Anda di halaman 1dari 12

A.

JUDUL
Pemisahan Campuran
B. Waktu / Tanggal Penelitian
Pukul 07.00 WIB / 12 Oktober 2012
C. Waktu / tanggal selesai penelitian
Pukul 10.00/12 Oktober 2012

D. TUJUAN
1. Memisahkan zat padat dari zat cair
2. Memisahkan zat padat dari zat padat

E. KAJIAN TEORI
Klasifikasi materi dalam ilmu kimia dapat dibedakan menjadi dua yaitu zat
murni dan campuran. Zat murni adalah materi yang tersusun hanya dari satu jenis
zat saja. Zat murni dibedakan menjadi dua yaitu unsur atau zat tunggal dan
senyawa atau zat majemuk. Sedangkan campuran adalah gabungan dua atau lebih
zat tunggal yang masih mempertahankan sifat aslinya. Campuran dibedakan
menjadi campuran homogen dan campuran heterogen.

Contoh campuran heterogen :


* campuran tepung beras dengan air,
* campuran kapur dengan pasir,
* campuran serbuk besi dengan karbon.
Contoh campuran homogen :
* campuran gula atau garam dapur dengan air,
* air teh yang sudah disaring,
*campuran gas di udara.
Campuran homogen biasa disebut larutan. Larutan adalah campuran
homogen antara zat terlarut (solute) dan zat pelarut (solvent). Larutan dapat
berwujud padat, cair, dan gas.

1
1. Larutan berwujud padat. Larutan berwujud padat biasa ditemukan pada
paduan logam. Contohnya : Kuningan yang merupakan paduan seng dan
tembaga.
2. Larutan berwujud cair.

Contohnya : Larutan gula dalam pelarut air.

3. Larutan dalam wujud gas.

Contohnya : Udara yang terdiri atas bermacam-macam gas, diantaranya


adalah nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida

DASAR PEMISAHAN CAMPURAN


Zat atau Materi dapat dipisahkan dari campurannya karena
campuran tersebut memiliki perbedaan sifat, itulah yang mendasari
pemisahan campuran atau dasar pemisahan. Beberapa dasar pemisahan
campuran antara lain sebagai berikut :
Perbedaan Ukuran Partikel
Jika ukuran partikel suatu zat yang diinginkan berbeda dengan zat
yang tidak diinginkan (zat pencampur) dapat dipisahkan dengan metode
penyaringan (metode filtrasi). Untuk keperluan ini kita harus menggunakan
penyaring dengan ukuran yang sesuai. Partikel zat hasil akan melewati
penyaring dan disebut hasil penyaringan dan zat pencampurnya akan
terhalang dan disebut residu / ampas.
Perbedaan Titik didih
Untuk memisahkan campuran zat yang memiliki perbedaan titik
didih, kita dapat melakukannya dengan metode destilasi. Zat yang memiliki
titik didih lebih tinggi akan lebih dulu menguap. Jika yang kita inginkan
adalah zat yang memiliki titik didih yang lebih tinggi, maka langkah
selanjutnya kita mengembunkan uap dari zat tersebut (pendinginan) dan
mengalirkannya ke wadah tertentu. Jika yang kita inginkan adalah zat yang
memiliki titik didih lebih rendah, maka kita cukup memanaskan campuran
tersebut saja, sampai suhu mencapai titik didih zat yang akan kita cari.
Perbedaan Kelarutan
Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda,
artinya suatu zat mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam

1
pelarut B, atau sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi menjadi dua, yaitu
pelarut polar (pelarut yang memiliki kutub), seperti air, dan pelarut nonpolar
(disebut juga pelarut organik) seperti alkohol, aseton, methanol, petrolium
eter, kloroform, dan eter. Dengan hal menggunakan perbedaan kelarutan, kita
dapat memisahkan campuran dengan pelarut tertentu.
Perbedaan Pengendapan
Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda
dalam larutan yang berbeda. Zat yang memiliki berat jenis lebih besar
daripada pelarutnya akan mudah mengendap. Bila dalam suatu campuran
mengandung satu atau beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang
berbeda, kita dapat melakukan pemisahan campuran tersebut dengan metode
sedimentasi atau sentrifugsi atau pemusingan. Jika dalam campuran terdapat
lebih dari satu zat yang akan kita inginkan, maka digunakan metode
presipitasi yang dikombinasi dengan metode filtrasi.
Difusi (bergerak mengalir dan bercampur)
Dua macam zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat
berdifusi satu sama lain. Aliran ini dapat dipengaruhi oleh muatan listrik.
Listrik yang diatur sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat
arusnya) akan menarik partikel zat hasil ke arah tertentu untuk memperoleh
zat murni. Metode pemisahan campuran dengan menggunakan bantuan listrik
disebut elektrodialisis. Selain itu kita mengenal juga istilah elektroforesis,
yaitu pemisahan zat berdasarkan banyaknya nukleotida (satuan penyusun
DNA) dapat dilakukan dengan elektroforesis menggunakan suatu media agar
yang disebut gel agarosa.
Adsorbsi (Penyerapan sampai permukaan)
Adsorbsi merupakan penarikan suatu zat oleh zat lain sehingga
menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini
diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik atau organisme.
METODE PEMISAHAN CAMPURAN :
1. Filtrasi / Penyaringan
Filtrasi adalah metode pemisahan zat yang memiliki ukuran
partikel yang berbeda dengan menggunakan alat berpori (penyaring/filter).
Penyaring akan menahan zat yang ukuran partikelnya lebih besar dari pori
saringan dan meneruskan pelarut. Hasil penyaringan disebut filtrat
sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring disebut residu (ampas).

2
Metode penyaringan dimanfaatkan untuk membersihkan air dari
sampah pada pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium,
menghilangkan pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan obat-obat
injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula.
Penyaringan di laboratorium dapat menggunakan kertas saring dan
penyaring buchner. Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat dari
bahan kaca yang kuat dilengkapi dengan alat penghisap.
2. Dekantasi
Dekantasi adalah pemisahan komponen-komponen dalam
campuran dengan cara dituang secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan
untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat atau zat cair dengan zat
cair yang tidak saling campur (suspensi). Contoh : pemisahan campuran
air dan pasir

3. Penguapan atau Evaporasi


Penguapan atau Evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam
keadaan cair (contohnya air) dengan sponton menjadi gas (contohnya uap
air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umunya penguapan dapat
dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas
dengan volume signifikan. Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan
sebagian dari pelarut pada titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair
pekat yang konnsentrasinya lebih tinggi. Uap yang terbentuk pada Evaporasi
biasanya hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya berupa campuran
umumnya tidak, diadakan usaha untuk memisahkan komponen-
komponennya. Dalam evaporasi zat cair pekat merupakan produk yang
dipentingkan, sedangkan uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang.

4. Sublimasi
Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan
menguapkan zat padat tanpa melalui fase cair terlebih dahulu sehingga
kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. Bahan bahan yang
menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah menyublim, seperti
kamfer dan iod.

3
5. Kristalisasi
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat
padat yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan
bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua
cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan. Contoh
proses kristalisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam
dapur dari air laut. Mula-mula air laut ditampung dalam suatu tambak,
kemudian dengan bantuan sinar matahari dibiarkan menguap. Setelah
proses penguapan, dihasilkan garam dalam bentuk kasar dan masih
bercampur dengan pengotornya, sehingga untuk mendapatkan garam yang
bersih diperlukan proses rekristalisasi (pengkristalan kembali). Contoh lain
adalah pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu dihancurkan dan
diperas untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan penguap hampa
udara sehingga air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh, dan terjadi
pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga diperoleh
gula putih atau gula pasir.

6. Distilasi
Distilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu
bahan yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain
yang mempunyai titik didih yang berbeda. Dasar pemisahan adalah titik
didih yang berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah
bentuk larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik
didihnya tidak terlalu dekat.
Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran
dipanaskan pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut
bahan yang diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung
pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah.
Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut
residu. Contoh destilasi adalah proses penyulingan minyak bumi,
pembuatan minyak kayu putih, dan memurnikan air minum.

7. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan

4
campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah
kelarutan bahan dalam pelarut tertentu.

8. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu
bahan dari pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara
kuat sehingga menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi.
Penggunaan metode ini dipakai untuk memurnikan air dari kotoran renik
atau mikroorganisme, memutihkan gula yang berwarna coklat karena
terdapat kotoran.

9. Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan
kecepatan perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar
pemisahan metode ini adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya
absorbsi oleh bahan penyerap, dan volatilitas (daya penguapan). Contoh
proses kromatografi sederhana adalah kromatografi kertas untuk
memisahkan tinta. Pada proses pemisahan suatu campuran ada yang
memerlukan metode pemisahan, ada pula yang dikombinasi lebih dari saru
jenis metode.

5
F. RANCANGAN PERCOBAAN
1. Alat Dan Bahan
Alat-alat :
a. Gelas kimia e. Cawan Penguapan
b. Gelas ukur 50 ml f. Kaca arloji
c. Corong g. Kertas saring
d. Pembakar
Bahan :
a. CuSO4.5H2O d. Kapur tulis
b. Garam dapur e. Pasir
c. Kapur barus
2. Langkah Kerja
a. Mamasukkan I sendok pasir ke dalam gelas kimia yang berisi air
kemudian diaduk sampai rata. Membiarkan pasir mengendap lalu
menuangkan larutan bagian atas
b. Memasukkan bubuk kapur tulis ke dalam gelas kimia yang berisi air
lalu diaduk sampai rata. Menyiapkan corong dan kertas saring lalu
melakukan penyaringan
c. Melarutkan garam dapur ke dalam gelas kimia yang berisi air,
kemudian menyaring larutan garam tersebut dengan menggunakan
kertas saring. Menguapkan larutan garam hasil penyaringan di atas
dalam cawan penguapan sampai airnya habis
d. Melarutkan 1 gram CuSO4.5H2O ke dalam 10 ml air. Menguapkan
larutan garam tersebut sehingga volumenya hampir habis, kemudian
didinginkan. Memperhatikan bentuk kristal yang terjadi
e. Mencampurkan 1 sendok pasir, 1 sendok garam dapur dan air dalam
gelas kimia lalu diaduk sampai menjadi larutan homogen.
Memanaskan campuran ini kemudian melakukan penyaringan. Zat
padat yang tertinggal dalam corong dicuci dengan air (kira-kira 5 ml)
dua sampai tiga kali. Air hasil penyaringan dan air cucian dijadikan
satu kemudian menguapkan dalam cawan penguapan. Apabila airnya

1
hampir habis, hendaknya pembakar disisihkan dan membiarkan air
menguap sendiri
f. Memasukkan 1 gram kapur barus yang kotor (dikotori dengan pasir
atau natrium karbonat) ke dalam cawan penguapan. Menutup cawan
tersebut dengan kaca arloji yang berisi air. Memanaskan perlahan-
lahan sampai terbentuk zat padat pada kaca arloji. Sesudah didinginkan
mengumpulkan ksristal-kristal tersebut dan memperhatikan bentuk
kristalnya.
g. Mencatat hasil pengamatan dari semua percobaan yang telah
dilakukan.

3. Alur Kerja
Percobaan I

1 sendok pasir
Dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air
Diaduk sampai rata
Dibiarkan hingga pasir mengendap
Larutan bagian atas dituangkan

Hasil pengamatan

Percobaan II

Bubuk kapur tulis


Dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air
Diaduk sampai rata
Disaring dengan menggunakan kertas saring dan
corong

Hasil pengamatan

2
Percobaan III

Garam dapur
Dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air
Disaring dengan menggunakan kertas saring dan corong
Diuapkan didalam cawan penguapan sampai airnya habis

Hasil pengamatan

Percobaan IV

1 gram garam CuSO4.5H2O


Dilarutkan ke dalam 10 ml air
Diuapkan hingga volumenya hampir habis
Didinginkan
Kristal

Hasil pengamatan

3
Percobaan V

1 sendok pasir + 1 sendok garam dapur + air


Dicampur dalam gelas kimia
Diaduk sampai menjadi larutan homogen
Dipanaskan
Disaring
Air hasil saringan+air cucian

Diuapkan dalam cawan penguapan hingga


airnya hampir habis
Disisihkan dari pembakar dan dibiarkan
menguap sendiri

Hasil pengamatan

Percobaan VI

1 gram kapur barus


Dimasukkan ke dalam cawan penguapan
Dikotori dengan pasir
Cawan ditutup dengan kaca arloji yang berisi air
Dipanaskan secara perlahan-lahan sampai terbentuk
zat padat pada kaca arloji
Didinginkan

Kristal

Hasil pengamatan

4
G. ANALISIS DATA
Pada percobaan ke - 1, terdapat filtrat berupa air berwarna agak keruh dan
residu berupa pasir. Hal ini terjadi karena pasir tidak larut dalam air. Pasir dapat
dengan mudah dipisahkan dari air sehingga pemisahan tersebut dilakukan dengan
cara mengendapkan pasir lalu menuang air bagian atas. Dari percobaan ini dapat
dianalisis bahwa metode yang digunakan adalah dekantasi, yaitu metode
pemisahan campuran dengan cara pengendapan.
Pada percobaan ke - 2, terdapat filrat berupa air jernih dan residu berupa
bubuk kapur tulis. Hal tersebut terjadi karena bubuk kapur tulis tidak larut dalam
air. Walaupun demikian, bubuk kapur tulis sulit dipisahkan dari air karena ukuran
partikelnya kecil dan halus. Pemisahan bubuk kapur tulis dari air dilakukan
dengan bantuan kertas saring dan corong sehingga dapat dianalisis bahwa metode
yang digunakan adalah filtrasi, yaitu pemisahan zat padat dari suatu larutan
berdasarkan ukuran partikel yang berbeda menggunakan kertas saring.
Pada percobaan ke - 3, terdapat filrat berupa kristal garam berwarna putih
dan tidak terdapat residu. Kemudian, tekstur garam lebih halus dari garam
sebelum diuapkan. Hal tersebut terjadi karena garam dapat larut dalam air menjadi
larutan homogen sehingga pemisahan garam dengan air dilakukan dengan cara
menguapkan larutan sampai airnya habis. Dari percobaan ini dapat dikeahui
bahwa metode yang dilakukan adalah kristalisasi, yaitu pemisahan bahan padat
berbetuk kristal dari suatu larutan atau lelehan.
Pada percobaan ke - 4, terdapat filtrat berupa kristal- krisal bewarna hijau
dan terdapat residu berupa uap air. Hal tersebut terjadi karena CuSO 4 . 5H2O dapat
larut dalam air sehingga pemisahannya dilakukan dengan cara menguapkan
larutan sampai volumenya hampir habis. Dari percobaan ini dapat diketahui
bahwa metode yang dilakukan adalah evaporasi, yaitu proses penguapan dari
liquid (cairan) dengan penambahan panas.
Pada percobaan ke - 5, proses I terdapat filtrat berupa air berwarna agak
keruh yang bercampur dengan garam dan residu berupa pasir sedangkan proses II
terdapat filtrat berupa kristal garam yang lebih halus dan warnanya lebih putih
dari percobaan nomor 3 dan menghasilkan residu berupa uap air. Hal tersebut
terjadi karena pasir tidak larut dalam air sedangkan garam dapat larut dalam air.

5
Pemisahan garam dengan air pada percobaan ini hanya menguapkan air sampai
airnya hampir habis lalu dibiarkan air menguap sendiri. Dari percobaan ini dapat
diketahui bahwa metode yang dilakukan adalah filtrasi dan evaporasi.
Pada percobaan ke - 6, terdapat filrat berupa kristal tidak berwarna dan
residu berupa pasir, zat pewarna, dan uap air. Hal tersebut terjadi karena pasir
tidak dapat menyublim sedangkan kapur barus adalah zat yang mudah
menyublim. Pemisahan kapur barus dengan pasir dilakukan dengan memanaskan
campuran tersebut dalam cawan penguapan dengan ditutup kaca arloji berisi es .
Dari percobaan ini dapat dikeahui bahwa metode yang digunakan adalah
sublimasi, yaitu pemisahan komponen yang dapat menyublim dari komponen
yang tidak dapat menyublim

H. SIMPULAN
Berdasarkan data dan analisis data di atas, maka kami dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut :
Untuk memisahkan zat padat yang tidak larut dalam zat cair maka dapat
dilakukan dengan cara dekantasi dan penyaringan
Untuk memisahan zat padat yang larut dalam zat cair maka dapat
dilakukan dengan cara kristalisasi, dan penguapan
Untuk memisahkan zat padat dari zat padat maka dapat dilakukan dengan
cara sublimasi, dan kristalisasi

I. DAFTAR PUSTAKA
Purba Michael. 2004. Kimia SMA. Jakarta : Erlangga
Chang,Raymond.2005.Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti.Erlangga:Jakarta
http://chemistryanalist.wordpress.com//2009/05/26/method_pemisahan zat/
(diakses tanggal 11 oktober 2012)
http://anaprivat.blogspot.com/2009/09/forum-kimia-pemisahan-
campuran.html(diakses pada tanggal 11 Oktober 2012)
Tim Kimia Dasar.2012.Kimia Dasar 1.Surabaya:Unesa University Press

Anda mungkin juga menyukai