Anda di halaman 1dari 99

TESIS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA WANITA
KAWIN USIA DINI DI KECAMATAN AIKMEL
KABUPATEN LOMBOK TIMUR

HERY ARYANTI

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
TESIS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA WANITA
KAWIN USIA DINI DI KECAMATAN AIKMEL
KABUPATEN LOMBOK TIMUR

HERY ARYANTI
NIM 1292161023

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGANDENGAN
PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA WANITA
KAWIN USIA DINI DI KECAMATAN AIKMEL
KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister


padaProgram Magister, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Program Pascasarjana Universitas Udayana

HERY ARYANTI
NIM 1292161023

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
ii
Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI


TANGGAL 21 JUNI 2014

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof.Drdr. Nyoman Mangku Karmaya, M.Repro,PA(K) Dr. Luh Seri Ani, SKM,M.Kes
NIP 194612311969021001 NIP 196912212008122001

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Ilmu


Kesehatan Masyarakat Program Direktur Program
Pascasarjana Pascasarjana
Universitas Udayana, Universitas Udayana,

Prof.dr. Dewa NyomanWirawan,MPH Prof. Dr.dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K)
NIP 194810101977021001 NIP 195902151985102001

iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS

Tesis Ini Telah Diujikan Pada


Tanggal 20 Juni 2014

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor


Universitas Udayana, No: 1755/UN14.4/HK/2014
Tanggal 17 Juni 2014

Ketua: Prof. Dr. dr. Nyoman Mangku Karmaya, M.Repro, PA(K)

Anggota:
1. Dr. Luh Seri Ani, SKM, M.Kes
2. Prof. Dr. dr. Alex Pangkahila, MSc, Sp.And
3. Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, M.Si
4. Dr. I Putu Ganda Wijaya, S.Sos MM

iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Nama : Hery Aryanti

NIM : 1292161023

Program Studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Judul Tesis : Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan


Kontrasepsi pada Wanita Kawin Usia Dini di Kecamatan
Aikmel Kabupaten Lombok Timur

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat.

Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmuah ini, maka

saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI Nomor 17, Tahun

2010 dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku.

Denpasar, 21 Juni 2014

Hery Aryanti
NIM 1292161023

v
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmatnya penulisdapat menyelesaikan Tesis yang berjudul Faktor-
faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Kontrasepsi pada Wanita Kawin
Usia Dini di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur tepat pada waktu.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. dr. Nyoman Mangku Karmaya,
M.Repro, PA(K) sebagai Pembimbing I yang dengan penuh perhatian telah
memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti
program magister, khususnya dalam menyelasaikan tesis ini. Terimakasih sebesar-
besarnya pula penulis sampaikan kepada Dr. Luh Seri Ani, SKM, M.Kes sebagai
Pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan
bimbingan dan saran kepada penulis.
Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana
Bapak Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, SpPD(KEMD) atas kesempatan dan fasilitas
yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Udayana. Ucapan
terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pasca Sarjana
Universitas Udayana yang dijabat oleh Ibu Prof.Dr.dr. A.A.Raka Sudewi, Sp.S(K)
atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa
Program Magister pada Program Pasca Sarjana Universitas Udayana. Tidak lupa
penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Prof.dr. Dewa Nyoman Wirawan,
MPH selaku ketua PS MIKM UNUD. Pada kesempatan ini, penulis juga
menyampaikan terima kasih kepada sekretariat PS MIKM UNUD, Kordinator
Peminatan Kesehatan Ibu dan Anak dan Kesehatan Reproduksi PS MIKM UNUD
dan semua para dosen dan staf PS MIKM UNUD. Ungkapan terima kasih penulis
sampaikan pula kepada para penguji tesis ini, yaitu Bapak Prof. Dr. dr. Alex
Pangkahila, MSc, Sp.And, Ibu Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, M.Si
danDr. I Putu Ganda Wijaya, S.Sos MM yang telah memberikan masukan dan
koreksi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepadapartisipan dan
vi
PemerintahKabupaten Lombok Timur khususnya Kecamatan Aikmel yang telah
memberi ijin untuk melakukan penelitian di tempat ini.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tulus disertai penghargaan kepada seluruh guru-guru, mulai dari SD sampai
perguruan tinggi. Akhirnya penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua
penulis, suami tercinta Alvin Sofiandi Nursyam, serta anak-anak tersayang
Muhammad Ghani Arrayyan dan Muhammad Hafiz Arrayyan yang telah
memberikan dukungan moral dan material serta dengan penuh pengorbanan telah
memberikan kepada penulis kesempatan untuk lebih berkonsentrasi
menyelesaikan tesis ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya
kepada kita semua.

Denpasar, 21 Juni 2014

Penulis

vii
ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN


KONTRASEPSI PADA WANITA KAWIN USIA DINI DI KECAMATAN
AIKMEL KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Wanita kawin usia dini masih merupakan masalah di Indonesia termasuk


diPropinsi NTB, dimana prevalensi pernikahan usia dini sebesar 23,9% (Riskesda,
2013). Hal ini akan berdampak terhadap peningkatankejadian Total Fertility Rate
(TFR) sebesar 2,8, lebih tinggi jika dibandingkan dengan target nasional yaitu
sebesar 2,36 (BKKBN, 2012). Program Keluarga Berencana telah di luncurkan
sebagai upaya untuk menurunkan angka TFR baik di Propinsi NTB maupun di
Kabupaten Aikmel. Namun upaya tersebut belum optimal, dimana penggunaan
KB masih relatif rendah. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini di tujukan
untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan
kontrasepsi pada wanita kawin usia dini di Kecamatan Aikmel Kabupaten
Lombok Timur.
Studi Cross Sectional telah dilakukan dengan melibatkan 84 orang wanita kawin
usia dini di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur, yang dipilih secara
random multistage. Subyek penelitian yang memenuhi kriteria sampel di
wawancara untuk mendapatkan data karakteristik, Penggunaan KB, tingkat
pengetahuan, informasi oleh petugas lapangan KB serta dukungan suami. Data di
analisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi square.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa sebagian besar pengguna KB pada wanita
kawin usia dini memiliki pengetahuan baik (66,7%), mendapatkan informasi dari
petugas lapangan KB (71,4%), serta mendapat dukungan suami (100%). Namun
demikian hanya varibel dukungan suami yang memiliki hubungan bermakna
secara statistik terhadap penggunaan kontrasepsi (OR = 0,023, p = 0,000).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dukungan suami sangat penting diupayakan
untuk menurunkan TFR melalui peningkatan penggunaan KB pada wanita kawin
usia dini.

Kata kunci: wanita kawin usia dini, penggunaan kontrasepsi, NTB

viii
ABSTRACT

RELATED FACTORS TO CONTRACEPTIVE USE AMONG WOMEN


MARRYING YOUNG IN AIKMEL DISTRICT EAST LOMBOK
REGENCY

The prevalence of women marrying young is still very high in Indonesia, and
particularly high in NTB (23.9%) (IDHS, 2013). This predicament impacts upon
the total fertility rate (TFR) which is about 2.8 higher than the national target of
2.36. The national Family Planning Program has implemented initiatives to reduce
the TFR, however contraceptive uptake and retention remains low in the district
of Aikmel where the incidence of early marriage is very high. This study
investigated related factors to contraceptive use among women who have married
young in Aikmel.

The study was cross sectional with 84 women chosen through random multistage
sampling. Subjects qualifying for the study were interviewed on biodata, family
planning usage, knowledge, interaction with healthcare providers and husband
support. The analysis used univariate and bivariate with chi square test.

Findings indicated that high usage of contraception was among women with high
knowledge levels (66.7%), high levels of interaction with family planning
educators (71.4%), and from husband support (100%). Significant factor was
support from husband (OR = 0,023, p = 0,000).

Study indicates that the involvement of husbands is an integral factor in


contraceptive uptake and retention among women marrying young in NTB.
Interventions incorporating husbands in family planning and recruitment and
training of more family planning educators would serve to increase contraceptive
use in the district.

Keywords : women marrying young, contraceptive usage, NTB

ix
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Dalam ............................................................................... i


Halaman Prasyarat Gelar ............................................................................. ii
Lembar Pengesahan....................................................................................... iii
Penetapan Panitia Penguji ............................................................................ iv
Pernyataan Bebas Plagiat.............................................................................. v
Ucapan Terima Kasih .................................................................................... vi
Abstrak ........................................................................................................... viii
Abstract........................................................................................................... ix
Daftar Isi ........................................................................................................ x
Daftar Gambar .............................................................................................. xiii
Daftar Tabel .................................................................................................. xiv
Daftar Singkatan ........................................................................................... xv
Daftar Lampiran ............................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................... 6
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Wanita Kawin Usia Dini ............................................................... 8
2.2 Program Keluarga Berencana ....................................................... 15
2.3 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan
Kontrasepsi.................................................................................... 19
2.4 Teori Perilaku ................................................................................ 25

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN


HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir ...................................................................... 30
3.2 Konsep Penelitian ....................................................................... 31
3.3 Hipotesis Penelitian .................................................................... 32

BAB IV METODE PENELITIAN


4.1 Rancangan Penelitian................................................................... 33
4.2 Lokasi dan Waktu penelitian ....................................................... 33
4.2.1 Lokasi Penelitian ........................................................... 33
4.2.2 Waktu Penelitian............................................................ 34
4.3 Penentuan Sumber Data ............................................................... 34
4.3.1 Populasi Penelitian ........................................................ 34
x
4.3.2 Sampel ........................................................................... 34
4.3.3 Besar Sampel ................................................................. 34
4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel ......................................... 35
4.4 Variabel Penelitian....................................................................... 36
4.4.1 Definisi Operasional ...................................................... 36
5.1 Instrumen Penelitian ................................................................... 37
4.4.2 Uji Validan dan Reliabilitas .......................................... 37
4.5 Prosedur Penelitian ...................................................................... 39
4.5.1 Jenis Data yang Dikumpulkan ....................................... 39
4.5.2 Cara Pengumpulan Data ................................................ 39
4.5.3 Teknik Pengolahan Data................................................ 39
4.6 Analisis Data................................................................................ 40
4.6.1 Analisis Univariat .......................................................... 40
4.6.2 Analisis Bivariat ............................................................ 40
4.6.3 Analisis Multivariat ....................................................... 40

BAB V HASIL PENELITIAN


5.1 Gambaran Lokasi Penelitian ....................................................... 42
5.2 Karakteristik Responden ............................................................. 42
5.2 Hasil analisis bivariat hubungan antara pengetahuan, Informasi oleh
Petugas Lapangan KB, dan Dukungan Suami DenganPenggunaan
Kontrasepsi................................................. 44
5.3 Hasil analisis multivariat hubungan antara pengetahuan,
Informasi oleh Petugas Lapangan KB, dan Dukungan Suami
dengan Penggunaan Kontrasepsi ................................................ 46

BABVI PEMBAHASAN
6.1 Hubungan antara pengetahuandengan Penggunaan Kontrasepsi 47
6.2 Hubungan antara Informasi oleh Petugas Lapangan KB
dengan Penggunaan Kontrasepsi ................................................ 50
6.3 Hubungan antara Dukungan Suami dengan Penggunaan
Kontrasepsi ................................................................................. 53

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN


7.1 Simpulan ..................................................................................... 57
7.2 Saran ........................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 59

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 62

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3 Bagan Teori Lewrence Green .................................................. 29

Gambar 3.2Kerangka Konsep Penelitian ..................................................... 31

Gambar 4.1 Bagan rancangan studi cross sectional ..................................... 33

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden di Kecamatan

Aikmel Kabupaten Lombok Timur Tahun 2014............................ 43

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi pengetahuan, informasi oleh petugas

lapangan KB, dan dukungan suami di Kecamatan Aikmel

Kabupaten Lombok Timur Tahun 2014 ........................................ 44

Tabel 5.3 Hubungan pengetahuan, informasi oleh PLKB dan dukungan

suami dengan penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin usia

dini di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur ................. 45

xiii
DAFTAR SINGKATAN

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

ASFR : Age Specific Fertility Rate

ASI :Air Susu Ibu

BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

CPR : Contraceptive Prevalence Rate

IUD : Intra Uterine Device

KB : Keluarga Berencana

MDGS : Millennium Development Goals

MOP : Metode Operasi Pria

MOW : Metode Operasi Wanita

NTB : Nusa Tenggara Barat

PUS : Pasangan Usia Subur

RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah

TFR : Total Fertility Rate

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan menjadi Responden................................................ 63

Lampiran 2 Persetujuan sebagai Responden Penelitian ................................. 64

Lampiran 3 Kuesioner Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Penggunaan Kontrasepsi pada Wanita Kawin Usia Dini ............ 65

Lampiran 4 Output SPSS................................................................................ 70

Lampiran 5 Output Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................... 79

ampiran 6 Komisi Etik Penelitian ................................................................ 82

Lampiran 7 Surat Bappeda ............................................................................. 83

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kejadian wanita kawin usia dini masih banyak ditemukan di

Indonesia. Perkawinan usia dini mencerminkan rendahnya status wanita dan

merupakan tradisi sosial yang menopang tingginya tingkat kesuburan.

Indonesia merupakan Negara yang memiliki persentase perkawinan yang

tinggi di dunia dengan menempati ranking ke 37 sedangkan di kawasan

ASEAN tertinggi ke dua setelah Kamboja (BKKBN, 2012). Berdasarkan

Riskesda (2013) yang menikah pertama kali pada usia kurang dari 15 tahun

sebesar 2,6% sedangkan yang menikah pada usia 15-19 tahun sebesar

23,9%. Pernikahan yang terlalu dini merupakan awal permasalahan

kesehatan reproduksi karena semakin muda umur menikah maka semakin

panjang masa reproduksi seorang wanita yang berdampak pada banyaknya

anak yang dilahirkan.Penggunaan kontrasepsi menjadi sangat penting untuk

menjarangkan dan membatasi kehamilan (Kemenkes R.I., 2013).

Wanita yang kawin diusia dini perlu mendapatkan perhatian

karena akan berdampak pada peningkatan Total Fertility Rate(TFR)

(Soebijanto dan Sriudiyani, 2011). TFR merupakan gambaran banyaknya

anak yang dilahirkan oleh seorang wanita selama masa reproduksi.TFR

Indonesia saat ini mengalami stagnasi selama periode tahun 2002 sampai

2012 sebesar 2,6. Propinsi NTB memiliki TFR yang lebih tinggi dari TFR

1
2

nasional yaitu 2,8 (BKKBN et.al., 2012). Angka ini jauh dari target yang

diharapkan pemerintah yang tertuang dalam target RPJM 2014 yaitu 2,36.

Selain itu, angka fertilitas menurut kelompok umur (Age Specific Fertility

Rate atau ASFR) di Indonesia mengalami peningkatan dari 35 per 1000

wanita usia 15-19 tahun menjadi 48 per 1000 wanita usia 15-19 tahun.

ASFR di Propinsi NTB lebih tinggi dari angka nasional yaitu 75 per 1000

wanita usia 15-19 tahun (BKKBN, 2014). Padahal target yang seharusnya

dicapai berdasarkan RPJM 2014 dan MDGS adalah 30 per 1000 wanita usia

15-19 tahun (Kemenkes R.I., 2013). TFR yang mengalami stagnasi dan

ASFR yang meningkat, merupakan akibat dari melemahnya program KB

(Sukamdi, 2012).

Pelaksanaan program keluarga berencana dinyatakan dengan

pemakaian alat atau cara KB saat ini. Pemakain alat atau caraKB dinyatakan

dengan Contraceptive Prevalence Rate (CPR). Berdasarkan Riskesda

(2013) proporsi penggunaan KB pada kelompok berisiko yaitu kelompok

wanita kawin usia 15-19 tahun, yaitu sebesar 46% angka ini masih lebih

rendah bila dibandingakan dengan targert RPJM 2014 yaitu 60,1%. Wanita

kawin yang lebih muda lebih banyak menggunakan kontrasepsi modern

jangka pendek seperti suntik dan pil KB sedangkan yang tua lebih banyak

menggunakan kontrasepsi yang masa waktu penggunaannya panjangseperti

AKDR dan steril (BKKBN et.al., 2012).

Wanita yang kawin kurang dari 20 tahun yang tidak

menggunakan kontrasepsi dapat menimbulkan risiko selama kehamilan dan


3

persalinan baik bagi ibu maupun bayinya. Wanita yang hamil pada usia

kurang dari 20 tahun dapat menyebabkan komplikasi medis seperti

keguguran, perdarahan pada saat persalinannya dan melahirkan bayi dengan

berat badan lahir rendah (Kemenkes R.I., 2013). Apabila dilihat dari segi

fisik seorang ibu yang kawin sebelum usia 20 tahun kondisi rahim dan

panggulnya belum berkembangan dengan optimal dan menyebabkan

pertumbuhan dan perkembangan fisiknya terhenti. Dari segi mental seorang

ibu yang hamil usia kurang dari 20 tahun belum siap melihat perubahan saat

terjadi kehamilan dan berperan menjadi seorang ibu untuk anaknya serta

menghadapi permasalahan-permasalahan dalam rumah tangganya (BKKBN,

2007).

Tujuan dari program keluarga berencana adalah untuk

membangun manusia Indonesia sebagai obyek dan subyek pembangunan

melalui peningkatan kesejahteraan ibu, anak, dan keluarga.Selain itu

program KB juga ditujukan untuk menurunkan angka kelahiran dengan

menggunakan salah satu jenis kontrasepsi secara sukarela yang

didasarikeinginan dan tanggung jawab seluruh masyarakat (Bappeda, 2014).

Untuk menghindari risiko-risiko selama kehamilan dan persalinan, pasangan

usia subur sebaiknya melahirkan pada priode usia 20-35 tahun. Jadi selama

periode 20-35 tahun disaarankan mempunyai 2 anak dengan jarak anak

pertama dan kedua 7 8 tahun.Upaya ini dilakukan agar ibu dapat

memberikan ASI yang banyak dan lama sehingga dapat menghasilkan


4

generasi yang berkualitas.Untuk menjarangkan kehamilan ibu disarankan

untuk menggunakan kontrasepsi (Adzlan. 2011).

Beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi

antara lain pengetahuan, informasi oleh petugas lapangan KB dan dukungan

suami. Pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan dengan

penggunaan alat kontrasepsi, semakin baik pengetahuan seseorang tentang

kontrasepsi semakin rasional dalam menggunakan alat kontrasepsi. Selain

itu tingginya tingkat pendidikan seseorang juga akan mendukung

mempercepat penerimaan informasi KB pada pasangan usia subur.

Informasi yang baik dari petugas membantu klien dalam memilih dan

menentukan jenis kontrasepsi yang dipakai. Informasi yang baik akan

memberikan kepuasan klien yang berdampak pada penggunaan kontrasepsi

yang lebih lama sehingga membantu keberhasilan KB. Selain itu, dukungan

suami juga mempengaruhi penggunaan kontrasepsi. Klien yang diberikan

dukungan oleh suami akan menggunakan kontrasepsi secara terus menerus

sedangkan yang tidak mendapat dukungan suami akan sedikit menggunakan

kontrasepsi (Sitopu, 2012; Handayani et.al., 2012; Arliana et.al., 2013).

Berdasarkan hasil survey di Desa Ramban Biak Kecamatan

Aikmel Kabupaten Lombok Timur kejadian wanita yang kawin usia

dibawah 20 tahun banyak ditemukan yaitu sebesar 30,77%, apabila wanita

yang menikah diatas usia 18 tahun maka wanita tersebut dikatakan perawan

tua. Jika dilihat dari penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin usia dini

lebih banyak memilih kontrasepsi modern seperti suntik kemudian diikuti


5

dengan pil KB. Penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin usia dini sebesar

30%. Wanita kawin usia dini yang menggunakan pil KB banyak yang

mengalami droup out (putus pakai kontrasepsi) sebesar 75%. Berbagai

alasan yang diungkapkan oleh masyarakat setempat untuk tidak melakukan

KB yaitu karena seorang ibu tidak diperbolehkan menggunakan kontrasepsi

oleh suaminya, alasan ingin mempunyai anak, dan ditinggal suami pergi

merantau ke luar daerah untuk bekerja. Jumlah anak yang dimiliki oleh

masyarakat yang kawin usia kurang dari 20 tahun adalah 1-2 orang.

Wanita yang kawin usia dini di Desa Ramban Biak rata-rata

berpendidikan SD dan SMP bahkan ada yang tidak menamatkan sekolah

dasar. Rendahnya pendidikan di Desa Rambah Biak ini dikarenakan sudah

ada yang kawin dan terpaksa membantu orang tuanya untuk bekerja

sepertimenjadi buruh bata bangunan, petani dan tenaga kerja luar

negeri.Masyarakat Ramban Biak mendapatkan informasi tetang KB lebih

banyak dari kader dan tetangga yang sudah menggunakan kontrasepsi.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perlu dilakukan

penelitian di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur tentang

Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi pada

wanita kawin usia dini.


6

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah

penelitiannya:

1. Apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan

kontrasepsi pada wanita kawin usia dini di Kecamatan Aikmel

Kabupaten Lombok Timur?

2. Apakah ada hubungan antara informasi oleh petugas lapangan KB

dengan penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin usia dini di

Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur?

3. Apakah ada hubungan antara dukungan suami dengan penggunaan

kontrasepsi pada wanita kawin usia dini di Kecamatan Aikmel

Kabupaten Lombok Timur?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin usia dini di Kecamatan

Aikmel Kabupaten Lombok Timur.

1.3.2 Tujuan khusus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan kontrasepsi pada

wanita kawin usia dini di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok

Timur.
7

2. Hubungan antara informasi oleh petugas lapangan KB dengan

penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin usia dini di Kecamatan

Aikmel Kabupaten Lombok Timur.

3. Hubungan antara dukungan suami dengan penggunaan kontrasepsi

pada wanita kawin usia dini di Kecamatan Aikmel Kabupaten

Lombok Timur.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan

masukkan bagi BKKBN untuk mengembangkan programnya

sehingga penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin usia dini

meningkat dan melakukan intervensi terhadap faktor yang paling

dominan berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi pada wanita

kawin usia dini.

1.4.2 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapakan dapat menjadi tambahan

refrensi dan informasi bagi penelitian selanjutnya tentang faktor-

faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi pada

wanita kawin usia dini.


BAB II KAJIAN

PUSTAKA

2.1 Wanita Kawin Usia Dini

Perkawinan usia dini adalah perkawinan yang dilakukan oleh

seorang wanita dibawah usia 20 tahun (Hidayati, 2007). Perkawinan usia

dini mencermikan rendahnya status wanita dan merupakan tradisi sosial

yang menopang tingginya tingkat kesuburan. Hal ini, menyebabkan periode

melahirkan yang dihadapi oleh seorang wanita yang kawin usia dini lebih

panjang, disamping risiko persalinan yang semakin tinggi karena secara fisik

mereka belum siap melahirkan (Romauli dan Vindari, 2009).

Kejadian wanita kawin usia dini masih banyak ditemukan di

Indonesia. Indonesia merupakan Negara yang memiliki persentase

perkawinan yang tinggi di dunia dengan menempati ranking ke 37

sedangkan di kawasan ASEAN tertinggi ke dua setelah Kamboja (BKKBN,

2012).

Berdasarkan data Susenas (2010) seperti di kutip Soebijanto dan

Sriudiyani (2011) bahwa rata-rata perkawinan dilakukan pertama kali pada

usia 19,70 tahun, untuk di Pedesaan perkawinan pertama kali terjadi pada

usia 18,94 tahun sedangkan di daerah Perkotaan terjadi pada usia 20,53. Hal

ini diperkuat dengan hasil penelitian Soebijanto dan Sriudiyani (2011) yang

mengatakan bahwa usia kawin pertama di Pedesaan terjadi sekitar 13-18

tahun sedangkan di Perkotaan terjadi sekitar 16-19 tahun. Di Indonesia

8
9

wanita yang kawin pada kelompok usia 10-14 tahun sebesar 4,8%

sedangkan pada kelompok usia 15-19 tahun sebesar 41,9% (Kemenkes R.I.,

2010). Kejadian wanita yang kawin pada usia dini mengalami penurunan

pada tahun 2013, pada kelompok usia 10-14 tahun sebesar 2,6% sedangkan

kelompok usia 15-19 tahun sebesar 23,9%. Perkawinan di usia dini lebih

banyak ditemukan pada daerah pedesaan daripada di perkotaan (Kemenkes

R.I., 2013). Apabila dilihat dari jenis kelamin, Perkawinan usia dini lebih

banyak ditemukan pada anak wanita dibandingkan pada anak laki-laki,

perkawinan pada anak wanita 11 kali lipat lebih tinggi dibandingkan anak

laki-laki (BKKBN, 2012).

Berdasarkan beberapa hasil penelitian, faktor-faktor yang

mempengaruhi perkawinan di usia dini adalah

1. Faktor ekonomi

Menurut penelitian Rafidah et.al.(2009) faktor ekonomi

memiliki pengaruh yang kuat terhadap perkawinan wanita usia dini

karena alasan ingin meringankan beban orang tua, pendapat ini juga

diperkuat oleh penelitian Soebijanto dan Sriudiyani (2011) yang

mengatakan bahwa dengan menikahkan anak wanitanya dapat

melepaskan tanggung jawab sebagai orang tua. Selain itu, karena

ekonomi yang rendah orang tua tidak mampu untuk membiayai

pendidikannya dan bagi yang sudah menikah dapat membantu orang

tuanya dalam segi ekonomi.


10

2. Faktor sosial

Menrut Soebijanto dan Sriudiyani (2011) faktor sosial yang

berpengaruh terhadap perkawinan usia dini adalah pendidikan karena

pendidikan yang rendah mendorong seseorang untuk kawin di usia dini.

Menurut Fadlyanan dan Larasaty (2009) mengatakan bahwa pendidikan

yang rendah yang dicapai seseorang karena perkawinan yang diakukan

pada saat usia masih muda. Wanita yang melahirkan dan mempunyai

anak menyebabkan bertambahnya tanggung jawab yang dibebankan

kepadanyasehinggahilang kesempatan seorang wanita untuk

mengembangkan diri yang didapat dari pendidikan formal karena

seorang wanita dipaksa untuk putus sekolah (Supardi, 2013).

3. Faktor budaya

Faktor budaya yang berpengaruh terhadap perkawinan di usia

dini adalah lingkungan, lingkungan sekitar tempat tinggal sudah biasa

menikahkan anak pada usia 14-16 tahun, apabila anak menikah diatas

usia 17 tahun maka dianggap sebagai perawan tua (Soebijanto &

Sriudiyani, 2011). Selain itu, karena banyaknya teman sebaya dan

sepermainan telah menikah diusia dini sehingga dorongan untuk

menikah muda juga besar tanpa mempertimbangkan usia (Rafidah et.al.,,

2009). Lingkungan dan adat istiadat yang menganggap jika anak gadis

belum menikah dianggap sebagai aib keluarga, selain itu kedewasaan

seseorang dilihat dari status perkawinan, status janda lebih baik dari

pada perawan tua (Romauli dan Vindari, 2009). Perkawinan usia dini
11

merupakan perilaku yang sudah membudaya karena kesiapan mental dan

kematangan usia individu bukan menjadi penghalang untuk tetap

melangsungkan pernikahan (Landung et.al.,2009).

4. Pengetahuan tetang kesehatan reproduksi

Pengetahuan wanita yang kawin usia kurang dari 20 tahun

tetang kesehatan reproduksi masih kurang, hal ini dapat dilihat dari

kemampuan seorang wanita memahami dampak dari perkawinan yang

terlalu cepat. Pengetahuan masyarakat berhubugan dengan kemampuan

seorang wanita hamil dan melahirkan anak yang sehat serta tidak

berganti-ganti pasangan.Berdasarkan pemahaman tersebut, untuk

memahami kesehatan reproduksi seorang wanita terlebih dahulu

melakukan perkawinan. Adanya pemahaman yang salah tentang

kesehatan reproduksi sehingga mendorong seorang wanita untuk

melakukan perkawinan lebih cepat (Landung, et.al., 2009).

5. Persepsi terhadap perkawinan usia muda

Menurut penelitian Rafidah et.al., (2009) mengatakan bahwa

persepsi wanita tetang perkawinan merupakan faktor utama terjadinya

pernikahan di usia dini. Wanita yang memiliki persepsi yang baik tetang

perkawinan maka akan mengurangi risiko kawin di usia dini.

Wanita yang menikah usia dini memiliki risiko yang tinggi baik

selama kehamilan, persalinan maupun bayi yang dilahirkan. Menurut

beberapa penelitian, dampak perkawinan usia dini antara lain:


12

1. Kehamilan

Wanita usia kurang dari 20 tahun tidak diperbolehkan hamil

karena dapat menimbulkan komplikasi pada saat kehamilan. Menurut

penelitian Raharja (2012) mengatakan bahwa wanita yang berusia

kurang dari 20 tahun berisiko 1,16 kali meninggal karena preeklamsia

dibandingkan wanita yang berusia lebih dari 20 tahun. Sedangkan

menurut Fadlyana dan Larasaty (2009) mengatakan bahwa wanita yang

berusia 10-14 tahun berisiko 5 kali lipat mengalami kematian saat

kehamilan dan persalinan dibandingkan pada usia 20-24 tahun

sedangkan wanita yang berusia 15-19 tahun berisiko 2 kali lipat

mengalami kematian saat kehamilan dan persalinan. Menurut BKKBN

(2007) risiko yang dialami oleh ibu yang usianya kurang dari 20 tahun

adalah keguguran, preeklamsia, eklamsia, dan kanker leher

rahim.Komplikasi-komplikasi yang ditimbulkan selama kehamilan

disebabkan karena secara fisik kondisi panggul dan rahim belum

berkembang secara maksimal sehingga dapat menimbulkan kesakitan

dan kematian baik bagi ibu maupun bayi, pertumbuhan dan fisik ibu

terhambat.

2. Persalinan

Risiko persalinan yang dialami wanita yang kawin usia

kurang dari 20 tahun adalah timbulnya kesulitan selama persalinan,

perdarahan, komplikasi kronik seperti fistula vesikovaginal

(merembesnya air seni ke vagina), dan fistula retrovaginal (keluarnya


13

gas/fese ke vaginan) (BKKBN, 2007). Fistula merupakan kerusakan

pada organ kewanitaan yang menyebabkan kebocoran urin atau feses ke

dalam vagina.Obstetric fistula akibat hubungan seksual yang terlalu dini

sehingga sangat rentan terjadi pada wanita yang kawin diusia kurang

dari 20 tahun (Fadlyana dan Larasaty, 2009).

3. Bayi Baru Lahir

Fadlyana dan Larasaty (2009) mengatakan bahwa wanita yang

usianya dibawah 17 tahun melahirkan bayi prematur sebesar 14 persen.

Anotomi panggul yang masih berkembang membuat proses persalinan

menjadi lama sehingga dapat meningkatkan angka kematian bayi dan

neonatal. Bayi yang lahir dari ibu yang masih muda sangat rentan

mengalami cacat bawaan, prematur dan Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR) (BKKBN. 2007).Hal ini disebabkan karena nutrisi yang dimilki

oleh ibu terbagi dengan janinnya.Menajdi orang tua yang terlalu dini

disertai keterampilan merawat dan mengasuh anak yang kurang

menyebabkan anak yang dilahirkan mengalami penelantaran dan

perlakuan yang salah.Hal ini juga dapat menimbulkan dampak bagi

perkembangan anak yang dilahirkan sehingga berisiko mengalami

keterlambatan perkembangan, gangguan perilaku kesulitan belajar dan

tidak menutup kemungkinan menjadi orang tua diusia yang dini pula

(Fadlyana dan Larasaty, 2009).

4. Penyakit menular seksual dan HIV AIDS


14

Wanita yang melakukan hubungan seksual terlalu dini akan

meningkatkan risiko penyakit menular seksual dan penularan infeksi

HIV. Infeksi HIV terbesar didapat sebagai penularan langsung dari

pasangan yang telah terinfeksi sebelumnya. Jarak usia yang terlalu jauh

dengan pasangan menyebabkan seksual yang aman hampir tidak

mungkin akibat dominasi pasangan (Fadlyana dan Larasaty, 2009).

5. Kanker leher rahim

Wanita yang melakukan hubungan seksual terlau dini

mempunyai risiko kanker leher rahim lebih besar daripada yang kawin

diatas usia 20 tahun. Wanita yang kawin usia kurang dari 20 tahun

umumnya sel-sel mukosa yang terdapat di selaput kulit bagian dalam

vagina belum matang. Sel-sel tersebut tidak rentan terhadapt zat-zat

kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam perubahannya.Jika

sel-sel mukosa belum matang, ketika ada ransangan sel yang tumbuh

tidak seimbang dengan sel yang mati, dengan begitu maka kelebihan sel

ini bisa berubah sifat menjadi sel kanker (Ridhaningsih dan Djannah,

2011). Menurut Joeharno (2008) yang dikutip Ridhaningsih dan Djannah

(2011) bahwa wanita yang melaksanakan perkawinan diusia kurang dari

20 tahun memiliki risiko 2,5 kali lebih tinggi mengalami kejadian kanker

leher rahim dibandingkan dengan wanita yang melakukan perkawinan

diatas usia 20 tahun.

6. Secara psikologis
15

Secara mental ibu belum siap menerima perubahan yang

terjadi pada dirinya selama kehamilan, ibu belum siap menjalankan

peran sebagai orang tua, sebagai seorang istri, partner seks dan

mengahadapi permasalahan-permasalahan dalam rumah tangganya

sehingga berdampak pada perkembangan keperibadiannya. selain itu,

ibu hamil di usia kurang dari 20 tahun akan mengalami trauma

berkepanjangan dan mengalami krisi kepercayaan diri. Umumnya wanita

yang kawin dini keadaan psikologisnya masih belum matang dalam

menghadapi masalah yang timbul dalam perkawinannya sehingga

berdampak pada perceraian (BKKBN, 2007; Fadlyana dan Larasaty,

2009; Romauli dan Vindari, 2009).

2.2 Program Keluarga Berencana

Tujuan dari program keluarga berencana adalah untuk

membangun manusia Indonesia sebagai obyek dan subyek pembangunan

melalui peningkatan kesejahteraan ibu, anak, dan keluarga.Selain itu

program KB juga ditujukan untuk menurunkan angka kelahiran dengan

menggunakan salah satu jenis kontrasepsi secara sukarela yang didasari

keinginan dan tanggung jawab seluruh masyarakat.Upaya unuk menurunkan

angka kelahiran sekaligus membentuk keluarga sejahtera merupakan

cerminan dari program KB (Bappeda, 2013).

Menurut UU no. 52 Tahun 2009 Keluarga Berencana (KB) adalah

upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
16

kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak

reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Sedangkan

pengaturan kehamilan adalah upaya untuk membantu pasangan suami istri

untuk melahirkan pada usia yang ideal, memiliki jumlah anak, dan mengatur

jarak kelahiran anak yang ideal dengan menggunakan cara, alat, dan obat

kontrasepsi.

Pelayanan KB yang berkualitas berdampak pada kepuasan pada

klien yang dilayani dan terpenuhinya aturan penyelenggaraan Pelayanan KB

sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan yang telah ditetapkan.

Kompetensi tenaga yang memberikan pelayanan KB merupakan faktor yang

sangat mempengaruhi kualitas Pelayanan KB selain faktor-faktor lain seperti

prasaran dan sarana penunjang, alat, dan obat kontrasepsi, ketersediaan

pedoman pelayanan dan upaya untuk menjaga mutu. Ditinjau dari sudut

standar pelayanan, Pelayanan KB yang berkualitas adalah bila tingkat

komplikasi, ketidakberlangsungan dan kegagalan rendah atau berada dalam

batas toleransi (kemenkes R.I., 2013).

Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadi konsepsi. caraini

dapat bersifat reversibel, dapat pula bersifat permanen. (Prawirohardjo,

1999).Kontrasepsi yang dianggap ideal seharusnya 100% efektif, sangat

aman, tidak menimbulkan nyeri dan reversibel. Kontrasepsi seharusnya

tidak mengganggu spontanitas, tidak mengotori, tidak berbau, atau berasa

menyengat. Selain itu harus mudah digunakan, murah, tidak bergantung

pada ingatan penggunanya, dan tidak bergantung pada petugas kesehatan.


17

Metode yang digunakan juga tidak bertentangan dengan budaya setempat,

sehingga dapat diterima oleh para penggunanya. Salah satu yang menjadi

pertimbangan untuk kontrasepsi saat ini adalah perlindungan dari infeksi

menular seksual, namun kontrasepsi semacam itu sampai saat ini belum

tersedia (Varney, 2006).

Di Indonesia dalam persyaratan kontrasepsi harus memasukkan

syarat reversibel yang merupakan salah satu syarat penting dari suatu

kontrasepsi yang dianggap ideal. Hal ini sependapat dengan fatwa MUI

yang mengisyaratkan bahwa kontrasepsi tidak boleh permanen haruslah

bersifat reversible atau sementara/dapat balik (Prawirohardjo, 1999).

Menurut Hanafi (2003) yang dikutip Nazilah (2013), Metode

kontrasepsi adalah cara KB yang digunakan untuk menunda, menjarangkan,

atau mencegah terjadinya kehamilan. Seperti yang diurakain Adzlan (2011)

sebagai berikut:

1. Masa Menunda Kehamilan

Kelahiran anak dari seorang wanita yang usianya belum

mencapai 20 tahun dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan anak yang

dilahirkan. Apabila wanita sudah kawinsebelum usia 20 tahun, maka

disarankan untuk menunda kehamilan, dengan memakai alat kontrasepsi.

Beberapa alasan medis untukmenundaan kehamilan anak pertama bagi

ibu yang usianyabelum20 tahun adalah sebagai berikut:


18

a. Risiko kesakitan dan kematian pada saat persalinan, nifas serta

bayinya disebabkan karena belum optimal perkembangan rahim dan

panggul

b. Risiko medik yang ditimbulkan yaitu Keguguran, Preeklamsia

(tekanan darah tinggi, cedema, proteinuria), Eklamsia (keracunan

kehamilan), penyulit persalinan, prematur, Berat Bayi Lahir Rendah

(BBLR), Fistula Vesikovaginal (merembesnya air seni ke vagina),

Fistula Retrovaginal ( keluarnya gas dan feses/tinja ke vagina),

Kanker leher rahim

Alat kontrasepsi yang dianjurkanuntuk menundaan kehamilan

sebelumusia 20 tahun adalah:

a. Peserta masih muda dan sehat dianjurkan menggunakan oral pil

b. Bagi pasangan yang sering bersenggama (frekuensi tinggi) kurang

menguntungkanapabila menggunakan kondom karena akanmemiliki

kegagalan tinggi.

c. Pilihan ke dua adalah AKDR/Spiral/IUD sesuai dengan ukuran rahim

bagi yang belum mempunyai anak.

2. Masa Menjarangkan kehamilan

Wanita yang telah berpasangan sebaiknya melahirkan pada

periode usia 20-35 tahunkarenapada usia ini merupakan masa

menjarangkan kehamilan, sehingga tidak terjadi risiko-risiko medik

seperti yang diuraikan diatas. Dalam usia 20-35 tahun dianjurkan untuk

memunyai 2 anak dengan jarak anak pertama dan kedua sekitar 7-8
19

tahun karena jangan sampai terjadi dua balita dalam periode 5 tahun.

Oleh karena itu alat kontrasepsi sangat dianjurkan untuk menjarangkan

kehamilanagar ibu dapat menyusui anaknya dengan cukup banyak dan

lama. Semua kontrasepsi, sebenarnya cocok untuk menjarangkan

kelahiran akan tetapi sebaiknya kelahiran anak pertama langsung

memakai alat kontrasepsi spiral (IUD).

3. Masa Mencegah Kehamilan

Usia 35 tahun ke atas merupakan masa pencegahan kehamilan

karena wanita yang melahirkan anak diatas usia 35 tahun banyak

mengalami risiko medik sehingga dianjurkan penggunaan alat

kontrasepsi sebagaipencegahan kehamilan. Diharapakan alat kontrasepsi

yang akan digunakan berlangsung sampai selesai masa reproduksi

seorang wanita yaitu 20 tahun dimana seorang wanita sudah berusia 50

tahun. Bagi wanita yang telah berpasangan, alat kontrasepsi yang

dianjurkan yaitu:

a. Pertama pemakaian kontrasepsi pada masa pencegahan

kehamilanyaitu kontrasepsi mantap (MOW, MOP).

b. Ke dua pemakain kontrasepsi IUD/AKDR/Spiral

c. Pada usia ibu yang sudah tua penggunaan oral pil kurang dianjurkan

karena mempunyai kemungkinan timbulnya akibat sampingan.


20

2.3 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Kontrasepsi

Menurut Bertrand (1980) seperti dikutip Nazilah (2012)

mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan

kontrsepsi adalah faktor sosio-demografi, faktor sosio-psikologi dan faktor

yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan.Faktor sosio-demografi

yang berpengaruh adalah pendidikan, pendapatan, pekerjaan, umur, paritas,

suku dan agama.Penggunaan kontrasepsi lebih banyak pada wanita yang

berumur 20-30 tahun dengan jumlah anak lebih dari 2 orang.Penerimaan

keluarga berencana lebih banyak pada mereka yang memiliki standar hidup

yang lebih tinggi.Faktor sosio-psikologi yang penting adalah ukuran anak

ideal, pentingnya nilai anak laki, sikap terhadap keluarga berencana,

komunikasi suami istri, dan persepsi terhadap kematian anak.Sedangkan

faktor yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan adalah keterlibatan

dalam yang berhubungan dengan keluarga berencana, pengetahuan tetang

sumber kontrasepsi, jarak kepusat pelayanan, dan keterlibatan dengan media

masa.

Teori yang dikembangkan oleh Philips dan Morrison (1998) yaitu

faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu

faktor lingkungan yang melihat hubungan antara system layanan kesehatan

dengan lingkungan luarnya, dan karakteristik populasi yang mencakup

karakteristik pendukung (predisposing factor), faktor pemungkin (enabling

factor) dan faktor kebutuhan (needs). Kedua faktor tersebut akan

mempengaruhi pola perilaku kesehatan yang terdiri dari pilihan kesehatan


21

perorangan dan penggunaan pelayanan kesehatan. Ketiga kelompok variabel

yang saling berhubungan tersebut pada gilirannya akan memberikan dampak

pada derajat kesehatan, yang digambarkan antara lain dengan tingkat

morbiditas dan mortalitas (Kemenkes R.I,. 2013).

Woyanti (2005) mengatakan bahwa harga perolehan kontrasepsi,

biaya hidup anak dan pendapat keluarga mempengaruhi pemilihan

kontrasepsi wanita.

Varney (2006) mengatakan bahwa faktor yang akan

mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi adalah keinginan untuk

mengendalikan kelahiran secara permanen atau sementara, keefektifan

metode yang digunakan, pengaruh media, kemungkinan efek samping dan

pertanyaan yang mungkin muncul tentang keamanan suatu metode,

kemungkinan manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dari setiap metode,

kemampuan suatu metode untuk mencegah penyakit (HIV, penyakit

menular seksual, kanker), perkiraan lamanya penggunaan metode

kontrasepsi, biaya, frekuensi hubungan seksual, jumlah pasangan seksual,

faktor seksual, faktor agama (apakah metode tertentu dikenakan sanksi oleh

badan-badan keagamaan yang dianut individu atau pasangan, faktor

psikologis (perasaan tentang setiap aspek yang terkait dengan metode

tertentu misalnya pengalaman dimasa lalu yang tidak menguntungkan

karena penggunaan metode tertentu), dan kemudahan menggunakan suatu

metode tertentu.
22

Maryatun (2009) mengatakan bahwa faktor-faktor pada ibu yang

mempengaruhi pemakain metode kontrasepsi IUD adalah hubungan umur,

paritas, persepsi ibu tetang demand/alasan KB, metode kontrasepsi IUD,

dukungan suami dengan pemakaian metode kontrasepsi IUD. Faktor yang

paling berpengaruh terhadap pemakain metode kontrasepsi IUD adalah

persepsi ibu tentang metode kontrasepsi IUD khususnya pada persepsi ibu

yang menyebutkan bahwa metode kontrasepsi IUD mengganggu aktivitas

sehari-hari.Ibu yang umurnya lebih dari 35 tahun lebih cenderung memilih

IUD dengan jumlah anak lebih dari 2 orang.

Tedjo (2009) mengatakan bahwa ada hubungan keikutsertaan

dalam jamkesmas dan dukungan pasangan dengan pemilihan jenis

kontrasepsi yang digunakan pada keluarga miskin sedangkan variabel lain

tidak berhubungan

Kusumaningrum (2009) mengatakan bahwa umur istri, jumlah

anak, dan tingkat pendidikan mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi

yang digunakan pada PUS. dan setelah dilakukan uji Binary logistic

diketahui bahwa umur istri merupakan faktor yang paling berpengaruh.

Menurut Ali (2013) menyatakan bahwa pengetahuan, pendidikan,

dan ketersedian alat kontrasepsi berhubungan dengan pemakaian alat KB

pada PUS.Pengetahuan karena banyaknya informasi yang diperoleh oleh

akseptor baik dari petugas kesehatan maupun dari media menjadikan

pengetahuan akseptor menjadi lebih baik.Pendidikan berhubungan dengan

penggunaan alat kontrasepsi pada PUS karena rendahnya pendidikan PUS


23

menjadikan kontrasepsi kurang diminati, hal ini berdampak pada banyaknya

anak yang dilahirkan dengan jarak persalinan yang dekat.Faktor

ketersediaan alat kontrasepsi juga mempengaruhi PUS untuk menggunakan

kontrasepsi, kontrasepsi yang tersedia dengan lengkap dan mudah diperoleh

dapat meningkatkan pemilihan kontrasepsi.

Menurut Musdalifah et.al.,(2013) mengatakan bahwa umur,

dukungan suami, efek samping dan pemberian informasi petugas KB

berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi hormonal. Umur merupakan

salah satu faktor yang menentukan perilaku seseorang dalam menentukan

pemakain kontrasepsi, semakin tua seseorang maka pemilihan kontrasepsi

ke arah kontrasepsi yang mempunyai efektifitas lebih tinggi yaitu metode

kontrasepsi jangka panjang. Dukungan suami berpengaruh besar terhadap

pemilihan kontrasepsi yang dipakai istri, bila suami tidak setuju dengan

kontrasepsi yang dipakai istrinya maka sedikit istri yang akan memakai alat

kontrasepsi tersebut. Efek samping berhubungan dengan pemilihan

kontrasepsi karena efek samping yang ditimbulkan oleh kontrasepsi tersebut

membuat ibu tidak ingin menggunakannya lagi.Selain itu, pemberian

informasi petugas KB berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi, petugas

kesehatan berperan dalam memberikan informasi, penyuluhan dan

penjelasan tentang alat kontrasepsi.Calon akseptor yang masih ragu-ragu

dalam pemakai alat kontrasepsi akhirnya memutuskan untuk memakai alat

kontrasepsi tersebut atas saran dari petugas kesehatan.


24

Arliana et.al.,(2013) mengatakan bahwa faktor-faktor yang

berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi hormonal yang menunjukkan

kemaknaan secara statistik adalah umur ibu sekarang, umur melahirkan

pertama, jumlah anak hidup, pendapatan keluarga, biaya alat kontrasepsi,

dan dukungan suami. Klien yang diberikan dukungan oleh suami

akanmenggunakan kontrasepsi secara terus menerus sedangkan yang tidak

mendapat dukungan suami akan sedikit menggunakan kontrasepsi.

Sitopu (2012) mengatakan bahwa pengetahuan akseptor KB

berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi.semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang semakin baik pengetahuan seseorang tentang alat

kontrasepsi dan semakin rasional dalam menggunakan alat kontrasepsi.

Tingginya tingkat pendidikan seseorang juga akan mendukung mempercepat

penerimaan informasi KB pada pasangan usia subur.

Dari hasil penelitian yang dilakukan secara kualitatif oleh

Handayani et.al., (2012) bahwa masih banyak akseptor yang menentukan

metode yang dipilih hanya berdasarkan informasi dari akseptor lain

berdasarkan pengalaman masing-masing. Sebagian petugas kesehatan

kurang melakukan konseling dan pemberian informasi yang menyebabkan

kurangnya pengetahuan klien dalam memilih jenis KB.Namun masyarakat

mentolerir pelayanan KB meskipun pelayanan KB belum seluruhnya

memenuhi syarat pelayanan berkualitas.Informasi yang baik dari petugas

membantu klien dalam memilih dan menentukanmetode kontrasepsi yang

dipakai. Informasi yang baik akan memberikan kepuasan klien yang


25

berdampak pada penggunaan kontrasepsi yang lebih lama sehingga

membantu keberhasilan KB.

2.4 Teori Perilaku

Skiner (1938) seorang ahli psikologis merumuskan bahwa

perilaku merupakan reaksi atau respon seseorang terhadap stimulus

(ransangan dari luar).Terjadinya perilaku ini melalui proses adanya

rangsangan (stimulus) terhadap organisme, dan kemudian organisme

tersebut merespons, maka teori Skiner ini disebut teori S-O-R atau

Stimulus Organisme Respons.

Menurut Skiner perilaku kesehatan adalah suatu respons

seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman,

serta lingkungan.Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan

menjadi 3 kelompok.

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health maintenance) adalah perilaku

atau upaya-upaya seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan

agar tidak sakit dan penyembuhan untuk sakit

2. Perilaku pencarian dan penggunaan system atau fasilitas pelayanan

kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health

seeking behavior) adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang

pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan.


26

3. Perilaku kesehatan lingkungan yaitu bagaimana seseorang merespons

lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan

sebagainya sehingga kesehatan tidak dipengaruhi oleh lingkungan

tersebut.

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan

membagi perilaku manusia ke dalam 3 (tiga) domain atau ranah yakni

kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini

dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (over behavior).

2. Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup

dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.manifestasi sikap itu

tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih

dahulu dari perilaku yang tertutup.Sikap merupakan kesiapan untuk

bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu

penghayatan terhadap objek.


27

3. Praktik atau tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan

(overt behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan nyata

diperlukan fakor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,

antara lain adalah fasilitas. Disamping factor fasilitas, juga diperlukan

factor pendukung (support) dari pihak lain, misalnya dari suami atau

istri, orang tua atau mertua dan lain-lain.

Teori Lawrence Green (1980) berusaha mengungkapkan

determinan perilaku dari analisis beberapa faktor yang mempengaruhi

perilaku, yang berhubungan dengan kesehatan. Menurut Green kesehatan

seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yakni faktor

perilaku (behavior causes) dan faktor dari luar perilaku (non- behavior

causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3

faktor.

1. Faktor-faktor predisposisi (Predisposing factors), yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

2. Faktor-faktor pendukung (enabling factor) yang terwujud dalam

lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau

sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat

kontrasepsi, jamban dan sebagainya.

3. Factor-faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam

sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang

merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat


28

Model ini dapat digambarkan sebagai berikut:

B = f (PF, EF,RF)
4.

Keterangan:

B = behavior RF = Reinforcing factor

PF = Presdisposing factor f = fungsi

EF = Enabling Factor

Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang

kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan

sebagainya dari orang dan masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu,

ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap

kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku

Seseorang yang tidak mau menggunakan alat kontrasepsi dapat

disebabkan karena orang tersebut tidak tahu atau belum mengetahui manfaat

dari alat kontrasepsi bagi dirinya dan keluarganya (predisposing

factors).Atau karena jarak rumahnya jauh dari tempat posyandu atau

puskesmas tempat mendapatkan pelayanan KB (enabling factors). Sebab

lain, mungkin karena para petugas kesehatan atau tokoh masyarakat lain

disekitarnya tidak pernah mengimunisasikan anaknya (reinforcing factors)

(Notoatmodjo, 2007).

Menurut Lawrence Green yang di kutip Notoatmodjo (2007)

mengatakan hubungan antara faktor-faktor predisposisi (predisposing


29

factors), faktor-faktor yang mendukung (enabling factor) dan faktor-faktor

yang mendorong (reinforcing factors), dapat digambar dalam bagan berikut

ini (http://puskesmaskampar.wordpress.com):

Gambar 2.3 Bagan teori Lewrence Green


BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian pustaka dapat dibuat kerangka pikir sebagai

berikut: bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan

kontrasepsi pada wanita kawin usia dini adalah pengetahuan, informasi oleh

petugas lapangan KB dan dukungan suami. Dari beberapa hasil penelitian

bahwa pengetahuan memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan

penggunaan alat kontrasepsi. Pengetahuan yang baik akan memudahkan

akseptor untuk menerima informasi tentang berbagai jenis kontrasepsi

sehingga akseptor dengan mudah dapat memilih jenis kontrasepsi sesuai

dengan kebutuhan dan kondisinya. Informasi yang baik dari petugas

lapangan KB akan memberikan kepuasan klien yang berdampak pada

penggunaan kontrasepsi yang lebih lama sehingga membantu keberhasilan

KB. Pengetahuan dan informasi dari petugas KB tidak cukup untuk

membuat klien memutuskan menggunakan kontrasepsi tanpa adanya

dukungan dari suami.Dukungan suami berpengaruh besar terhadap

pemilihan kontrasepsi yang dipakai istri, bila suami tidak setuju dengan

kontrasepsi yang dipakai istrinya maka sedikit istri yang akan memakai alat

kontrasepsi tersebut.

30
31

3.2 Konsep Penelitian

Penggunaan kontrasepsi dikaitkan dengan pengetahuan, Informasi

oleh petugas lapangan KB, dan dukungan suami. Hubungan antara variabel-

variabel tersebut dapat digambarkan dengan kerangka konsep berikut ini:

Faktor predisposisi:
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Pendapatan
5. Jumlah anak
6. Persepsi ibu

7. Pengetahuan

Faktor pendukung:
1. Jarak pelayanan KB
2. Biaya Penggunaan Kontrasepsi
3. Ketersediaan alat Pada wanita kawin usia
kontrasepsi dini

4. Informasi oleh
petugas lapangan KB

Faktor pendorong:
1. Dukungan suami

2. Sikap petugas
kesehatan
3. Sikap tokoh
masyarakat

Gambar 3.2 Konsep Penelitian

Keterangan:

: Diteliti

: Tidak diteliti
3.3 Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan kontrasepsi

pada wanita kawin usia dini di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok

Timur.

2. Ada hubungan antarainformasi oleh petugas lapangan KB dengan

penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin usia dini di Kecamatan

Aikmel Kabupaten Lombok Timur.

3. Ada hubungan antaradukungan suami dengan penggunaan kontrasepsi

pada wanita kawin usia dini di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok

Timur.
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakanadalah studi observasional dengan

desaincross sectional analitik yang bertujuan mengevaluasi faktor-faktor

yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin usia

dini. Rancangan studi cross sectional dapat dilihat secara jelas dalam

gambar dibawah ini.

Popula
si
(Sampe
l)

faktor risiko
faktor risiko + -

efek + efek - efek -


efek +

Gamabar 4.1 Bagan rancangan studi cross sectional

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi

Penelitian dilakukan di Kecamatan Aikmel Kabupaten

Lombok Timur yang terdiri dari 24 Kelurahan/Desa.

33
34

4.2.2 Waktu

Waktu penelitian dilakukanselama 4 bulan, mulai bulan

Januari sampai dengan Mei 2014.

4.3 Penentuan Sumber Data

4.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah semua wanita kawin usia dinidi

Kecamatan Aikmel.

4.3.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah wanita kawin usia dini yang

berdomisili di Kecamatan Aikmel dengan kriteri inklusi yaitu

1. Paritas lebih dari 1

2. Bersedia menjadi responden

3. Masih memiliki suami

4.3.3 Besar sampel

Perhitungan besar sampel pada penelitian ini

menggunakan rumus Lemeshow (1990) yang dikutip Sastroasmoro

(2011) dengan menggunakan penentuan besar sampel untuk uji

hipotesis terhadap 2 proporsi pada dua kelompok independent

sebagai berikut:

n = [z 2P Q+ zP1 Q1 + P2 Q2]

(P1 P2)
35

Dimana

N = besar sampel

z / = nilai z pada derajat kepercayaan atau batas kemaknaan

(1,96 untuk derajat kepercayaan 95%)

P1 = proporsi efek standar (0,60)

P2 = proporsi efek yang diteliti (0,30)

z = nilai z pada kekuatan uji (power) 0,84 untuk kekuatan uji

80 %

Berdasarkan rumus diatas didapatkan besar sampel

minimal untuk kelompok yang menggunakan kontrasepsi adalah 42

orang dan jumlah sampel minimal untuk kelompok yang tidak

menggunakan kontrasepsi adalah 42 orang. Jadi total sampelnya

adalah 84 orang.

4.3.4 Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah

teknik probabiliti sampling dengan menggunakanmetode acak

bertingkat (Multistage Random Sampling).

Teknik untuk mendapatkan sampel dilakukan secara acak,

pertama memilih desa secara random dengan jumlah sampel masing-

masing desa ada yang 20 orang dan 22 orang, kedua desa yang

terpilih selanjutnya dipilih dusun secara random dengan jumlah

sampel masing-masing desa ada yang 10 orang dan 11 orang, ketiga


36

dusun yang terpilih selanjutnya dipilih wanita kawin usia muda

secara random sampai didapatkan sejumlah sampel yang diinginkan

sebanyak 84 orang.

4.4 Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini dapat

dikelompokkan menjadi 2 yaitu variabel bebas dan variabel tergantung.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan, informasi oleh

petugas lapangan KB dan dukungan suami.Sedangkan variabel tergantung

adalah penggunaan kontrasepsi.

4.4.1 Definisi operasional

1. Wanita kawin usia dini adalah wanita yang kawin pertama diusia

kurang dari 20 tahun yang dilihat dari buku nikah.

2. Akseptor KB adalah pasangan usia subur yang menggunakan suatu

cara metode kontrasepsi yang dilihat dari buku KB.

3. Pengetahuan adalah kemampuan ibu menjawab pertanyaan dengan

benar yang diukur menggunakan kuesioner.

4. Informasi oleh petugas lapangan KB adalah penjelasan yang

memadai tentang berbagai metode KB yang diberikan oleh petugas

KB kepada ibu sebagai pasangan usia subur yang diukur dengan

kuesioner.
37

5. Dukungan suami adalah bentuk dukungan yang diberikan oleh

suami dalam memutuskan dan memilih kontrasepsi yang diukur

dengan kuesioner.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan

kuesioner. Kuesioner penelitian berisi pertanyaan tentang pengetahuan,

informasi oleh petugas lapangan KB dan dukungan suami (Riduwan, 2004).

4.5.1 Uji validas dan reliabilitas

1. Uji validitas

Untuk menguji validitas alat ukur terlebih dahulu

dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara

keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur

dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir, dengan

rumus Pearson Product Moment (Riduwan, 2004).

Rumus:

r= n(XY) (X).(Y)

{n.X - (X)}.{n.Y- (Y)}

Keterangan:

r = koefisien korelasi

X = jumlah skor item

Y = jumlah skor total (seluruh item)

n = jumlah responden
38

Berdasarkan hasil dari uji validitas yang dilakukan

kepada 20 responden di wilayah kerja Kecamatan Labuhan Haji

diperoleh bahwa korelasi antara masing-masing item pertanyaan

terhadap soal skor menunjukkan hasil yang signifikan.Hasil

pengukuran validitas kuesioner yang berisi tentang waanita

kawin usia dini, penggunaan kontrasepsi, pengetahuan, informasi

oleh petugas lapangan KB, dan dukungan suami menunjukkan

pertanyaan tersebut valid untuk penelitian (hasil terlampir).

2. Uji reliabilitas

Metode pengujian reliabilitas instrument ini

menggunakan metode alpha yaitu menganalisis reliabiltas alat

ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah:

r
k

St
1
k St

Keterangan:

r = nilai reliabilitas

St = jumlah varians skor tiap-tiap item

St = varians total

k = jumlah item

Hasil pengukuran uji reliabilitas kuesioner yang

dilakukan pada 20 responden di wilayah kerja Kecamatan

Labuhan Hajimenunjukkan bahwa pertanyaan-pertanyaan pada

kuesioner reliable yaitu nilai lebih dari 0,60 (hasil terlampir).


4.6 Prosedur Penelitian

4.6.1 Jenis data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data

sekunder dan data primer. Data sekunder yaitu usia kawin pertama

dan penggunaan kontrasepsi sedangkan data primer yaitu data

tentang pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, informasi oleh petugas

lapangan KB dan dukungan suami.

4.6.2 Cara pengumpulan data

Cara pengambilan dan pengumpulan data primer dalam

penelitian ini adalah dengan observasi dan wawancara yang

berpedoman pada kuesioner.

4.6.3 Teknik pengolahan data

Data yang terkumpul diolah dengan cara yaitu pertama

memeriksaan kelengkapan kuesioner yang telah dikumpulkan,

apabila ditemukan data yang kurang jelas dan tidak lengkap maka

peneliti menyuruh isi kembali kuesioner yang kurang jelas dan masih

kosong pada responden semula. Kedua, memberi tanda atau kode

berbentuk angka pada masing-masing jawaban.Ketiga, mensortir

dengan memilih atau mengelompokkan data menurut daerah

sampel.Keempat, data yang sudah diberi kode kemudian dimasukkan

kedalam tabel exel.Kelima, pembersihan data apakah data yang di

entry sudah benar atau belum dan keenam data dianalisis dengan

menggunakan SPSS.
4.7 Analisis Data

Analisa data yang dilakukan dengan3cara yaitu dilakukan analisis

univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat.

4.7.1 Analisis univariat

Bertujuan mendiskripsikan masing-masing variabel yang

diteliti sesuai dengan data yang didapat. Data dianalisa

menggunakan statistik diskriptif yang digunakan untuk melaporkan

hasil dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase (%) dari

masing-masing item.

4.7.2 Analisis bivariat

Analisis untuk menilai pengaruh satu variabel bebas

dengan variabel tergantung. Pada penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi pengaruh faktor faktor yang mempengaruhi

penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin usia dini. Hasil analisis

bivariat akan ditampilkan dalam tabel 2x2. Ukuran asosiasi yang

digunakan untuk menilai pengaruh variabel bebas terhadap variabel

tergantung pada analisis ini adalah crudeodds ratio (COR) dan uji

statistik yang digunakan adalah Chi square dengan menapilkan

confident interval pada confident level 95% (95%CI).

4.7.3 Analisis multivariat

Analisis yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

murni masing-masing variabel bebas terhadap variabel tergantung

dengan mengontrol adanya variabel bebas yang lain. Uji statistik


yang digunakan adalah RegresiLogisticdan ukuran asosiasi akan

ditampilkan dalam bentuk adjusted odds ratio (APR) dan 95% CI

disertai pula dengan hasil peritungan nilai p. Untuk mendapatkan

model terbaik dalam menjelaskan faktor apa saja yang

mempengaruhi penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin usia dini

maka teknik eleminasi yang digunakan adalah Bacward LR. Teknik

eleminasi ini dimulai dengan memasukkan semua variabel bebas

untuk dianalisis secara bersama-sama ke dalam model kemudian

dieleminasi satu per satu sampai mendapatkan variabel bebas yang

tersisa di dalam model dengan nilai p < 0,25.


BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Kecamatan Aikmel merupakan salah satu kecamatan yang ada di

Kabupaten Lombok Timur Propinsi NTB dengan luas wilayah sekitar

122,92 Km, dengan batas-batas wilayah yaitu sebelah utara Kecamatan

Sembalun, sebelah selatan Kecamatan Suralaga, sebelah timur Kecamatan

Wanasaba, dan sebelah barat Kecamatan Pringgasela. Kecamatan Aikmel

terdiri dari 24 Desa dan 137 Dusun. Wilayah Kecamatan Aikmel sebagian

besar berupa lahan kering sekitar 74,78% dan lahan sawah sekitar 25,22%.

Kecamatan Aikmel sebagai salah satu dari empat pemasok TKI terbanyak

di NTB yaitu sebanyak 1.508.

Kecamatan Aikmel memiliki 2 puskesmas yaitu puskesmas

aikmel dan puskesmas lenek.Jumlah tenaga program KB di Kecamatan

Aikmel pada tahun 2013 berjumlah 15 orang yang terdiri dari 1 orang

Kepala Unit Pelaksanan Teknik Badan KB Tingkat Kecamatan, 9 orang

PKB Tingkat Desa dan 1 Kasubag TU dan 4 tenaga administrasi.

5.2 Karakteristik Responden

Data diambil dari pengisian kuesioner yang disebarkan kepada 42

responden yang menggunakan kontrasepsi dan 42 responden yang tidak

menggunakan kontrasepsi yang berada di wilayah kerja Kecamatan

42
43

Aikmel.Karakteristik responden yaitu umur kawin pertama dikategorikan

berdasarkan mean dari usia kawin pertama semua responden yaitu mean <17

th dan mean 17 th, pendidikan dikategorikan menjadi SD, SLTP, SLTA,

dan sarjana, sedangkanpekerjaan dikategorikan menjadi bekerja dan tidak

bekerjaseperti yang disajikan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1
Distribusi frekuensi karakteristik responden di Kecamatan Aikmel
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2014
Karakteristik n %
Umur Kawin Pertama
Mean < 17 Th 30 35,7
Mean 17 Th 54 64,3
Pendidikan
SD 56 66,7
SLTP SLTA 22 26,2
Sarjana 5 6,0
Pekerjaan 1 1,2
Tidak Bekerja
48 57,1
Bekerja 36 42,9
Total 84 100

Tabel 5.1 menunjukkan hasil bahwa dari 84 responden,

didapatkan sebagian besar responden umur kawin pertamanya lebih sama

dengan 17 tahun sebanyak 54 orang (64,3%) dengan pendidikan responden

paling banyak adalah SD sebanyak 56 orang (66,7%), dan sebagian besar

responden tidak bekerja sebanyak 48 orang (57,1%).


Tabel 5.2
Distribusi frekuensi pengetahuan, informasi oleh petugas lapangan KB dan
dukungan suami di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur Tahun
2014
Karakteristik n %
Pengetahuan
Baik 6 7.1
Kurang 78 92.9
Informasi oleh Petugas Lapangan KB
Ya 7 8,3
Tidak 77 91,7
Dukungan Suami
Ya 41 48,8
Tidak 43 51,2
Total 84 100

Tabel 5.2 menunjukkan hasil bahwa dari 84 responden,

didapatkan sebagian kecil pengetahuan responden baik tentang penggunaan

kontrasepsi yaitu sebanyak 6 orang (7.1%), sedangkan responden

yangmendapatkan informasi dari petugas lapangan KB tentang penggunaan

kontrasepsi yaitu sebanyak 7 orang (8,3%) dan responden yang mendapat

dukungan suami yaitu sebanyak 41 orang (48,8%).

5.3 Hasil Analisis Bivariat Hubungan antara Pengetahuan, Informasi oleh


Petugas Lapangan KB, dan Dukungan Suami dengan Penggunaan
Kontrasepsi pada Wanita Kawin Usia Dini di Kecamatan Aikmel
Kabupaten Lombok Timur

Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji chi square

yaitu untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan,informasi oleh

petugas lapangan KB dandukungan suami dengan penggunaan

kontrasepsipada wanita kawin usia dini di Kecamatan Aikmel Kabupaten

Lombok Timur.
Tabel 5.3
Hubungan pengetahuan, informasi oleh petugas lapangan KB dan dukungan
suami dengan penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin usia dini di
Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur Tahun 2014
Penggunaan Total
Kontrasepsi
Variabel Penelitian OR P
Ya Tidak
n % n % n %
Pengetahuan
Baik 4 66,7 2 33,3 6 100
2,105 0,676
Kurang 38 48,7 40 51,3 78 100
Informasi oleh PLKB
Ya 5 71,4 2 28,6 7 100
2,703 0,433
Tidak 37 48,1 40 51,9 77 100
Dukungan Suami
Ya 41 100 0 0 41 100
- 0,000
Tidak 1 2,3 42 97,7 43 100

Tabel 5.3 menunjukkanhubungan pengetahuan dengan

penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin usia dini diperoleh bahwa pada

ibu yang menggunakan kontrasepsi 9,5% memiliki pengetahuan baik

sedangkan pada ibu yang tidak menggunakan kontrasepsi 4,8% memiliki

pengetahuan baik, ada perbedaan tingkat pengetahuan baik berdasarkan

penggunaan kontrasepsi perbedaan tersebut menghasilkan OR=2,1

sehinggabisa diinterpretasikan bahwa tingkat pengetahuan baiktentang

kontrasepsi dapat meningkatkan peluang ibu untuk menggunakan

kontrasepsi tetapi berdasarkan uji statistik pengaruh tersebut tidak

bermakna. Sedangkan hubungan antara informasi oleh petugas lapangan KB

dengan penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin usia dini diperoleh

bahwa pada ibu yang menggunakan kontrasepsi 11,9% mendapatkan

informasi oleh petugas lapangan KB sedangkan pada ibu yang tidak

menggunakan kontrasepsi 4,8% mendapatkan informasi oleh petugas


lapangan KB, ada perbedaan informasi oleh petugas lapangan KB

berdasarkan penggunaan kontrasepsi perbedaan tersebut menghasilkan

OR=2,7 sehingga bisa diinterpretasikan bahwa informasi oleh petugas

lapangan KB tentang kontrasepsi dapat meningkatkan peluang ibu untuk

menggunakan kontrasepsi tapi berdasarkan uji statistik pengaruh tersebut

tidak bermakna.Untuk hubungan dukungan suami dengan penggunaan

kontrasepsi pada wanita kawin usia dini diperoleh bahwa pada ibu yang

menggunakan kontrasepsi 41% di dukung suami sedangkan pada ibu yang

tidak menggunakan kontrasepsi 0% di dukung suami,namun berdasarkan uji

statistik pengaruh tersebut bermakna.

5.4 HasilAnalisis MultivariatHubungan antara Pengetahuan, Informasi


oleh Petugas Lapangan KB, dan Dukungan Suami dengan Penggunaan
Kontrasepsi pada Wanita Kawin Usia Dini di Kecamatan Aikmel
Kabupaten Lombok Timur

Analisis multivariatmerupakan analisis yang dilakukan lebih dari

dua variabel atau analisis pada banyak variabel.Analisis multivariate pada

penelitian ini tidak dilakukan karena dari analisis bivariat hanya satu

variabel yang memunuhi persyaratan untuk dilakukan analisis multivariate

yaitu pada variabel dukungan suami.


BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Hubungan antara Pengetahuan dengan Penggunaan Kontrasepsi pada


Wanita Kawin Usia Dini di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok
Timur

Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi

square diperoleh nilai OR=2,1 sehingga bisa diinterpretasikan bahwa tingkat

pengetahuan baik tentang kontrasepsi dapat meningkatkan peluang ibu

untuk menggunakan kontrasepsi tetapi berdasarkan uji statistik nilai p=0,676

yang artinya pengetahuan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan

penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin usia dini. Sedangkan dari hasil

analisis univariat pada penelitian ini sebagian besar sampel memiliki

pengetahuan kurang tentang penggunaan kontrasepsi sebesar92,9%.

Hasil penelitan ini berbeda dengan hasil penelitian yang

dilakukan Sitopu (2012) yang mengatakan bahwa dari hasil analisis dengan

uji chi square diperoleh nilai p=0,001 (p<0,05) yang artinya terdapat

hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu akseptor KB dengan

penggunaan alat kontrasepsi. Pendapat ini perkuat oleh penelitian yang

dilakukan Ali (2013) yang mengatakan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara pengetahuan dengan penggunaan kontrasepsi pada

pasangan usia subur dengan nilai p=0,000. Sedangkan pendapat yang sama

dengan penelitian ini disampaikan oleh Nurfaidah dkk. (2013) dalam

penelitiannya yang mengatakan bahwa berdasarkan hasil analisis dengan uji

47
48

chi square menunjukkan nilai p=0,436 (p>0,05) yang artinya tidak ada

hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan penggunaan

alat kontrasepsi.Pendapat yang sama disampaikan Kusumaningrum (2009)

mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan

pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada pasangan usia subur.

Pendapat ini diperkuat lagi dalam penelitian yang dilakukan Tedjo (2009)

yang mengatakan bahwa tingkat pengetahuan tidak memiliki hubungan yang

signifikan dengan pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada keluarga

miskin.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah orang melakukan

pengindraan terhadap objek tertentu.Faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap pengetahuan seseorang tentang penggunaan kontrasepsi yaitu

pendidikan, media masa atau informasi, usia, sosial budaya dan ekonomi,

lingkungan, danpengalaman.

Pendidikan yang tinggi akan memudahkan seseorang untuk

menerima informasi, baik yang diperoleh dari orang lain maupun dari media

masa. Banyak informasi yang diperoleh seseorang banyak juga pengetahuan

seseorang tentang kesehatan dan semakin tua usia seseorang semakin bijak

orang tersebut karena banyak informasi yang ditemukan serta banyak hal

yang telah dilakukan sehingga menambah pengetahuannya tentang

kontrasepsi. Seseorang akan bertambah pengetahuannya juga karena tradisi

serta adat istiadat yangsering dilakukan seseorang melalui penalaran apakah

baik atau buruk untuk mereka. Selain itu, ekonomi seseorang mempengaruhi
49

tersedianya fasilitas yang menunjang untuk mendapatkan informasi tentang

penggunaan kontrasepsi sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang(Notoatmodjo, 2007).

Berdasarkan uraian teori di atas dan disesuaikan dengan temuan

yang diperoleh selama penelitian, tidak adanya hubungan pengetahuan

dengan penggunann kontrasepsi pada wanita kawin usia dini di Kecamatan

Aikmel Kabupaten Lombok Timur disebabkan karena sebagian kecil

responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 7 orang dan sebagian

besar responden pendidikannya rendah yaitu rata-rata berpendidikan SD,

selain itu juga sebagian besar responden tidak bekerja, walaupun ada

responden yang bekerja namun pekerjaan responden bisa disamakan dengan

responden yang tidak bekerja seperti buruh, tani dan dagang karena sama-

sama sulit untuk mengakses informasi tentang penggunaan kontrasepsi

akibat kurangnya fasilitas yang menunjang ibu-ibu untuk memperoleh

informasi. Kurangnya penyuluhan yang dilakukan oleh petugas lapangan

KB juga dapat menyebabkan rendahnya informasi yang diterima oleh

responden, selain itu binaan dan masukan tentang kontrasepsi kepada ibu-

ibu rumah tangga jarang dilakukan.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ali (2013) yang

mengatakan bahwa pengetahuan akseptor menjadi lebih baik karena

banyaknya informasi yang diperoleh oleh akseptor baik dari petugas

kesehatan maupun dari media. Sedangkan menurut Rogers (1974) dalam

Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa apabila penerimaan perilaku baru


50

didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku

itu akan berlangsung lama tetapi apabila perilaku itu tidak didasari oleh

pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan langgeng.

Dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang terhadap penggunaan kontrasepsi sehingga

pengetahuan yang rendah belum tentu menjadikan orang tersebut tidak

menggunakan kontrasepsi tetapi karena adanya dukungan yang kuat yang

diberikan oleh salah satu pasangan mempengaruhi seseorang untuk

menggunakan kontrasepsi.Untuk itu perlu dilakukan penelusuran kembali

tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi

pada wanita kawin usia dini dengan carapengambilan sampel yang berbeda,

jumlah yang berbeda dan metode yang berbeda sehingga kemungkin hasil

penelitian juga berbeda.

6.2 Hubungan Informasi oleh Petugas Lapangan KB dengan Penggunaan


Kontrasepsi pada Wanita Kawin Usia Dini di Kecamatan Aikmel
Kabupaten Lombok Timur

Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi

square diperoleh nilai OR=2,7 sehingga bisa diinterpretasikan bahwa

informasi oleh petugas lapangan KB tentang kontrasepsi dapat

meningkatkan peluang ibu untuk menggunakan kontrasepsi tetapi

berdasarkan uji statistik nilai p=0,433 yang artinya informasi oleh petugas

lapangan KB tidak memiliki hubungan bermakna dengan penggunaan

kontrasepsi pada wanita kawin usia dini.Sedangkan dari hasil analisis


51

univariat pada penelitian ini dari 84 responden sebagian besar responden

tidak mendapatkan informasi dari petugas lapangan KB tentang penggunaan

kontrasepsi sebesar 91,7%.

Pendapat yang berbeda diungkapkanMusdalifah dkk.(2013) yang

mengatakan bahwa ada hubungan antara pemberian informasi petugas KB

dengan pemilihan kontrasepsi hormonal.Namun ada hasil penelitian yang

sama dengan penelitian inidisampaikan oleh Arliana dkk. (2012)

mengatakan bahwa dari hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan antara pemberian informasi oleh petugas KB dengan penggunaan

metode kontrasepsi hormonal.Sedangkan penelitian kualitatif yang dilakukan

Handayani dkk.(2012) telah membuktikanbahwa pengetahuan dan

pemahaman masyarakattentang hak reproduksi khususnya kontrasepsi

belumbaik karena kurangnya perolehan informasi dankonseling.

Petugas KB berperan dalam memberikan informasi, penyuluhan

dan penjelasan tentang alat kontrasepsi bagi calon akseptor yang masih

ragu-ragu dalam penggunaan alat kontrasepsi akhirnya memutuskan untuk

menggunakan alat kontrasepsi tersebut atas saran dari petugas KB.Perlunya

informasi bagi masyarakat karenaakan membantu kesuksesan program KB.

Disamping itu masih banyak ibu-ibu yang menentukan metode yang dipilih

hanya berdasarkan informasi dari akseptor lain berdasarkan pengalaman

masing-masing. Sebagian petugas kesehatan kurang melakukan konseling

dan pemberian informasi yang menyebabkan kurangnya pengetahuan klien

dalam memilih jenis kontrasepsi.Namun masyarakat mentolerir pelayanan


52

KB meskipun pelayanan KB belum seluruhnya memenuhi syarat pelayanan

berkualitas.

Tidak adanya hubungan antara informasi oleh petugas lapangan

KB dengan penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin usia dini di

Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur disebabkan karena masih

kurangnya petugas lapangan KB di desa sehingga petugas lapangan KB

yang bertugas di desa memegang dua sampai empat desa binaan. Hal ini

menjadi tidak efektifnya penyuluhan, pembinaan dan advokasi yang

dilakukan oleh petugas lapangan KB di desa.Diharapkan dengan adanya

petugas lapangan KB di desa yang dapat bersentuhan langsung dengan

masyarakat sebagai petugas lini lapangan yang mempunyai tugas untuk

mempertahakan pencapaian angka kesertaan ber-KB dan meningkatkan

ketahanan serta kualitas keluarga dapat dilakukan.Penyebab lainnya yaitu

bahwa responden telah mendapatkan informasi tentang kontrasepsi yang

digunakan dari sumber lain walaupun informai yang diterima tidaklah

lengkap dan akurat.

Padahal dalam pemilihan alat kontrasepsi seharusnya melalui

konseling, yang artinya petugas telah membantu klien memilih dan

menentukan jenis kontrasepsi yang akan dipakai karena konseling sangat

penting sebagaibagian dari pelayanan KB dan kesehatan reproduksi

(Handayani et.al, 2012).

Berdasarkan uraian teori dan hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa penggunaan dan pemilihan kontrasepsi perlu mendapatkan


53

informasiyang tepat dan benarsalah satunya informasi dari petugas lapangan

KB sehingga ibu-ibu dapat menggunakan kontrasepsi sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan ibu.

6.3 Hubungan Dukungan Suami dengan Penggunaan Kontrasepsi pada


Wanita Kawin Usia Dini di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok
Timur

Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi

square diperoleh nilaip=0,000yang artinya ada hubungan yang bermakna

antara dukungan suami dengan penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin

usia dini di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur.Sedangkan dari

hasil analisis univariat pada penelitian ini dari 84 responden sebagian

responden tidak mendapat dukungan suami sebesar 51,2%.

Hasil penelitian Kusumaningrum (2009) tidak sependapat dengan

hasil penelitian ini yang mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara dukungan suami dengan pemilihan jenis kontrasepsi yang

digunakan pasangan usia subur. Pendapat ini didukung oleh Adhyani (2011)

yang mengatakan bahwa dukungan suami tidak memiliki hubungan dengan

pemilihan jenis kontrasepsi pada akseptorwanita usia 20-39 tahun.

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tedjo (2009) sependapat

dengan hasil penelitian iniyang mengatakan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara dukungan pasangan dengan pemilihan jenis kontrasepsi

yang digunakan pada keluarga miskin.Hasil penelitian ini juga sependapat

dengan hasil penelitian yang dilakukan Arliana et.al (2012) yang


54

mengatakan bahwa hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan antara

dukungan suami dengan penggunaan kontrasepsi hormonal. Klien yang

diberikan dukungan oleh suami akan menggunakan kontrasepsi secara terus

menerus sedangkan yang tidak mendapat dukungan suami akan sedikit

menggunakan kontrasepsi. Hasil penelitian Musdalifah et.al (2013)

sependapat dengan hasil penelitian ini yang mengatakan bahwa ada

hubungan antara dukungan suami dengan pemilihan alat kontrasepsi dengan

nilai p=0,000.Dukungan suami berpengaruh besar terhadap pemilihan

kontrasepsi yang dipakai istri, bila suami tidak setuju dengan kontrasepsi

yang dipakai istrinya maka sedikit istri yang akan memakai alat kontrasepsi

tersebut.

Menurut Green ada tiga faktor yang mempengaruhi perilaku

masyarakat untuk menggunakan kontrasepsi yaitu faktor predisposisi,faktor

pendukung dan faktor pendorong. Pada penelitian ini ditemukan bahwa

faktor pendorong yaitu dukungan suami berhubungan dengan penggunaan

kontrasepsi pada ibu sedangkan faktor predisposisi dan faktor pendukung

tidak berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi pada ibu akan tetapi ke

dua faktor tersebut memiliki peluang untuk mempengaruhi ibu untuk

menggunakan kontrasepsi.

Keterlibatan suami dalam ber-KB berupa dukungan terhadap

penggunaan kontrasepsi dan merencanakan jumlah keluarga untuk

menciptakan terwujudnya normakeluarga kecil bahagia sejahtera. Dukungan

suami dalam penggunaan kontrasepsi dapat berupa dukungan emosional


55

seperti komunikasi interpersonal yang berhubungan dengan perencanaan

jumlah anak yang diinginkan, dukungan penghargaan seperti mengantarkan

istrinya untuk melakukan pemasangan ulang kontrasepsi, dukungan

instrumental seperti suami menyediakan dana atau biaya yang dikeluarkan

untuk memasang alat kontrasepsi, dan dukungan informatif seperti saran

yang diberikan suami untuk menggunakan salah satu alat kontrasepsi

(Rafidah dan Arif, 2012: Muniroh, 2014).

Pengetahuan yang baik tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi

suami untuk menganjurkan istrinya menggunakan alat kontrasepsi

tersebut.Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk menggunakan

atau tidak menggunakanalat kontrasepsi membutuhkan ijin dari suami

karena suami dipandangsebagai pemimpin keluarga, pelindung keluarga,

pencari nafkah dan seseorang yangdapat mengambilkeputusan dalam suatu

keluarga (Adhyani, 2011).

Dominasi suami dalam pengambilan keputusan yang dianggap

sebagai pemberi nafkah menunjukkan adanya ketidakseimbangan peran

gender dan kekuatan gender dalam hubungan suami istri. Pengambil

keputusan secara bersama-sama tidak membuat istri mendapatkan hak-hak

untuk menggunakan alat kontrasepsi yang sesuai dengan keinginan istri atau

membuat suami menggunakan kontrasepsi.Hal ini sesuai dengan pendapat

Parwieningrum (2006) yang dikutip dalam Juliastuti (2008) meyatakan

bahwa suami umumnya mendominasi dalam mengarahkan istri dalam


56

menggunakan kontrasepsi, memilih metode kontrasepsi, dan mengakhiri

penggunaan kontrasepsi.

Pada penelitian ini dukungan suami sangat mempengaruhi ibu

untuk menggunakan kontrasepsi.Apabila keinginan pasangan atau individu

sangat kuat untuk mencegah kehamilan, maka hal ini secara langsung

berpengaruh terhadap seberapa teratur mereka menggunakan metode

kontrasepsi.Beberapa bentuk dukungan suami yang diberikan kepada ibu-

ibu yang menggunakan kontrasepsi dalam penelitian ini yaitu memberikan

saran dalam memilih kontrasepsi, memberikan biaya, mengantarkan ibu

ketempat pelayanan kontrasepsi, dan mengingatkan ibu untuk melakukan

kunjungan ulang.

Berdasarkan uraian hasil penelitiandan teori yang ada dapat

disimpulkan bahwa dukungan suami berpengaruh besar terhadap kontrasepsi

yang akan digunakan oleh istri.


BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

1. Pengetahuan tidak memiliki hubungan dengan penggunaan kontrasepsi

pada wanita kawin usia dini di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok

Timur.

2. Informasi oleh petugas lapangan KB tidak memiliki hubungan dengan

penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin usia dini di Kecamatan

Aikmel Kabupaten Lombok Timur.

3. Dukungan suami memiliki hubungan yang signifikandengan penggunaan

kontrasepsi pada wanita kawin usia dini di Kecamatan Aikmel

Kabupaten Lombok Timur.

7.2 Saran

1. Pada saat memberikan KIE sebaiknya suami juga ikut dilibatkanagar

pemahaman suami tentang kontrasepsi baik sehingga para suami dapat

memberikan dukungannya kepada istrinya untuk menggunakan

kontrasepsi.

2. Bagi pemegang kebijakan diharapkan dapat meningkatkan peran dan

menambah jumlah petugas lapangan KB sehingga untuk tiap-tiap desa

dipegang oleh satu petugas lapangan KB.

57
58

3. Meningkatkan peran serta tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam

penyuluhan dan sosialisasi tentang penggunaan kontrasepsi pada

masyarakat.

4. Bagi peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian kualitatif agar

dapat menggali lebih dalam sebab-sebab yang mempengaruhi

penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin usia dini.


DAFTAR PUSTAKA

Adhyani Annisa, R. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemilihan


Kontrasepsi Non IUD Pada Akseptor KB Wanita Usia 20-39
Tahun(Artikel Ilmiah). Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro

Adzlan. 2011. Pendewasaan Usia Perkawinan Artikel. Diakses dari


Http://Lampung.bkkbn.go.id tanggal 30 Pebruari 2014

Ali Rifai. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Alat


Kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur di Wilayah Puskesmas Bahu
Kabupaten Gorontalo (Prosiding Seminar Nasional Kependudukan).
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Jember

Arliana, W.O.D., Sarake, M., dan Seweng, A. 2012.Faktor yang berhubungan


dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Hormonal pada Akseptor KB di
Kelurahan Pasarwajo Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton Sulawesi
Tenggara.Universitas Hasanudin. Makasar

Bappeda. 2014. Kependudukan dan Keluarga Berencana (KB). Dikases dari


http://www.bappenas.go.id tanggal 2 Pebruari. 2014

BKKBN.2014. Angka Kelahiran Menurut Umur (ASFR) Nusa Tenggara Barat.


Diakses dari Http://www.bkkbn.go.id tanggal 2 Pebruari 2014

. 2007. Ingin Memiliki Kesehatan Reproduksi Prima Hindari Kehamilan


4 Terlalu. Direktorat Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Anak. BKKBN

. 2012. Kajian Pernikahan Dini pada Beberapa provinsi di Indonesia


Dampak Overpopulation, Akar Masalah dan Peran Kelembagaan di
daerah.Pokja Analisis Damapak Sosial Ekonomi Terhadap Kependudukan
Ditdamduk.BKKBN (Online). Diakses dari http://www.bkkbn.go.id
tanggal 2 Pebruari 2014

BKKBN, BPS, dan Menteri Kesehatan. 2012. Laporan Pendahuluan Survei


Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta

Fadlyana, E,.dan Larasaty, S. 2009. Pernikahan Usia Dini dan Permasalahannya.


Seri Pedriati volume II no. 2 Agustus 2009. Fakultas Kedokteran.
Universitas Padjajaran

Handayani, L., Suharmiati, Hariastuti, I., dan Latifah, C. 2012. Peningkatan


Informasi tentang KB: Hak Kesehatan Reproduksi yang perlu
Diperhatikan oleh Program Pelayanan Keluarga Berencana. Buletin
Penelitian Sistem kesehatan vol 15 no 3 Juli 2012 289-297. Penelitian

59
60

Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat,


Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.Kementerian Kesehatan
RI

Hidayati, W. 2007.Analisis Beberapa Faktor yang berhubungan dengan


Perkawinan Wanita Usia Muda (Komparasi Hasil dengan Studi Meta
Analisis) (Skripsi). Universitas Diponogoro. Semarang

Juliastuti Dyah. 2008. Pengambil Keputusan Analisis (Tesis). Fakultas Ilmu


Kedokteran. Universitas Indonesia

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Rencana Aksi Pelayanan Nasional Pelayanan


Keluarga Berencan Tahun 2014-2015.Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan AnakKementerian Kesehatan RI. Jakarta

. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Kusumaningrum, R. 2009. Faktor-faktor yang mepengaruhi pemilihan jenis


konrasespi yang digunakan pada pasangan usia subur (Skripsi).
Universitas Diponogoro. Semarang

Landung, J., Thaha, R., dan Abdullah, Z. 2009.Studi Kasus Penikahan Usia Dini
pada Masyarakat Kelurahan Sanggalangi Kabupaten Tana Toraja. Jurnal
MKMI Vol 5 no 4 Oktober 2009, hal 89-94. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Hasanudin Makasar

Liputan 6. 2010. TKI dari Lombok Timur Mencapai 34 Persen (Artikel


Online).Diakses dari http://news.liputan6.com/read/293579/tki-dari-
lombok-timur-mencapai-34-persen tanggal 12 Juni 2014

Maryatun.2009. Analisis Faktor-faktor pada ibu yang Berpengaruh terhadap


Pemakaian metode Kontrasepsi IUD di Kabupaten Sukoharjo. Eksplomasi
Volume 4 nomor 8 edisi Oktober 2009

Muniroh, I.D., Novia Luthviatin, dan Erdi Istiaji. 2014. Dukungan Sosial Suami
Terhadap Istri untuk Menggunakan Alat Kontrasepsi Medis Operasi
Wanita (MOW) (Studi Kualitatif pada Pasangan Usia Subur Unmet Need
di Kecamatan Puger Kabupaten Jember). e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.
2 (no.1) Januari 2014. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember

Musdalifah, Sarake, M., dan Rahma. 2013. Factor yang Berhubungan dengan
Pemilihan Kontrasepsi Hormonal Pasutri di Wilayah Kerja Puskesmas
Lampa Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang 2013. Universitas
Hasanudin. Makasar
61

Nazilah, L. 2012. Kontribusi Otonomi Perempuan dalam Rumah Tangga


terhadap Pemakaian Kontrasepsi di Nusa Tenggara Timur (Skripsi).
Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Depok

Notoatmodjo.2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta

Prawirohardjo, S. 1999. Ilmu Kebidanan edisi ke 3 cetakan 5.Yayasan bina


Pustaka Sarwono Prawirihardjo. Jakarta

Puskesmas Kampar. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Notoatmodjo, Pendidikan


Kesehatan, Penkes, Perilaku, Promkes, Sikap. Diakses dari
http://puskesmaskampar.wordpress.com/2010/08/18/perilaku/ tanggal 1
Maret 2014

Rafidah, Emilia Ova, dan Wahyuni, B. 2009. Faktor-faktor yang berhubungan


dengan Pernikahan Usia Dini di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah.
Berita Kedokteran Masyarakat Volume 25 No. 2 Juni 2009

Rafidah Ida dan Arif Wibowo.2012. Pengaruh Dukungan Suami terhadap


Kepatuhan Akseptor Melakukan KB Suntik.Jurnal Biometrika dan
Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 72-78. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Raharja, S,. M. 2012. Risiko Kehamilan Ibu menurut Usia pada Kasus Kematian
Ibu dengan Preeklamsia di Propinsi Jawa Timur tahun 2012. Prosiding
Seminar Nasional Kependudukan Jember 16 nopember 2013. Dinas
Kesehatan Jawa Timur

Ridhaningsih dan Djannah, S.N.2011.Hubungan Aktivitas Seksual pada Usia Dini


Promiskuitas dan Bilas Vagina dengan Kejadian Kanker leher Rahim
pada Pasien Onkologi di RSUD dr Moewardi Surakarta.Jurnal Kesmas
vol 5 no 2 Juni 2011 hal 162-232 ISSN 1978-0575. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta

Sitopu, S.D. 2012. Hubungan Pengetahuan Akseptor Keluarga Berencana dengan


Penggunaan Alat Kontrasepsidi Puskesmas Helvetia Medan.Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Darma Agung Medan. Medan

Soebijanto dan Sriudiyani, I.A. 2011. Perkawinan Muda Dikalangan Perempuan:


Mengapa?.Seri I No.6/Pusdu-BKKBN/Desember 2011.Pusat penelitian
dan pengembangan Kependudukan BKKBN. Jakarta

Sukandi.2012. Pembelajaran Advokasi KB Program AFP Indonesia 2009-


2012.AFP. Jakarta
62

Supardi, A. 2013.Pernikahan Dini. Artikel BKKBN (Online). Diakses dari


http://bengkulu.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID=78 tanggal
28 Pebruari 2014

Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 52 Tahun 2009Perkembangan


Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga.29 Oktober 2009.Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 161. Jakarta

Varney, H. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.EGC. Jakarta

Woyanti, N,.2005. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan


Kontrasepsi di Kota Semarang. Dinamika Kependudukan Volume 2 No. 1
Juli 2005: 40-56
63

Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Responden yang saya hormati,


Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Hery Aryanti
NIM : 1292161023
Alamat : Jalan Prof M. Yamin Gg. 3 No. 6 Kelurahan Selong
Adalah mahasiswa Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, akan melakukan
penelitian tentang: Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan
kontrasepsi pada wanita kawin usia dini di Kecamatan Aikmel Kabupaten
Lombok Timur.
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin usia dini di
Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur.
Oleh karena itu, saya mohon kesediaan Ibu untuk menjadi responden serta
menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar kuesioner. Jawaban Ibu akan saya
jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan, saya mengucapkan
terima kasih.

Aikmel, 2014
Peneliti,

Hery Aryanti
64

Lampiran 2

PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

Dengan hormat,
Dengan menandatangani lembar ini, saya:
Nama :
Pekerjaan :
Alamat :

Memberikan persetujuan untuk mengisi kuesioner yang diberikan peneliti.


Saya mengerti bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini yang bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan
kontrasepsi pada wanita kawin usia dini di Kecamatan Aikmel Kabupaten
Lombok Timur.
Saya telah diberitahu peneliti bahwa jawaban kuesioner ini bersifat
sukarela dan hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian. Oleh karena itu
dengan sukarela saya ikut berperan serta dalam penelitian ini.

Mengetahui, Aikmel, 2014


Suami Responden, Responden,

( ) ( )
Lampiran 3

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN


FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN
KONTRASEPSI PADA WANITA KAWIN USIA DINI DI KECAMATAN
AIKMEL KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2014

Nomor Kuesioner :
Tanggal Pengisian :

DATA UMUM RESPONDEN


Nama : Umur :
Pendidikan : Pekerjaan :
Dusun : Desa :

1. Wanita Kawin Usia Muda


1. Apakah ibu sudah menikah?
1. Ya 2. Tidak
2. Berapa umur ibu saat menikah pertama?
Tahun

2. Penggunaan Kontrasepsi
3. Apakah saat ini ibu menggunakan alat kontrasepsi ?
1. Ya 2. Tidak
4. Jika tidak, apa alasan ibu tidak menggunakan kontrasepsi?
a. Tidak mampu bayar
a. Ingin punya anak
b. Dianjurkan berhenti oleh bidan atau dokter
c. Karena sakit
d. Suami tidak mengijinkan
e. Karena kegagalan
f. AKDR lepas sendiri
g. Persediaan kontrasepsi di tempat pelayanan
habis
h. Alasan lain, jelaskan
5. Jika ya apa alat kontrasepsi yang sedang ibu gunakan ?
a. Kondom
b. Pil
c. Suntik
d. Implant/Susuk
e. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
f. Sterilisasi wanita (Metode Operasi Wanita/MOP)
g. Sterilisasi pria (Metode Operasi Pria/MOP)
6. Sejak kapan ibu menggunakan kontrasepsi tersebut?
Bulan Tahun

3. Pengetahuan
7. Apakah ibu pernah mendengar istilah kontrasepsi?
1. Ya 2. Tidak
8. Menurut ibu, apakah yang dimaksud dengan alat kontrasepsi ?
a. Alat yang dipakai untuk mencegah kehamilan
b. Alat yang dipakai wanita untuk memperbaiki organ reproduksi
c. Alat yang dipakai oleh suami istri untuk melakukan hubungan seksual
d. Tidak tahu
9. Menurut ibu siapa saja yang harus menggunakan Kontrasepsi?
a. Remaja yang aktif berhubungan seksual 1. Ya 2. Tidak
b. Wanita kawin usia kurang dari 20 tahun 1. Ya 2. Tidak
c. Wanita kawin usia 20-35 tahun 1. Ya 2. Tidak
d. Wanita kawin usia diatas 35 tahun 1. Ya 2. Tidak
e. Tidak tahu 1. Ya 2. Tidak
10. Sebutkan jenis-jenis alat kontrasepsi yang ibu ketahui !
a. Kondom 1. Ya 2. Tidak
b. Pil 1. Ya 2. Tidak
c. Suntik 1. Ya 2. Tidak
d. Implant/Susuk 1. Ya 2. Tidak
e. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) 1. Ya 2. Tidak
f. Sterilisasi wanita (Metode Operasi Wanita/MOP) 1. Ya 2. Tidak
g. Sterilisasi pria (Metode Operasi Pria/MOP) 1. Ya 2. Tidak
11. Sepengetahuan ibu dimana saja bisa mendapatkan pelayanan kontrasepsi?
a. Klinik KB 1. Ya 2. Tidak
b. Posyandu 1. Ya 2. Tidak
c. Polindes 1. Ya 2. Tidak
d. Rumah Sakit 1. Ya 2. Tidak
e. Bidan Praktek swasta 1. Ya 2. Tidak
f. Dokter Praktek Swasta 1. Ya 2. Tidak
g. Lainnya, jelaskan 1. Ya 2. Tidak
h. Tidak tahu 1. Ya 2. Tidak
12. Menurut ibu, efek samping apa yang ditimbulkan dari pemakaian alat
kontrasepsi?
a. Perdarahan 1. Ya 2. Tidak
b. Infeksi 1. Ya 2. Tidak
c. Gangguan haid 1. Ya 2. Tidak
d. Keputihan 1. Ya 2. Tidak
e. Perubahan berat badan 1. Ya 2. Tidak
f. Sakit kepala/pusing 1. Ya 2. Tidak
g. Mual/muntah 1. Ya 2. Tidak
h. Sakit perut/mules 1. Ya 2. Tidak
i. Lain-lain, jelaskan 1. Ya 2. Tidak
j. Tidak tahu 1. Ya 2. Tidak
13. Menurut ibu, kontrasepsi apa yang cocok untuk wanita kawin usia kurang
dari 20 tahun?
a. Kondom 1. Ya 2. Tidak
b. Pil 1. Ya 2. Tidak
c. Suntik 1. Ya 2. Tidak
d. Implant/Susuk 1. Ya 2. Tidak
e. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) 1. Ya 2. Tidak
f. Sterilisasi wanita (Metode Operasi Wanita/MOP) 1. Ya 2. Tidak
g. Sterilisasi pria (Metode Operasi Pria/MOP) 1. Ya 2. Tidak
4. Informasi oleh petugas lapangan KB
14. Apakah ibu pernah mendapatkan informasi tentang kontrasepsi dari
petugas lapangan KB?
1. Ya 2. Tidak
15. Jika tidak, siapa saja yang memberikan informasi tentang kontrasepsi
kepada ibu?
a. Dokter 1. Ya 2. Tidak
b. Perawat 1. Ya 2. Tidak
c. Bidan 1. Ya 2. Tidak
d. Tetangga/teman yang telah menjadi peserta KB 1. Ya 2. Tidak
e. Lainnya jelaskan 1. Ya 2. Tidak
f. Tidak tahu 1. Ya 2. Tidak
16. Jika ya kapan terakhir ibu mendapatkan informasi tentang kontrasepsi
dari petugas lapangan KB?
bulan
17. Berapa kali ibu mendapatkan informasi tentang kontrasepsi dari petugas
lapangan KB dalam setahun?
Kali

