Anda di halaman 1dari 13

FILSAFAT PENDIDIKAN SEBAGAI BAHASAN YANG ILMIAH

MAKALAH INI DI SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS

MATA KULIAH PENGANTAR FILSAFAT PENDIDIKAN

Dosen: Drs. Zuhdi H.S M.Pd

Disusun Oleh:

Zara Larasati

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat
dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang memiliki topik Filsafat Pendidikan Sebagai Bahasan Yang Ilmiah.

Makalah ini berisi tentang definisi dari filsafat pendidikan, subjek


dan objek dalam filsafat pendidikan dan ruang lingkup filsafat pendidikan
itu sendiri. Kami berharap dengan selesainya makalah ini, mahasiswa
yang mengikuti perkuliahan ini dapat lebih mengenal dan mengetahui
lebih dalam mengenai filsafat pendidikan sebagai bahasan yang ilmiah.
Sehingga dapat memanfaatkan intisari dalam perkuliahan ini dalam
kegiatan sehari-hari.

Ucapan terima kasih kami setinggi-tingginya kepada dosen


pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan ini, bapak Drs. Zuhdi H.S. M.Pd
yang mana telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah
ini. Lalu memberikan kami amanah untuk mempelajari dan membuat
makalah mengenai filsafat pendidikan sebagai bahasan yang ilmiah yang
mana jauh dari kesempurnaan.

Mudah-mudahan makalah ini dapat membantu mahasiswa untuk


memahami peran penting filsafat pendidikan dalam berbagai bahasan
yang ilmiah lebih dalam.

Jakarta, 3 Maret 2016

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3
BAB I...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN....................................................................................................... 4
BAB II..................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN........................................................................................................ 5
A. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN.............................................................5
B. SUBJEK / OBJEK FILSAFAT PENDIDIKAN.........................................................6
C. RUANG LINGKUP FILSAFAT............................................................................7
BAB III.................................................................................................................... 9
KESIMPULAN.......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan upaya mengembangkan potensi-potensi


manusiawi peserta didik baik potensi cipta, rasa maupun karsanya, agar
potensi tersebut menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan
hidupnya. Sedangkan filsafat berasal dari bahasa Yunani yang disebut
dengan philosophia yang berarti cinta ilmu pengetahuan. Philosophia
terdiri dari philos yang berarti cinta serta kata Sophia yang berarti
pengetahuan.

Oleh karena itu, filsafat pendidikan merupakan filsafat yang


digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan. Menurut
B. Othanel Smith dalam bukunya yang berjudul Philosophy of Education
bahwa filsafat Pendidikan menyelidiki hakikat pelaksanaan pendidikan
yang bersangkut paut dengan analisis kritis terhadap struktur dan
kegunaannya.

Dalam filsafat pendidikan, filsafat bertujuan untuk memecahkan


masalah-masalah dalam pendidikan. Oleh karena itu, wilayah filsafat ini
mengenai pengetahuan untuk memecahkan masalah pendidikan. Dalam
pendidikan, ada beberapa tingkatan masalah, seperti:

1. Tau
2. Ingat
3. Paham
4. Penerapan

Subjek dalam filsafat pendidikan merupakan berfikir, namun tidak


semua berfikir berarti berfilsafat. Subjek filsafat pendidikan adalah
seseorang yang berfikir/memikirkan hakekat sesuatu dengan sungguh dan
mendalam tentang bagaimana memperbaiki pendidikan.

Objek dalam filsafat dapat berwujud suatu barang atau juga subjek itu
sendiri. Contohnya seperti si aku berfikit tentang diriku sendiri maka
objeknya adalah subjek itu sendiri. Dalam filsafat, objek dapat dibedakan
atas 2 hal:

1. Objek material: merupakan segala sesuatu atau realita, baik ada


yang harus ada dan ada yang tidak harus ada
2. Objek formal : merupakan objek yang bersifat mengasaskan atau
berprinsi. Karena bersifat mengasas, maka dalam objek ini filsafat

4
bertugas untuk mengakui prinsip-prinsip kebenaran dan tidak
kebenaran.

5
Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari filsafat pendidikan?


2. Apa yang di maksud bahasan ilmiah dalam filsafat pendidikan?
3. Apa saja bahasan ilmiah dalam filsafat pendidikan?
4. Mengapa bahasan-bahasan ilmiah tersebut masuk ke dalam filsafat
pendidikan?

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Pandangan filsafat pendidikan sama dengan perannya merupakan


landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan pelaksanaan
pendidikan. Dimana landasan filosofis merupakan landasan yang
berdasarkan atas filsafat. Landasan filsafat menelaah susuatu secara
radikal, menyeluruh dan konseptual tentang religi dan etika yang
bertumpu pada penalaran. Oleh karena itu, antara filsafat dengan
pendidikan sangat erat kaitannya, dimana filsafat mencoba merumuskan
citra tentang manusia dan masyarakat sedangkan pendidikan berusaha
mewujudkan citra tersebut.

Pendidikan merupakan upaya mengembangkan potensi-potensi


manusiawi peserta didik, baik potensi fisik cipta, rasa, maupun karsanya,
agar potensinya itu menjadi nyata dan dapat berguna dalam perjalanan
hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal.
Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan,
organis, harmonis, dinamis, agar mencapai tujuan hidup kemanusiaan.
Filsafar pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai
masalah-masalah pendidikan.

Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengenai realita, maka


dibahaslah antara lain pandangan dunia dan pandangan hdiup. Konsep-
konsep mengenai ini dapat menjadi landasan penyusunan konsep tujuan
dan metodologi pendidik. Disamping itu, pengalaman pendidik dalam
menuntut pertumbuhan dan perkembangan anak akan berhubungan dan
berkenaan dengan realita. Semua itu, dapat disampaikan kepada filsafat
agar menjadi bahan-bahan pertimbangan dan tinjauan untuk
mengembangkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat
dirumuskan sebagai berikut:

1. Filsafat mempunyai objek lebih luas, dan bersifat universal.


Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dalam dunia
filsafat pendidikan saja.
2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan/pendidikan dan
pemahaman yang lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab,
tetapi yang tidak begitu mendalam.

7
3. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang
khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya.
4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat
pendidikan, tetapi sudut pandangnya berlainan.

Dalam menerapkan filsafat pendidikan, seorang guru sebagai pendidik


hendaknya mengharapkan dan mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat
pendidikan menunjukkan dirinya pada masalah pendidikan pada
umumnya. Serta bagaimana masalah itu mengganggu pada sekolah yang
menyangkut masalah perumusan tujuan, kurikulum, organisasi sekolah
dan sebagainya. Lalu para pendidik juga menngharapkan dari ahli filsafat
pendidikan suatu klasifikasi dari uraian lebih lanjut dari konsep, argument
dirinya, literature pendidikan terutama dalam kontraversi pendidikan. Baik
ttu system-sistem, pengujian kompetensi minimal dan kesamaan
kesepakatan pendidikan.

Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat


dengan filsafat pendidikan, dalam hal pendidikan bahwa filsafat tidak
hanya melahirkan sains atau mengetahuan baru, melainkan juga
melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat merupakan kegiatan berfikir
manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dan kearifan.
Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakekatnya
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam lapangan
pendidikan. Oleh karena bersifat filosofis, dengan sendirinya filsafat
pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu analisa filosofis
terhadap lapangan pendidikan.

B. SUBJEK / OBJEK FILSAFAT PENDIDIKAN

Subjek filsafat adalah seseorang yang berfikir / memikirkan hakekat


sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam. Seperti halnya
pengetahuan, maka filsafat pun memiliki beberapa objek sudut pandang,
seperti:

a. objek material merupakan segala sesuatu yang realitas


1. ada yang harus ada : disebut dengan absolut / mutlak yaitu
Tuhan Pencipta
2. ada yang tidak harus ada : disebut dengan yang tidak mutlak,
ada yang relative, bersifat tidak kekal yaitu ada yang diciptakan
oleh ada yang mutlak (Tuhan Pencipta alam semesta)
b. obejk formal / sudut pandang
filsafat itu dapat dikatakan bersifat non-pragmentaris, karena
filsafat mencari pengertian realitas secara luas dan mendalam.
Sebagai konsekuensi pemikiran ini, maka seluruh pengalaman-

8
pengalaman manusia dalam semua instansi yaitu etika, estetika,
tehnik, ekonomi, social, budaya, religious, dan lain-lain haruslah
dibawa kepada filsafat dalam pengertian realita.

Menurut Prof Dr. M. J. Langeveld: bahawa hakikat filsafat itu


berpangkal pada pemikiran keseluruhan sarwa sekalian secara radikal dan
menurut system.

1. Maka keseluruhan sarwa sekalian itu ada, ia adalah pokok dari yang
dipikirkan orang dalam berfilsafat
2. Ada pula pikiran itu sendiri yang dalam filsafat sebagai alat untuk
memikirkan pokoknya
3. Pemikiran itu pun adalah bagian daripada keseluruhan, jadi dua kali
ia terdapat dalam filsafat, sebagai alat dan sebagai keseluruhan
sarwa sekalian.

Menurut Mr. D. C. Mulder : tiap-tiap manusia yang mulai berpikir


tentang diri sendiri dan tentang tempatnya dalam dunia, akan
menghadapi beberapa persoalan yang begitu penting sehingga persoalan-
persoalan itu boleh dinamakan persoalan-persoalan pokok.

Louis Kattsoff mengatakan lapangan kerja filsafat itu bukan main


luasnya, yaitu meliputi segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu
apa saja yang ingin diketahui manusia. Dr. A. C. Ewing mengatakan bahwa
kebenaran, materi, budi, hubungan materi dan budi, ruang dan waktu,
sebab, kemerdekaan, monism lawan fluarisme dan tuhan adalah termasuk
pertanyaan-pertanyaan pokok filasafat.

C. RUANG LINGKUP FILSAFAT

Filsafat itu erat kaitannya dengan pengetahuan biasa, tetapi


mengatasinya karena dilakukan dengan cara ilmiah dan
mempertanggungjawabkan jawaban-jawabam yang diberikannya.

Filasat adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempunyai sifat-sifat ilmu


pengetahuan. Akan tetapi jelaslah bahwa filsafat tidak termasuk ruang
ilmu pengetahuan yang khusus. Filsafat boleh dikatakan sebagai suatu
ilmu pengetahuan, tetapi objeknya tidak terbatas. Jadi mengatasi ilmu-
ilmu pengetahuan lainnya merupakan bentuk ilmu pengetahuan yang
tersendiri, tingkatan pengetahuan tersendiri.

Para ahli mengatakan bahwa ruang lingkup dari ilmu filsafat yaitu:

1. tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan metode-metodenya.


2. Tentang ada dan tidak ada.
3. Tetang alam, dunia dan seisinya.

9
4. Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.
5. Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama mahluk lainnya
6. Tuhan tidak dikecualikan.

Ruang lingkup dari filsafat yaitu:

a. Tentang pengetahuan
Logika yang memuat:
1. Logika formil yang mempelajari asas-asas atau hukum-hukum
berpikir yang harus ditaati agar kita dapat berpikir dengan benar
dan mencapai kebenaran. Jadi bagaimana orang harus berpikir
dengan baik dan aturan-aturan untuk itu. Hukum-hukum logika
berlaku dan penting bagi semua ilmu pengetahuan lainnya pula,
bagi filsafat merupakan alat yang harus dikuasai terlebih dahulu.
2. Logika materiil kritik (epistimologi)
Yang memandang ilmu pengetahuan (materil) dan bagaimana isi
ini dapat dipertanggug jawabkan. Jadi mempelajari perihal:
A. sumber dan asal pengetahuan
B. alat-alat pengetahuan
C. proses terjadinya pengetahuan
D. kemungkinan dan batas pengetahuan
E. kebenaran dan kekeliruan
F. metode ilmu pengetahuan dan lain-lain
b. tentang ada
metafisika atau ontology, hal ini mengupas tentang:
1. apakah arti ada itu?
2. Apakah kesempurnaannya ada itu?
3. Apakah tujuannya ada itu?
4. Apakah sebab dan akibat?
5. Apakah yang merupakan dasar terdalam dari setiap barang
yanga da itu?
c. Tentang dunia material
Kosmologi: hal ini membicarakan tentang asal mula atau sumber
dan susunan atau struktur dari alam semesta
d. Tentang manusia: filsafat tentang manusia (orang mengetahui
tentang ada itu dari adanya sendiri
e. Tentang kesusilaan: etika
Manusia itu yakin dan wajib berbuat baik dan menghindarkan yang
tidak baik, dapat menimbulkan berbagai soal, yaitu:
1. Apakah yang disebut baik itu?
2. Apakah yang buruk itu?
3. Apakah ukuran baik atau buruk itu?
4. Apakah suara batin itu?
5. Apakah kehendak bebas?
6. Apakah artinya kepribadian itu?
f. tentang Tuhan : Theodyca
hal inilah yang merupakan konsekuensi terakhir dari seluruh
pandangan filsafat. Renungan tentang pengetahuan kita itu

10
membuktikan bahwa manusia itu bukan sumber dari segala-
segalanya, bukan sumber daripada segala pengetahuan. Singkatnya
bahwa ia bukan yang mutlak, sebab itu harus dicari sumber yang
terdalam dan sebab yang terakhir, yang mengatasi manusia sendiri
dan dunia.

11
BAB III

KESIMPULAN

Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi


peserta didik baik potensi fisik, potensi cipta, rasa, maupun karsanya,
agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan
hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal.
Pendidikan betujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan,
organis, harmonis, dinamis, guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan.
Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai
masalah-masalah pendidikan. Objek filsafat, objek itu dapat berwujud
suatu barang atau dapat juga subjek itu sendiri. Contohnya si aku berfikir
tentang diriku sendiri maka obejeknya adalah subjek itu sendiri. Objek
filsafat dapat dibedakan atas 2 hal:

1. objek material adalah segala sesuatu atau realita, ada yang harus
ada dan ada yang tidak harus ada
2. obejk formal adalah bersifat mengasasksn atau berprinsip oleh
karena mengasas, maka filsafat itu mengakui prinsip-prinsip
kebenaran dan tidak kebenaran

para ahli mengatakan bahwa ruang lingkup dari ilmu filsafat yaitu:

1. tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan metode-metodenya.


2. Tentang ada dan tidak ada.
3. Tentang alam, dunia dan seisinya.
4. Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.
5. Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama mahluk lainnya.
6. Tuhan tidak dikecualikan

12
DAFTAR PUSTAKA

Khobir, A. (2007). Filsafat Pendidikan Islam. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.

Mudyahardjo, R. (2010). Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya Offset.

Prasetya, T. (2000). Filsafat Pendidikan. Bandung: CV PUSTAKA SETIA.

Suhartono, S. (2007). Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: Jogjakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai