Anda di halaman 1dari 2

Budaya membuang sampah pada tempat nampaknya masih belum maksimal dilakukan oleh

warga ibu kota khususnya, dan Indonesia umumnya. Menjadi polemik yang tak berkesudahan
masalah sampah terus menggunung.

Permasalahan sampah tidak hanya sekedar merusak keindahan kota tetapi, juga mengganggu
seperti bau dan menyebabkan banjir atau genangan air. Sampah merupakan masalah klasik,
sehingga banyak negara-negara yang mengatur pengelolaan sampah seperti Jepang dan Swedia.
Berhasil mengelola sampah dengan baik dengan menjadikannya sebagai sebuah Industri yang
menguntungkan dan menghasilkan sumber daya.

Jepang. Mengelola sampah dengan baik sudah menjadi tradisi masyarakat Jepang dari sejak
lama, sederhana memang dengan memisahkan jenis sampah dan cara membuang sampah.
Banyak hal yang bisa di contoh dari negara Jepang mengenai pengelolaan sampah. Ada 3 hal
rahasia sukses Jepang dalam mengelola sampah.

Pertama, tingginya kesadaran masyarakat akan masalah sampah seperti program daur ulang dan
betapa pentingnya pengelolaan sampah. Masyarakat Jepang paham akan pentingnya pengelolaan
sampah. Untuk itu, banyak aksi-aksi dan kampanye mengenai kepedulian lingkungan hidup serta
beberapa program seperti sukarelawan yang aktif turun ke perumahan dan memonitor
pembuangan sampah. Selain itu untuk mengembangkan pengetahuan masyarakat mengenai
sampah dilakukan dialog dan diskusi tentang penaganan sampah yang baik dan efektif.

Kedua, membangun rasa malu di tengah masyarakat sehingga selalu membuang sampah pada
tempatnya.

Ketiga, memberikan program edukasi yang massif dan agresif dilakukan sejak dini melakukan
pengajaran dan memberikan pelatihan cara membuang sampah sesuai dengan jenisnya. Tentunya
hal in membangun budaya buang sampah yang tertanam di diri sehingga menjadi habit yang
tumbuh baik dalam alam sadar dan bawah alam sadar.
Swedia. Dikenal sebagai negara yang memiliki manajemen baik dan efektif dimana sampah
masyarakat dan rumah tangga dapat di daur ulang. Melalui kebjakan yang dikeluarkan
pemerintahan Swedia bahwa sampah harus didaur ulang dan dijadikan sebagai sumber energi.
Gencarnya daur ulang sampah membuat Swedia kekurangan pasokan sampah untuk di produksi
menjadi sumber energi.

Dampak dari proses ini adalah Swedia kekurangan sampah untuk di kelola menjadi energi dan
sehingga mengharuskan impor sampah. Hal ini merupakan sebuah terobosan yang dinilai cukup
efesien dan mampu menghasilkan energi kebutuhan manusia.

Membakar sampah dalam insinerator mampu menghasilkan panas dan menghasilkan energi
panas yang kemudian di distribusikan melalui pipa ke wilayah perumahan dan beberapa
gedung komersial untuk pembangkit listrik.

Nampaknya, perlu ditekan kan bagi negara-negara dengan jumlah penduduk yang padat dan
menghasilkan gunungan sampah harus berpikir serta mengedepankan bahwa sampah dapat
dijadikan sebagai sumber energy. (Jaka Darwis)

Anda mungkin juga menyukai