18. Dimana ibu diberikan informasi tentang kontrasepsi oleh petugas lapangan
KB?
a. Di rumah 1. Ya 2. Tidak
b. Di balai desa 1. Ya 2. Tidak
c. Di posyandu 1. Ya 2. Tidak
d. Di polindes 1. Ya 2. Tidak
e. Di puskesmas 1. Ya 2. Tidak
f. Di rumah sakit 1. Ya 2. Tidak
g. Lainnya jelaskan 1. Ya 2. Tidak
h. Tidak tahu 1. Ya 2. Tidak
19. Informasi apa saja yang diberikan oleh petugas lapangan KB?
a. Jenis-jenis metode kontrasepsi 1 ya 2. Tidak
b. Memberi penjelasan tentang pentingnya ikut KB 1 ya 2. Tidak
c. Manfaat KB 1 ya 2. Tidak
d. Memberi penjelasan tentang pelayanan KB 1 ya 2. Tidak
e. Lainnya, jelaskan 1 ya 2. Tidak

5. Dukungan Suami
20. Apakah suami ibu memberikan dukungan kepada ibu untuk menggunakan
kontrasepsi?
1. Ya 2. Tidak
21. Jika tidak, apa alasan suami ibu tidak mendukung menggunakan
kontrasepsi?

22. Apakah kontrasepsi yang ibu gunakan disarankan oleh suami ibu?
1. Ya 2. Tidak
23. Apakah pada saat pemasangan kontrasepsi, suami ibu ikut mengantar ke
tempat pelayanan?
1. Ya 2. Tidak
24. Apakah pada saat pemasangan kontrasepsi, suami ibu memberikan biaya?
1. ya 2. Tidak
25. Apakah suami ibu selalu mengingatkan untuk melakukan pemasangan
ulang kontrasepsi?
1. ya 2. Tidak
Lampiran 4
OUT HASIL SPSS

GET
FILE='C:\Users\ACER\Documents\SPSS NEW.sav'.
DATASET NAME DataSet0 WINDOW=FRONT.
RECODE P5 (0=1) (1 thru 7=2) INTO Penggunaan_KB.
EXECUTE.
RECODE P14 (0=1) (1=2) INTO Informasi_PLKB.
EXECUTE.
RECODE P20 (0=1) (1=2) INTO Dukungan_suami.
EXECUTE.
COMPUTE Total_Pengetahuan=P7 + P8 + P9 + P10 + P11 + P12 + P13.
EXECUTE.
COMPUTE scorel_Pengetahuan=Total_Pengetahuan / 34 * 100.
EXECUTE.
RECODE scorel_Pengetahuan (76 thru 100=2) (Lowest thru 75=1) INTO Pengetahuan.
EXECUTE.
RECODE score_Pengetahuan (76 thru 100=2) (Lowest thru 75=1) INTO Pengetahuan.
EXECUTE.
FREQUENCIES VARIABLES=P2
/NTILES=4
/STATISTICS=STDDEV MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Statistics

Usia Kawin Pertama

N Valid 84

Missing 0

Mean 16.85

Median 17.00

Mode 19

Std. Deviation 2.062

Minimum 11

Maximum 19

Percentiles 25 15.25

50 17.00

75 18.75
Usia Kawin Pertama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 11 2 2.4 2.4 2.4

12 1 1.2 1.2 3.6

13 4 4.8 4.8 8.3

14 5 6.0 6.0 14.3

15 9 10.7 10.7 25.0

16 9 10.7 10.7 35.7

17 13 15.5 15.5 51.2

18 20 23.8 23.8 75.0

19 21 25.0 25.0 100.0

Total 84 100.0 100.0

RECODE P2 (Lowest thru 16=1) (17 thru Highest=2) INTO Usia_Kawin_Pertama.


EXECUTE.
FREQUENCIES VARIABLES=Usia_Kawin_Pertama Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Informasi_PLKB
Dukungan_suami
/NTILES=4
/STATISTICS=STDDEV MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Statistics

Usia_Kawin_
Pertama Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Informasi_PLKB Dukungan_suami

N Valid 84 84 84 84 84 84

Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 1.64 1.42 1.79 1.07 1.08 1.49

Median 2.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

Mode 2 1 1 1 1 1

Std. Deviation .482 .662 1.076 .259 .278 .503

Minimum 1 1 1 1 1 1

Maximum 2 4 6 2 2 2

Percentiles 25 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00


50 2.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

75 2.00 2.00 3.00 1.00 1.00 2.00

Frequency Table

Usia_Kawin_Pertama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <17 th 30 35.7 35.7 35.7

>=17 th 54 64.3 64.3 100.0

Total 84 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD SLTP 56 66.7 66.7 66.7

SLTA 22 26.2 26.2 92.9

SARJANA 5 6.0 6.0 98.8

Total 1 1.2 1.2 100.0

84 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IRT 48 57.1 57.1 57.1

BURUH 13 15.5 15.5 72.6

TANI 19 22.6 22.6 95.2

DAGANG 2 2.4 2.4 97.6

GURU 1 1.2 1.2 98.8

SWASTA 1 1.2 1.2 100.0

Total 84 100.0 100.0


Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 78 92.9 92.9 92.9

Baik 6 7.1 7.1 100.0

Total 84 100.0 100.0

Informasi_PLKB

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 77 91.7 91.7 91.7

Ya 7 8.3 8.3 100.0

Total 84 100.0 100.0

Dukungan_suami

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 43 51.2 51.2 51.2

Ya 41 48.8 48.8 100.0

Total 84 100.0 100.0


RECODE Pekerjaan (1=1) (2 thru 6=2) INTO Pekerjaan1.
EXECUTE.
FREQUENCIES VARIABLES=Pekerjaan1
/NTILES=4
/STATISTICS=STDDEV MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE

/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies

Statistics

Pekerjaan1

N Valid 84

Missing 0

Mean 1.43

Median 1.00

Mode 1

Std. Deviation .498

Minimum 1

Maximum 2

Percentiles 25 1.00

50 1.00

75 2.00

Pekerjaan1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak bekerja 48 57.1 57.1 57.1

bekerja 36 42.9 42.9 100.0

Total 84 100.0 100.0

CROSSTABS
/TABLES=Pengetahuan Informasi_PLKB Dukungan_suami BY Penggunaan_KB
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT EXPECTED ROW
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan *
84 100.0% 0 .0% 84 100.0%
Penggunaan_KB
Informasi_PLKB *
84 100.0% 0 .0% 84 100.0%
Penggunaan_KB
Dukungan_suami *
84 100.0% 0 .0% 84 100.0%
Penggunaan_KB

Pengetahuan * Penggunaan_KB
Crosstab
Penggunaan_KB
Tidak KB KB Total
Pengetahuan Kurang Count 40 38 78
Expected Count 39.0 39.0 78.0
% within Pengetahuan 51.3% 48.7% 100.0%
Baik Count 2 4 6
Expected Count 3.0 3.0 6.0
% within Pengetahuan 33.3% 66.7% 100.0%
Total Count 42 42 84
Expected Count 42.0 42.0 84.0
% within Pengetahuan 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .718 1 .397
b
Continuity Correction .179 1 .672
Likelihood Ratio .731 1 .393
Fisher's Exact Test .676 .338
Linear-by-Linear
.709 1 .400
Association
b
N of Valid Cases 84
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Pengetahuan
2.105 .364 12.169
(Kurang / Baik)
For cohort Penggunaan_KB
1.538 .486 4.869
= Tidak KB
For cohort Penggunaan_KB
.731 .397 1.345
= KB
N of Valid Cases 84

Informasi_PLKB * Penggunaan_KB
Crosstab
Penggunaan_KB
Tidak KB KB Total
Informasi_PLKB Tidak Count 40 37 77
Expected Count 38.5 38.5 77.0
% within Informasi_PLKB 51.9% 48.1% 100.0%
Ya Count 2 5 7
Expected Count 3.5 3.5 7.0
% within Informasi_PLKB 28.6% 71.4% 100.0%
Total Count 42 42 84
Expected Count 42.0 42.0 84.0
% within Informasi_PLKB 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 1.403 1 .236
b
Continuity Correction .623 1 .430
Likelihood Ratio 1.445 1 .229
Fisher's Exact Test .433 .216
Linear-by-Linear
1.386 1 .239
Association
b
N of Valid Cases 84
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
Informasi_PLKB (Tidak / 2.703 .494 14.790
Ya)
For cohort Penggunaan_KB
1.818 .553 5.982
= Tidak KB
For cohort Penggunaan_KB
.673 .399 1.135
= KB
N of Valid Cases 84

Dukungan_suami * Penggunaan_KB

Crosstab
Penggunaan_KB
Tidak KB KB Total
Dukungan_suami Tidak Count 42 1 43
Expected Count 21.5 21.5 43.0
% within Dukungan_suami 97.7% 2.3% 100.0%
Ya Count 0 41 41
Expected Count 20.5 20.5 41.0
% within Dukungan_suami .0% 100.0% 100.0%
Total Count 42 42 84
Expected Count 42.0 42.0 84.0
% within Dukungan_suami 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 80.093 1 .000
b
Continuity Correction 76.234 1 .000
Likelihood Ratio 106.950 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
79.140 1 .000
Association
b
N of Valid Cases 84
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
For cohort Penggunaan_KB
.023 .003 .161
= KB
N of Valid Cases 84
79

Lampiran 5

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

CORRELATIONS
/VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 TOTAL
/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 TOTAL

p1 Pearson Correlation 1 .414 .585** .585** .463* .418 .302 .087 .030 .585** .414 .618**

Sig. (2-tailed) .070 .007 .007 .040 .067 .195 .716 .899 .007 .070 .004

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * ** * ** **
p2 Pearson Correlation .414 1 .491 .491 .567 .409 .288 .441 .316 .491 1.000 .694

Sig. (2-tailed) .070 .028 .028 .009 .073 .219 .052 .175 .028 .000 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** * ** ** ** * **
p3 Pearson Correlation .585 .491 1 1.000 .405 .724 .251 .240 .375 1.000 .491 .779

Sig. (2-tailed) .007 .028 .000 .076 .000 .286 .307 .103 .000 .028 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
80

p4 Pearson Correlation .585** .491* 1.000** 1 .405 .724** .251 .240 .375 1.000** .491* .779**

Sig. (2-tailed) .007 .028 .000 .076 .000 .286 .307 .103 .000 .028 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* ** ** **
p5 Pearson Correlation .463 .567 .405 .405 1 .338 .356 .227 -.065 .405 .567 .573

Sig. (2-tailed) .040 .009 .076 .076 .145 .123 .335 .785 .076 .009 .008

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p6 Pearson Correlation .418 .409 .724** .724** .338 1 .231 .237 .549* .724** .409 .749**

Sig. (2-tailed) .067 .073 .000 .000 .145 .327 .314 .012 .000 .073 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* **
p7 Pearson Correlation .302 .288 .251 .251 .356 .231 1 .541 .269 .251 .288 .618

Sig. (2-tailed) .195 .219 .286 .286 .123 .327 .014 .251 .286 .219 .004

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p8 Pearson Correlation .087 .441 .240 .240 .227 .237 .541* 1 .658** .240 .441 .649**

Sig. (2-tailed) .716 .052 .307 .307 .335 .314 .014 .002 .307 .052 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* ** **
p9 Pearson Correlation .030 .316 .375 .375 -.065 .549 .269 .658 1 .375 .316 .623

Sig. (2-tailed) .899 .175 .103 .103 .785 .012 .251 .002 .103 .175 .003

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p10 Pearson Correlation .585** .491* 1.000** 1.000** .405 .724** .251 .240 .375 1 .491* .779**
81

Sig. (2-tailed) .007 .028 .000 .000 .076 .000 .286 .307 .103 .028 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p11 Pearson Correlation .414 1.000** .491* .491* .567** .409 .288 .441 .316 .491* 1 .694**

Sig. (2-tailed) .070 .000 .028 .028 .009 .073 .219 .052 .175 .028 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

TOTAL Pearson Correlation .618** .694** .779** .779** .573** .749** .618** .649** .623** .779** .694** 1

Sig. (2-tailed) .004 .001 .000 .000 .008 .000 .004 .002 .003 .000 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


RELIABILITY
/VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11
/SCALE('reliabilitas') ALL
/MODEL=ALPHA

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Scale: reliabilitas

Case Processing Summary


82

N %

Cases Valid 20 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.824 11

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

p1 28.6500 32.661 .468 .816

p2 44.1500 37.818 .659 .811


83

p3 44.2500 36.829 .747 .805

p4 44.2500 36.829 .747 .805

p5 42.3500 34.976 .454 .813

p6 42.0000 31.263 .648 .793

p7 41.9500 32.471 .463 .817

p8 41.7000 32.958 .524 .807

p9 41.8000 31.747 .451 .822

p10 44.2500 36.829 .747 .805

p11 44.1500 37.818 .659 .811

Anda mungkin juga menyukai