Anda di halaman 1dari 40

REINFORCED CONCRETE STRUCTURE

1 (PS 1334)
CHAPTER 2
Analysis And Design for Flexure
Design of Irregular Flexural Member Section
Revised : 12-March-2009

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya


Kuliah Struktur Beton Bertulang I (TS 1541) Created By :Mudji Irmawan , Bambang Piscesa
Pendahuluan
Definisi Pelat

Pelat merupakan salah satu elemen struktur yang secara


langsung menerima beban yang bekerja terutama
beban mati dan beban hidup yang akan bekerja pada
sebuah struktur
Sistem Struktur Pelat
Jenis jenis struktur plat
Two Way Beam
and Slab
Sistem Struktur Pelat
Jenis jenis struktur plat
Sistem Struktur Pelat
Pelat Satu Arah (One Way Slab)
Sistem Struktur Pelat
Pelat Dua Arah (One Way Slab)
Sistem Struktur Pelat
Pelat satu arah
Panjang pelat dua kali lebarnya. Tulangan
utama sejajar dengan gelagarnya.

Pelat satu arah


Perbandingan Panjang dengan lebar Panel
pelat kurang dari 2.
Ketentuan Perencanaan
Ketebalan pelat (SNI 03-2847-2002 pasal 11.5.3.3)
Untuk 0,2 harus menggunakan pasal 11.5.3.2
m

SNI 03-2847-2002, yaitu:


Untuk pelat tanpa penebalan, tebal pelat tidak boleh
kurang dari 120 mm.
Untuk pelat dengan penebalan, tebal minimum pelat
harus 100 mm.

m Merupakan nilai untuk semua balok tepi dari suatu panel pelat

Ib Ecb
= . > 1,0
Ip Ecp
Ketentuan Perencanaan
Ketebalan pelat (SNI 03-2847-2002 pasal 11.5.3.3)
Untuk 0.2 2 ketebalan pelat harus memenuhi
m

fy
ln 0,8 +
h= 1500
36 + 5 ( m 0,2 )
Dan tidak boleh kurang dari 120 mm

Ln = panjang bentang bersih


= rasio bentang bersih dalam arahmemanjang terhadap arah memendek dari
pelat dua arah
fy= tegangan leleh tulangan
Ketentuan Perencanaan (7.4)

(7.5)

Ketebalan pelat (SNI 03-2847-2002 pasal 11.5.3.3)


m Merupakan nilai rata rata untuk semua balok tepi dari suatu
panel pelat
Ib Ecb
= . > 1,0 Ib : momen inersia balok (beam)
Ip Ecp Ip : momen inersia pelat (slab)
Ecb : modulus beton balok
1
Ib = k .bw.h 3 Ecp : modulus beton pelat
12 h : tinggi balok
bw : lebar balok,
1
Ip = .bp.t 3 k : ketapan tanpa dimensi di
12 dalam fungsi dari (be/bw) dan
be t be t (t/h)
2
t t
1+ 1 4 6 + 4 + 1
bw h h h bw h be : adalah lebar efektif,
k= bw: adalah lebar balok,
be t
1+ 1 t : adalah tebal sayap
bw h
h : adalah tinggi balok
Ketentuan Perencanaan (7.4)

(7.5)

Ketebalan pelat (SNI 03-2847-2002 pasal 11.5.3.3)


Nilai dari k pada disajikan pada tabel
t/h
Be/
0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0
bw
2 1,222 1,328 1,366 1,372 1,375 1,396 1,454 1,565 1,743 2,000

3 1,407 1,564 1,605 1,608 1,625 1,694 1,844 2,098 2,477 3,000

4 1,564 1,744 1,777 1,781 1,825 1,956 2,212 2,621 3,209 4,000
Ketentuan Perencanaan (7.4)

(7.5)

Ketebalan pelat (SNI 03-2847-2002 pasal 11.5.3.3)


Contoh perencanaan ketebalan pelat

25'-0'' 25'-0''
B3 B4

0'-0'' B8 2 4 B8
B6
B1 B2

0'-0'' B7 1 B5 2 B7

B B4
Ketentuan Perencanaan (7.4)

(7.5)

Ketebalan pelat (SNI 03-2847-2002 pasal 11.5.3.3)


Contoh perencanaan ketebalan pelat

be = 181.61 cm be = 35.5''
be = 57'' be = 29.5''

t = 6.5'' t = 6.5''
t = 6.5''

h = 28''
h = 24''
h-t = 21.5'' h-t = 21.5''
h-t = 17.5''

bw = 14'' bw = 14'' bw = 12'' bw = 12''

cirian untuk proyeksi flens


(h-t)<4t
.

Ketentuan Perencanaan
Ketebalan pelat (SNI 03-2847-2002 pasal 11.5.3.3)
Contoh perencanaan ketebalan pelat
Lebar efektif b1-b2
ln ( 25 x 30,48) (14 x 2,54 )
be1 = = = 181,61 cm
4 4
be2 = bw + 16t = (14 x 2,54) + 16(6,5 x 2,54) = 299,72 cm

be3 = bw + 2bo = (14 x 2,54) + 2(11,5 x 30,48) = 736,6 cm

Dipakai be = 181.61cm
.

Ketentuan Perencanaan
,

Ketebalan pelat (SNI 03-2847-2002 pasal 11.5.3.3)


Contoh perencanaan ketebalan pelat
Lebar efektif b1-b2

k = 2,87
be 181,61
= = 5,107 t = (6,5 x 2,54) = 0,232
bw 35,56 h (28 x 2,54)

(14 x 2,54)(28 x 2,54 )


3
I b = 2,87 = 3063764,84 cm 4
12
I p = (20 x 30,48)(6,5 x 2,54 )3 = 228615,11 cm 4
1
12
Ecb .I b 3063764,84
= = = 13,4
Ecp .I p 228615,11
.

Ketentuan Perencanaan
,

Ketebalan pelat (SNI 03-2847-2002 pasal 11.5.3.3)


Contoh perencanaan ketebalan pelat
Lebar efektif b1-b2
.

Ketentuan Perencanaan
,

Ketebalan pelat (SNI 03-2847-2002 pasal 11.5.3.3)


Contoh perencanaan ketebalan pelat
.

Ketentuan Perencanaan
,

Ketentuan Penulangan Pelat SNI 03 2847 2002 15.3

Luas tulangan pelat pada masing-masing arah dari


sistem pelat 2 arah ditentukan dengan meninjau
momen-momen pada penampang kritis tapi tidak
boleh kurang daripada yang dipersyaratkan 9.12
SNI 03 2847 2002.
.

Ketentuan Perencanaan
,

Ketentuan Penulangan Pelat SNI 03 2847 2002 15.3

Spasi tulangan pada penampang kritis tidak boleh


lebih daripada 2 kali tebal pelat kecuali untuk
bagian pelat yang berada pada daerah rongga,
tulangan diadakan sesuai 9.12 SNI 03 2847 2002.
.

Ketentuan Perencanaan
,

Ketentuan Penulangan Pelat SNI 03 2847 2002 15.3

Tulangan momen positif yang tegak lurus tepi tak


menerus harus diteruskan hingga mencapai tepi pelat
dan ditanam, dapat dengan kaitan, minimum
sepanjang 150 mm ke dalam balok tepi, kolom atau
dinding.
.

Ketentuan Perencanaan
,

Ketentuan Penulangan Pelat SNI 03 2847 2002 15.3

Tulangan momen negatif yang tegak lurus tepi tak


menerus harus dibengkokkan atau diangkur pada
balok tepi, kolom atau dinding, sesuai dengan
ketentuan mengenai panjang penanaman pada pasal
14 SNI 03 2847 2002
.

Ketentuan Perencanaan
,

Ketentuan Penulangan Pelat SNI 03 2847 2002 15.3

Bila pelat tidak memiliki balok tepi atau dinding


pada tepi tak menerus, atau pada pelat yang
membentuk kantilever pada tumpuan maka
pengangkuran tulangan harus dilakukan didalam
pelat itu sendiri.
.

Ketentuan Perencanaan
,

Ketentuan Penulangan Pelat SNI 03 2847 2002 15.3

Bila pelat tidak memiliki balok tepi atau dinding


pada tepi tak menerus, atau pada pelat yang
membentuk kantilever pada tumpuan maka
pengangkuran tulangan harus dilakukan didalam
pelat itu sendiri.
.

Ketentuan Perencanaan
,

Gaya Dalam
PBI71 tabel 13.3.1 dan tabel 13.3.2 sebagai salah
satu alternatif untuk mendapatkan gaya-gaya dalam
elemen pelat.

Gaya-gaya dalam dengan cara lain seperti


menggunakan program bantuan finite element seperti
Etabs, SAP 2000 atau lainnya.
.

Ketentuan Perencanaan
,

Gaya Dalam
Tabel 7.1
Momen di dalam pelat persegi yang menumpu pada keempat tepinya
akibat beban terbagi rata

ly/lx 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 >2,5
2
I Mlx = +0,001.q.lx .X 44 52 59 66 73 78 84 88 93 97 100 103 106 108 110 112 125
lx Mly = +0,001.q.lx2.X 44 45 45 44 44 43 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 25

ly

II Mlx = +0,001.q.lx2.X 21 25 28 31 34 36 37 38 40 40 41 41 41 42 42 42 42
lx 2
Mly = +0,001.q.lx .X 21 21 20 19 18 17 16 14 13 12 12 11 11 11 10 10 8
Mtx = -0,001.q.lx2.X 52 59 64 69 73 76 79 81 82 83 83 83 83 83 83 83 83
ly
Mty = -0,001.q.lx2.X 52 54 56 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

III Mlx = +0,001.q.lx2.X 28 33 38 42 45 48 51 53 55 57 58 59 59 60 61 61 63


lx Mly = +0,001.q.lx2.X 28 28 28 27 26 25 23 23 22 21 19 18 17 17 16 16 13
2
Mtx = -0,001.q.lx .X 68 77 85 92 98 103 107 111 113 116 118 119 120 121 122 122 125
ly
Mty = -0,001.q.lx2.X 68 72 74 76 77 77 78 78 78 78 79 79 79 79 79 79 79

IVA Mlx = +0,001.q.lx2.X 22 28 34 42 49 55 62 68 74 80 85 89 93 97 100 103 125


lx 2
Mly = +0,001.q.lx .X 32 35 37 39 40 41 41 41 41 40 39 38 37 36 35 35 25
Mty = -0,001.q.lx2.X 70 79 87 94 100 105 109 112 115 117 119 120 121 122 123 123 125
ly
.

Ketentuan Perencanaan
,

Gaya Dalam
ly/lx 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 >2,5
2
IVB Mlx = +0,001.q.lx .X 32 34 36 38 39 40 41 41 42 42 42 42 42 42 42 42 42
lx Mly = +0,001.q.lx2.X 22 20 18 17 15 14 13 12 11 10 10 10 9 9 9 9 8
Mtx = -0,001.q.lx2.X 70 74 77 79 81 82 83 84 84 84 84 84 83 83 83 83 83
ly

VA Mlx = +0,001.q.lx2.X 31 38 45 53 60 66 72 78 83 88 92 96 99 102 105 108 125


lx Mly = +0,001.q.lx2.X 37 39 41 41 42 42 41 41 40 39 38 37 36 35 34 33 25
Mty = -0,001.q.lx2.X 84 92 99 104 109 112 115 117 119 121 122 122 123 123 124 124 125
ly

VB Mlx = +0,001.q.lx2.X 37 41 45 48 51 53 55 56 58 59 60 60 60 61 61 62 63
lx Mly = +0,001.q.lx2.X 31 30 28 27 25 24 22 21 20 19 18 17 17 16 16 15 13
Mtx = -0,001.q.lx2.X 84 92 98 103 108 111 114 117 119 120 121 122 122 123 123 124 125
ly

VIA Mlx = +0,001.q.lx2.X 21 26 31 36 40 43 46 49 51 53 55 56 57 58 59 60 63


lx
Mly = +0,001.q.lx2.X 26 27 28 28 27 26 25 23 22 21 21 20 20 19 19 18 13
Mtx = -0,001.q.lx2.X 55 65 74 82 89 94 99 103 106 110 114 116 117 118 119 120 125
ly
Mty = -0,001.q.lx2.X 60 65 69 72 74 76 77 78 78 78 78 78 78 78 78 79 79

VIB Mlx = +0,001.q.lx2.X 26 29 32 35 36 38 39 40 40 41 41 42 42 42 42 42 42


lx Mly = +0,001.q.lx2.X 21 20 19 18 17 15 14 13 12 12 11 11 10 10 10 10 8
Mtx = -0,001.q.lx2.X 60 66 71 74 77 79 80 82 83 83 83 83 83 83 83 83 83
ly Mty = -0,001.q.lx2.X 55 57 57 57 58 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
.

Ketentuan Perencanaan
,

Gaya Dalam
Tabel 7.2
Momen di dalam pelat persegi yang menumpu pada keempat tepinya
akibat beban terbagi rata

ly/lx 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 >2,5
2
I Mlx = 0,001.q.lx .X 44 52 59 66 73 78 84 88 93 97 100 103 106 108 110 112 125
lx 2
Mly = 0,001.q.lx .X 44 45 45 44 44 43 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 25

ly

II Mlx = 0,001.q.lx2.X 36 42 46 50 53 56 58 59 60 61 62 62 62 63 63 63 63
lx -Mtx = 0,001.q.lx2.X 36 42 46 50 53 56 58 59 60 61 62 62 62 63 63 63 63
2
Mly = 0,001.q.lx .X 36 37 38 38 38 37 36 36 35 35 35 34 34 34 34 34 13
ly
-Mty = 0,001.q.lx2.X 36 37 38 38 38 37 36 36 35 35 35 34 34 34 34 34 38

III Mlx = 0,001.q.lx2.X 48 55 61 67 71 76 79 82 84 86 88 89 90 91 92 92 94


lx 2
-Mtx = 0,001.q.lx .X 48 55 61 67 71 76 79 82 84 86 88 89 90 91 92 92 94
Mly = 0,001.q.lx2.X 48 50 51 51 51 51 51 50 50 49 49 49 48 48 47 47 19
ly
-Mty = 0,001.q.lx2.X 48 50 51 51 51 51 51 50 50 49 49 49 48 48 47 47 56

IVA Mlx = 0,001.q.lx2.X 22 28 34 41 48 55 62 68 74 80 85 89 93 97 100 103 125


lx Mly = 0,001.q.lx2.X 51 57 62 67 70 73 75 77 78 79 79 79 79 79 79 79 25
-Mty = 0,001.q.lx2.X 51 57 62 67 70 73 75 77 78 79 79 79 79 79 79 79 75
ly
.

Ketentuan Perencanaan
,

Gaya Dalam
ly/lx 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 >2,5
IVB Mlx = 0,001.q.lx2.X 51 54 57 59 60 61 62 62 63 63 63 63 63 63 63 63 63
lx -Mtx = 0,001.q.lx2.X 51 54 57 59 60 61 62 62 63 63 63 63 63 63 63 63 63
Mly = 0,001.q.lx2.X 22 20 18 17 15 14 13 12 11 10 10 10 9 9 9 9 13
ly

VA Mlx = 0,001.q.lx2.X 31 38 45 53 59 66 72 78 83 88 92 96 99 102 105 108 125


lx 2
Mly = 0,001.q.lx .X 60 65 69 73 75 77 78 79 79 80 80 80 79 79 79 79 25
-Mty = 0,001.q.lx2.X 60 65 69 73 75 77 78 79 79 80 80 80 79 79 79 79 75
ly

VB Mtx = 0,001.q.lx2.X 60 66 71 76 79 82 85 87 88 89 90 91 91 92 92 93 94
lx -Mlx = 0,001.q.lx2.X 60 66 71 76 79 82 85 87 88 89 90 91 91 92 92 93 94
Mly = 0,001.q.lx2.X 31 30 28 27 25 24 22 21 20 19 18 17 17 16 16 15 12
ly

VIA Mlx = 0,001.q.lx2.X 38 46 53 59 65 69 73 77 80 83 85 86 87 88 89 90 54


lx Mly =0,001.q.lx2.X 43 46 48 50 51 51 51 51 50 50 50 49 49 48 48 48 19
-Mtx = 0,001.q.lx2.X 38 46 53 59 65 69 73 77 80 83 85 86 87 88 89 90 54
ly
-Mty = 0,001.q.lx2.X 43 46 48 50 51 51 51 51 50 50 50 49 49 48 48 48 56

VIB Mlx = 0,001.q.lx2.X 13 48 51 55 57 58 60 61 62 62 62 63 63 63 63 63 63


lx Mtx = 0,001.q.lx2.X 13 48 51 55 57 58 60 61 62 62 62 63 63 63 63 63 63
Mly = 0,001.q.lx2.X 38 39 38 38 37 36 36 35 35 34 34 34 33 33 33 33 13
ly -Mty = 0,001.q.lx2.X 38 39 38 38 37 36 36 35 35 34 34 34 33 33 33 33 38
.

