Anda di halaman 1dari 2

Perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan

distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan
manusia. Perubahan fisik ini tidak terjadi hanya sesaat tetapi dalam kurun waktu yang
panjang (Gernowo et al, 2012).

Perubahan iklim mungkin karena proses alam internal maupun ada kekuatan eksternal, atau
ulah manusia yang terus menerus merubah komposisi atmosfer dan tata guna lahan. Semakin
meningkatnya emisi CO di udara membuat berbagai pihak mulai merasa perlu mengukur
kandungan gas itu secara berkala. Lebih dari satu dekade, ilmuwan berusaha mengukur
peningkatan rutin karbondioksida dan gas-gas lain akibat efek rumah kaca. Gas-gas tersebut
lambat laun semakin menumpuk dalam lapisan atmosfer Bumi (Gernowo et al, 2012).

CO2
Dengan meningkatnya emosi karbondioksida ( ) kemungkinan akan menyebabkan
terjadinya hujan asam dimana partikel-partikel hujan yang jatuh ke bumi bercampur dengan
gas karbondioksida dan jatuh sebagai hujan asam. Hujan asam dapat berdampak besar
terhadap vegetasi dalam sektor kehutanan, karena dengan terjadinya hujan asam vegetasi-
vegetasi akan banyak yang mati dan hal tersebut akan mengurangi jumlah serta kualitas hutan
pada suatu daerah, dimana telah diketahui bahwa hutan dan area alami memainkan peran
sangat penting dalam mempertahankan proses alami. Hutan merupakan salah satu
penampung karbon terbesar sehingga membantu menjaga daur karbon dan proses alami
lainnya berjalan dengan baik dan membantu mengurangi perubahan iklim.

Selain itu, hutan juga berpengaruh besar terhadap keseimbangan dan kelangsungan
kehidupan secara global, hutan juga memberikan dampak besar terhadap berbagai persoalan
yang terjadi diantaranya seperti mempercepat laju infiltrasi sehingga mengurangi run off,
secara tidak langsung dapat mencegah terjadinya banjir, maupun berpengaruh sebagai
O
penghasil oksigen ( 2 ) terbesar dunia.

Tanda-tanda utama perubahan iklim global diantaranya yaitu meningkatnya suhu global,
perubahan curah hujan, tutupan salju dan mencairnya lapisan es di kutub, kejadian cuaca
tidak biasa atau ekstrem berlangsung lebih sering, atau perubahan tinggi permukaan air laut
dunia.

Peningkatan suhu global dapat sebagai akibat dari peningkatan aktifitas manusia. Tercatat
sejak abad ke-19 suhu permukaan bumi telah mengalami peningkatan sekitar 0,8C.
Peningkatan suhu diperkirakan sekitar 0,15C sampai 0,3C setiap dekade sejak tahun 1990-
2005 Perubahan iklim ini memberi dampak negatif bagi kehidupan manusia, diantaranya
adalah tren peningkatan curah hujan yang dilaporkan di Argentina, trend penurunan curah
hujan yang menyebabkan kekeringan di Afrika, China, dan di Iran (Wijayanti et al, 2015).

Presipitasi atau turunnya hujan merupakan sumber pasokan air di permukaan bumi yang akan
didistribusikan sesuai dengan siklus air. Sebagai sumber pasokan air, maka presipitasi sangat
penting untuk keberlangsungan keberadaan air di permukaan bumi. Akan tetapi, perubahan
iklim global telah berpengaruh terhadap kuantitas dan distribusi air hujan (Wijayanti et al,
2015).

Dengan berkurangnya kuantitas dan distribusi air hujan yang merupakan pasokan air di bumi
juga berpengaruh terhadap sektor kehutanan. Dapat diketahui bahwa hutan merupakan suatu
asosiasi flora dan fauna yang didominasi oleh tumbuhan berkayu dan menempati suatu
wilayah tertentu sehingga tercipta iklim mikro yang khas, oleh karena itu presipitasi hujan
dan distribusi air akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup vegetasi yang ada di
dalamnya.

Akibat dari berkurangnya kuantitas dan distribusi air hujan yang tidak merata akan
menyebabkan kekeringan pada suatu daerah tertentu. Dengan adanya kekeringan, vegetasi
juga akan kekurangan pasokan air untuk kelangsungan hidupnya, oleh karena itu lambat-laun
vegetasi akan mulai layu dan mati, hal tersebut tentu saja akan mengganggu keseimbangan
ekosistem hutan tersebut.

Referensi :

Gernowo, Rahmat, Kusworo Adi, dan Zaenal Arifin. 2012. Jurnal Berkala Fisika. Studi Awal
CO2
Dampak Perubahan Iklim Berbasis Analisis Variabilitas dan Curah Hujan (Studi
Kasus: Semarang Jawa Tengah). Vol.15(4):101-104.

Wijayanti, Pipit, Rita Noviani, dan Gentur Adi Tjahjono. 2015. Jurnal Geomedia. Dampak
Perubahan Iklim Terhadap Imbangan Air Secara Meteorologis dengan Menggunakan
Metode Thornthwhaite Mather Untuk Analisis Kekritisan Air dan Karst Wonogiri.
Vol.13(1):27-40.

Stone, Susan, Mario Chacon Leon, dan Patricia Fredericks. 2010. Perubahan Iklim dan
Peran Hutan Manual Komunitas. Conservation International. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai