Anda di halaman 1dari 17

MODUL VI

PENENTUAN PERMEABILITAS RELATIF PADA CORE SAMPLE


DENGAN METODE PENDESAKAN

LAPORANPRAKTIKUM

Nama : Yongki Alek Sander 12215078


Kelompok : Kamis 1
Tanggal Praktikum : 20 Maret 2017
Tanggal Penyerahan : 27 Maret 2017
Dosen : Prof. Dr. Ir. Pudji Permadi
Asisten Modul : 1. Dharmawan Raharjo 12213008
2. Ravel Alviando Junior 12213101

LABORATORIUMPETROFISIKA
PROGRAMSTUDI TEKNIK PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2017
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..... 1

DAFTAR ISI ..... 2

BAB I TUJUAN PERCOBAAN .. 3

BAB II TEORI DASAR .. 4

BAB III DATA DAN PENGOLAHAN DATA ...... 7

BAB IV ANALISIS ....... 12

4.1 Asumsi Percobaan ....... 12

4.2 Prinsip Kerja Alat.. ..................... 13

4.3 Analisis Hasil .... 13

BAB V KESIMPULAN .... 15

DAFTAR PUSTAKA. 16

SARAN .................................. 17

A. Saran Modul ..... 17

B. Saran Asisten .... 17

Penentuan Permeabilitas Relatif Core Sample dengan Metode Pendesakan Page 2


BAB 1

TUJUANPERCOBAAN

Tujuan percobaan pada praktikum Petrofisika modul 6 iniadalah

1. Menentukan permeabilitas relatif Krg/Kro dengan sistem gas - air.

2. Menentukan hubungan antara saturasi dengan permeabilitas relatif.

Penentuan Permeabilitas Relatif Core Sample dengan Metode Pendesakan Page 3


BAB II

TEORI PERCOBAAN

Permeabilitas (K) merupakan salah satu parameter petrofisik yang berupa kemampuan
batuan untuk dapat meloloskan fluida. Satuan permeabilitas yang umum digunakan ialah Darcy.
Aliran fluida dalam media berpori berdasarkan Hukum Darcy diturunkan secara empiris sebagai
berikut:


= ( )

Dengan:

Q = Laju alir fluida, cm3/sec

A = Luas penampang media berpori, cm2

= Viskositas fluida, cps

dP = P1 P2 = Perbedaan tekanan, atm

dL = Panjang media berpori, cm

K = Permeabilitas, Darcy

Pada umumnya seiring bertambahnya tingkat porositas pada suatu batuan maka akan
diikuti dengan penambahan tingkat permeabilitas batuan tersebut, meskipun anggapan ini tidak
selalu benar.

Permeabilitas erat sekali hubungannya dengan aliran (flow). Di Teknik Perminyakan,


segala sesuatu berhubungan dengan flow, terutama produksi migas. Flow yang kemudian
mempengaruhi tingkat produksi migas sangat memengaruhi keekonomisan suatu kegiatan
produksi. Untuk kondisi 1 fasa, permeabilitas yang diperoleh adalah permeabilitas absolut.
Besarnya permeabilitas hanya bergantung pada batuan, terutama interconnected pores.

Jenis-jenis permeabilitas dibedakan menjadi:

1. Permeabilitas absolut : Merupakan kemampuan batuan untuk dapat meloloskan satu


jenis fluida yang 100% jenuh

Penentuan Permeabilitas Relatif Core Sample dengan Metode Pendesakan Page 4


2. Permeabilitas efektif : Merupakan kemampuan batuan untuk dapat meloloskan satu
macam fluida apabila terdapat dua macam fluida yang tidak bercampur satu sama lain.
Permeabilitas efektif akan memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan permeabilitas
absolut
3. Permeabilitas relatif : Merupakan perbandingan antara permeabilitas efektif dan absolut.
Semakin besar saturasi air maka permeabilitas relatif air tersebut akan semakin besar.
Sebaliknya permeabilitas relatif minyak akan mengecil hingga nol saat kondisi Sw = Swc
(critical water saturation)

Harga Permeabilitas relative antara 0 1 darcy. Biasa dituliskan sebagai berikut:

Permeabilitas relatif reservoir terbagi berdasarkan jenis fasanya, sehingga dalam reservoir
akan terdapat permeabilitas relatif air (Krw), permeabilitas relatif minyak (Kro), permeabilitas
relatif gas (Krg) dimana persamaannya adalah :

Penentuan Permeabilitas Relatif Core Sample dengan Metode Pendesakan Page 5


Gambar 2.1 Hubungan Antara Permeabilitas Relatif Air dan Minyak

Pada percobaan kal ini prinsip percobaannya adalah sampel core yang sudah terjenuhi
didesak gas menggunakan Hassler Core Holder dengan harapan akan menghasilkan aliran
multifasa. Kemudian, gas outlet akan dialirkan ke VMS untuk diukur laju alirnya, yaitu volume
fluida dan waktu alir sehingga diperoleh data yang diperlukan untuk menentukan perbandingan
permeabilitas relatif kedua fasa

Menentukan permeabilitas relatif gas atau minyak dalam sistem gas-minyak dan
permeabilitas relatif gas atau air dalam sistem gas-water dengan menggunakan prinsip
percobaan pendesakan pada core yang terjenuhi fasa cair oleh fasa gas untuk mendesak air
dalam VMS (dalam tiap interval volume tertentu) yang ekivalen dengan jumlah fasa gas yang
telah melewati pori-pori core. Pada tiap waktu tercatat untuk tiap interval volume air
terpindahkan dan volume fasa cair terpindahkan pada flask dengan asumsi fluida yang
digunakan mengikuti hukum darcy dan menggunakan core silinder sempurna yang telah
terjenuhi secara sempurna.

Penentuan Permeabilitas Relatif Core Sample dengan Metode Pendesakan Page 6


BAB III

DATA DAN PENGOLAHAN DATA

A. Data

Data diberikan oleh asisten

Vpori 2.67 Cc

Viskositas Dry Gas 0.0185 Cp

Viskositas Air (Water) 1 Cp

Berat Kering Core 36.85 Gr

Berat Jenuh Core 39.52 Gr

Diameter 2.575 Cm

Panjang 3.28 Cm

Densitas Air (Water) 1000 kg/m3

Tekanan Gas Kering 18 Psig

Permeabilitas Absolute 60 mD

Luas Penampang 5.207681 cm2

t, s Vi, ml W, ml
4.1 1 1
12.3 3 1.9
28.7 7 2.7
69.7 17 3.4
151.7 37 4
369 90 4.5
746.2 182 4.9
1488.3 363 5.2
2357.5 575 5.4
4583.8 1118 5.5
7154.5 1745 5.51

Penentuan Permeabilitas Relatif Core Sample dengan Metode Pendesakan Page 7


B.Pengolahan Data

t, s Vi, ml W, ml Delta Vi Delta Delta Gi Ri Rf kg/kw


Wi
4.1 1 0.4
12.3 3 0.76 2 0.36 2.64 7.333333 4.548523 0.052274
28.7 7 1.08 4 0.32 6.68 20.875 12.94778 0.131959
69.7 17 1.36 10 0.28 16.72 59.71429 37.03797 0.398335
151.7 37 1.6 20 0.24 36.76 153.1667 95.00211 0.944749
369 90 1.8 53 0.2 89.8 449 278.4937 3.029316
746.2 182 1.96 92 0.16 181.84 1136.5 704.9177 6.586468
1488.3 363 2.08 181 0.12 362.88 3024 1875.646 17.29617
2357.5 575 2.16 212 0.08 574.92 7186.5 4457.449 30.39644
4583.8 1118 2.2 543 0.04 1117.96 27949 17335.46 155.7574
7154.5 1745 2.204 627 0.004 1744.996 436249 270584.8 1798.645
7154.5 259.578 1377.578 0.002 2.202 1375.376 853.0813 855.2833 3.7E-06

t, s Delta Vi Vi bar Delta Wi Wi bar Gi bar G bar V bar Fo


ave ave
4.1
12.3 0.828 1.828 0.18 0.58 1.248 0.774076 1.354076 0.180228
28.7 1.656 4.656 0.16 0.92 3.736 2.317266 3.237266 0.071696
69.7 4.14 11.14 0.14 1.22 9.92 6.152911 7.372911 0.02629
151.7 8.28 25.28 0.12 1.48 23.8 14.76203 16.24203 0.010416
369 21.942 58.942 0.1 1.7 57.242 35.50453 37.20453 0.003578
746.2 38.088 128.088 0.08 1.88 126.208 78.28091 80.16091 0.001417
1488.3 74.934 256.934 0.06 2.02 254.914 158.1112 160.1312 0.000533

Penentuan Permeabilitas Relatif Core Sample dengan Metode Pendesakan Page 8


2357.5 87.768 450.768 0.04 2.12 448.648 278.2753 280.3953 0.000224
4583.8 224.802 799.802 0.02 2.18 797.622 494.7276 496.9076 5.77E-05

t, s Delta S Vg Sgt Delta t Qg krg Swt 1-Sgt


4.1
12.3 0.244043 0.824043 0.30863 8.2 0.321951 0.03167 0.217228 0.69137
28.7 0.232099 1.152099 0.431498 16.4 0.407317 0.040068 0.344569 0.568502
69.7 0.19383 1.41383 0.529524 41 0.407805 0.040116 0.456929 0.470476
151.7 0.169184 1.649184 0.617672 82 0.448293 0.044099 0.554307 0.382328
369 0.133114 1.833114 0.68656 217.3 0.413254 0.040652 0.636704 0.31344
746.2 0.113556 1.993556 0.74665 377.2 0.482078 0.047422 0.70412 0.25335
1488.3 0.085328 2.105328 0.788513 742.1 0.488991 0.048102 0.756554 0.211487
2357.5 0.062891 2.182891 0.817562 869.2 0.661436 0.065066 0.794007 0.182438
4583.8 0.028663 2.208663 0.827214 2226.3 0.502161 0.049398 0.816479 0.172786
7154.5 0.003161 2.205161 0.825903 2570.7 0.678802 0.066774 0.824719 0.174097

t, s (kg/kw)* krw
4.1
12.3 0.001695 18.68956
28.7 0.024815 1.614645
69.7 0.21121 0.189933
151.7 1.448719 0.03044
369 6.524278 0.006231
746.2 24.24491 0.001956
1488.3 60.50298 0.000795
2357.5 114.1234 0.00057
4583.8 140.9121 0.000351
7154.5 136.9323 0.000488

Penentuan Permeabilitas Relatif Core Sample dengan Metode Pendesakan Page 9


Berdasarkan pengolahan data, didapatkan grafik sebagai beirkut:

kg/kw VS Sgt
2000

1800

1600

1400

1200
kg/kw

1000

800

600

400
y = 2E-06e21.845x
200 R = 0.7646

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
Sgt

krg VS Sgt
0.08

0.07

0.06 y = 0.0185e1.3426x
R = 0.58
0.05
krg

0.04

0.03

0.02

0.01

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
Sgt

Penentuan Permeabilitas Relatif Core Sample dengan Metode Pendesakan Page 10


Krw VS Sgt
0.2

0.18

0.16

0.14

0.12
Krw

0.1

0.08 y = 9261.7e-20.5x
R = 0.9969
0.06

0.04

0.02

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
Sgt

Penentuan Permeabilitas Relatif Core Sample dengan Metode Pendesakan Page 11


BAB IV

ANALISISDAN PEMBAHASAN

4.1 Asumsi

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

Tidak ada human error

Peralatan dalam kondisi baik dan bersih

Sampel dalam kondisi baik dan bersih (Silinder sempurna)

Percepatan gravitasi (tepat tegak lurus)

Catudaya listrik bersifat konstan

Kejenuhan tidak berkurang ketika sampel yang jenih dibawa untuk ditimbang

Seluruh pori-pori core terjenuhi oleh air

Tidak terjadi perubahan permeabilitas selama percobaan, baik oleh karena prosedur
maupun fluida yang digunakan

Data-data dari literatur seperti viskositas dan permeabilitas absolut sesuai dengan sifat
fisik fluida yang digunakan

Asumsi hukum darcy dalam percobaan permeabilitas perlu memenuhi dari hukum darcy,
yaitu berupa asumsi
o Alirannya laminar
Pada aliran laminar tidak ada head loss yang disebabkan karena energi yang
berkurang
o Fluida yang incompressible
Jika digunakan fluida incompressible akan ada pengaruh gas slippage pada
perhitungan permeabilitas absolutnya. Sehingga perlu korelasi yang
menjadikannya sebagai permeabilitas absolut
o Aliran dalam steady state
Tidak ada akumulasi fluida di dalam sampel core
o Fluida bersifat newtonian
Nilai shear stressnya akan sebanding dengan gradiennya

Penentuan Permeabilitas Relatif Core Sample dengan Metode Pendesakan Page 12


4.2 Analisis Alat

4.2.1 Hassler Core Holder

Prinsip kerja alat ini adalah mendesak sampel core sample yang telah dijenuhi oleh suatu
fluida tertentu diamana pada praktikum kali ini adalah air dengan menggunakanfluida lainnya
yaitu gas kering sehingga core tersaturasi oleh dua fasa fluida dengan adanya gas nitrogen
sebagai confining pressure sehingga memastikan paraffin mendesak melalui area core tanpa
adayang melewati celah antara core dan rubber.Sehingga pada outlet akan keluar fasa fluida air
dan gas kering yang selanjutnya diukur volumenya. Kondisi alat hasler core holder sendri
masih baik, karena memalui beberapa praktikum yang telah dilakukan dan menggunakan alat
yang sama, namun sayangnya pada praktikum kali ini kami tidak menggunakan alatnya.

4.2.2 Volumetric Measurement System

VMS sendiri akan membantu kita untuk mengukur debit air yang mengalir dalam volumetric
system yang diakibatkan adanya beda tekanan akibat adanya pendesakan dari gas kering yang
keluar dari outlet hassler core holder. Dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai tiap-tiap check point pada VMS dimana checkpoint ini menunjukan volume tertentu.
Kondisi alat ini masih cukup baik saat digunakan dimana permukaan air tidak turun saat sudah
dihubungkan dengan hassler core holder dimana ini menunjukan tidak ada kebocoran pada alat

4.3 Analisis Data dan Hasil

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa penambahan saturasi air akan
meningkatkan permeabilitas air tersebut. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
saturasi akan berbanding lurus dengan permeabilitas relatif suatu fluida dalam suatu system
multi-fluid.

Penentuan Permeabilitas Relatif Core Sample dengan Metode Pendesakan Page 13


krg & krw VS Swt
0.2

0.15 krg

krg & krw


0.1 krw
0.05

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Swt

Berdasarkan grafik tersebut, dapat disimpulkan bahwa core tersebut bersifat water-wet
karena titik perpotongan kurva nya berada di daerah sebelah kanan. Pada core water-wet, air
yang merupakan fluida yang berkontak dengan air akan lebih susah untuk mengalir karena air
berkontak dengan grains. Sehingga diperlukan lebih banyak saturasi daripada system oil-wet.

Penentuan Permeabilitas Relatif Core Sample dengan Metode Pendesakan Page 14


BAB VI

KESIMPULAN

1. Nilai dari permeabilitas dari air dan gas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Krg krw
0.040116 0.189933
0.044099 0.03044
0.040652 0.006231
0.047422 0.001956
0.048102 0.000795
0.065066 0.00057
0.049398 0.000351
0.066774 0.000488

2. Berdasarkan grafik pada pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa semakin besar saturasi
fluida core, maka permeabilitas relatifnya semakin besar.

Penentuan Permeabilitas Relatif Core Sample dengan Metode Pendesakan Page 15


DAFTAR PUSTAKA

Amyx, James W., Bass,Jr., Daniel M., dan Whiting, RobertL..


1960.PetroleumReservoir Engineering :Phisyical Properties. New York: McGraw-
Hill.
Buku Petunjuk PraktikumLaboratorium PetrofisikaTeknik PerminyakanITB.2017
Latifa,ZilvaRifanti.2015.CatatanKuliahPETROFISIKA.InstitutTeknologi

Penentuan Permeabilitas Relatif Core Sample dengan Metode Pendesakan Page 16


SARAN

A. Saran Modul
Modul ini sangatmenyenangkan , karena modul terakhir, wwkkw, but more than that,
kami sangat menikmati praktikum ini, Cuma pengolahan datanya sunggu menyayat hati ada
jutaan angka yang harus saling dijodokan satu sama lain (re: dikalkulasi )

B. Saran Asisten
Bang Ravel : Finally bisa ketemu orang Palembang, bahasa palembangnya mantap nian,
keno nian, kwkwkwk, bang ravel kocak abis dan sangat bersahabat, sukses terus bang. Yakin dah
abang pasti sukses

Bang Dharmawan : Luar biasa, sukses jadi konsultannya bang, kalo diterima, tolonglah
adikmu ini untuk bisa diterima juga wkwkkw , saya tunggu bang, doa saya menyertai abang
ahhahaha.

Penentuan Permeabilitas Relatif Core Sample dengan Metode Pendesakan Page 17

Anda mungkin juga menyukai