Prosedur Penulangan Pelat


,

Diketahui atau direncanakan data-data


perencanaan meliputi :
Mutu beton pelat (fc)
Mutu baja (fy)

Ukuran panel pelat (b x h)

Tebal rencana pelat (lihat persamaan 7.1 dan 7.2)

Fungsi bangunan
.

Prosedur Penulangan Pelat


,

Tentukan type pelat,


apakah tergolong pelat 1 arah ataukah
pelat 2 arah berdasarkan perbandingan sisi
panjang terhadap sisi pendek panel pelat
.

Prosedur Penulangan Pelat


,

Hitung Mlx, Mly, Mtx dan Mty (lihat tabel 7.1


dan 7.2)
Hitung
fy
m=
0,85. fc'

0,85. fc'. 1 600


b =
fy 600 + fy

Mu
Rn = = 0,80 b = 1000 mm
.b.d 2
.

Prosedur Penulangan Pelat


,

Hitung
1 2.m.Rn
= 1 1
m fy

Hitung
As = x b x d
.

Prosedur Penulangan Pelat


,

Contoh Perhitungan Tulangan Pelat

Rencanakan penulangan Panel 2 pada contoh 7.1


apabila dipakai mutu beton (fc) = 22,5 Mpa dan mutu
baja (fy) = 240 Mpa dengan asumsi panel pelat
tersebut akan digunakan sebagai ruang perkuliahan.
Adapun ukuran panel pelat 7,5x6 m2 dan tebal pelat
rencana 13 cm. Berat jenis beton 2400 kg/m3 .
.

Prosedur Penulangan Pelat


,

Contoh Perhitungan Tulangan Pelat

Perhitungan pembebanan
Beban mati : 0,13 x 2400 = 312 kg/m2
: 3 x 21 = 63 kg/m2
: 2 x 24 = 48 kg/m2
qD = 423 kg/m2
Beban hidup (qL) : 250 kg/m2

Sehingga diperoleh :
Q(ult) = 1,2(qD) + 1,6(qL)
= 1,2(423) + 1,6(250) = 907,6 kg/m2
.

Prosedur Penulangan Pelat


,

Contoh Perhitungan Tulangan Pelat

Adapun type pelat adalah

ly 7,5
= = 1,25 < 2
lx 6

Tergolong pelat 2 arah


.

Prosedur Penulangan Pelat


,

Contoh Perhitungan Tulangan Pelat


Untuk perhitungan gaya dalam mengacu ke dalam tabel 7.1
(Asumsi perletakan jepit penuh pada keempat tepinya)

Mulx = +0,001.q.lx2 .X = 0,001.(907,6).(6)2 .(29,5)


= 963,9 kgm
Muly= +0,001.q.lx2 .X = 0,001.(907,6).(6)2 .(19,5)
= 637,1 kgm
Mutx= -0,001.q.lx2 .X = 0,001.(907,6).(6)2 .(66,5)
= -2172,8 kgm
Muty= -0,001.q.lx2 .X = 0,001.(907,6).(6)2 .(56,5)
= -1846,1 kgm
.

Prosedur Penulangan Pelat


,

Perhitungan kebutuhan tulangan


Mutx = 21.728.000 N-mm
Mutx 21.728.000
Mntx = = = 27.160.000 N mm
0,80
fy 240
m= = = 12,55
0,85. fc' 0,85 x 22,5
0,85.22,5.0,85 600
b = = 0,0484
240 600 + 240
maks = 0,75 x0,0484 = 0,0363
1,4
min = = 0,00583
240
.

Prosedur Penulangan Pelat


,

Perhitungan kebutuhan tulangan


dx = 130 20 10/2 = 105

27.160.000
Rn = 2
= 2,463
1000.(105)

1 2.12,55.2,463
=
1 1

= 0,011 > min
12,55 240

As = 0,011 x 1000 x 105 = 1155 mm2


Pasang D13 100 mm
.

Prosedur Penulangan Pelat


,

Catatan penting :
Untuk penentuan jarak penulangan buatlah semudah
mungkin sehingga bias mempermudah pelaksanaan
dilapangan.
Hindari penggunaan tulangan dengan diameter yang
bervariasi, untuk menhindari sulitnya pelaksanaan
dilapangan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai