Anda di halaman 1dari 7

Resume buku : Hubungan Internasional dalam perspektif Sejarah

Karangan : Drs. Subagyo, M.Pd.

Resume

Setiap bangsa yang ada di dunia pada umumnya memiliki sebuah interaksi. Interaksi-
interaksi yang terbentuk di setiap bangsa dapat berlangsung dengan baik maupun secara
kekerasan. Kekerasan yang terjadi bisa jadi dikarenakan akibat adanya perselisihan dan
kepentingan-kepentingan tertentu. Sehingga dalam konsep Hubungan Internasional ini ada
dua konsep yang dapat dipelajari yaitu permusuhan (perang) dan persahabatan (perdamaian).
Sementara itu hubungan antarbangsa atau hubungan internasional dapat berwujud dalam
bentuk hubungan individual (turis,mahasiswa,sarjana,pedagang,dsb), hubungan antar
kelompok (lembaga sosial, keagamaan, perdagangan, dsb), dan hubungan antar negara.
Kegiatan-kegiatan masyarakat yang terserap dan menghubungkan seluruh kegiatan manusia
diseluruh muka bumi akan menciptakan suatu hubungan internasional dan masyarakat
antarbangsa.

Asas dan latar belakang sejrah hubungan internasional


1. Asas hubungan internasional
Asas teritorial
Yang didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Maksudnya
negara melaksanakan berlakunya peraturan-peraturan atau
hukumannya bagi semua orang dan semua barang yang ada di
wilayahnya.
Asas kebangsaan
Didasarkan pada kekuasaan negara pada warga negaranya, maksudnya
setiap warga negara dimanapun ia berada tetap mendapat perlakuan
hukum dari negaranya. Sehingga hukum dari negara tersebut tetap
berlaku juga bagi warga negaranya, walaupun orang tersebut berada di
negara asing.
Asas kepentingan umum
Didasarkan kepada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur
kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi hukum tidak terikat
pada batas-batas wilayah suatu negara.

1
Oleh karena ada pertentangan pendapat antara beberapa negara mengenai
ruang lingkup berlakunya hukum dan undang-undang masing-masing negara, maka
timbullah ketentuan-ketentuan yang disebut dengan koalisi atau konflik.
2. Latar belakang sejarah
Terdapat empat periode sejarah perkembangan hubungan internasional:
Zaman kuno yang berlangsung sampai dengan berakhirnya Imperium
Romawi.
Abad pertengahan yaitu zaman Eropa nasrani pada abad pertengahan
sampai dengan abad ke-16.
Periode antar negara modern yaitu antara abad ke-16 sampai dengan
akhir abad ke-19.
Periode abad ke-20 yaitu periode evolusi menuju kearah tingkat supra
negara (super-state stage).

Negara secara geografis merupakan wilayah dengan sistem kekuasaan yang


terpusat, dengan memiliki hukum, peraturan, dan membuat keputusan sendiri (konsep
ruang, dan wilayah). Bangsa adalah sekelompok penduduk yang mengikutipandangan
sendiri yang menghubungkannya satu dengan yang lain (ikatan kultur yang tidak
dibatasi oleh kondisi geografis). Sedangkan Negara-bangsa adalah suatu teritorial
negara dengan pendudukyang menyatakan sebagai suatu bangsa (melibatkan wilayah
dengan komunitas-komunitasnya).
Tahun 1870 merupakan tonggak berkembangnya paham merkantilisme yang
berpendirian bahwa kekuatan suatu negara didasarkan atas perolehan kekayaan yang
dimilikinya. Namun pada akhir abad ke-18 pandangan merkantilisme tidak lagi
populer dan digantikan dengan sistem perdagangan internasional (Adam Smith) yang
mengembangkan sistem perdagangan bebas, dengan sedikit sekali peranan atau
pengaruh dari pemerintah atau tidak didasarkan oleh kekuatan dan prestige suatu
negara, akan tetapi harus melalui penumpukan kapital dan barang-barang yang
dimana saja dapat dibeli. Dengan adanya perubahan ini wilayah koloni menjadi
kurang penting. Sedangkan dalam evolusi negara bangsa modern yang dimulai tahun
1684 dengan adanya perjanjian Westphalia yang membentuk sistem negara modern.
Kemudian abad 16, 17, dan 18 negara-negara Eropa mengembangkan kekuasaan
kolonial, 1775-1780 (Revolusi Amerika dan perancis), 1804-1815 (kekuasaan
Napoleon di Perancis merubah sistem kekuasaan di eropa), 1815-1870 (negara Eropa
membagi Afrika dan sebagian Timur Tengah dan Asia), 1914-1918 (Perang Dunia I
yang merubah sistem negara di dunia), 1870-1930 (sejumlah negara di Eropa tumbuh

2
dari 15 menjadi 35), 1918-1939 (munculnya kekuatan Bolshewiks di Rusia dan Nazi
di Jerman), 1939-1945 (Perang Dunia II), 1945-sekarang (perkembangan kehidupan
kenegaraan menggantikan sistem kolonial modern). Hubungan Internasional
merupakan suatu kegiatan manusia dimana manusia yang berasal dari satu negara atau
lebih, baik secara individual, maupun secara kelompok berinteraksi. Kata
internasional sendiri dipergunakan pertama kali oleh Jeremi Betham pada akhir
abad XVIII. Ilmu hubungan Internasional merupakan synthesa dari berbagai ilmu
seperti hukum internasional, sejarah diplomatik, ilmu perang, politik internasional,
organisasi internasional, perdagangan internasional, pemerintah jajahan, dan
hubungan luar negeri. Menyangkut ilmu hubungan internasional, para ahli
mengemukakan empat tujuan pokok yakni:
1. Pembentukan kewarganegaraan sadar dan bertanggungjawab.
2. Pembentukan pemimpin yang berkualitas.
3. Pengembangan kompetensi profesional terhadap hubungan antar bangsa.
4. Peningkatan pengetahuan tentang kemanusiaan.

Pemakaian istilah hubungan internasional (international relations) dan politik


internasional (international politics) yang sering dicampur adukan, seperti diplomasi
(keseluruhan proses dari hubungan politik antar bangsa), hukum internasional (satu
bentuk hukum yang berlaku antar negara-negara yang berdaulat dan antar kesatuan-
kesatuan atau badan-badan internasional lainnya), ekonomi internasional (salah satu
unsur kekuatan bangsa). Sementara itu dalam koneksitasnya hubungan luar negeri
mencangkup keseluruhan hubungan yang dijalankan oleh suatu negara dengan semua
pihak yang tidak tunduk pada kedaulatannya. Sedangkan politik luar negeri adalah
keseluruhan perjalanan keputusan suatu pemerintah untuk mengatur semua hubungan
dengan kalangan luar negeri. Politik internasional mencangkup kepentingan dan
tindakan beberapa atau semua negara serta proses interaksi antar negara maupun antar
negara dan organisasi internasional pada tingkat pemerintah.

Sasaaran dari ilmu hubungan internasional adalah perdamaian dunia dengan


melalui dua pendekatan : pendekatan ilmiah (pendekatan analitis-kontemplatif), dan
pendekatan pseudo-ilmiah (pendekatan aplikatif) karena hanya memanfaatkan metode
penalaran ilmiah, tetapi tanpa membuka diri bagi kesimpulan yang dialogis. Ada
berbagai aliran pemikiran mengenai masalah perdamaian dunia:

1. Aliran Idealisme

3
Menyatakan bahwa setiap bangsa mempunyai kepentingan yang sama
terhadap perdamaian, dan bahwa setiap bangsa yang mengganggu perdamaian,
sekaligus telah bertingkah laku tidak rasional dan tidak bermoral.
2. Aliran Realisme
Para kaum idealis ingin mencapai sasaran ilmu hubungan internasional dengan
mengandalkan diri pada peranan hukum dan organisasi internasional yaitu
dengan power politics.
3. Neo-Realisme dari Edward Hallet Carr
Dalam buku pertamanya tahun 1939, Carr sebenarnya mendukung pandangan
kaum Realis, namun dalam buku yang sama yang terbit tahun 1974, ia
berpendapat bahwa pendekatan yang idealistis dan yang realistis haruslah
bekerjasama.

Sementara itu dalam studi perdamaian (polemologi) yang lebih condong pada
kaum idealis mengungkapkan bahwa perdamaian dunia dapat dilihat melalui
pendekatan yang bersifat multidisipliner (pengetahuan sejarah, psikologi, hukum
internasional, antropologi, ekonomi, politik, dan filsafat). Dalam kerangka sistem
analisis sistem internasional ada 5 aspek sebagai kerangka analisa, yaitu aspek dari
batas geografis (sistem internasional yang partial-Cina dalam Dinasti Chou, Yunani,
atau Itali ; sistem internasional yang eropa-sentris ; sistem internasional yang global),
aspek kedua menyangkut ciri dan bentuk dari satuan politik yang interaksinya
membentuk suatu sistem internasional, aspek ketiga berkenaan dengan struktur dari
interaksi internasional dan dapat dijabarkan sebagai pertumbuhan maupun
penggabungan antar kekuatan nasional sedemikian rupa, aspek keempat meliputi
bentuk interaksi yang tidak terhitung jumlahnya, aspek kelima merupakan jalinan dari
kebiasaan, kaidah dan proses yang ditaati oleh satuan politik yang terlibat dalam
sistem. Tradisi masyarakat Internasional adalah salah satu pendekatan klasik dalam
Hubungan Internasional yang inti dalam pendekatan masyarakat internasional ini
adalah negara-negara yang dianggap sebagai organisasi manusia, kuncinya adalah
pada peranan dari pemikiran terkemuka ini dalam politik dunia. Ada Tiga Tradisi
(teori) yaitu Realisme (doktrin yang mengungkapkan ada persaingan dan konflik antar
negara melekat didalam hubungan mereka), Rasionalis (manusia selalu memakai akal
pikiran, dapat mengenali hal benar untuk dilakukan, dan dapat belajar dari kesalahan),
Revolusionis (adanya rasa kemanusiaan dan yakin pada persatuan moral dari
masyarakat dunia diluar negeri). Sementara itu ada pula Tiga Tradisi (praktek) yaitu

4
Negarawan dan tanggung jawab, tanggung jawab nasional, dan tanggung jawab
kemanusiaan. Kritik terhadap masyarakat Internasional ada beberapa macam,
diantaranya terdapat kritik kaum realis bahwa bukti dari norma internasional sebagai
penentu kebijakan dan perilaku negara adalah lemah, terdapat kritik kaum liberal
bahwa tradisi masyarakat internasional mengabaikan politik domestik yaitu
demokrasi, terdapat kritik EPI bahwa tradisi masyarakat internasional gagal
memberikan penjelasan tentang hubungan ekonomi internasional.

Ekonomi politik internasional merupakan konsep bersama untuk menerangkan


proses perubahan atau dinamika hubungan internasional, dimana ekonomi sebagai
pencapaian kekayaan sementara politik lebih pada pencapaian kekuatan. Ada tiga teori
yang digunakan dalam ekonomi politik internasional diantaranya merkantilisme,
liberalisme ekonomi, dan marxisme (lebih berkonsentrasi pada isu pembangunan dan
keterbelakangan di Dunia ketiga: Asia, Afrika, dan Amerika Latin). Pandangan kaum
realis-merkantilis tentang globalisasi ekonomi:

1. Globalisasi ekonomi adalah kurang lebih sama, yaitu interdependensi


ekonomi intensif, tidak ada yang baru dalam hal tersebut.
2. Perusahaan-perusahaan tidak kehilangan identitas nasionalnya sebab mereka
adalah pemain global.
3. Negara bangsa tidak terancam oleh globalisasi.

Politik luar negeri bertujuan menegakkan kepentingan nasional dipanggung


internasional, maka suksesnya ditentukan oleh kemampuan masing-masing negara
untuk menyelenggarakan politik luar negerinya. Unsur-unsur dari kekuatan nasional
diantaranya rakyat dan sumber daya alam, pemerintah, serta wilayah dan sumber daya
alam. Pola sikap hubungan internasional diantaranya politik tidak memihak, politik
isolasi, netralitas dan netralisme, kooperasi, kerjasama universal, kerjasama regional,
kerjasama fungsional, kerjasama Ideologis, dan konfrontasi.

Diplomasi merupakan sarana pelaksanaan hubungan antar bangsa atau


hubungan internasional atau perangkat terwujudnya proses-proses interaksi yang
memberikan dasar bagi tindakan lebih lanjut bagi suatu negara bangsa. Organisasi
antar bangsa dapat digolongkan kedalam tiga kriteria yaitu penggolongan (organisasi
antar pemerintah/Intergovernmental organizations (IGOs) dan organisasi antar
pemerintah/non-governmental organizations (NGO)), klasifikasi berdasarkan lingkup

5
kawasan geografi (lingkup regional, sub-regional, bilateral), dan klasifikasiatas
landasan fungsi (organisasi internasional didirikan dengan maksud atau tujuan tertentu
seperti multi tujuan (multi purposes) dan organisasi dengan tujuan terrbatas (limited
purposes). Klasifikasi organisasi internasional tersebut memberikan status bahwa
organisasi internasional sebagai wadah persatuan dan pemecah masalah, subyek
hukum internasional, alat paksa agar kaedah umum ditaati, serta membentuk,
memperluas kaidah hukum internasional.

Organisasi antar bangsa juga melahirkan sebuah organisasi perdamaian dunia


atau PBB yang tujuannya mempertahankan situasi yang damai dan aman,
mengembangkan rasa persaudaraan antar bangsa, menciptakan kerja sama dalam
menyelesaikan masalah-masalah internasional, menciptakan satu pusat yang
menyelaraskan kegiatan bangsa. Dalam PBB juga terdapat badan kelengkapan seperti
majelis umum sebagai badan legislatif, badan eksekutif yang meliputi dewan
keamanan, dewan ekonomi sosial dan dewan perwakilan, badan pengadilan,
mahkamah internasional serta sekertariat dibawah sekjen. Sementara itu Indonesia
yang merupakan negara nasional yang berdaulat juga memiliki andil besar dalam
bidang politik global seperti Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan
PBB, pengiriman kontingen Garuda, peran Indonesia dalam menyelesaikan konflik
Internasional. Sementara dalam bidang ekonomi peranan Indonesia seperti dalam
Perdagangan bebas, dan APEC. Untuk bidang kebudayaan, kebudayaan Indonesia
memberi andil besar dalam kebudayaan global karena Indonesia kaya akan
kebudayaan. Bidang lingkungan hidup, Indonesia aktif dalam dalam pembahasan
mengenai perubahan iklim dan dampaknya bagi masyarakat global.

Dampak keaktifan Indonesia dalam Pergaulan Antar bangsa

1. Dampak Positif
Masyarakat Indonesia semakin maju
Kebudayaan Indonesia makin maju
Meningkatnya kepercayaan dunia internasional
Berdirinya perusahaan asing di Indonesia
Etos kerja masyarakat Indonesia meningkat
Adanya bantuan luar negeri untuk penyelamatan lingkungan alam
2. Dampak Negatif
Berlangsungnya neokolonialisme
Memicu ketergantungan terhadap negara maju
Lapangan kerja makin sempit

6
Berkembangnya sikap hidup westernisasi
Terkikisnya nilai-nilai kebersamaan
Berkembangnya pola hidup konsumtif

Anda mungkin juga menyukai