalam praktik. Investor mungkin akan menghadapi
resiko paparan serius yang timbul dari pemilihan yang merugikan dan bahaya moral. Jika
system hokum, bursa efek dan regulator sekuritas tidak memperkuat penerapan standar
akuntansi untuk menyediakan lingkungan yang stabil untuk pelaporan keuangan yang
berkualitas tinggi.Selanjutnya, pasar yang tidak berfungsi mengurangi insentif untuk
pengungkapan sukarela karena harga saham perusahaan akan kurang dihargai untuk
kualitas pelaporan.
Isu penegakan terkait dengan perlindungan terhadap investor kecil. Di banyak Negara,
perusahaan dikendalikan oleh keluarga, institusi besar atau pemerintah. Pemegang saham
minoritas di perusahaan dengan kepemilikan terkonsentrasi tinggi mungkin menderita di
tangan kepentingan pengendali. Hal ini menciptakan jenis masalah yang berbeda dengan
dari konflik manajer pemilik yang dipelajari dalam bab ini. Sementara kepemilikan
terkonsentrasi dapat mengurangi masalah moral hazard antara manajer dan pemilik,
masalahnya sekarang beralih diantara pemegang saham pengendali dan pemegang saham
minoritas. Minoritas investor akan mewaspadai bahaya moral ini atau akan menuntut
return yang tinggi. Jika demikian, pasar modal tidak akan berjalan dengan baik dan
menghambat produksi dan pertumbuhan ekonomi.
Bagi perusahaan perorangan, efek buruk dari keengganan investor minoritas untuk
berinvestasi akan meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi kepemilikan
perusahaan. Akibatnya, perusahaan dengan kepemilikan tinggi mungkin memiliki insentif
untuk mengadopsi kebijakan untuk member sinyal kepada investor dari luar bahwa
kepentingan mereka akan dilindungi. Salah satu kebijakan tersebut adalah dengan
menyewa seorang auditor berkualitas tinggi.
Audit adalah mekanisme penegakan yang penting. Audit yang baik akan berkontribusi
terhadap kepercayaan investor dan kontrak yang efisien. Pada khususnya, perlindungan
menyeluruh melinndungi minoritas investor kecil dengan membuat pengendalian
kepentingan untuk mengambil nilai perusahaan melalui kompensasi yang berlebihan,
perquisites dan transaksi pihak terkait. Fan dan Wong (2005) mempelajari praktik
perekrutan audit dengan sampel perusahaan di beberapa Negara Asia Timur selama tahun
1994-1996. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan dengan konsentrasi
kepemilikan tinggi secara signifikan lebih mungkin untuk menyewa auditor besar dan
prestisius daripada perusahaan dengan kepemilikan rendah. Hal ini disebabkan ,
perusahaan besar tersebut merasa bahwa keuntungan dari harga saham lebih tinggi
daripada biaya yang harus dikeluarkannya untuk menyewa auditor tadi dan dikurangi
dengan keuntungan orang dalam lainnya yang meniratkan audit berkualitas tinggi efektif
dalam mengurangi masalah keagenan didalam dan diluar pemilik.
Guedhami dan Pittman (2006) juga mempelajari hubungan antara konsentrasi audit dan
kepemilikan. Dengan sampel perusahaan yang diambil diseluruh dunia (tidak termasuk
Kanada, AS, dan Inggris), sama seperti Fan dan Wong, mereka juga menggunakan
konsentrasi kepemilikan sebagai proxy untuk tingkat masalah agensi antara kepentingan
pengendali dan investor kecil. Mereka menemukan bahwa konsentrasi kepemilikan lebih
rendah di Negara yang memberlakukan kewajiban pertanggungjawaban. Tampaknya,
auditor melakukan pekerjaan yang lebih baik atas nama investor ketika mereka dibawah
pertanggungjawaban hokum. Investor kecil kemungkinan kurang waspada terhadap
investasi, mengurangi konsentrasi kepemilikan.
Francis dan Wang (2008) menganalisis lingkungan pengendalian investor dari 42 negara
selama th 1994-2004. Berdasarkan sampel perusahaan dari masing-masing Negara,
mereka menemukan bahwa kualitas laba (berdasarkan 2 ukuran: ukuran abnormal dan
kemungkinan melaporkan kerugian) meningkatdengan kekuatan perlindungan investor
namun hanya untuk perusahaan dengan auditor Big Four. Mereka juga menmukan
hubungan positif antara investigasi terhadap perlindungan dan akuntansi konservatif
(untuk perusahaan dengan auditor Big Four)
13.7.4 Manfaat Mengadopsi Standar Akuntansi Berkualitas Tinggi
Terlepas dari masalah-masalah yang telah didiskusikan sebelumnya, penerapan standar
akuntansi berkualitas tinggi berpotensi bermanfaat, karena situasi ekonomi dengan
lingkungan yeng relatif lemah dapat memperoleh keuntungan dari kualitas pelaporan yang
lebih baik dan konsekuensinya dapat memperkuat modal dan manajemen pasar modalnya .
Dapat disimpulkan bahwa peralihan GAAP lokal ke IASB GAAP dapat memberikan
potensi manfaat dari sisi ekonomi, khususnya jika GAAP lokal berbeda secara signifikan
dengan IASB serta jika ada hukum dan institusi yang kuat untuk memberlakukan dan
mendorong perlindungan investor dan pelaporan keuangan yang berkualitas. Namun,
manfaat ini juga tergantung pada fleksibilitas GAAP yang digunakan.
13.7.5 Kualitas Relatif IASB dan FASB GAAP
Sementara bukti yang dikutip menunjukkan bahwa pergeseran bentuk GAAP local ke
IASB GAAP dapat menguntungkan sector ekonomi yang terlibat. Pertanyaannya
kemudian terkait dengan kualitas relative IASB dan GAAP Amerika Serikat. Hal ini
penting karena SEC mengizinkan perusahaan asing dibawah yurisdiksinya untuk
melaaporkanpenggunaan standar IASB tanpa harus merekonsiliasi dengan standar FASB.
Leuz (2003) meneliti mengenai likuiditas saham yang diperdagangkan di pasar Jerman.
Pasar ini memungkinkan perusahaan yang terdaftar untuk mrlaporkan berdasarkan standar
IASB atau FASB.Leuz mengukur likuiditas saham dengan spread bid ask dan omsetnya
merupakan proxy untuk tingkat pasar. Leuz tidak menemukan perbedaan signifikan dalam
asimetri informasi diantara perusahaan perusahaan yang melaporkan dengan kedua
standar itu.
Namun, Barth, Landsman, Lang dan William (BLLW;2012) meneliti sampel di 27 negara
termasuk Kanada yang telah beralih ke standar IASB, relative terhadap sampel untuk
perusahan AS serupa. Minat mereka mengacu pada perbandingan antara laporan keuangan
dengan standar IASB dan FASB.
BLLW mengukur komparabilitas dengan 2 cara. Pertama, jika pernyataannya serupa,
mereka harus mengarah pada perkiraan harga saham. Kedua, laporan keuangan yang
dibandingkan harus punya ERC serupa.
Kami menyimpulkan bahwa ada banyak bukti tentang kualitas relative IFRS dan FASB
GAAP. Namun, komparabilitas dan kualitas standar ini akan bergerak bersama seiring
berjalannya waktu jika konvergensi standar berkembang.
13.7.6 Haruskah Penentu Standar Bersaing?
.Alternatif konvergensi standar adalah agar setiap negara mengijinkan perusahaan di
wilayah hukumnya menggunakan standar akuntansi dalam negeri/ standar IASB (atau
standar lainnya). Secara khusus, misalnya SEC mengijinkan perusahaan di wilayah
hukumnya untuk menggunakan baik U.S. GAAP maupun IASB GAAP tana perlu
rekonsiliasi.
