Anda di halaman 1dari 4

4.

TINDAKAN MENGATASI KECEMASAN

A. Pengertian
Kecemasan atau anxiety adalah suatu sinyal yang menyadarkan; ia memperingatkan
adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang melakukan tindakan untuk
mengatasi ancaman. Kecemasan berkaitan dengan perasaan tidak pasti /tidak berdaya,
keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.
Ganggguan panik dialami lebih kurang 1,7% dari populasi orang dewasa. Angka
kejadian sepanjang hidup gangguan panik dilaporkan 1,5% sampai 5%, sedangkan serangan
panik sebanyak 3% sampai 5,6%. Gangguan panik sering berlansung menahun, sangat
bervariasi pada tiap individu. Dalam jangka panjang, 30% - 40% penderita tidak lagi
mengalami serangan panik, 50% mengalami gejala ringan sehingga tidak mempengaruhi
kehidupannya, sedangkan sisanya masih mengalami gejala yang bermakna (Elvira, 2008).
Ansietas merupakan satu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan gejala
somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari Susunan Saraf Autonomic (SSA).
Ansietas merupakan gejala yang umum tetapi non-spesifik yang sering merupakan satu
fungsi emosi. Sedangkan depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya termasuk perubahan pola
tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya,
serta gagasan bunuh diri.
Ansietas dan gangguannya dapat muncul dalam berbagai tanda dan gejala fisik dan
psikologik seperti gemetar, rasa goyah, nyeri punggung dan kepala, ketegangan otot, napas
pendek, mudah lelah, sering kaget, hiperaktivitas autonomik seperti wajah merah dan pucat,
berkeringat, tangan rasa dingin, diare, mulut kering, sering kencing, rasa takut, sulit
konsentrasi, insomnia, libido turun, rasa mengganjal di tenggorok, rasa mual di perut dan
sebagainya. Gejala utama dari depresi adalah efek depresif, kehilangan minat dan
kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) serta menurunnya aktivitas.

B. Tingkat Ansietas
1. Ansietas ringan.
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan
seseorang menjadi waspada dan menghasilkan lahan persepsinya. Ansietas dapat
memotivasi bekpar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
2. Ansietas sedang.

1
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif
namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Dengan kata lain, lapang persepsi
terhadap lingkungan menurun. Individu lebih memfokuskan pada hal yang penting
saat itu dan mengesampingkan hal lain.
3. Ansietas berat.
Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir pada hal
lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut
memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada satu area lain.
4. Tingkat panik dari ansietas.
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dari orang yang mengalami panik
tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan
disorganisasi kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan aktifitas motorik,
menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang
menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak
sejalan dengan kehidupan, dan juga berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat
terjadi kelelahan yang sangat, bahkan kematian. Pada tingkat ini individu sudah tidak
dapat mengontrol diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa lagi walaupun sudah
diberi pengarahan.

C. Tanda Dan Gejala Kecemasan


Gejala-gejala kecemasan ditandai pada tiga aspek :
1. Aspek biologis/fisiologis, seperti peningkatan denyut nadi dan tekanan darah, tarikan
nafas menjadi pendek dan cepat, berkeringat dingin, termasuk di telapak tangan, nafsu
makan hilang, mual/muntah, sering buang air kecil, nyeri kepala, tak bisa tidur,
mengeluh, pembesaran pupil dan gangguan pencernaan.
2. Aspek intelektual/kognitif; seperti ketidakmampuan berkonsentrasi, penurunan
perhatian dan keinginan, tidak bereaksi terhadap rangsangan lingkungan, penurunan
produktivitas, pelupa, orientasi lebih ke masa lampau daripada masa kini/masa depan.
3. Aspek emosional dan perilaku; seperti penarikan diri, depresi, mudah tersinggung,
mudah menangis, mudah marah dan apatisme.

D. Faktor Predisposisi.
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas :
1. Teori Psikoanalitik.
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian, ID
dan superego. ID mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang,
sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh

2
norma- norma budaya seseorang. Ego atau Aku, berfungsi menengahi hambatan dari
dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa
ada bahaya.
2. Teori Interpersonal.
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dari
hubungan interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan, trauma
seperti perpisahan dan kehilangan sehingga menimbulkan kelemahan spesifik. Orang
dengan harga diri rendah mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
3. Teori Perilaku.
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Daftar tentang
pembelajaran meyakini bahwa individu yang terbiasa dalam kehidupan dininya
dihadapkan pada ketakutan yng berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas pada
kehidupan selanjutnya.
4. Kajian Keluarga.
Menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam
suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan
ansietas dengan depresi.
5. Kajian Biologis.
Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus benzodiazepine. Reseptor
ini mungkin membantu mengatur ansietas penghambat dalam aminobutirik. Gamma
neuroregulator (GABA) juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme
biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya endorfin. Selain itu telah
dibuktikan kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi
terhadap ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya
menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.

E. Faktor Presipitasi
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor
pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori :
1. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang
akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktifitas hidup sehari- hari.
2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri
dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.

F. Prosedur
1. Identifikasi tingkat kecemasan
2. Berikan rasa nyaman dan aman
3. Berikan lingkungan rendah stressor

3
4. Memodifikasi situasi yang menyebabkan kecemasan
5. Ajarkan teknik relaksasi
6. Berikan aktivitas fisik yang konduktif
7. Bantu klien mengenali kecemasan
8. Bantu klien menilai mekanime koping yang digunakan
9. Bantu klien mengidentifikasi mekanisme koping baru
10. Latih klien mencoba mekanismekoping barunya

DAFTAR PUSTAKA

http://liktorhabrianto.blogspot.co.id/2012/10/askep-kecemasan.html

http://kumpulanasuhankeperawatanlengkap.blogspot.co.id/2013/06/askep-cemas-
ansietas_5.html

Anda mungkin juga menyukai