Anda di halaman 1dari 16

ISSN 0125-9849, e-ISSN 2354-6638

Ris.Geo.Tam Vol. 24, No.2, Desember 2014 (115-130)


2014 Pusat Penelitian Geoteknologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

BATUAN PEMBAWA EMAS PADA MINERALISASI SULFIDA


BERDASARKAN DATA PETROGRAFI DAN KIMIA DAERAH
CIHONJE, GUMELAR, BANYUMAS, JAWA TENGAH
Gold Bearing Rocks on The Sulphide Mineralization Based on Petrographical
and Chemical Data, in Cihonje Area, Gumelar, Banyumas, Central Java

Sri Indarto1, Sudarsono1, Iwan Setiawan1, Haryadi Permana1,


Andrie Al Kausar1, Anita Yuliyanti1, Mutia Dewi Yuniati1
1
Pusat Penelitian Geoteknologi - LIPI

ABSTRAK Batuan pembawa logam dasar dan diinterpretasikan sebagai jebakan (perangkap),
emas di Indonesia umumnya terdapat pada batuan Formasi Kumbang sebagai jebakan dan
batuan volkanik berumur Tersier. Namun, batuan pembawa logam, urat kalsit-adularia-kuarsa-
yang berpotensi sebagai pembawa logam dasar logam adalah pembawa logam. Mineral mineral
dan emas di daerah Cihonje, Gumelar, Banyumas sulfida terdiri dari pirit, khalkopirit, sfalerit,
terdapat pada batuan sedimen Tersier. Kondisi ini galena. Mineralisasi emas dan logam dasar dapat
mendorong untuk dilakukan penelitian dengan terjadi pada zona epitermal mesotermal
tujuan untuk mengetahui kenapa keberadaannya bersulfida rendah.
pada sedimen Tersier. Untuk mencapai tujuan
Kata kunci: Pembawa logam, jebakan,
tersebut dilakukan penelitian lapangan,
mineralisasi, hidrotermal, sulfida rendah.
pengambilan conto batuan terpilih untuk
dilakukan dianalisis petrografi dan kimia batuan. ABSTRACT The bearing rocks and hosted rocks
Hasilnya menujukkan bahwa didapatkan of base metals and gold in Indonesia generally
batupasir gampingan, breksi tersilisifikasi dan occurs in Tertiary age of volcanic rocks.
terargilitisasi serta termineralisasi sebagai However, base metals and gold mineralizations
anggota Formasi Rambatan, batupasir anggota in Cihonje area, Gumelar, Banyumas that have
Formasi Halang terpropilitisasi lemah serta potential as hosted rocks of base metals and gold
sedikit termineralisasi, andesit basaltik Formasi are in Tertiary sedimentary rock. Therefore, the
Kumbang dan urat-urat kalsit-adularia-kuarsa- rocks need to be investigated by field research
logam. Alterasi dan mineralisasi hidrotermal for sampling and then laboratory petrographic
yang terjadi disebabkan oleh intrusi andesit and chemical analysis for some selected rock
basaltik Formasi Kumbang berbentuk sill atau samples. The results obtained are calcareous
dyke. Pada batuan volkanik Formasi Kumbang, sandstones, silicified and argillitized breccias
kandungan SiO2 vs K2O dan FeO*/MgO vs SiO2 and mineralized as members of the Rambatan
menunjukkan komposisi basalt dan andesit Formation; sandstones as a member of Halang
basaltik yang sebagian termasuk seri toleitik dan Formation that has weak propylitization and
umumnya kapur alkali. Batuan anggota slightly mineralized; andesite basaltic of
Formasi Rambatan dan Formasi Halang bawah Kumbang Formation and veins of metal - quartz-
adularia - calcite. Alteration and hydrothermal
________________________________ mineralization is caused by the intrusion of
Naskah masuk : 4 Agustus 2014 basaltic andesite Kumbang Formation that has
Naskah direvisi : 15 Oktober 2014
shape of sill or dyke. From SiO2 vs K2O contents
Naskah diterima : 19 November
_____________________________ and FeO */MgO versus SiO2, some volcanic
rocks samples of Kumbang Formations indicate
Sri Indarto the composition of basalt and basaltic andesite
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI that are partially in tholeitic series, but generally
Komplek LIPI, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135
E-mail :sri.indarto@geotek.lipi.go.id are calc - alkaline. Members of Rambatan

115
Indarto Sri, et al., / Batuan Pembawa Emas Pada Mineralisasi Sulfida Berdasarkan Data Petrografi dan Kimia Daerah
Cihonje, Gumelar, Banyumas, Jawa Tengah

Formations and Lower Halang Formations sedangkan batupasir (grewake) Formasi Halang
interpreted as hosted rocks, Kumbang bagian bawah kurang terpengaruh. Untuk batuan
Formations are hosted rock and metal bearing yang diinterpretasikan sebagai pembawa logam
rocks, while veins of metal-quartz-adularia- emas adalah urat kuarsa-kalsit-adularia-logam
calcite are the metal bearing rocks. The sulphide yang diduga sebagai hasil kegiatan magma akhir
minerals consist of pyrite, chalcopyrite, yang muncul setelah intrusi andesit basaltik
sphalerite, galenas. Gold mineralization and Formasi Kumbang.
base metal occurred in epithermalmesothermal
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penelitian
and low sulphidation zones.
ini ditujukan untuk meneliti khususnya batuan
Keywords: Metal bearing rocks, hosted rocks, batuan yang berfungsi sebagai perangkap (hosted
mineralization, hydrothermal, low sulphidation. rocks) dan batuan pembawa emas (gold bearing
rocks) serta bagaimana hubungannya satu dengan
PENDAHULUAN yang lain pada pembentukan mineralisasi sulfida
daerah Cihonje, Gumelar, Banyumas, Jawa
Secara umum, di Indonesia mineralisasi emas
Tengah.
ditemukan pada batuan magmatik (beku plutonik,
volkanik) yang disebut pluto vulkanisma, yaitu LOKASI PENELITIAN
ditunjukkan oleh hasil kegiatan magmatisma
berupa batuan intrusif dan volkanik (Sunarya & Daerah penelitian secara administratif terletak
Yudawinata, 1996). Jika mencermati jalur sekitar 12 Km di sebelah baratdaya Kecamatan
keterdapatan mineralisasi emas yang dibuat oleh Pakuncen yaitu di wilayah Desa Cihonje,
Sunarya & Yudawinata (1996), batuan perangkap Kecamatan Gumelar, Banyumas, Jawa Tengah
terjadinya mineralisasi emas adalah pada batuan (Gambar 1).
volkanik (batuan beku dan batuan piroklastik). Secara fisiografi daerah penelitian merupakan
Berbeda dengan hal tersebut, di daerah Cihonje, bagian jalur Pegunungan Serayu Utara (Van
Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas, Bemmelen, 1949, Armandita et al., 2009)
Jawa Tengah, batuan yang berfungsi sebagai (Gambar 2). Pegunungan Serayu Utara tersebut
perangkap (jebakan) mineralisasi emas adalah membentang di Jawa bagian utara berupa
batuan sedimen klastik. Oleh karenanya akan geosinklin yang terangkat. Ke arah barat, lanjutan
dibahas batuan yang berfungsi sebagai jebakan bentangan fisiografis disebut Bogor Zone dan
(hosted rocks) dan batuan pembawa emas (gold ke arah timur sebagai Kendeng Ridge (Van
bearing rocks) pada mineralisasi yang terjadi di Bemmelen, 1949).
daerah tersebut. Untuk itu perlu dilakukan
identifikasi batuan-batuan yang mengalami Morfologi daerah penelitian berupa perbukitan
alterasi dan mineralisasi di lapangan serta bergelombang yang berkembang pada cekungan
pengambilan sejumlah sampel batuan yang belakang busur Tersier sebagai produk subduksi
representatif. Sejumlah sampel batuan yang dari lempeng Indo-Australia menunjam di bawah
terpilih dianalisis petrografi dan kimia untuk lempeng Asia Tenggara (Asikin, 1994 di dalam
memperkuat data lapangan dalam menentukan Ansori dan Puswanto, 2009).
batuan sebagai jebakan dan pembawa emas.
Geologi Umum
Di daerah penelitian terdapat empat macam
batuan yang diinterpretasikan berhubungan Daerah penelitian termasuk di dalam Peta
dengan terbentuknya mineralisasi emas: batupasir Geologi Bersistim, Indonesia (Gambar 1), Skala
gampingan dan breksi teralterasi anggota Formasi 1:100.000, Lembar Purwokerto & Tegal (1309-3
Rambatan, batupasir jenis grewake anggota & 1309-6) (Djuri et al., 1996) dan Lembar
Formasi Halang bagian bawah, andesit basaltik Majenang (1308-5) (Kastowo & Suwarna,1996)
anggota Formasi Kumbang, dan urat kuarsa- yang diterbitkan oleh Pusat penelitian dan
kalsit-adularia-logam. Batuan-batuan yang paling Pengembangan Geologi, Departemen Energi dan
terpengaruh dan berfungsi sebagai batuan Sumberdaya Mineral (ESDM).
perangkap (jebakan) untuk terjadinya
mineralisasi adalah batupasir gampingan dan
breksi teralterasi anggota Formasi Rambatan,

116
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.24, No.2, Desember 2014, 115-130

Gambar 1. Lokasi pengamatan geologi serta pengambilan sampel batuan. Peta dasar
diambil dari peta geologi regional (Djuri et al., 1996; Kastowo dan Suwarna, 1996).

Gambar 2. Fisiografi Jawa dan Madura (Van Bemmelen, 1949 di dalam Armandita et al.,
2009). Daerah penelitian merupakan bagian dari jalur Pegunungan Serayu Utara.

Daerah tersebut terletak di jalur Pegunungan Secara stratigrafi (Djuri et al., 1996; Kastowo &
Serayu Utara (Van Bemmelen, 1949 di dalam Suwarna,1996) terdapat formasi-formasi batuan
Armandita et al, 2009; Permana et al., 2010). yang berumur Tersier dari tua ke muda yang

117
Indarto Sri, et al., / Batuan Pembawa Emas Pada Mineralisasi Sulfida Berdasarkan Data Petrografi dan Kimia Daerah
Cihonje, Gumelar, Banyumas, Jawa Tengah

terdiri dari Formasi Pemali (Tmp), Formasi sisipan batupasir, batulempung, Formasi
Rambatan (Tmr), Formasi Halang (Tmph), Kumbang tersusun dari breksi, lava andesit dan
Formasi Kumbang (Tmk), Anggota Batugamping tuf, di beberapa tempat terdapat breksi
Formasi Tapak (Tptl), Formasi Tapak (Tpt), dan berfragmen batuapung dan tuf pasiran. Di atasnya
Batuan Gunungapi Tak Terurai berumur Kuarter lagi terdapat Anggota Batugamping Formasi
produk G. Slamet (Qvs), Endapan Lahar G. Tapak yang terdiri dari lensa-lensa batugamping
Slamet (Qls), Aluvium (Qa) (Gambar 1). tak berlapis berwarna kelabu kekuningan.
Formasi Tapak yang batuannya berupa batupasir
Formasi-formasi batuan tersebut dapat diuraikan
berbutir kasar berwarna kehijauan dan
mulai dari yang berumur tua ke muda. Paling
konglomerat, setempat-setempat terdapat breksi
bawah adalah Formasi Pemali yang batuannya
andesit dan di bagian atas terdiri dari batupasir
terdiri dari napal Globogerina Sp., bersisipan
gampingan dan napal berwarna hijau yang
batugamping pasiran, batupasir tufan. Di atasnya
mengandung kepingan Moluska.
tedapat Formasi Rambatan tersusun oleh serpih,
napal dan batupasir gampingan, banyak dijumpai Batuan Gunungapi Slamet tidak terurai terdiri
lapisan tipis kalsit berserat yang posisinya tegak dari breksi gunungapi, lava dan tuf. Endapan
lurus bidang perlapisan. Kemudian di atasnya Lahar Gunung Slamet yang tersusun oleh lahar
ditemukan Formasi Halang yang terdiri dari dengan bongkahan batuan gunungapi bersusunan
batupasir dengan komposisi umumnya butiran- andesit-basalt yang berukuran 10-50 cm, sebagai
butiran andesit, konglomerat tufaan dan napal, produk kegiatan Gunung Slamet Tua. Paling

Gambar 3. Korelasi Satuan Peta Daerah Purwokerto dan Tegal (Djuhri et al., 1996)

118
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.24, No.2, Desember 2014, 115-130

muda adalah endapan Aluvium yang materialnya Major Elements (ME), Trace Elements (TE), dan
berupa kerikil, pasir, lanau dan lempung yaitu Rare Earth Elements (REE) yang hasilnya dapat
sebagai endapan sungai dan pantai (Gambar 1, digunakan sebagai penamaan batuan, mengetahui
dan 3). kondisi batuan dalam keadaan segar atau lapuk,
posisi terhadap tektonik, sumber magma, magma
Khususnya Formasi Halang dapat dibedakan
pembawa logam. Analisa kimia ini dilakukan
menjadi dua bagian yaitu Formasi Halang bagian
terhadap dua (2) sampel berupa batuan beku
bawah dan Formasi Halang bagian atas. Pada
volkanik (Nomor sampel: K.ARS-03 dan
Formasi Halang bawah didapatkan lapisan tipis
K.ARS), serta dua (2) sampel lainnya (BM-13
kalsit berserat yang dijadikan sebagai ciri formasi
dan BM-23) sebagai pembanding. Semua batuan
tersendiri yang disebut sebagai Formasi
merupakan anggota Formasi Kumbang. Analisis
Rambatan atau Member Rambatan (Sumarso dan
dilakukan di Activation Laboratories Ltd.,
Suparyono, 1974). Formasi Rambatan atau
Canada. Disamping itu, dilakukan analisis unsur-
Formasi Halang bagian bawah ini anggotanya
unsur logam mulia dan logam dasar dengan
terdiri dari napal hijau, batupasir tufaan
menggunakan Atomic Absorption Spectro-
gampingan, konglomerat dan breksi volkanik
photometry (AAS), dan Fire Assay untuk Au
gampingan, sedangkan Formasi Halang bagian
(emas), sebanyak lima (5) sampel, di Pusat
atas terdiri dari napal, batupasir andesitan
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral
berwarna hijau. Umur Formasi Halang
dan Batubara, Bandung.
disebutkan berkisar (N17-N19) atau Miosen Atas
bagian bawah hingga Pliosen Bawah (Sumarso
dan Suparyono, 1974). Umur satuan batupasir
HASIL DAN PEMBAHASAN
anggota Formasi Halang yang terdapat di daerah
Gumelar, Banyumas menunjukkan Miosen Atas Di daerah mineralisasi emas Cihonje dan
bagian atas hingga Pliosen Bawah bagian atas sekitarnya didapatkan batuan yang diasumsikan
(N18-N19) ( Indarto, 1985). Formasi Kumbang sebagai batuan perangkap dan batuan pembawa
yang batuannya terdiri dari batuan volkanik di emas. Batuan-batuan tersebut diantaranya batuan
dalam posisi stratigrafi terletak di atas atau lebih anggota Formasi Rambatan, batuan anggota
muda dari pada Formasi Halang. Formasi Halang dan anggota Formasi Kumbang.
Khususnya di daerah penelitian, batuan anggota
Formasi Halang dapat dipetakan, sedangkan
METODE batuan anggota Formasi Rambatan dan Formasi
Kumbang tidak dapat terpetakan (Gambar 4).
Data yang digunakan untuk bahan penyusunan
Namun dari masing masing singkapan batuan
tulisan ini didapatkan dari penelitian lapangan
yang menunjukkan ciri anggota suatu formasi
dan analisis laboratorium sejumlah sampel batuan
dan berkaitan dengan terjadinya mineralisasi di
yang diambil di lapangan. Penelitian di lapangan
daerah Cihonje dan sekitarnya dapat dijelaskan
adalah melakukan pengmatan, deskripsi dan
sebagai berikut.
pengukuran singkapan geologi (litologi, struktur)
dan menentukan titik lokasi dengan
Mineralisasi yang melibatkan batuan anggota
menggunakan Geographyc Positioning System
Formasi Rambatan sebagai perangkap (hosted
(GPS), serta pegambilan batuan untuk dianalisis
rocks)
di laboratorium secara petrografi dan kimia.
Analisis di laboratorium diantaranya adalah Singkapan batuan yang ditemukan di cabang Kali
analisa petrografi dengan menggunakan Harus berupa batupasir gampingan berlapis
mikroskop polarisasi untuk mengidentifikasi warna abu-abu keputihan berselang-seling
mineral dan penamaan batuan secara akurat. dengan batulanau gampingan dan sisipan
Sebanyak 20 sampel dianalisa di laboratorium batulempung gampingan hitam, sering terdapat
Fisika Mineral Pusat Penelitian Geoteknologi sisipan lapisan tipis kalsit berserat (fibrous
LIPI Bandung. Untuk menentukan nama mineral calcite) yang ketebalannya (1-2) cm (Gambar
dan batuan ini digunakan buku panduan Mineral 5a). Arah jurus dan kemiringan perlapisan
Optik menurut Kerr, 1959 dan Petrografi- batupasir gampingan tersebut U263oT/55o, dan di
Petrologi (Williams et al., 1954; Ehlers & Blatt sekitar singkapan batupasir kadang-kadang
1982). Analisis kimia batuan meliputi unsur terdapat bongkahan batuan beku andesit basaltik

119
Indarto Sri, et al., / Batuan Pembawa Emas Pada Mineralisasi Sulfida Berdasarkan Data Petrografi dan Kimia Daerah
Cihonje, Gumelar, Banyumas, Jawa Tengah

FORMASI TAPAK

ANGGOTA
BATUGAMPING
FORMASI TAPAK

FORMASI HALANG
Zona silifikasi dan argilitasi
batuan anggota Formasi
rambatan

Gambar 4. Peta Geologi serta zona alterasi dan mineralisasi di daerah Cihonje, Gumelar,
Banyumas, Jawa Tengah.

(nomor sampel K.ARS-06). Pengamatan batuan (Sumur uji 4 Cihonje lokasi CHJ-14) hingga
dari galian sumur uji (test pit) dengan kedalaman kedalaman 40 m (sumur uji CHJ-18).
sekitar 10 m yang dibuat oleh para penambang
Untuk mendetailkan data hasil pengamatan
emas menunjukkan adanya batupasir gampingan
singkapan batuan secara megaskopis (Gambar
berbutir halus, batulanau gampingan
5a), dilakukan analisis petrografi dari sejumlah
termineralisasi dan terargilitasi lemah (K.ARS-
sampel yang dipilih di lapangan. Analisis
04 LB-1), grewake diterobos oleh veinlets kalsit
petrografi batulanau gampingan (calcareous
(graywacke crossed calcite veinlets) (K.ARS-
siltstone) nomor sampel K.ARS-04,
05A).
menunjukkan tekstur klastik, bentuk butiran
Pengamatan terhadap breksi abu-abu keputihan menyudut-membulat tanggung, ukuran butir
yang didapatkan di desa Cihonje: fragmennya 0,01-0,3mm, pemilahan butir kurang bagus,
terdiri dari batuan volkanik dan sebagian komposisi mineral serisit dan sedikit mineral
batulempung, sehingga batuan tersebut dapat lempung sebagai matriks, felspar, fosil, mineral
dinamakan sebagai breksi polimik (sampel nomor opak (bijih) dalam jumlah agak banyak, diterobos
CHJ-15), telah mengalami alterasi kuat yang veinlet-kalsit-dolomit berasosiasi dengan mineral
ditunjukkan oleh terbentuknya mineral silika dan opak (bijih logam), mika (muskovit) (Gambar
argilik serta terdapat terobosan urat-urat kalsit di 5b). Berdasarkan data pengamatan batuan secara
dalamya yang kadang-kadang mengandung pirit- megaskopis di lapangan dan hasil analisis
khalkopirit. Hal yang sama terjadi pada batupasir petrografi tersebut di atas, tampak bahwa
berwarna abu-abu keputihan yang mengalami batupasir gampingan, batulanau gampingan,
argilitisasi dan mineralisasi yang kadang-kadang breksi teralterasi yang diterobos oleh veinlets
diterobos oleh urat dan veinlet kalsit mengandung (barik-barik) kalsit yang berasosiasi dengan
pirit dan khalkopirit. Batuan tersebut umumnya adularia-kuarsa-mineral opak (logam), jika
dapat dilihat pada sumur uji (test pit) para mengacu pada stratigrafi (Sumarso dan
penambang emas baik di desa Cihonje maupun Suparyono, 1974; Djuri et al., 1996; Kastowo &
Paningkaban, yang kedalamannya sekitar 14 m Suwarna, 1996), mempunyai kesamaan sifat fisik
dengan anggota Formasi Rambatan, dan dapat

120
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.24, No.2, Desember 2014, 115-130

diinterpretasikan sebagai batuan perangkap hitam pecah-pecah, berlapis. Tebal perlapisan


(hosted rocks). batupasir dari bawah ke atas semakin menipis,
ketebalan berkisar (2m-30cm), sedangkan tebal
Mineralisasi yang melibatkan batuan anggota batulempungnya ke arah atas semakin tebal. Pada
Formasi Halang batupasir tersebut kadang-kadang ditemukan
Batuan yang dapat dijumpai di daerah penelitian struktur sedimen turbidit dari sequence a hingga
adalah batupasir berbutir kasar-halus, pemilahan e, yaitu: graded bedding/perlapisan bersusun
butir (sortasi) kurang bagus-buruk, berwarna abu- yang materialnya berupa breksi yang terletak
abu gelap berselang-seling dengan batulempung pada urutan sequence) paling bawah (sequence
pertama atau a), kemudian di atasnya terdapat