Singkatnya, manfaat social dari persaingan terletak pada potensi untuk sejauh mana
langkah pengaturan standar terhadap tingkat social yang benar. Namun manfaat ini harus
disandingkan dengan biaya pemeliharaan 2 standar. Apakah manfaatnya melebihi biaya-
biaya yang tidak diketahui saat ini.
13.7.7 Haruskah Amerika Serikat mengadopsi Standar IASB?
Sebuah alternative untuk adalah untuk AS, seperti banyak negara lain yang mengdopsi
standar IASB. Pada tahun 2010, SEC memprakarsai rencana kerja untuk mengevaluasi
dampak terhadap pasar sekuritas AS yang pada akhirnya menerapkan standar IASB secara
rinci.
Secara keseluruhan, hasil yang paling mungkin adalah bahwa setiap adopsi akan bertahap
dan dibantu dengan konvergensi standar yang berkelanjutan. Namun, bahkan jika adopsi
standar ini bermanfaat dari perspektif ekonomi, kemungkinan konstituen politik dan
institusi akan melobi demi penetapan standar AS yang tetap berpengaruh signifikan
terhadap standar akuntansi AS.
Dalam hal ini ada catatan menarik, IASB menyatakan bahwa proyek Kerangka Konseptual
tidak lagi dilakukan bersama FASB. Mungkin, IASB menyadari bahwa adopsi AS
terhadap IFRS tidak mungkin dan awalnya berjalan dengan caranya sendiri. Perhatikan
bahwa sejauh kedua badan mengadopsi kerangka konseptual yang berbeda, konvergensi
standar masa depan juga terancam.
13.7.8 Ringkasan Akuntansi untuk Integrasi Pasar Modal Internasional
Harus ditekankan bahwa pelaporan keuangan yang terlihat mempunyai kualitas dibawah
Amerika Utara tidak selalu bersifat opportunistik, namun sebaliknya dapat mencerminkan
perbedaan kebiasaan, struktur kelembagaan, keterlibatan pemerintah dan penegakan hukum.
Namun, pasar modal diseluruh dunia semakin terintegrasi. Kinerja pasar modal yang lebih
baik dapat berkontribusi terhadap kesejahteraan social melalui peningkatan likuiditas pasar,
capital cost yang lebih rendah, peningkatan investasi asing dan peningkatan efisiensi
kontrak.
Standar pelaporan keuangan yang berkualitas tinggi berperan dalam menghasilkan kinerja
pasar yang lebih baik dengan meningkatkan kesejahteraan social. Penelitian empiris
menunjukkan bahwa penerapan standar IASB disertai dengan likuiditas pasar yang lebih
tinggi, komparabilitas laporan keuangan, kualitas laba dan peningkatan investasi asing.
Namun penerapan standar IASB tidak dengan sendirinya menjamin kualitas pelaporan yang
lebih tinggi karena setiap set aturan GAAP memungkinkan pertimbangan memadai atas
pilihan kebijakan akuntansi.Penerapan standar perlu ditegakkan oleh lingkungan peraturan
yang kuat dan kewajiban auditor. Bahkan, investor dan pembuat standar perlu menyadari
bahwa perbedaan struktur kepabeanan dan kelembagaan terus memengaruhi pelaporan
actual. Jika investor yang berinvestasi di negara yangmengadopsi standar IASB secara
kuatmengalami kerugian akibat kegagalan pelaporan, mereka mungkin bereaksi dengan
menyalahkan standarnya daripada kegagalan mereka untuk dampak factor spesifik Negara
terhadap kualitas pelaporan. Karena, lebih sulit mengubah kebiasaan dan institusi daripada
mengubah standar akuntansi. Akibatnya, integrasi lengkap standar akuntansi termasuk AS,
penerapan standar IASB akan memakan waktu lama jika memang sangat diinginkan.
Sementara itu, keleluasaan perusahaan untuk memilih seperangkat standar akuntansi
seharusnya tidak dikesampingkan.

13.8 Kesimpulan dan Saran


Keseluruhan buku ini berfokus pada pengaturan standar. Dalam bab 2, bahwa dalam konsisi
ideal standar akuntansi dan pelaporan tidak dibutuhkan karena hanya ada 1 cara untuk
menjelaskan nilai sekarang dari arus kas masa depan perusahaan. Memang, dalam kondisi
ideal dapat dipertanyakan apakah akuntansi dibutuhkan? Tetapi, mengingat kesimpulan pada
bagian 2.6 bahwa akuntan tidak dibutuhkan dalam kondisi ideal kondisi ini tidak pernah
ada. Akibatnya, akuntansi keuangan menjadi lebih menantang. Asimetri informasi
merupakan sumber utama tantangan ini.
Sebelumnya telah dilihat ada 2 jenis asimetri informasi, yang keduanya menciptakan
estimasi resiko. Pertama, pilihan yang merugikan (manajer dan orang dalam lainnya
biasanya lebih tahu dari investor luar mengenai kondisi perusahaan dan prospeknya, disini
tantangan akuntansi adalah untuk menyampaikan informasi dari dalam ke luar perusahaan
sehingga memperbaiki pengambilan keputusan, membatasi kemampuan orang dalam untuk
memanfaatkan keuntungan atas suatu informasidan meningkatkan operasi pasar modal).
Tipe asimetri yang kedua adalah moral hazard, artinya usaha yang dilakukan oleh manajer
tidak dapat diamati oleh pemegang saham dan kreditur kecuali pada perusahaan kecil.
Dalam hal ini, akuntansi tertantang untuk memberikan kinerja manajerial yang informatif.
Langkah tersebut, memungkinkan adanya kontrak insentif yang efisien untuk memotivasi
upaya manajer, melindungi kreditur dan pemegang saham dari oportunisme manajer dan
menginformasikan kepada pasar kerja manajerial.
Penting untuk disadari bahwa system akuntansi yang paling penting untuk tantangan
pertama tidak mungkin memenuhi tantangan terbaik sehingga pelaporan keuangan
sebenarnya merupakan kompromi antara keduanya. Secara khusus, investor memerlukan
keputusan informasi yang relevan untuk membantu mereka memprediksi kinerja perusahaan
di masa depan. Namun, masalah volatilitas dan kemungkinan rendahnya keandalan nilai
wajar mengurangi informasi laba bersih tentang kinerja manajer. Dapat dikatakan bahwa
akuntansi yang andal dan konservatif lebih memotivasi kinerja manajer. Oleh karena itu,
meskipun preferensi standar setter untuk akuntansi nilai sekarang dan informasi akuntansi
berbasis kontrak yang efisien harus diperdagangkan. Hal inilah yang menjadi kwbutuhan
pelaporan keuangan, berperan ganda untuk memenuhi kebutuhan informasi investor
termasuk komisi efek yang bertindak atas nama mereka, mendorong informasi tambahan
termasuk informasi nilai saat ini. Manajemen mendorong kearah lain ketika mereka merasa
bahwa standar yang diusulkan akan mempengaruhi fleksibilitas mereka dibawah kontrak
yang telah mereka setujui, menghambat kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan
pasar dengan aman melalui kebijakna akuntansi atau mengurangi kemampuan mereka untuk
menyembunyikan kinerja buruknya melalui manajemen pendapatan opportunistic atau untuk
memilih trade off antara pengungkapan penuh kepada investor dan biaya agensi yang
diciptakan. Seperti yang disebutkan, standar setter harus berkompromi diantara 2
kepentingan ini. Struktur badan pengaturan standar dirancang untuk memfasilitasi
kompromi semacam ini.
Dengan meningkatnya globalisasi perdagangan termasuk pasar sekuritas, kebutuhan akan
standar akuntansi internasional akan terus berkembang. Namun, kesulitan pengaturan
standar juga akan meningkat. Selain konflik manajer investasi, munculnya konstituensi baru
yang mewakili berbagai tingkat perkembangan ekonomi,berbagai praktik bisnis dan budaya
yang berbeda. Badan penetapan standard an investor harus menyesuaikan diri dengan
tantangan ini.

Anda mungkin juga menyukai