Anda di halaman 1dari 11

BAB 3

PERHITUNGAN DAN ANALISIS

3.1 Pengeluaran

3.1.1 Skenario 1
Pada skenario 1, nilai biaya pengeluarannya melingkupi uraian-uraian pekerjaan
yang dijelaskan pada tabel 3.1 untuk menjadi initial cost nya, lalu ditambah
operation and maintenance sarana dan prasarana serta disbenefit akibat polusi.

Tabel 3. 1 Biaya Investasi Awal Koridor 1

Tabel 3. 2 Biaya Pengadaan Train Set

Tabel 3. 3 Biaya Pengeluaran Skenario 1


3.1.2 Skenario 2
Untuk skenario 2, biaya investasi awal untuk prasarana sama dengan skenario 1,
namun terjadi perubahan berupa penambahan biaya restrukturisasi pelayanan
jasa angkutan umum, selengkapnya tercantum dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3. 4 Biaya Investasi Prasarana Koridor 1 Skenario 2

Tabel 3. 5 Biaya Train Set Koridor 1 Skenario 2

Tabel 3. 6 Biaya Pengeluaran Skenario 2

3.2 Pemasukan

3.2.1 Skenario 1
Untuk skenario 1, pemasukan diambil dari harga tiket Rp 6000/penumpang,
benefit waktu perjalanan dengan asumsi selisih waktu perjalanan yang
digunakan penumpang ketika naik LRT dan mengendarai kendaraan lain adalah 2
jam, dengan benefit nya Rp 1858/penumpang/jam, adanya kartu tiket dengan
harga Rp 50000/penumpang, adanya pemasukan dari fasilitas umum yang
disediakan di stasiun yakni pendapatan dari penyewaan lahan untuk kafetaria,
pemasukan dari pembayaran toilet umum, serta iklan yang ditampilkan yang
berupa papan reklame atau mading serta tayangan di tv stasiun. Selain itu,
pemasukan juga berasal dari jasa angkut barang dimana digunakan tarif Rp
25.000 / penumpang. Semua harga yang menggunakan satuan penumpang
menggunakan rumus gradient dikarenakan terjadinya lonjakan penumpang di
tahun 2019 ke tahun 2059.

harga ditahun2059harga ditahun 2019


G=
401

Dimana 40 adalah masa layan LRT yakni 40 tahun.

Lalu, revenue dari harga tersebut dihitung dengan mengaplikasikan gradient


pada fungsi annual :

1 n

i (1+i)n1
AG =G

Dimana G adalah gradient yang didapat, i adalah kenaikan suku bunga yang
memperhitungkan inflasi, da n adalah masa layan LRT = 40 tahun. Berikut
adalah hasil perhitungannya:

Tabel 3. 7 Biaya Pemasukan Koridor 1 Skenario 1


3.2.2 Skenario 2
Untuk skenario 1, pemasukan diambil dari harga tiket Rp 6000/penumpang,
benefit waktu perjalanan dengan asumsi selisih waktu perjalanan yang
digunakan penumpang ketika naik LRT dan mengendarai kendaraan lain adalah 2
jam, dengan benefit nya Rp 1858/penumpang/jam, adanya kartu tiket dengan
harga Rp 50000/penumpang, adanya pemasukan dari fasilitas umum yang
disediakan di stasiun yakni pendapatan dari penyewaan lahan untuk kafetaria,
pemasukan dari pembayaran toilet umum, serta iklan yang ditampilkan yang
berupa papan reklame atau mading serta tayangan di tv stasiun. Selain itu,
pemasukan juga berasal dari jasa angkut barang dimana digunakan tarif Rp
25.000 / penumpang. Semua harga yang menggunakan satuan penumpang
menggunakan rumus gradient dikarenakan terjadinya lonjakan penumpang di
tahun 2019 ke tahun 2059.

harga ditahun2059harga ditahun 2019


G=
401

Dimana 40 adalah masa layan LRT yakni 40 tahun.


Lalu, revenue dari harga tersebut dihitung dengan mengaplikasikan gradient
pada fungsi annual :

1 n

i (1+i)n1
AG =G

Dimana G adalah gradient yang didapat, i adalah kenaikan suku bunga yang
memperhitungkan inflasi, dan adalah masa layan LRT = 40 tahun.

Perbedaan yang mendasar antara skenario 1 dan 2 adalah terjadinya


peningkatan jumlah penumpang di skenario 2 sehingga menyebakan benefit
naik, namun terdapat pula peningkata cost untuk restrukturisasi jaringan
pelayanan angkutan umum yang dibayarkan di awal pembangunan. Berikut
adalah hasil perhitungannya:

Tabel 3. 8 Biaya Pemasukan Koridor 1 Skenario 2


3.3 Analisis dengan Cash flow dan B/C Analysis

3.3.1 Analisis Cash flow


Analisa cash flow dilakukan dengan menggambar cash flow untuk skenario 1 dan
2 sbb :

Gambar 3. 1 Cash flow Koridor 1 Skenario 1


Gambar 3. 2 Cashflow Skenario 2

3.3.2 Analisis B/C Analysis

3.3.2.1 Skenario 1
Pada skenario 1, cost nya yakni total dari semua pengeluaran pada tabel 3.3
(untuk tahun ke 0 menggunakan initial cost, untuk tahun selanjutnya
menggunakan biaya disbenefit dan O& M) , dan revenue nya pun diambil dari
penjumlahan dari pemasukan-pemasukan di tabel 3.7 yang ditandai dengan
warna kuning.
3.3.2.2 Skenario 2
Pada skenario 1, cost nya yakni total dari semua pengeluaran pada tabel 3.6
(untuk tahun ke 0 menggunakan initial cost, untuk tahun selanjutnya
menggunakan biaya disbenefit dan O& M) , dan revenue nya pun diambil dari
penjumlahan dari pemasukan-pemasukan di tabel 3.8 yang ditandai dengan
warna kuning.
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Dari perhitungan analisis, didapat kesimpulan bahwa skenario 2 lebih


menguntungkan dari skenario 1 karena nilai B/C nya lebih tinggi yakni 1,9
dibandingkan dengan skenario 1 yakni 1,8, maka dipilih skenario 2 agar lebih
menguntungkan.

4.2 Saran

Dalam pengerjaan tubes ekonomi ini sebaiknya waktu pengerjaan dibuat lebih
lama agar pelaporan dapat dibuat dengan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai