Anda di halaman 1dari 9

BAB III

HASIL PERCOBAAN

3.1 Data Pengamatan

Dari praktikum absorbsi yang telah praktikan lakukan, didapatkan data percobaan
absorbsi CO2 dengan air menggunakan analisis gas dan absorbsi CO2 dengan laritan NaOH
menggunakan analisis larutan untuk menghitung jumlah CO2 yang terabsorb oleh air atau
larutan NaOH sebagai berikut :

3.1.1 Absorbsi CO2 dengan Air Menggunakan Analisis Gas

Pada percobaan dilakukan pembacaan tekanan dan suhu packed column yang
digunakan untuk menghitung konversi CO2 yang terabsorbsi dengan hasil pembacaan
sebagai berikut:

P : Tekanan Kolom Absorber : 765 mmHg

T : Suhu kolom absorber = 298 K = 25C

Dengan data kolom absorber yang digunakan adalah sebagai berikut:

D : Diameter kolom absorber : 0.075 m

t : Tinggi kolom absorber : 1.4 m

A : Luas spesifik kolom absorber : 440 m2

Data laju alir dan volume titrasi pada absorbsi CO2 dengan air dapat dilihat pada Tabel
berikut:

Variabel Laju Alir Volumetrik Laju Alir Volumetrik


(L/menit) (mL/detik)
F1 3 50
F2 30 500
F3 3 50
Variabel Volume (mL)
V1 30
V2 2

Keterangan :

F1 : laju alir volumetrik air yang masuk kedalam packed column (ml/detik)

F2 : Laju alir volumetrik udara yang masuk kedalam packed column (ml/detik)

F3 : Laju alir volumetrik CO2 yang masuk kedalam packed column (ml/detik)

V1 : Volume CO2 dan udara pada analisis keluaran gas sisa absorbsi (ml)

V2 : Volume CO2 yang larut dalam air pada analisis sampel keluaran gas sisa absorbsi
(ml)

3.1.2 Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH menggunakan Analisis Larutan

Pada percobaan dilakukan pembacaan tekanan dan suhu packed column yang
digunakan untuk menghitung konversi CO2 yang teradsorbsi dengan hasil pembacaan
sebagai berikut:

P : Tekanan Kolom Absorber : 765 mmHg

T : Suhu kolom absorber = 298 K = 25C

Dengan data kolom absorber yang digunakan adalah sebagai berikut:

D : Diameter kolom absorber : 0.075 m

t : Tinggi kolom absorber : 1.4 m

A : Luas spesifik kolom absorber : 440 m2

Bahan yang digunakan pada percobaan titrasi yaitu

NaOH : 0.25 M
HCl : 0.2 M

BaCl2 : 1 liter 5% berat

Sampel : 10 ml/labu erlenmeyer

Data laju alir dan volume titrasi pada absorbsi CO2 dengan larutan NaOH dapat dilihat pada
tabel berikut:

Laju Alir Volumetrik Laju Alir Volumetrik


Variabel
(L/menit) (mL/detik)
F1 3 50
F2 30 500
F3 3 50

Variabel
Parameter
T1 T2 T2-T1 VBaCl T3
Volume S4
8 8.6 0.6 1.11 8.1
(ml)
Volume S5
12.5 12.55 0.05 1.055 12.2
(ml)

Keterangan :

F1 : laju alir volumetrik air yang masuk kedalam packed column (ml/detik)

F2 : Laju alir volumetrik udara yang masuk kedalam packed column (ml/detik)

F3 : Laju alir volumetrik CO2 yang masuk kedalam packed column (ml/detik)

T1 : Volume HCL yang dibutuhkan untuk menetralkan NaOH dan mengubah karbonat
menjadi bikarbonat (ml)

T2 : Total volume HCl yang ditambahkan hingga mencapai end point kedua untuk
menetralkan basa NaOH dan Na2CO3 (ml)

T3 : Volume HCl yang ditambahkan untuk menetralkan NaOH (ml)

T2-T1 : Volume HCl yang ditambahkan untuk menteralkan Na2CO3 (ml)

S4 : Saluran output yang terletak dibawah kolom (output)


S5 : Saluran output yang terletak dibawah tangki (input)

VBaCl : Volume BaCl yang ditambhakan kedalam sampel titrasi (ml)

3.2 Pengolahan Data

3.2.2 Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH Menggunakan Analisis Larutan

Tujuan dari pengolahan data ini adalah menghitung jumlah CO2 yang terabsorb oleh
larutan NaOH sehingga dapat dihitung nilai koefisien perpindahan massa CO2 dengan larutan
NaOH.

I) Menghitung Jumlah CO2 Terabsorbsi berdasarkan Senyawa CO2 Terabsorb

a) Menghitung Fraksi Mol CO2 Inlet dan Outlet

Dengan mengasumsikan bahwa gas CO2 merupakan gas ideal, maka dapat dianggap
bahwa fraksi mol CO2 sama dengan fraksi volumenya sehingga fraksi mol CO2 yang masuk
dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:

V1
Y u=
V2

ml
50
F3 detik
Y i= = =0.091
F2 + F 3 ml ml
500 +50
detik detik

Sedangkan fraksi mol CO2 yang keluar dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut:

V 1 2 ml
Y 0= = =0.067
V 2 30 ml

b) Menghitung Laju Alir Gas CO2 Inlet dan Outlet

Laju alir gas CO2 yang masuk kedalam kolom absorber dapat dihitung menggunakan
persamaan berikut:
F 2 + F3 P mmHg

( )( )( 273
Gi=
22.42
L
kolom
760 mmHg

T Kolom C +273 )
gmol

L L

( )(
0.5 +0.05
detik detik 765 mmHg 273
Gi=
22.42
L

760 mmHg )(

25 C+ 273 )
gmol

gmol
Gi=0.023
detik

Dimana diasumsikan tidak terjadi pressure drop pada kolom absorber. Sedangkan laju alir gas
CO2 yang keluar dari kolom absorber dapat dihutng menggunakan persamaan berikut:

(1Y i )
G 0=G i
(1Y 0 )

(10.091)
G0=0.023
( 10.067)

gmol
G0=0.0224
detik

c. Menghitun Laju Alir Gas CO2 yang Terabsorbsi

Laju alir gas CO2 yang terabsorbsi dapat dihitung dengan menentukan selisih laju alir
gas CO2 yang masuk dengan laju alir gas CO2 yang keluar dengan persamaan berikut:

Ga=Gi G0 Ga =GiG0

gmol gmol
Ga=0.023 0.0224
detik detik

gmol
Ga=6.0 104
detik

II) Menghitung Jumlah CO2 Terabsorbsi Berdasarkan Senyawa NaOH Terurai

Konsentrasi NaOH yang masuk dan keluar dapat dihitung dari persamaan stoikiometri
untuk titrasi sebagai berikut:
mol ekuivalen basa=mol ekuivalen asam

( nbasa Cbasa ) V basa= ( nasam C asam ) V asam

( nasam Casam ) V asam


Cbasa =
nbasa V basa

a. Menghitung Konsentrasi NaOH yang masuk dan Keluar

Konsentrasi NaOH pada bagian inlet dan outlet dapat dihitung meggunakan
persamaan diatas. Dalam titrasi ini, senyawa asam yang digunakan adalah HCl 0.2 M
sedangkan senyawa basa yang digunakan adalah NaOH. VHCl adalah volumme HCl yang
ditambahkan untuk mentralkan NaOH yaitu T3 untuk sampel inlet (S4) dan outlet (S5)
sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

( nHCl C HCl ) V HCl ( 1 0.2 M ) 0.0122 l


S 5=C NaOH , inlet = = =0.244 M
n NaOH V NaOH 1 0.01 l

( n HCl C HCl ) V HCl ( 1 0.2 M ) 0.0081l


S 4=C NaOH , outlet= = =0.16 M
n NaOH V NaOH 1 0.01 l

b) Menghitung NaOH yang dibutuhkan untuk Mengabsorbsi CO2

Jumlah NaOH yang dibutuhkan untuk mengabsorbsi CO2 dapat dihitung


menggunakan persamaan berikut:

F1
GNaOH = (C C NaOH ,outlet )
2 NaOH ,inlet

l
0.05
detik
GNaOH = ( 0.244 M 0.16 M )
2

GNaOH =2.1 X 103

III) Menghitung Jumlah CO2 Terabsorbsi Berdasarkan Senyawa Na2CO3 yang Terbentuk

a) Menghitung Konsentrasi Na2CO3 yang Masuk dan keluar


Konsentrasi Na2Co3 pada bagian inlet dan outlet dapat dihitng menggunakan
persamaan diatas. Dalam titrasi ini, senyawa asam yang digunakan adalah HCl 0.2 M
sedangkan senyawa basa yang digunakan adalah Na2CO3. VHCl adalah volume HCl yang
ditambahkan untuk menetralkan Na2CO3 yaitu T3-T2 untuk sampel inlet (S4) dan outlet (S5)
Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

( nHCl C HCl ) V HCl ( 1 0.2 M ) ( 0.00810.0086 ) l


C Na2 CO3, inlet = = =5 X 103 M
n NaOH V NaOH 2 0.01 l

( nHCl C HCl ) V HCl (1 0.2 M ) (0.01220.0125)l 3


C Na2 CO3, outlet = = =3 X 10 M
n NaOH V NaOH 2 0.01l

Menghitung Na2CO3 yang tebentuk dari absoorpsi Co2

Jumlah Na2CO3 yang terbentuk dari proses absorpsi CO2 dapat dihitung mengunakan
persamaan berikut :

C Na2 CO3, = F1( C Na2 CO3, inlet C Na2 CO3, outlet

3 3
= 0. 05( 5 X 10 M 3 X 10 M

= 1 X 10 ^-4 gmol/detik

Percobaan absorbsi dengan larutan NaOH

Pada percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh larutan naoh sebagai absorben
untuk mengambil adsorbat 2. Secara khusus untuk mengetahui seberapa besar konsentrasi
naoh yang telah digunakan untuk absorbsi co2 dapat dilakukan dengan titrasi dengan
menetralkan dengan laruran HCl. Larutan HCl akan mengubah karbonat menjadi bikarbonat
untuk menetralakan dan 23

Data yang telah didapatkan digunakan untuk menghitungan gas CO2 yang terabsoribsi.
Reaksi yang terjadi pada abcorbsi co2 mengggunakan naoh sebagai absorben adlah sbagai
berikut

2 + 2 23 + 2
Dari persaamaan tersebut dapat kita lihat bahwa NaOH akan berkurang seiring dengan
absorbsi 2 dan produk 23. Oleh karena itu laju absorbsi gas 2 dapat dinyatakan
dengan berkurangnya naoh yang digunakan untuk mengasorbsi 2. Pada perhitungan
jumlah gas 2 yang terabsorbsi atau laju gas absorbsi 2 dengan cara mengitung 2 inlet
dan 2 outlet. Dari hasil perhitungan didapatkan fraksi 2 inlet 0.091 dan 2 outlet
sebesar 0.067. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa 2 akan berkurang di outlet karena 2
diabsorp oleh NaOH. Laju alir gas 2 inlet sebesar 0.023 gmol/detik sedangkan laju alir gas
2 saat keluar yaitu 0.0224 gmol/detik. Perbedaan ini disebabkan adanya gas Co2 yang
berkurang karena diabsorbsi oleh NaOH.

Kinerja NaOH sebagai absorben dalam mengabsorbsi 2 dapat dilihat dari hasil titrasi.
Titrasi yang dilakukan adalah jenis titrasi asam basa karena agar reaksi penetralan terjadi
sehingga hcl akan menetralakan NaOH yang merupakan basa. Selain itu juga pada reaksi
akan terbentuk na2co3 yang ditambahkan BaCl2 agar terjadi endapan. Titrasi dilakukan pada
sampel larutan inlet (S4) dan outlet (S5) masing masing 10 ml menggunakan HCl yang
sebelumnya ditetesi PP sehingga larutan berwarna merah muda. Pada saat titrasi maka larutan
yang tadinya berwarna merah muda menjadi bening ha ini karena titik ekivalen tercapai yaitu
volume hcl yang dibutuhkan untuk menetralkan naoh dan mengubahan karbonat menjadi
bikarbonat. Pada percobaan ini digunakan indikator PP karena PP bekerja pada range pH 8.3
-10 basa sehingga menunjukan warna merah muda pada saat basa dan bening pada saat
larutan menjadi netral karena adanya HCl.

Kemudian dilakukan titrasi yang kedua untuk menetrakan NaOH dan Na2CO3 dengan
indikator metil orange. Hal serupa juga dilakukan pada titrasi ini yaitu menggunakan HCl
sebelum ditetesi Metil Orange. Volume HCl dibtuhkan untuk mengubah larutan menjadi
warna merah adalah volyme untuk menetralkan NaOH dan Na2CO3. Penambahan BaCl2 untuk
mengendapkan Na2CO3 pada titrasi ketiga. Indikator MO bekerja pada range 3,1-4,4. Terjadi
perubahan larutan dari kuning menjadi orange disebabkan MO bekerja pada range asam
sehingga larutan tetap berwarna bening orange dan menunjukan perubahan warna merah
setelah dititrasi dengan HCl.

Setelah diketahui volume BaCl2 yang dibutuhkan untuk mengendapkan Na2CO3, kemudian
dilakukan titrasi dengan HCl pada sampel inlet dan outlet yang sebelumnya sudah
ditambahkan BaCl2 dan ditetesi PP sehingga larutan berwarna pink. Saat ditambahkan BaCl 2
larutan berubah warna menjadi putih pada bagian bawah. Endapan putih ini merupakan
BaCO3 hasil reaksi Na2CO3 dengan BaCl2.
Na2CO3 + 2HCl => 2NaCl+ BaCO3

Volume titrasi yang didapat kemudiaan digunakan untuk menghitung konsentrasi naoh dan
na2co3 baik itu inlet maupun outlet. Untuk C NaOH inet sebesar 0.244 sedangkan C NaOH
outlet yaitu 0.16 . NaOH akan semakin berkurang pada saat berada pada packed bed column
karena NaOH mengabosrbsi CO2 sehingga pada saat keluar tersisa 0.16 M. Sedangkan
Na2CO3 inlet 0.005 M dan Na2CO3 outlet 0.003 M. Seharusnya Na 2CO3 bertambahan karena
Na2CO3 merupakan produk. Hal ini terjadi karena ketidakarutan pada saat titrasi atau
kesalahan lain yang akan dibahas pada analisis kesalahan.

Perbandingan hasil analisis gas dan analisis berdasarkan larutan

Selisih antara laju alir gas CO2 inlet dan outlet merupakan laju alir gas CO2
yang terabsorpsi yang berdasarkan percobaan menggunakan
analisis larutan yaitu menggunakan absorben NaOH hasilnya
adalah a = 0.0006 gmol/detik sedangkan berdasarkan gas menggunakan
4
absorben air yaitu Ga=5.77 10 gmol/detik .
Dapat kita lihat terjadi perbedaan laju alir gas co2 yang terabsorbsi dengan naoh dan
air sebab berdasarkan literatur menggunakan pelarut NaOH akan
menghasilkan co2 yang lebih banyak terabsorb dibandingkan dengan air
. Berdasarkan teori, pelarut yang baik untuk suatu gas pada proses
absorbsi sangat ditentukan oleh kelarutan gas, volatilitas, dan viskositas.
Berdasarkan aspek kelarutan gas, gas CO2 lebih mudah terabsorbsi dalam
NaOH
dibandingkan dalam air. Berikut penjelasan reaksinya yang menyebabkan
NaOH lebih menunjukan pelarut yang baik untuk absorbsi CO2
Ketika CO2 dilarutkan dalam air, reaksi yang terjadi adalah
2 + 2 23
Dimana reaksi tersebut adalah reaksi kesetimbangan sehingga berlaku persamaan
konsentrasi H 2CO 3
= Tekanan ParsiaL CO 2

Namun ketika CO2 dilarutkan dalam NaOH, reaksi yang terjadi adalah
2 + 2 23 + 2
Sehingga untuk menjaga kesetimbangan reaksi, akan lebih banyak CO2 yang larut menjadi
asam karbonat. Dengan demikian, CO2 akan lebih banyak terabsorbsi dalam larutan NaOH
dibandingkan dalam air.

Anda mungkin juga menyukai