Gambar 5. (a) Singkapan batupasir gampingan (Bpsgp) di bagian bawah dan batulanau
gampingan (Blngp) di bagian atas berlapis terdapat kalsit berserat (fibrous calcite), (b)
Batulanau gampingan ( Calcareous siltstone) No. sampel K.ARS-04, (c) Urat-kalsit-dolomit/
Ve-Ks-Do ( No. Sampel : CHJ-10 A), (d) Ore bearing calcite-adularia-quartz vein (Ve-Ks-Ad-
Ku-Op) No. sampel : CHJ-37, (e) Ore bearing calcareous sandstone (batupasir gampingan
mengandung bijih = Btpsgp) No. sampel CHJ-40. Se-Serisit, Mlp-Mineral lempung, Fd-Felspar,
Fs-Fosil, Ve-Veinlets, Ks-Kalsit, Do-Dolomit, Op-Opak/ bijih logam, Ad-Adularia, Ku-Kuarsa,
Px-Piroksen, CHJ-Cihonje, Btpsgp-Batupasir gampingan, Blngp-batulanau gampingan.

121
Indarto Sri, et al., / Batuan Pembawa Emas Pada Mineralisasi Sulfida Berdasarkan Data Petrografi dan Kimia Daerah
Cihonje, Gumelar, Banyumas, Jawa Tengah

laminasi sejajar (sequence kedua atau b), cross jurus dan kemiringan perlapisan batuan. Jika
lamination atau laminasi gelembur arus mengacu stratigrafi yang dibuat oleh Sumarso
(sequence c). Di atasnya lagi diendapkan dan Suparyono (1974), Formasi Rambatan
laminasi sejajar (sequence d) yang butirannya merupakan Formasi Halang bagian bawah.,
halus dan yang paling atas endapan batuan yang Pembedanya adalah adanya kandungan kalsit
butirannya sangat halus (sequence e). Batuan berserat yang dijadikan sebagai ciri khas untuk
yang menunjukkan struktur sedimen seperti itu Formasi Rambatan.
adalah hasil endapan turbidit (Bouma, 1962), dan
Sejumlah sampel batuan yang diasumsikan
dijadikan ciri khas untuk Formasi Halang
sebagai anggota Formasi Halang, yang
(Mulhadijono, 1973). Singkapan batuan yang
didapatkan di Kampung Harus dan sekitarnya,
mengandung struktur sedimen model turbidit
dianalisis secara petrografi. Hasilnya
tersebut (Gambar 6a) banyak dijumpai di
menunjukkan berbagai macam batupasir,
wilayah Kecamatan Gumelar yaitu Desa Cihonje
diantaranya: volcanic graywacke (K.ARS-01A,
(Kampung Ciuyah, Kampung Larangan,
K.ARS-02), batupasir halus-batulempung pasiran
Kampung Cilantung, Kampung Tajum), Desa
(K.ARS.01C), batupasir halus/graywacke
Samudra (Kampung Paningkaban), wilayah
(K.ARS.01B), volcanic lithic graywacke
Kecamatan Ajibarang, di tebing dan dasar
(K.ARS-05B), calcite veinlet bearing graywacke
Kampung Harus. Struktur sedimen tersebut
(K.ARS-05A), calcareous siltstone (K.ARS-04
umumnya didapatkan pada batuan breksi,
LB-1). Gambar 6b adalah fotomikrografi
batupasir jenis graywacke (grewake) berwarna
batupasir (volcanic lithic greywacke, No. sampel:
abu-abu gelap, berlapis dengan jurus dan
K.ARS-01A) yang menunjukkan tekstur klastik,
kemiringan perlapisan sekitar 280oT/10o sering
ukuran butir 0,01-0,3 mm, bentuk butir menyudut
berselang-seling dengan batulempung hitam,
-membulat tanggung, mengalami alterasi,
batulempung pasiran yang kadang-kadang
komposisi berupa mika (muskovit) dan serisit
mempunyai terobosan veinlet kuarsa di
serta mineral lempung ubahan dari gelas volkanik
dalamnya. Ke arah muara Kampung Harus, yaitu
sebagai matriks (26%), fragmen batuan beku
di cabang Kampung Harus sebelah barat,
(32%), felspar (20%), piroksen (5%), glaukonit
didapatkan singkapan anggota Formasi Rambatan
(2%), mineral opak jumlah banyak (15%).
yaitu batupasir gampingan berlapis abu-abu
Gambar 6c, dan 6d, adalah fotomikrografi
keputihan berselang-seling dengan batulanau
volcanic lithic graywcake (No. sampel K.ARS-
gampingan yang disisipi oleh lapisan tipis kalsit
02) dilihat pada posisi nikol bersilang ( Gambar
berserat (fibrous calcite) ketebalannya lebih
6c) dan nikol paralel (6d) menunjukkan tekstur
kurang 2 cm dengan arah jurus dan kemiringan
klastik, bentuk butir menyudut-membulat
perlapisannya U263oT/55o.
tanggung, sortasi buruk, ukuran fragmen 0,2-
Batas penyebaran litologi antara batuan anggota 4mm, komposisinya: fragmen batuan beku
Formasi Rambatan dengan Formasi Halang di volkanik dominan andesit piroksen (37%),
lapangan dapat ditemukan, yaitu ditunjukkan pagioklas (20%), piroksen (hipersten = 15%),
oleh singkapan batupasir Formasi Halang yang matriks mineral lempung dan serisit 20 %,
ditemukan di Kampung Harus pada bagian muara mineral opak (bijih logam: 6%) berbentuk kubik
yang mempunyai arah jurus dan kemiringan dan granular, fragmen batuan terubah (2%)
perlapisan U280oT/10o. Kemudian ke arah muara berkomposisi silika dan felspar sekunder.
dijumpai singkapan lapisan tipis kalsit berserat Berdasarkan kandungan mineral alterasi yaitu
pada batulanau gampingan berlapis anggota serisit, mineral lempung dan kandungan mineral
Formasi Rambatan dengan arah U263oT/55o. opak (bijih logam), dapat diinterpretasikan bahwa
Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa secara batupasir (grewake) ini juga sebagai batuan
normal batulanau gampingan yang mengandung perangakap (hosted rocks) untuk terbentuknya
kalsit berserat merupakan anggota Formasi mineralisasi di daerah penelitian namun tidak
Rambatan yang diendapkan lebih awal daripada menunjukkan pengkayaan logam dan intensitas
batupasir anggota Formasi Halang. Namun alterasi yang kuat seperti batuan sedimen anggota
setelah pengendapan kedua formasi batuan Formasi Rambatan. Hal ini mungkin dapat terjadi
tersebut, diduga terjadi gangguan struktur, karena pengaruh terobosan fluida (magma) yang
berdasarkan dari masing-masing besarnya arah

122
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.24, No.2, Desember 2014, 115-130

Gambar 6. (a) Singkapan batupasir grewake (graywacke), warna abu-abu, berlapis, terdapat struktur
sedimen lapisan gelembur arus, jurus dan kemiringan perlapisan U280oT/10o, lokasi di K. Harus
(K.ARS-01), (b) Batupasir (v olcanic lithic greywacke, No. sampel K.ARS-01A), (c) dan (d) -
Volcanic lithic graywcake (Kode: K.ARS-02) dilihat pada posisi nikol bersilang dan parale nikol. Mlp-
mineral lempung, Fb-Fragmen batuan beku, Fs-Felspar, Px-Piroksen, Mk-Mika, Se-Serisit, Gn-
Glaukonit, Op-Mineral opak, Adpx-Andesit piroksen, Pg-Plagioklas, Hp-Piroksen (hipersten), Se-
Serisit, Ft-Fragmen batuan terubah.

membawa logam tidak mencapai pada Formasi Andesit basaltik Anggota Formasi Kumbang
Halang bagian atas.
Menurut Soeria-Atmadja et al. (1991), daerah
Batupasir volcanic lithic graywacke yang penelitian dilewati oleh jalur volkanisme berumur
butirannya banyak berkomposisi andesit (andesit Miosen Atas hingga Pliosen yang ditandai oleh
piroksen) (Gambar 6c, dan 6d), jika mengacu munculnya batuan beku intrusif yang terdapat di
kepada Sumarso dan Suparyono (1974) adalah sebelah timur daerah penelitian. Djuri et al.,
merupakan ciri khas sebagai anggota Formasi (1996) menyebutkan batuan intrusif tersebut
Halang bagian atas, dan adanya kandungan adalah diorit dari produk magmatisme Tersier
glaukonit di dalamnya dapat menunjukkan bahwa yang diperkirakan berumur Miosen Akhir.
batupasir tersebut diendapkan di dalam Selanjutnya Soeria Atmadja et al., (1991)
lingkungan pengendapan laut. Di daerah menyebutkan bahwa pada periode ini aktivitas
Majenang yang letaknya sebelah barat dan tidak magmatisme tidak terekspresikan dalam bentuk
jauh dari daerah penelitian terdapat batuan munculnya gunungapi, tetapi berupa intrusi-
sedimen volkanoklastik turbidit berupa batupasir intrusi seperti dyke, sill dan volcanic neck dengan
wake dengan komposisi felspar dan horblende batuannya berkomposisi andesitik. Daerah
sebagai fragmen, yang diinterpretasikan batuan penelitian berada dekat dengan Busur Gunungapi
sumbernya adalah andesit hornblende dari Kuarter yaitu ditandai dengan keberadaan
Volkanik Busur Belakang (Permana et al., 2011). Gunung Slamet di sebelah timur daerah
penelitian.

123
Indarto Sri, et al., / Batuan Pembawa Emas Pada Mineralisasi Sulfida Berdasarkan Data Petrografi dan Kimia Daerah
Cihonje, Gumelar, Banyumas, Jawa Tengah

Andesit basaltik daerah penelitian ditemukan di (1954) untuk menentukan nama batuannya.
Kampung Harus, Kampung Tajum dan Kampung Gambar 7b dan 7c adalah fotomikrografi andesit
Paningkaban berupa bongkah-bongkah hasil basaltik (No. sampel K.ARS) yang
rombakan batuan beku akibat erosi yang memperlihatkan tekstur ofitik yang ditunjukkan
diinterpretasikan sebagai bentuk sill menerobos oleh hubungan antara mineral-mineral alkali-
batuan anggota Formasi Rambatan dan batuan felspar (10%) dan plagioklas (32%), diantaranya
Formasi Halang searah jurus dan kemiringan jenis labradorit dengan piroksen jenis augit (7%)
perlapisan batuan. Singkapan batuan andesit dan hipersten (5%), ukuran kristal 0,2-2mm.
basaltik yang bagus dapat dijumpai di Desa Terdapat struktur bekas lobang-lobang gas,

Gambar 7. (a). Singkapan andesit basaltik sebagai sill terdapat di daerah antara Lumbir-
Wangon (Desa Sawangan) menerobos batulempung hitam searah jurus dan kemiringan
perlapisan batulempung, (b) dan (c) Fotomikrografi andesit basaltik (No. sampel K.ARS-07)
memperlihatkan tekstur ofitik dalam posisi nikol bersilang dan paralel, (d) andesit basaltik (kode
: K.ARS-03), tekstur porfiritik. Kf - Alkali-felspar, Pg - Plagioklas, Px - Piroksen, Gv - gelas
volkanik, Ks Kalsit, Kl - Klorit , Op - Mineral opak, Af Amfibol.

Canduk (No. sampel K.ARS di Utara Kampung sebagian plagioklas terubah menjadi kalsit yang
Cengkudu), posisi koordinat (109,032383 BT dan terjadi pada bagian retakan-retakan. Mineral
-7,50563 LS), Kecamatan Lumbir, sekitar 2 Km penyusun lainnya berupa gelas volkanik
sebelah Baratlaut Wangon dan 7 Km sebelah berbentuk shard (18%), kalsit (8%), klorit (10%)
Tenggara desa Cihonje. Andesit basaltik yang membentuk cincin terhadap kalsit, dan
berbentuk sill menerobos batupasir selang-seling mineral opak berbentuk kubik-granular (10%).
batulempung Formasi Halang searah dengan arah Gambar 7d adalah fotomikrografi andesit basaltik
jurus dan kemiringan perlapisan batupasir- (No. sampel: K.ARS-03), tekstur porfiritik,
batulempung tersebut (Gambar 7a). Andesit- ukuran kristal 0,02-1mm, terdapat struktur
basaltik berbentuk sill tersebut mempunyai arah lobang-lobang bekas gas yang diinterpretasikan
umum kurang lebih Baratlaut-Tenggara. sebagai indikasi lava. Komposisi mineralnya
gelas volkanik (44%) sebagai masadasar sebagian
Sejumlah sampel batuan beku volkanik tersebut
terkloritkan (2%), plagioklas (28%) sebagian
kemudian dianalisis petrografi dan kimia. Dalam
(labradorit), alkali-felspar sedikit (5%), piroksen
analisis petrografi digunakan panduan Mineral
(hipersten dan augit) teroksidasi bagian pinggir
Optik (Kerr, 1959) untuk mengidentifikasi
(10%), amfibol (3%) dari jenis lamprobolite
mineral penyusun batuan, dan digunakan
berwarna hijau sebagai fenokris, mineral opak
klasifikasi batuan beku menurut Williams et al.,

124
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.24, No.2, Desember 2014, 115-130

Gambar 8. Klasifikasi batuan volkanik daerah Cihonje, Gumelar dan sekitarnya, Banyumas, Jawa
Tengah dengan menggunakan Diagram klasifikasi batuan volkanik yang dibuat Pecerillo dan Taylor,
1976, berdasarkan kandungan SiO2 vs K2O.
berbentuk kubik (3%), kalsit (5%) mengisi Sampel batuan beku volkanik yang dianalisis
lobang - lobang bekas gas pada masadasar gelas kimia diantaranya sampel nomor K.ARS-03 dan
volkanik. Andesit basaltik tersebut menunjukkan K.ARS. Disamping itu dilakukan kesebandingan
terjadinya alterasi propilitik, yang ditandai oleh dengan sampel batuan volkanik yang diambil dari
munculnya kalsit, klorit, dan terdapat mineral- penelitian sebelumnya di daerah Wangon-Lumbir
mineral opak (logam). Berdasarkan kandungan dan sebelah barat Ajibarang, yaitu sampel nomor
mineral alterasi (klorit, kalsit) dan mineral opak BM.23 dan BM.13 (Permana et al., 2011)
(mineral sulfida), dapat diduga andesit basaltik hasilnya secara petrografi dan kimia
ini disamping berfungsi sebagai pembawa bijih menunjukkan basalt (BM.13) dan andesit basaltik
logam (ore bearing andesit basaltic) juga sebagai (BM.23, K.ARS-03 dan K.ARS) (Tabel 1). Data
batuan jebakan atau perangkap (hosted rocks). unsur utama menunjukkan bahwa dari 4 sampel,
hanya satu batuan yang relatif masih segar, yaitu
Berdasarkan hasil analisis kimia dari kandungan
sampel dengan kode BM 23, sedangkan ketiga
oksida (Major Elements) dengan menggunakan
sampel lainnya telah mengalami ubahan, yaitu
diagram Pecerillo dan Taylor (1976), hubungan
BM 13, K.ARS 03 dan K.ARS. Indikator bahwa
SiO2 versus K2O menunjukkan bahwa batuan
batuan telah mengalami ubahan adalah
volkanik di daerah penelitian umumnya andesit
mempunyai nilai LOI (Loss Of Ignition) yang
basaltik, kecuali sampel (No. BM 13) berupa
lebih besar dari 2,5% (Zulkarnain et al., 2006),
basalt (Gambar 8).
seperti yaitu ditunjukkan oleh terbentuknya
mineral-mineral ubahan (mineral hidrous).

125
Indarto Sri, et al., / Batuan Pembawa Emas Pada Mineralisasi Sulfida Berdasarkan Data Petrografi dan Kimia Daerah
Cihonje, Gumelar, Banyumas, Jawa Tengah

Tabel 1. Unsur utama sejumlah sampel dari Daerah Banyumas

Permana et al., 2010 Tim Peneliti


Nomor batuan BM 23 BM 13 K.ARS.03 K.ARS
Nama batuan
Andesit Basalt Andesit Andesit
basaltik basaltik basaltik
Oksida

SiO2 57,12 43,91 55,51 51,97


TiO2 0,869 0,479 0,709 0,716
Al2O3 18,62 14,85 17,61 16,69
Fe2O3 7,1 5,32 6,89 6,66
MnO 0,111 0,65 0,317 0,228
MgO 2,42 2,34 2,28 2,89
CaO 9,49 17,43 11,02 11,75
Na2O 2,56 2,07 2,46 2,67
K2O 1,26 0,67 1,09 1,33
P2O5 0,22 0,15 0,26 0,58
LOI 0,95 11,98 2,85 4,85

Ubahan batuan ini juga ditunjukkan oleh dari komposisi batuan yang telah dinormalisasi
tingginya kandungan CaO >9% dari hasil analisis kemudian diplotkan pada diagram klasifikasi
kimia (Tabel 1) dan munculnya mineral karbonat batuan menurut Miyashiro, 1974 (dalam
yang cukup tinggi pada analisis petrografi Permana, et al., 2011) (Gambar 9), tampak
(Gambar 7b, 7c dan d). Berdasarkan nilai SiO2 bahwa sampel batuan volkanik daerah penelitian
dari sampel batuan yang dianalisis, hampir dan sekitarnya memiliki karakter batuan Calc
seluruhnya memiliki komposisi andesit basaltik, Alkaline. Karakter batuan Calc Alkaline ini
kecuali sampel BM 13 yang memiliki komposisi merupakan karakter khas batuan yang terbentuk
basalt. pada lingkungan batas kontinen aktif pada bagian
sisi busur belakang (Back-arc-side).
Berdasarkan rasio antara SiO2 dengan FeO/MgO

Gambar 9. Pembagian afinitas batuan daerah penelitian berdasarkan klasifikasi Miyashiro


(1974), di dalam Permana et al., 2011.

126
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.24, No.2, Desember 2014, 115-130

Tabel 2. Hasil analisis unsur logam dasar dan logam mulia daerah Cihonje dan
K. Harus, Gumelar, Banyumas.

Unsur Satuan Metode Kode Sampel


CHJ-14 CHJ-37 CHJ-34 CHJ-24 K.ARS 05-A
Pb ppm AAS 155,4 65,4 10,800 68,6 38,6
Cu ppm AAS 82,2 36,3 316,9 34,8 59,8
Zn ppm AAS 63,8 50,1 17,865 44,9 79,7
Ag ppm AAS 12,8 4,8 66,9 3,1 3,2
Au ppm Fire Assay 0,69 0,14 111,41 0,04 0,07

di Kampung Larangan cabang KampungTajum,


Urat kalsit-kuarsa sebagai pembawa bijih logam
Cihonje.
(ore bearing veins)
Urat dan veinlets kalsit-adularia-kuarsa-logam
Pada penelitian di lapangan didapatkan dua
tersebut diinterpretasikan sebagai larutan magma
macam urat, yaitu urat kalsit dan urat kuarsa-
akhir yang pembawa logam (ore bearing veins).
kalsit, warna bening hingga keputihan, keduanya
Berdasarkan data lapangan dan petrografi,
kadang-kadang mengandung mineral logam,
veinlets dan urat-urat tersebut banyak dijumpai
ketebalannya berkisar 1cm 3 cm, yang terdapat
(menerobos) pada batuan sedimen klastik
pada batupasir gampingan dan breksi teralterasi
anggota Formasi Rambatan, sedangkan pada
anggota Formasi Rambatan. Urat-urat tersebut
batuan Formasi Halang dan Kumbang urat-urat
berbentuk stockworks terlihat jelas pada dinding-
kalsit dan kalsit-kuarsa sulit dijumpai (tidak
dinding sumur uji (test pit) para penambang emas
tampak).
di Desa Cihonje.
Analisis petrografi urat kalsit nomor sampel Mineralisasi Emas daerah Cihonje dan
CHJ-10 A, menunjukkan tekstur kristalin Sekitarnya
membentuk mozaik, ukuran kristal (1-6mm),
Mineralisasi di daerah Cihonje, Gumelar dan
komposisi mineral kalsit dan dolomit
sekitarnya terjadi pada breksi, batupasir
mengandung mineral opak (bijih logam) yang
gampingan anggota Formasi Rambatan, dan
menerobos batupasir gampingan (Gambar 5c)
sebagian kecil terjadi pada batupasir anggota
berlokasi di Kampung Tajum. Analisis petrografi
Formasi Halang bagian bawah. Mineralisasi ini
pada ore bearing quartz-adularia-calcite-vein,
ditandai oleh munculnya mineral sulfida (pirit,
nomor sampel CHJ-37, menunjukkan tekstur
khalkopirit), urat kuarsa dan kalsit yang kadang-
kristalin membentuk mozaik, ukuran kristal (0,2-
kadang berasosiasi dengan mineral logam.
4mm), komposisi mineralnya kalsit mengandung
Alterasi yang tampak umumnya argilik,
bijih (ore) dan berasosiasi dengan felspar
silisifikasi terjadi pada batupasir gampingan dan
(adularia berbentuk euhedral) dan kuarsa, bijih
breksi anggota Formasi Rambatan, dan kadang-
logam >30%, berlokasi di lubang sumur uji
kadang klorit, kalsit pada batupasir grewake
Woto, Cihonje (Gambar 5d). Analisis petrografi
Formasi Halang dan andesit basaltik Formasi
pada Ore bearing calcareous sandstone
Kumbang. Terjadinya mineralisasi ini diduga
(batupasir gampingan mengandung bijih) nomor
dipengaruhi kegiatan hidrotermal yang
sampel CHJ-40, berupa bongkahan,
disebabkan oleh terobosan batuan andesit
menunjukkan tekstur klastik, ukuran butiran 0,02
basaltik, urat-urat kuarsa-adularia-kalsit-mineral
- 2mm, matriks berupa mineral ubahan (silika
logam. Batuan terobosan yang berupa andesit
dan felspar sekunder), fragmennya terdiri dari
basaltik tersebut (No. sampel K.ARS-03 dan
kalsit, fragmen batuan, mineral opak (bijih),
K.ARS-06) di daerah penelitian diduga sebagai
felspar/plagioklas (labradorit), piroksen, mika,
sill atau dyke. Singkapan sill andesit basaltik
dan kalsit sebagai semen (Gambar 3e), berlokasi
yang bagus ditemukan di Desa Canduk, antara

127
Indarto Sri, et al., / Batuan Pembawa Emas Pada Mineralisasi Sulfida Berdasarkan Data Petrografi dan Kimia Daerah
Cihonje, Gumelar, Banyumas, Jawa Tengah

Lumbir - Wangon yang menerobos batupasir dan (Yulianti et al., 2012) yang dua-duanya tidak
batulempung hitam (Gambar 7a). Dari persamaan menunjukkan perbedaan yang signifikan.
sifat fisik batuan dengan mengacu Djuri et al., Berdasarkan kisaran temperatur tersebut, apabila
1996 dan Kastowo & Suwarna, 1996, andesit mengacu pada Bateman & Jensen (1981),
basaltik daerah penelitian dapat disebandingkan mineralisasi daerah penelitian dapat
dengan anggota Formasi Kumbang. Berdasarkan diinterpretasikan terbentuk pada zona epitermal-
adanya andesit basaltik dan urat-urat kuarsa- mesotermal, dan adanya mineral galena, pirit,
kalsit-mineral logam, dapat diasumsikan bahwa khalkopirit dapat dikelompokkan di dalam
terbentuknya mineralisasi emas dan logam dasar mineralisasi bersulfida rendah (Corbett dan
di daerah penelitian, disebabkan oleh beberapa Leach, 1996). Ansori dan Puswanto, (2009), yang
hal. Pertama, terjadinya pengaruh terobosan telah meneliti alterasi dan mineralisasi
andesit basatik berbentuk sill ataupun dyke, yang pertambangan rakyat Cihonje, menunjukkan
dapat mengakibatkan terbentuknya alterasi dan bahwa alterasi yang berkembang adalah
mineralisasi pada batuan anggota Formasi silisifikasi dan argilitisasi, sedangkan tipe
Rambatan dan Formasi Halang bagian bawah. mineralisasinya epitermal bersulfida rendah.
Kedua, alterasi dan mineralisasi dapat terbentuk
KESIMPULAN
oleh terobosan urat-urat kalsit-kuarsa yang
membawa logam. Namun diasumsikan Batuan yang terdapat dan berhubungan dengan
mineralisasi yang terjadi lebih dominan terbentuknya mineralisasi di daerah Cihonje,
dipengaruhi oleh terobosan magma yang terakhir Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas
yaitu urat kalsit-adularia-kuarsa mengandung adalah batupasir gampingan, breksi teralterasi
logam (Gambar 5c,d), dan mineralisasi yang anggota Formasi Rambatan dan batupasir
intensif terbentuk pada batuan anggota Formasi (grewake) anggota Formasi Halang bagian bawah
Rambatan yaitu suatu formasi yang umurnya yang berfungsi sebagai batuan perangkap (hosted
lebih tua dan letaknya di bawah dari Formasi rocks), batuan andesit basaltik dan basalt anggota
Halang dan Formasi Kumbang. Sedangkan pada Formasi Kumbang sebagai pembawa bijih logam
batupasir anggota Formasi Halang (ore bearing rocks) dan perangkap (hosted
mineralisasinya sedikit (Gambar 6 b, c, d), yaitu rocks), dan sejumlah urat kalsit-adularia- kuarsa-
terjadi pada bagian bawah. Demikian juga pada berlogam adalah sebagai pembawa bijih logam
andesit basaltik Formasi Kumbang, indikasi (ore bearing veins).
mineralisasi sangat sedikit, yang ditunjukkan Batuan anggota Formasi Rambatan berumur
oleh kandungan mineral opak (bijih logam) dan relatif lebih tua dan terletak di bawah Formasi
diikuti oleh terbentuknya klorit, dan kalsit Halang. Formasi Rambatan mengalami alterasi
(Gambar 7 b, c, d). Mineralisasi dan alterasi ini dan mineralisasi hidrotermal relatif kuat yang
terlihat jelas pada dinding atau dasar sumur uji ditandai munculnya silika dan argilik dan
(test pit) para penambang emas di daerah mengandung mineral logam cukup banyak,
Cihonje, dan sebagian terlihat di sekitar sedangkan Formasi Halang pada bagian bawah
Kampung Harus yang terjadi pada batupasir mengalami alterasi propilitisasi lemah yang
gampingan mengandung veinlet kalsit (calcite ditandai munculnya mineral klorit, kalsit serta
veinlets bearing calcareous sandstone) dan sedikit mengandung mineral logam. Alterasi dan
breksi teralterasi anggota Formasi Rambatan. mineralisasi hidrotermal yang terjadi disebabkan
Hasil analisis mineragrafi dari sejumlah sampel oleh pengaruh terobosan batuan andesit basaltik
batuan anggota Formasi Rambatan menunjukkan dalam bentuk sill atau dyke dan urat-urat kalsit-
adanya pirit, khalkopirit, galena, sfalerit adularia-kuarsa-berlogam yang diasumsikan
(Sudarsono et al., 2010) dan analisis logam dasar sebagai pembawa mineral logam. Namun
(Cu, Pb, Zn) serta logam mulia (Ag, Au) (Tabel terobosan oleh urat-urat kalsit-adularia-kuarsa
2). tersebut diinterpretasikan terjadi setelah
Pengukuran inklusi fluida pada kristal kuarsa terobosan sill atau dyke andesit basaltik. Urat-urat
telah dilakukan untuk menentukan temperatur kalsit-adularia-kuarsa-berlogam diinterpretasikan
pembentukan mineralisasi daerah penelitian yaitu sebagai hasil pembekuan larutan magma sisa
menunjukkan kisaran temperatur 175oC-310oC yang sangat berpengaruh pada terjadinya alterasi
(Sudarsono et al., 2010) dan 165oC-310oC dan mineralisasi di daerah penelitian. Gambar 10,

128
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.24, No.2, Desember 2014, 115-130

adalah kolom litologi daerah penelitian yang Data pengukuran inklusi fluida kuarsa dari
menjelaskan urutan dari bawah ke atas tentang daerah penelitian mineralisasi menunjukkan
terjadinya batuan jebakan (perangkap) dan (165oC-310oC), dan hasil analisis mineragrafi
pembawa emas serta mineralisasi di daerah menunjukkan adanya mineral-mineral sulfida,
Cihonje, Gumelar, Banyumas. diantaranya pirit, khalkopirit, galena, sfalerit.
Gabungan dari data tersebut diinterpretasikan
Hasil analisis kimia tentang kandungan major
bahwa mineralisasi di daerah penelitian dapat
elements (unsur utama) sampel batuan beku
terbentuk pada zona epitermal-mesotermal
volkanik anggota Formasi Kumbang di daerah
bersulfida rendah.
penelitian, berdasarkan pada SiO2 versus K2O
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terimakasih kepada Kepala Pusat Penelitian
Geoteknologi LIPI yang telah memberikan
kepercayaan untuk melakukan penelitian
khususnya mineralisasi emas daerah Cihonje,
Gumelar, Banyumas yang didanai oleh proyek
DIPA. Ucapan terimakasih juga disampaikan
kepada Pemerintah setempat yang telah
memberikan izin penelitian di daerahnya. Tidak
lupa kepada rekan-rekan yang membantu dalam
proses analisis data penelitian ini kami
sampaikan terimakasih yang sebanyak-
banyaknya. Kepada Redaksi Majalah Riset
Geologi dan Pertambangan Puslit Geoteknologi
LIPI terimakasih kami sampaikan yang
memberikan kesempatan untuk menulis paper ini
dan koreksinya.

DAFTAR PUSTAKA
Ansori, C. dan Puswanto, E., 2009. Alterasi dan
Mineralisasi di Daerah Pertambangan
Rakyat Cihonje, Kecamatan Gumelar,
Kabupaten Banyumas Berdasarkan
Analisis Kimia dan Mineralogi. Prosiding
Pemaparan Hasil Penelitian Puslit
Geoteknologi LIPI.
Armandita, C., Mukti, M.M., dan Satyana, H.,
2009. Intra-Arc Trans-Tension Duplex of
Majalengka to Banyumas Area: Prolific
Petroleum Seeps and Opportunities in
Gambar 10. Kolom litologi batuan perangkap (jebakan) West-Central Java Border. Proceedings,
dan batuan pembawa emas kaitannya Indonesian Petroleoum Association,
dengan mineralisasi yang terjadi di daerah Thirty-Third Annual Convention &
Cihonje, Gumelar, Banyumas, Jawa Exhibition, May 2009.
Tengah.
Bateman, A.M. dan Jensen, M.L., 1981.
serta hubungan SiO2 dan FeO*/MgO, Economic Deposits, John Wiley & Sons,
menunjukkan komposisi yang sesuai untuk Inc, Canada, 261 - 268.
andesit basaltik dan mempunyai karakter Calc-
Alkaline, kecuali sampel nomor BM. 13 yang Bouma, A.M., 1962. Sedimentologi of some
batuannya basalt dan berkarakter toleitik. flysch Deposits, Elservier, Amsterdam.

129
Indarto Sri, et al., / Batuan Pembawa Emas Pada Mineralisasi Sulfida Berdasarkan Data Petrografi dan Kimia Daerah
Cihonje, Gumelar, Banyumas, Jawa Tengah

Corbett, G.J., Leach, T.M., 1996. Southwest Geologi, Vo. 21, No. 2, April 2011, Pusat
Pacific Rim, Gold-Copper System: Survei Geologi.
Structure, Alteration and Mineralization
Soeria-Atmadja, R., Maury, R.C., Bellon, H.,
Manual an Exploration Workshop
Pringgoprawiro, H., Polve, M., Priadi, B.,
presented at Jakarta, August 1996, 98-102.
1991. The Tertiary magmatic belts in Java.
Djuri, M., Samodra, H., Amin, T.C., dan Gafoer, Proc. Silver Jubilee Symposium on the
S., 1996. Peta geologi Lembar Purwokerto Dynamics of Subduction and Its Products,
dan Tegal, Jawa. Pusat Penelitian dan Yogyakarta, Indonesia (LIPI), 98-121.
Pengembangan Geologi. Bandung.
Sudarsono, Indarto, S., Setiawan, I., Yuniati,
Ehlers, E.G. dan Blatt, H., 1982, Petrology M.D., Yuliyanti, A., 2010. Model Genesa
Igneous, Sedimentary, and Metamorphic. Mineralisasi Hidrotermal Daerah Cihonje,
W.H. Freeman and Compay, San Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah,
Francisco, 114-144. Prosiding Pemaparan Hasil Penelitian
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI,
Indarto, S., 1985. Lingkungan Pengendapan
Bandung.
Anggota Tajum Formasi Halang di Daerah
Gumelar, Banyumas, Jawa Tengah. Jurnal Sumarso dan Suparyono, N., 1974. A
Riset Geologi dan Pertambangan, 6 ( 1), 7- contribution to the Stratigraphy of
9. Bumiayu Area, Presentedat the 3rd
convention, the Association of Indonesia
Kastowo dan Suwarna, N., 1996. Peta Geologi
Geologist, Jakarta.
Lembar Majenang, Jawa: Edisi Ke-2. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi. Van Bemmelen, R.W., 1949. The Geology of
Bandung Indonesia, Vol. I A, General Geology of
Indonesia and Adjacent Archipelagoes,
Kerr, P.F., 1959. Optical Mineralogi, Mc Graw-
Martinus Nijhoff, The Hague, Netherlands,
Hill Book Compay, Inc. New York
732 pp.
Toronto London, 442 pp.
Williams, H., Turner, F.J. and Gilbert, C.M.,
Mulhadijono, 1973. Petroleum Possibilities of the
1954. Petrography: An Introduction to
Banyumas Area, Pertamina Unit III,
Study of Rocks in Thin Section. W.H.
Jakarta.
Freeman and Company, San Francisco,
Pecerillo, A., dan Taylor, S.R., 1976. 406 pp.
Geochemistry of Eocene Calc-alkaline
Yuliyanti, A., Sudarsono, Setiawan, I., dan
volcanicrocks from the Kastamenu area,
Indarto, S., 2012. Sejarah Panas
North Turkey. Contribution on Mineralogy
Pembentukan Mineralisasi Hidrotermal
and Petrology, 63-81.
Daerah Cihonje, Kecamatan Gumelar,
Permana, H., Putra, P.S., Ismayanto, A.F., Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah,
Setiawan,I., Hendrizan, M., Kuswandi, Berdasarkan Mikrotermometri Inklusi
2010. Evolusi Cekungan Laut Dalam Fluida, Prosiding Pemaparan Hasil
Busur Belakang Di Bagian Barat Pulau Penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi
Jawa, Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, LIPI, Jl. Sangkuriang, Bandung.
Laporan Penelitian Sub Kegiatan:
Zulkarnain, I., Indarto, S., Sudarsono, Setiawan,
01.04.01-0039-00046, Nomor: 1171/
I., dan Kuswandi, 2006. Karakter
IPK.1/OT/2010.
Geokimia Batuan Volkanik Pembawa
Permana, H., Putra, P.S., Ismayanto, A.F., Mineralisasi di Sayap Barat Pegunungan
Setiawan,I., Hendrizan, M., Mukti, M.M., Bukit Barisan Sumatera, Kasus: Daerah
2011. Perkembangan Cekungan Antar Lebong Tandai, Kabupaten Bengkulu
Busur Di Daerah Majalengka-Banyumas: Utara, Propinsi Bengkulu, Laporan
Sejarah Tektonik Kompleks di Wilayah Penelitian Sub Kegiatan : 4977.0268. No.
Batas Konvergensi, Jurnal Sumber Daya 1055d/IPK.1/OT/2006, Pusat Penelitian
Geoteknologi LIPI.

130

Anda mungkin juga menyukai