Anda di halaman 1dari 11

PEDOMAN PELAYANAN

RAWAT JALAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

MATRAMAN
TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG.

Pada saat pasien berkunjung ke sebuah pelayanan kesehatan,


harapan pasien adalah mendapatkan pelayanan kesehatan yang sebaik-
baiknya dan dengan waktu sesingkat-singkatnya. Pelayanan kesehatan
seperti rumah sakit, puskesmas, klinik swasta maupun dokter praktek
sesungguhnya tidak hanya memberikan pelayanan medis profesional
namun juga memberikan pelayanan umum kepada masyarakat. Selain
mendapatkan pelayanan kesehatan sebaik- baiknya, pasien dan keluarga
juga mengharapkan kenyamanan dan keamanan baik dari segi petugas
yang cekatan, kenyamanan ruang tunggu, antrian yang tidak terlalu lama,
kebersihan toilet maupun dari sumber daya manusia yang bertugas
ditempat pelayanan kesehatan tersebut harus profesional. Selain itu
instalasi rawat jalan sebagai salah satu tempat pelayanan yang pertama,
yang diharapkan pasien maupun keluarga pasien adalah sebagai tempat
pemberi informasi yang jelas sebelum pasien mendapatkan tindakan /
pelayanan berikutnya bahkan sampai memerlukan rawat inap.

Sebagai bagian dari rumah sakit, insalasi rawat jalan berupaya meningkatkan pelayanan
kesehatan dan berusaha memenuhi segala aspek mutu kesehatan. Dalam pertumbuhan
dan perkembangannya serta tuntutan masyarakat akan pemenuhan kesehatan yang prima
maka instalasi rawat jalan sampai tahun ini menambah pelayanan diantaranya klinik mata,
THT, saraf, kedokteran jiwa, orthopedi, rehabilitasi medik, paru, gizi, serta tidak menutup
kemungkinan pelayanan ini akan terus bertambah.

1.2. TUJUAN PEDOMAN.


a. Tujuan khusus
Terwujudnya penyelanggaraan pelayanan kesehatan di instalasi rawat
jalan dengan mutu tinggi serta mengutamakan keselamatan pasien.
b. Tujuan umum
Pelayanan kesehatan di instalasi rawat jalan dapat berjalan dengan
baik berdasarkan SPO sehingga keselamatan pasien dapat
dimaksimalkan.
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata,terjangkau dengan
pengutamaan pada upaya preventif dan kuratif.
Menciptakan instalasi rawat jalan dengan pelayanan yang nyaman
dan lingkungan yang aman.
Menjadi instalasi rawat jalan dengan SDM yang berbelas kasih,
asertif, profesional, tim, dan sejahtera.

1.3. RUANG LINGKUP PELAYANAN


1. Ruang lingkup pelayanan klinik umum : Memberikan pelayanan
dengan lingkup yang terbatas yaitu pasien dengan diagnosa yang
ringan dan di periksa oleh dokter umum.
2. Ruang lingkup pelayanan klinik spesialistik : Memberikan pelayanan
kepada pasien yang memerlukan penanganan lebih lanjut dengan
dilayani oleh dokter spesialis.
3. Ruang lingkup pelayanan one day care : Memberikan pelayanan
kepada pasien yang memerlukan perawatan observasi selama
sehari,setelah itu pasien bisa dilihat lagi apakah sudah bisa diijinkan
rawat jalan atau memerlukan rawat inap.

1.4. BATASAN OPERASIONAL


a. Pelayanan poliklinik :
1. Klinik Umum dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan
dan penentuan diagnosa dan yang memeriksa adalah dokter umum.
2. Klinik Obgyn dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan
kehamilan, konsultasi kandungan / alat kontrasepsi, penentuan
diagnosa, tindakan pemasangan dan lepas alat kontrasepsi iud. yang
melayani adalah dokter Sp.Obgyn.
3. Klinik Bedah dimana didalamnya mencakup pelayanan
pemeriksaan, penentuan diagnosa dan rawat luka. Dokter yang
melayani adalah dokter Sp.Bedah.
4. Klinik Dalam dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan
dan penentuan diagnosa. Dokter yang melayani adalah dokter Sp.PD
5. Klinik Anak dimana didalamnya mencakup pelayanan
pemeriksaan,penentuan diagnosa serta pelayanan imunisasi.doter
yang melayani adalah doter Sp.A
6. Klinik THT dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,
penentuan diagnosa,tindakan tht salah satunya adalah spolling
serumen. doter yang melayani adalah doter Sp.THT
7. Klinik Mata dimana didalamnya mencakup pelayanan
pemeriksaan,penentuan diagnosa.doter yang melayani adalah dr.Sp.M
8. Klinik Gizi dimana didalamnya mencakup pelayanan konseling
gizi.yang akan di layani oleh instalasi Gizi.
b. Pelayanan Administrasi
1. Menerima daftar dari bagian admisi untuk didata dan membagi
pendistribusian ke poli pelayanan yang di tuju.
2. Mendata jumlah pasien untuk tiap tiap dokter.
3. Mencatat dan menerima pendaftaran per telepone bagi pasien yang
kembali kontrol klinik yang selanjutnya akan didaftarkan ke petugas
pendaftaran.
1.5. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
971/MENKES/PER/XI/2009 Tentang Standar Kompetensi Pejabat
Struktural Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan
Praktik Perawat.
7. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan.
8. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
10. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 1997.
11. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1999.
12. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di
Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
13. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana
Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
14. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di
Sarana Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
15. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2005.
16. Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.
17. Pedoman Penanggulangan KLB DBD Bagi Keperawatan di RS Dan
Puskesmas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006.
18. Pedoman Pelayanan Perinatal Pada Rumah Sakit Umum kelas C Dan
D Departemen Kesehatan 1991.
19. Keputusan tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit.
BAB II STANDAR KETENAGAAN

2.1. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA.

Kualifikasi sumber daya manusia yang ada di instalasi rawat jalan adalah :

1. Tenaga Medis
Tenaga medis yang ada di instalasi rawat jalan adalah tenaga medis yang
bersertifikat,dan berkompeten dibidangnya dalam arti sudah lulus dari
pendidikan kedokteran baik sebagai dokter umum maupun dokter
spesialis serta lulus dalam kredential yang di lakukan oleh rumah sakit.
2. Tenaga Perawat
Untuk menunjang pelayanan perawatan di instalasi rawat jalan harus di
dukung oleh tenaga perawat yang memiliki ketrampilan, pendidikan dan
pelatihan yang mendukung dalam pelayanan instalasi rawat jalan.
3. Tenaga kesehatan lain
Dlam hal ini tenaga kesehatan lain juga juga diperlukan oleh instalasi
rawat jalan untuk mendukung berjalannya pelayanan rawat
jalan,diantaranya ahli gizi,farmasi,dan pekarya kesehatan yang terdidik
dan terlatih.

2.2. DISTRIBUSI KETENAGAAN


KUALIFIKASI
NAMA FORMAL & WAKTU
JABATAN INFORMAL KERJA JUMLAH SDM

-Minimal
lulusan D3
Keperawatan
-Pelatihan
Kepala Manajemen -Minimal
Instalasi Bangsal 5 tahun 1

-Minimal
Perawat lulusan D3
pelaksana keperawatan 9

-Minimal
lulusan P2B / D3
Bidan kebidanan 1

Pekarya -Minimal 3
Kesehatan lulusan SMA
-D1
asissten
perawat
-Sertifikat
pelatihan
pekarya
kesehatan

-Minimal
lulusan SMA
-Sertifikat
pelatihan
pekarya
Registrasi kesehatan 1

-Minimal
lulusan SMA
-Sertifikat
pelatihan
pekarya
Sirkuler kesehatan 1

2.3. PENGATURAN JAGA /


Dalam pelayanan diinstalasi rawat jalan pengaturan jaga/ shift dinas
diatur sebagai berikut :
NAMA JAM JAM
JABATAN MASUK PULANG KETERANGAN

1.

BAB III STANDAR FASILITAS

3.1. DENAH RUANG


(Ada pada lampiran)
3.2. STANDAR FASILITAS

Kelengkapan alat dalam instalasi rawat jalan RS. terdiri dari :


1. Registrasi
Meja komputer
komputer
kursi
telepon
Alat tulis ( balpoint,spidol warna,staples,lem )
2. Meja anamnesa
Meja kerja
Kursi
Tensimeter dinding
stetoskop
Termometer suhu badan
Alat ukur gula darah
Timbangan dan alat ukur tinggi badan

3. Klinik dokter umum


Meja kerja
Kursi
Tempat tidur periksa pasien
Lemari administrasi
Tensimeter dinding
Stetoskop
Senter
Tongue spatel
Termometer suhu badan

4. Klinik spesialistik Mata


Meja kerja
Kursi
Tempat tidur periksa pasien
Kacamata koreksi
Snellen card
Slit lamp
Kacamata pembesar
Buku ishihara

5. Klinik spesialistik Bedah


Meja kerja
Kursi
Tempat tidur periksa pasien
Lemari administrasi
Tensimeter dinding
Stetoskop
Senter
Tongue spatel
Termometer suhu badan
Alat anoscpe
Alat tindakan rawat luka
6. Klinik spesialistik Obgyn
Meja kerja
Kursi
Tempat tidur periksa pasien
Lemari administrasi
Tensimeter dinding
Stetoskop
Senter
Tongue spatel
Termometer suhu badan
Alat USG

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Tata laksana palayanan dalam instalasi rawat jalan pada umumnya
dikerjakan secara team work, dilakukan sesuai asuhan keperawatan dan
terdokumentasikan dengan baik.

4.1. PASIEN UMUM


Setelah menerima lyst dari bagian rekam medik, petugas registrasi akan
memasukan data ke komputer rawat jalan untuk ke pelayanan dokter
yang di tuju,setelah terregister pasien siap ke pelayanan anamnesa yang
terdiri dari timbang badan, ukur suhu tubuh, tensimeter dan pengecekan
kadar gula darah bagi pasien yang tidak puasa dan selanjutnya pasien
siap untuk diperiksa dokter sesuai antrian, sedangkan pasien yang
memerlukan pemeriksaan darah secara lengkap dan perlu ke radiologi,
maka segera dibuatkan lembar permintaan pemeriksaan ke laboratorium
dan radiologi.setelah semua hasil laboratorium dan radiologi jadi baru
pasien siap di periksa dokter. Setelah pasien menyelesaikan tahap
pemeriksaan dokter selanjutnya pasien menunggu didepan administrasi
dan farmasi untuk pembayaran dan menerima obat.

4.2. PASIEN ONE DAY CARE


Pasien one day care adalah pasien yang memerlukan perawatan dan
observasi dalam satu hari, apabila dalam satu hari perawatan / observasi
tersebut pasien belum ada perubahan kondisi yang lebih baik maka
pasien dianjurkan untuk rawat inap. Pelayanan one day care bekerjasama
dengan instalasi rawat jalan untuk proses observasi yang lebih baik.
BAB V LOGISTIK
NO PERSEDIAAN BARANG JUMLAH BARANG

1. .. ..

2. .. ..

BAB VI KESELAMATAN PASIEN


Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Didalam instalasi rawat jalan ada beberapa standar yang
harus dilaksanakan dalam keselamatan pasien :

Ketepatan identitas, dalam hal ini target yang harus terpenuhi


adalah 100
%. Label identitas tidak tepat apabila tidak terpasang, salah pasang,
salah penulisan nama, salah penulisan gelar ( Tn,Ny,Sdr,An ) salah
jenis kelamin dan salah alamat.
Terpasang gelang identitas bagi pasien yang akan rawat inap, dalam
hal ini target yang harus terpenuhi adalah 100 %.
Bagi perawat atau petugas kesehatan yang memerlukan konsul
dengan dokter via telpon harus menggunakan metode SBAR, target
yang harus terpenuhi 100 %.
Ketepatan penyampaian hasil penunjang harus 100 %.yang
dimaksud tidak tepat apabila salah ketik, salah memasukkan diberkas
pasien / list pasien lain.
Ketepatan pemberian obat yang meliputi tepat identitas/pasien,
tepat obat, tepat dosis, tepat cara/rute (oral, parental, topikal, rektal,
inhalasi ), tepat waktu dan tepat dokumentasi.
BAB VII KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik
itu bagi pekerjanya,perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan disekitar
tempat kerja tersebut.
Mengacu pada pengertian tersebut maka diharapkan setiap petugas medis maupun
non medis dapat menerapkan sistem keselamatan kerja diantaranya ;

Tersedianya APD yang memenuhi standart serta dapat


menggunakanya dengan benar baik itu masker, penutup kepala, kaos
tangan, skoret/apron, kacamata, pelindung kaki dan sebagainya.
Tersedianya tempat pembuangan sampah yang dibedakan infeksius
dan non infeksius serta terdapatnya tempat khusus untuk
pembuangan jarum ataupun spuit bekas.
Aturan untuk tidak melakukan recuping jarum suntik setelah dipakai
ke pasien.
Setiap petugas medis menganggap bahwa setiap pasien dapat
menularkan penyakit sehingga unsur keselamatan kerja dapat terus
dilaksanakan.
-

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU


1.Ketersediaan pelayanan di instalasi rawat jalan

Judul Ketersediaan pelayanan di instalasi rawat jalan

Tersedianya Pelayanan rawat jalan oleh tenaga yang


kompeten di rumah sakit sesuai dengan kelas rumah
Tujuan sakit

Dimensi Mutu Akses,kesinambungan pelayanan

Ketersediaan pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan


Definisi rawat jalan yang disediakan oleh rumah sakit sesuai
Operasional dengan klasifikasi rumah sakit.

Frekuensi
Pengumpulan
Data 1 bulan

Periode
Analisa 3 bulan

Penanggung
jawab
pengumpul
data Kepala instalasi rawat inap

Indikator mutu Lainnya adalah :

Dokter pemberi pelayanan diklinik spesialis


Jam buka pelayanan
Waktu tunggu rawat jalan
Peresepan obat
Pencatatan dan pelaporan TB di rumah sakit
Kepuasan pasien

BAB IX PENUTUP

Pada prinsipnya pelayanan instalasi rawat jalan adalah bagian pelayanan dari
Rumah Sakit yang tidak hanya memberikan pelayanan berdasarkan pemenuhan
target finansial saja, tetapi sebuah pelayanan yang mengedepankan akan kasih dan
mengutamakan keselamatan pasien dengan cara meningkatkan sumber daya
manusia melalui pendidikan ataupun pelatihan pelatihan.

Semoga dengan adanya buku pedoman pelayanan ini pelayanan di Instalasi Rawat
Jalan dapat berjalan dengan baik serta semakin dipercaya oleh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai