Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENYUSUNAN DETAIL ENGINERING DESIGN ( DED )


MASTERPLAN KOTA RANTEPAO
KABUPATEN TORAJA UTARA TAHUN ANGGARAN 2017

A. Latar Belakang
Kawasan perkotaan pada dasarnya akan selalu mengalami perubahan dengan
adanya pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika masyarakat dan
berbagai kegiatan yang ada, perkembangan kawasan perkotaan tidak akan sama
antara satu kawasan perkotaan dengan kawasan perkotaan lainnya, kawasan yang
mempunyai potensi besar cenderung berkembang dengan pesat, sementara
kawasan perkotaan yang memunyai potensi kurang, perkembangannya akan relatif
lambat. Perkembangan dan pertumbuhan pada kawasan perkotaan dapat dilihat
dari tingginya intensitas kegiatan, penggunaan tanah perkotaan semakin intensif,
tingginya mobilisasi penduduk, yang menyebabkan kebutuhan tanah (lahan) untuk
pengembangan fisik semakin meningkat, disisi lain seiring dengan proses
perkembangan ternyata ketersediaan lahan perkotaan cukup terbatas, sehingga
diperlukan upaya optimalitas terhadap penggunaaan lahan yang didukung dengan
perencanaan yang berkelanjutan dan kontinyu serta mampu mengakomodasi
segala kepentingan perkotaan. Kota Rantepao sebagai ibukota Kabupaten Toraja
Utara merupakan kota yang perkembangannya cukup pesat. Hal ini dapat dilihat
dari tingginya intensitas kegiatan masyarakatnya, makin intensif penggunaan lahan
di perkotaan, dan tingginya mobilitas penduduknya. Dalam RTRW Kabupaten
Toraja Utara Tahun 2012-2032, perkotaan Rantepao meliputi beberapa kecamatan
di sekitar Kecamatan Rantepao antara lain Kecamatan Tikala, Kecamatan
Tallunglipu, Kecamatan Tondon, Kecamatan Sesean, Kecamatan Kesu dan
Kecamatan Sopai. Sesuai dengan fungsinya, maka perkembangan Perkotaan
Rantepao akan semakin pesat dari tahun ke tahun, oleh karena itu dalam rangka
menjadikan Perkotaan Rantepao yang aman, nyaman dan berkelanjutan, perlu
penataan ruangnya, sehingga terhindar kesan kumuh dan sembrawut. Untuk itu
akan diperlukan peraturan yang berkaitan penataan ruang kota yang lebih detail.
Pada Tahun 2016 Kabupaten Toraja Utara melalui Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah telah menyusun Master Plan Kota Rantepao Tahap 1

1
dengan keluaran Macro Land Use Plan dan Strukutur Kawasan. Pada tahun 2017
ini Badan Perencanaan Pembangunan Daerah akan menyusun DED Masterplan
Kota Rantepao adapun keluaran yang diharapkan adalah penjabaran yang lebih
detail dari hasli penyusunan masterplan Tahap 1.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud dari penyusunan DED Masterplan Kota Rantepao adalah mewujudkan
perencanaan ruang kawasan perkotaan yang mendukung terciptanya kawasan
perkotaan yang aman, produktif dan berkelanjutan. Adapun tujuannya adalah
membuat dokumen materi teknis sebagai pedoman penyusunan kebijakan
penataan kawasan perkotaan Rantepao.

C. Dasar Hukum
Dasar hukum yang melandasi Kegiatan Penyusunan Masterplan Kota Rantepao
adalah :
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara
Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati Dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3881);
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran
Negara Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4247);
6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4377);
7. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4444);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

2
9. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858)
10. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran
Negara Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4966)
11. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5025);
12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5059);
13. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5188);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4655);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan
Kawasan Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5004);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5230);
19. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan
20. Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2010-2030 (Lembaran

3
Daerah Kabupaten Toraja Utara Tahun 2010 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Toraja Utara Nomor 1);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara Nomor 3 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Toraja Utara Tahun 2012-2032
(Lembaran Daerah Kabupaten Toraja Utara Tahun 2012 Nomor 3, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Toraja Utara Nomor 23);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara Nomor 1 Tahun 2013 tentang
Bangunan Gedung (Lembaran Daerah Kabupaten Toraja Utara Tahun 2013
Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Toraja Utara Nomor 25);

D. Muatan DED Masterplan


Muatan DED Masteplan Kota Rantepao terdiri atas :
1. Peraturan Zonasi
2. Micro Land Use Plan
3. Open Space Planning
4. Road Typical Cross Section
5. General Landscaping
6. Detail Enginering Design Sub Sub Kawasan Prioritas

E. Nama Organisasi Pengguna


Pengguna jasa adalah Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten
Toraja Utara.

F. Sumber Dana dan Perkiraan Biaya


Kegiatan ini dilaksanakan melalui sumberdana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Toraja Utara Tahun Anggaran 2017 dengan perkiraan Biaya
sebesar Rp. 1.250.000.000,- (Satu Milyar Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah).

G. Lokasi Kegiatan
Penyusunan Masterplan Kota Rantepao meliputi Kecamatan Rantepao, Tallunglipu,
Tikala, Tondon, Sesean, Kesu dan Sopai dengan total luas area adalah 192,84
KM2. Kajian masterplan yang dimaksud tidak mengikuti batas administratif
kecamatan tersebut melainkan hanya mencakup area area yang dikategorikan
perkotaan dan pengembangannya menurut literatur yang ada.

H. Jangka Waktu
4
Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan dalam waktu maksimal 6 (enam) bulan
kalender pada tahun 2017, terhitung sejak dikeluarkanya SPMK (Surat Perintah
Mulai Kerja) dari Pejabat Pembuat Komitmen.

I.Tenaga Ahli
Tenaga AhliYang Diperlukan Dalam pelaksanaan kegiatan ini diperlukan tenaga ahli
sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Adapun Tenaga Ahli yang
dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1. Tenaga Ahli
a) Team Leader
Tema Leader yang ditunjuk sebagai ketua tim disyaratkan memiliki keahlian
perencanaan kota dengan latar belakang pendidikan sekurang kurangnya
jenjang S3 teknik perencanaan wilayah dan kota/planologi atau Teknik
Arsitektur lulusan Universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah terakreditasi dan memiliki SKA, dengan pengalaman di
bidang penataan ruang minimal 12 (Dua Belas) tahun. Sebagai ketua tim
mempunyai tugas memimpin dan mengorganisasikan tim dalam
pelaksanaan pekerjaan teknis, serta terlibat dalam keseluruhan proses
pekerjaan, termasuk mempersiapkan rencana kerja, metodologi, jadual
pelaksanaan, jadwal personil dan alokasi tugas masing-masing personil.
b) Tenaga Ahli Perencanaan Wilayah Kota
Tenaga Ahli yang disyaratkan memiliki latar belakang pendidikan sekurang-
kurangnya jenjang S2 teknik perencanaan wilayah dan kota/planologi
lulusan Universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah terakreditasi dan memiliki SKA, pengalaman minimal 5 (lima)
tahun dalam bidangnya, dan pernah melaksanakan pekerjaan perencanaan
penataan ruang sebanyak 1 (satu) Orang.
c) Tenaga Ahli Infrastruktur
Tenaga Ahli yang disyaratkan memiliki latar belakang pendidikan sekurang-
kurangnya jenjang S2 teknik sipil lulusan Universitas/perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dan memiliki
SKA, pengalaman dibidang draniase perkotaan minimal 5 (lima) tahun
sebanyak 1 orang.
d) Tenaga Ahli Perencanaan Bidang Air Minum

5
Tenaga Ahli yang disyaratkan memiliki latar belakang pendidikan sekurang-
kurangnya jenjang S2 teknik sipil atau teknik lingkungan lulusan
Universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
terakreditasi dan memiliki SKA, pengalaman dibidang Sistem Penyediaan
Air Minum Perkotaan minimal 5 (lima) tahun sebanyak 1 orang.
e) Tenaga Ahli Ekonomi Pembangunan
Tenaga Ahli yang disyaratkan memiliki latar belakang pendidikan sekurang-
kurangnya jenjang S2 Ekonomi Pembangunan lulusan
Universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
terakreditasi dan memiliki SKA, pengalaman dibidang penataan ruang
minimal 5 (lima) tahun sebanyak 1 orang.
f) Tenaga Ahli Lingkungan
Tenaga Ahli yang disyaratkan memiliki latar belakang pendidikan sekurang-
kurangnya jenjang S2 teknik lingkungan lulusan Universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dan
memiliki SKA, pengalaman dibidang sanitasi perkotaan minimal 5 (lima)
tahun sebanyak 1 orang.
2. Tenaga Pendukung
a) Asisten Tenaga Ahli Infrastruktur
Asisten Tenaga Ahli yang disyaratkan memiliki latar belakang pendidikan
sekurang-kurangnya jenjang S1 teknik sipil lulusan Universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dan
memiliki SKA, pengalaman dibidang drainase perkotaan minimal 5 (lima)
tahun sebanyak 1 orang.
b) Asisten Tenaga Ahli Perencanaan Wilayah Kota
Asisten Tenaga Ahli yang disyaratkan memiliki latar belakang pendidikan
sekurang-kurangnya jenjang S1 teknik perencanaan wilayah dan
kota/planologi atau teknik arsitektur lulusan Universitas/perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dan memiliki
SKA, pengalaman dibidang penataan ruang minimal 5 (lima) tahun
sebanyak 1 orang.
c) Asisten Tenaga Ahli Lingkungan
Asisten Tenaga Ahli yang disyaratkan memiliki latar belakang pendidikan
sekurang-kurangnya jenjang S1 teknik lingkungan atau teknik sipil lulusan

6
Universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
terakreditasi dan memiliki SKA, pengalaman dibidang sanitasi dan sistem
penyediaan air minum perkotaan minimal 5 (lima) tahun sebanyak 1 orang.
d) Surveyor
Surveyor yang disyaratkan memiiliki latar belakang pendidikan sekurang-
kurangnya D3/politeknik perguruan tinggi negeri atau yang setara, memiliki
kemampuan dalam melakukan pengukuran topografi, debit air, dll serta
mempunyai kemampuan berinteraksi dengan masyarakat lokal dan
berpengalaman dibidang survey minimal 3 (tiga) tahun sebanayak 4
(empat) orang
e) Administartor Komputer
Administrator / operator yang disyaratkan memiliki latar belakang
pendidikan minimal D3/Politeknik atau yang setara, memiliki kemampuan
mengoperasikan komputer serta berpengalaman dibidang administrasi
minimal 3 (tiga) tahun sebanyak 2 (dua) orang.
f) Drafter
Drafter yang disyartkan memiliki latar belakang pendidikan minimal
D3/Politeknik Jurusan Teknik Arsitektur/Sipil, memilik kemampuan
mengoperasikan software pemetaan digital dan software pendukung
lainnya, berpengalaman dibidang drafter minimal 3 (tahun) sebanayak 2
(dua) orang.

J. Pelaporan Kegiatan ini terdiri dari 6 (Enam) pelaporan


1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan berisi latar belakang, tujuan dan sasaran kegiatan,
metodologi, jadwal pelaksanaan kegiatan, dan rencana kerja. Laporan ini
merupakan acuan dan pengendali kegiatan secara keseluruhan. Laporan ini
dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar dengan ukuran A4 dan diserahkan 1 (satu)
bulan setelah tanda tangan kontrak.

2. Laporan Antara
Laporan antara berisi realisasi dari rencana kerja antara lain hasil pengumpulan
data dan informasi tentang keadaan kawasan, yang meliputi data fisik,

7
penggunaan lahan, kependudukan, fasilitas pelayanan, transportasi, utilitas,
kelembagaan dan pembiayaan pembangunan di lapangan yang telah
diinventarisasi dan dielaboras iyaitu berupa fakta dan analisa serta konsep
rencana masterplan kota Rantepao. Laporan Antara dibuat masingmasing
sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dengan ukuran A4, dan diserahkan 4 (empat)
bulan setelah tanda tangan kontrak dan sebagai salah satu syarat pencairan
dan termin ke dua.
3. Laporan Draf Akhir
Laporan Draf Akhir berisi materi draf yang merupakan penyempurnaan laporan
antara yang telah mengakomodasi masukan-masukan pada saat pembahasan
dilaporan antara. Laporan diserahkan kepada pemberi tugas masing-masing
sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dengan ukuran A4 dan diserahkan 5 (lima)
bulan setelah tanda tangan kontrak.
4. Laporan Akhir/Buku Rencana
Laporan Akhir berisi materi final yang merupakan penyempurnaan draft laporan
akhir yang telah mengakomodasi masukan-masukan pada saat pembahasan di
Draft Laporan Akhir dan merupakan rencana detail micro land use plan,
peraturan zonasi Kawasan Perkotaan Rantepao, Desian Kawasan Prioritas,
open space planning, road typical section, general landscaping, Detail
Enginering Design . Laporan diserahkan kepada pemberi tugas masing-masing
sebanyak 10 (sepuluh) dokumen dengan ukuran A4 dalam bentuk hardcopy
dan softcopy CD sebanyak 5 (lima) keping. Diserahkan 6(enam) bulan setelah
tanda tangan kontrak.
5. Hand Book ( Buku saku )
Hand book merupakan buku saku yang berisi poin penting dalam laporan akhir.
Hand book diserahkan kepada pemberi tugas masing-masing sebanyak 20
(dua puluh) eksemplar dengan ukuran A5 dalam bentuk hardcopy. Diserahkan 6
(enam) bulan setelah tanda tangan kontrak.
6. Eksekutif Summary
Laporan Eksekutif Summary berisi materi ringkasan yang merupakan bagian
dari laporan akhir/buku rencana. Laporan diserahkan kepada pemberi tugas
masing-masing sebanyak 10 (sepuluh ) eksemplar dengan ukuran A4 dalam
bentuk hardcopy dan softcopy CD sebanyak 5 (lima) keping. Diserahkan 6
(enam) bulan setelah tanda tangan kontrak.

8
7. Album Peta
Album peta masterplan kota rantepao dibuat dalam format analog dan digital.
Peta analog masing-masing sebanyak 10 (sepuluh)eksemplar dengan ukuran
A1. Album digital dengan format GIS (*.shp) dalam bentuk file digital CD
masing-masing sebanyak 5 (lima) keping. Diserahkan 6 (enam) bulan setelah
tanda tangan kontrak. Seluruh kepemilikan data dan hasil kegiatan
sebagaimana dicantumkan dalam KAK ini diserahkan kepada organisasi
pengguna jasa yaitu Bappeda Kabupaten Toraja Utara setelah mendapat
persetujuan kelengkapan dari PPK kegiatan Penyusunan DED Masterplan Kota
Rantepao
.
K. Fasilitas Yang Disediakan
Pemberi tugas akan memberikan semua data dan informasi yang dibutuhkan untuk
kegiatan perencanaan ini sebatas yang ada di instansi pemberi tugas. Disamping
itu juga akan memfasilitasi dalam hal Konsultan memerlukan koordinasi dengan
Instansi terkait untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan.

L. Penyampaian dan Pembahasan Laporan


Pelaksana diwajibkan untuk menyempurnakan setiap produk pelaporan dengan
tepat waktu, baik kepada pemberi tugas maupun kepada tim teknis dan narasumber
untuk mendapatkan koreksi dan sebagai bahan pembahasan. Produk yang
dihasilkan oleh Konsultan Perencana yang sesuai dengan keluaran yang diinginkan
akan menghasilkan produk yang optimal, apabila sebelumnya dilakukan
pembahasan bersama semua pihak/unsur terkait dengan penanganan kawasan
studi. Pembahasan dilakukan dengan cara ekspose oleh pihak Konsultan
Perencana dihadapan pihak/unsur terkait. Pembahasan dihadapan stakeholder
terkait dilakukan sekurang-kurangnya sebanyak 3 (tiga) kali, yakni pada
Pembahasan produk Laporan Pendahuluan, laporan Antara dan Laporan Draft
Akhir. Jadual waktu ekspose / pembahasan terhadap produk laporan tersebut
ditentukan berdasarkan jadwal pelaksanaan penyusunan rencana yang dibuat oleh
pihak Konsultan Perencana dan disetujui oleh pihak Pengguna Jasa. Sedangkan
diskusi dengan tim pembahas dilakukan minimal 10 kali dengan jadwal
pelaksanaan menyesuaikan dengan kondisi.

9
M. Penutup
Setelah KAK ini diterima, Pelaksana hendaknya memeriksa semua bahan masukan
yang diterima dan menambah bahan masukan lain yang dibutuhkan. Berdasarkan
bahan-bahan tersebut, Pelaksana menyusun program kerja sebagai bahan diskusi
untuk menghasilkan program kerja yang menjadi pegangan pelaksanaan kegiatan
baik untuk pihak pelaksana/penyedia jasa maupun pihak pengguna jasa sebagai
bahan pengendalian dalam pelaksanaan.
Kerangka acuan kerja merupakan pedoman dasar yang dapat dikembangkanlebih
lanjut oleh pelaksana sepanjang keluaran akhir dapat dihasilkan secaraoptimal dan
sesuai dengan yang diharapkan.

Pasang Lambe , Maret 2017


Kuasa Pengguna Anggaran

Ir. Daniel Tandi


NIP. 19610613 199003 1 005

10

Anda mungkin juga menyukai