Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN


PENGHAMBATAN TUMBUH TUNAS LATERAL DAN
DOMINANSI TUNAS APIKAL

Disusun Oleh:

Nama : Mega Sintia

NIM : F05112084

Kelompok :6

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2014
PENGHAMBATAN TUMBUH TUNAS LATERAL DAN
DOMINANSI TUNAS APIKAL
ABSTRAK
Tunas apikal adalah tunas yang tumbuh di pucuk (puncak) batang. Dominasi
apikal dan pembentukan cabang lateral dipengaruhi oleh keseimbangan
konsentrasi hormon. Dominasi apikal diartikan sebagai persaingan antara tunas
pucuk dengan tunas lateral dalam hal pertumbuhan. Selama masih ada tunas
pucuk/apikal, pertubuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu dari
pucuk. Dominasi apikal disebabkan oleh auksin yang didifusikan tunas pucuk ke
bawah (polar) dan ditimbun pada tunas lateral. Hal ini akan menghambat
pertumbuhan tunas lateral karena konsentrasinya masih terlalu tinggi. Pucuk
apikal merupakan tempat memproduksi auksin. Percobaan ini menggunakan
bahan-bahan seperti kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus), pasta IAA 400
ppm dan air dan alat-alat yang digunakan seperti cawan petri, kapas, pisau silet,
kardus tertutup. Percobaan ini dilakukan dengan mengamati dua kecambah
kacang hijau (Phaseolus radiatus) yang dipotong pucuknya tepat dengan pisau
silet dan ujung sisa batangnya diberi pasta IAA. Dua kecambah lainnya tidak
dipotong dan ujung batangnya tidak diberi pasta IAA sebagai kecambah kontrol.
Kemudian diamati setelah 14 hari dengan mengukur panjang tunas lateral yang
diberi pasta dan bandingkan dengan tunas lateral kecambah control. Pada
kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) control mengalami pemanjangan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kecambah kacang hijau (Phaseolus
radiatus) diberi IAA, karena pada kecambah kacang hijau control tetap
mengaktifkan kerja auksin sehingga meristem terus menerus membelah, dan
terjadi pemanjangan sel. Pada beberapa tanaman pertumbuhan ujung batang
sering mendominasi pertumbuhan bagian lain sehingga pembentukan cabang
lateral dihambat,hal ini disebut sebagai dominansi apical.
Kata kunci: Auksin, Dominasi Apikal, Tunas Apikal, Tunas Lateral

PENDAHULUAN
Setiap tumbuhan melakukan pertumbuhan, pertumbuhan merupakan proses
adanya perubahan pada suatu tumbuhan,b aik itu perubahan panjang, volume,
maupun berat dari tumbuhan tersebut, pada proses pertumbuhan terdapat faktor-
faktor yang mempengaruhinya, diantara faktor-faktor tersebut ialah suhu, cahaya
matahari, keadaan air dan hormon.pada proses perumbuhan juga terdapat suatu
fase, selain itu pertumbuhan pada tanaman juga tidak terlepas dari jaringan-
jaringan yang ada pada tumbuhan diantara nya ialah jaringan meristem yaitu
jaringan yang terdapat pada tumbuhan dan terus menerus melakukan pembelahan,
pada jaringan meristem ini terdapat meristem apikal dan meristem lateral,
meristem apikal merupakan jaringan yang terdapat pada ujung tanaman,
sedangkan meristem lateral terdapat pada cabang tanaman, selain itu juga terdapat
meristem interkalar. Tunas apikal adalah tunas yang tumbuh di pucuk (puncak)
batang. Dominasi apikal dan pembentukan cabang lateral dipengaruhi oleh
keseimbangan konsentrasi hormon. Dominasi apikal diartikan sebagai persaingan
antara tunas pucuk dengan tunas lateral dalam hal pertumbuhan. Selama masih
ada tunas pucuk/apikal, pertubuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak
tertentu dari pucuk. Dominasi apikal disebabkan oleh auksin yang didifusikan
tunas pucuk ke bawah (polar) dan ditimbun pada tunas lateral. Hal ini akan
menghambat pertumbuhan tunas lateral karena konsentrasinya masih terlalu
tinggi. Pucuk apikal merupakan tempat memproduksi auksin (Dahlia, 2001).
Pengetahuan ini sangat penting untuk kita ketahui oleh karena itu pada praktikum
kali ini ialah tentang penghambatan tunas lateral dan dominasi tunas apikal
dengan ujuan praktikum ialah untuk mengetahui pengaruh auksin terhadap
pertumbuhan tunas lateral.
Praktikum Uji Penghambatan Tumbuh Tunas Lateral dan Dominansi Tunas
Apikal ini bertujuan untuk meneliti pengaruh auksin terhadap pertumbuhan tunas
lateral pada kecambah tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus). Adapun
permasalahan yang diambil dalam pembuatan laporan ini yaitu: bagaimana
keadaan kecambah yang telah diolesi pasta IAA dan kontrol setelah 14 hari dan
bagaimana keadaan daunnya? dan faktor faktor apa saja yang mempengaruhi
penghambatan tunas lateral dan dominansi apikal ?
Berdasarkan posisi meristem pada tumbuhan meristem dibagi sebagai
berikut (Guritno, 1995):

1. Meristem apikal, yang terdapat pada pucuk sumbu batang dan akar pokok
serta cabangnya.
2. Meristem interkalar, yang terdapat diantara jaringan dewasa seperti jaringan
pada pangkal ruas rumput-rumputan.
3. Meristem lateral, yang letaknya pararel dengan lingkaran organ tempat
meristem tersebut ditemukan.
Pertumbuhan tanaman adalah suatu proses yang kompleks yang merupakan
proses yang vital menyebabkan suatu perubahan yang tetap pada setiap tanmana
atau bagiannya dipandang dari sudut ukuran, bentuk, berat dan volumenya.
Pertumbuhan tanamna setidaknya menyangkut beberapa fase atau proses
diantaranya (Dwijoseputro, 1983):
1. Fase pembentukan sel.
2. Fase perpanjangan dan pembesaran sel.
3. Fase diferensiasi sel.
Tunas apikal adalah tunas yang tumbuh di pucuk(puncak) batang. Dominasi
apikal dan pembentukan cabang lateral dipengaruhi oleh keseimbangan
konsentrasi hormon. Dominasi apikal diartikan sebagai persaingan antara tunas
pucuk dengan tunas lateral dalam hal pertumbuhan. Selama masih ada tunas
pucuk atau apikal, pertumbuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu
dari pucuk (Morris, 2006).
Dominansi pertumbuhan terdapat dibagian apeks atau ujung organ, yang
disebut sebagian dominansi apikal. Dominansi apikal diartikan sebagai persaingan
antara tunas pucuk dengan tunas lateral dalam hal pertumbuhan. Sedangkan
menurut dominansi apikal merupakan konsentrasi pertumbuhan pada ujung tunas
tumbuhan, dimana kuncup terminal secara parsial menghambat pertumbuhan
kuncup aksilar (Rizal, 2012).
Dominansi apikal atau dominanis pucuk biasanya menandai pertumbuhan
vegetatif tanaman yaitu pertumbuhan akar, batang dan daun. Dominansi apikal
setidaknya berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan lateral. Selama masih
ada tunas pucuk, pertumbuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu
dari pucuk. Dominasi pucuk dapat dikurangi dengan memotong bagian pucuk
tumbuhan yang akan mendorong pertumbuhan tunas lateral (Filter, 1991).
Thimann dan Skoog menunjukkan bahwa dominanis apikal disebabkan oleh
auksin yang didifusikan tunas pucuk ke bawah (polar) dan ditimbun pada tunas
lateral, hal ini akna menghambat pertumbuhan tunas lateral karena konsentrasinya
masih terlalu tinggi. Konsentrasi auksin yang tinggi ini akan menghambat
pertumbuhan tunas lateral yang dekat dengan pucuk. Auksin diproduksi secara
endogen pada bagian pucuk tanmana yang akna didistribusikan secara polar yag
mampu menghambat pertumbuhan tunas lateral (Heddy, 1990).
Penghentian dominansi apikal sementara dengan memotong pucuk akan
memengaruhi kondisi hormon tanaman. Melalui perlakuan ini, auksin yang
terakumulasi pada daerah pucuk akan terdistribusi ke bagian meristem yang lain
seperti buku di daerah dekat mata tunas (Sutisna, 2010).
Auksin adalah hormon-hormon yang berperan dalam pemanjangan sel
tumbuhan, pengaturan pada apikal, dan pengakaran. Auksin alami yang sering
dikenal adalah indoleacetic acid (IAA) dimana auksin ini diproduksi dalam
meristem apikal pada tunas. Biji atau benih yang sedang berkembang
menghasilkan IAA, yang mana untuk merangsang perkembangan dari sebuah
tanaman yang gemuk (kaya akan daging). Contohnya, pemindahan atau
pembuangan biji-biji dari sebuah stroberi untuk mencegah buah tersebut untuk
membesar. Penggunaan IAA setelah memindahkan biji-biji tersebut menyebabkan
buah tersebut tumbuh besar secara normal. IAA diproduksi dalam pertumbuhan
aktif ujung tunas dan buah yang sedang berkembang, dan terlibat dalam
pemanjangan. Sebelum sel dapat memanjang, dinding sel dari sel tersebut harus
berubah menjadi tidak begitu keras atau kaku, maka sel tersebut baru dapat
bekembang. IAA memicu peningkatan (meningkat) dalam kekenyalan atau
kemampuan untuk melonggarkan (melunakkan) pada dinding sel, sehinga
pemanjangan dapat terjadi (Amelia, 2012).
Auksin adalah zat yang ditemukan pada ujung kara, batang, pembentukan
bunga yang berfungsi untuk pengatur pembesaran sel di daerah belakang
meristem ujung. Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis
tanaman nama lain dari hormon ini adalah IAA atau Asam Indol Asetat. Hormon
auksin ini terletak pada ujung batang dan ujung akar, fungsi dari hormon auksin
ini adalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan baik pertumbuhan
akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat pematangan buah, mengurangi
jumlah biji dalam buah. Salah satu fungsi auksin adalah mematahkan dominanis
pucuk atau apikal yaitu suatu kondisi dimana pucuk tanaman atau akar tidak mau
berkembang (Salisbury, 1992).
Sintesis auksin terjadi pada bagian tanaman yang sedang mengalami
pertumbuhan atau pada bagian meristematis, terutama pada ujung batang. Auksin
yang disintesisi pada ujung batang ini akan ditransport secara basipetal ke bagian
batang yang lebih bawah. Hal ini menyebabakan terakumulasinya auksin pada
ketiak daun dibawahnya yang berakibat inisiasi pembentukantunas lateral pada
ketiak daun terhambat atau terjadi dormansi tunas apikal, karena inisiasi
pembentukan tunas lateral mensyaratkan konsentrasi auksin yang lebih rendah
dibandingkan konsentrasi auksin optimal untuk pertumbuhan memanjang batang.
(Darmanti, 2009 ).
Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan jaringan tanaman didga melalui
(Tjitrosoepomo, 1998):
1. Mengiduksi sekresi ion H+ keluar sel melalui dinding sel. Pengasaman dinding
sel menyebabkan K+ diambil dan pengambila ini mengurangi potensial air
dalam sel. Akibatnya air masuk ke dalam sel dan sel membesar.
2. Mempengaruhi metabolisme RNA yang berarti metabolisme protein mungkin
melalui trasnkripsi molekul RNA. Auksin sintetik yang sering digunakan
dalam kultur jaringan tanmana tercantum di dalam tabel di bawah.
3. Memacu terjadinya dominansi apikal.
4. Dalam jumlah sedikit memacu pertumbuhan akar.
METODOLOGI
Praktikum mengenai Penghambatan Tumbuh Tunas Lateral dan Dominansi
Tunas Apikal ini, dilaksanakan pada tanggal 24 April 2014 di Laboratorium
Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Tanjungpura Pontianak, pada pukul 13.00 WIB selesai. Adapun alat dan bahan
yang digunakan saat praktikum ini, yaitu Bahan yang digunakan pada praktikum
penghambatan tumbuh tunas lateral dan dominansi apical adalah kecambah
kacang hijau (Phaseolus radiatus), pasta IAA 400 ppm dan air. Ada pun alat yang
digunakan yaitu : cawan petri, kapas, pisau silet, kardus tertutup.
Langkah kerja pada praktikum ini yaitu pertama disediakan 6 kecambah
kacang hijau berumur 5 hari dalam cawan petri yang diberi kapas dan air.
kemudian kecambah dimasukkan ke dalam kardus dalam keadaan tertutup.
Perkecambahan dilakukan di ruang gelap. Setelah 7 hari, dua kecambah kacang
hijau (Phaseolus radiatus) dipotong pucuknya tepat dengan pisau silet dan ujung
sisa batangnya diberi pasta IAA. Dua kecambah lainnya tidak dipotong dan ujung
batangnya tidak diberi pasta IAA sebagai kecambah kontrol. Setelah 14 hari ukur
panjang tunas lateral yang diberi pasta dan bandingkan dengan tunas lateral
kecambah control.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Pengamatan Panjang Tumbuhan Biji Kacang Hijau (Phaseolus radiatus)
Panjang Sebelum di Panjang Sesudah (cm)
Perlakuan
beri IAA (5 Hari) (14 Hari)

Kontrol 1 28,5 cm 30,7 cm ( Tidak Ada )

Kontrol 2 26 cm 37,5 cm ( Tidak Ada )

Rata-rata 27,25 cm 34,1 cm

33,7 cm (tanpa daun


IAA 1 20 cm lateral tapi muncul tunas
baru )

22,2 cm (tanpa daun


IAA 2 16 cm lateral tapi sudah muncul
tunas baru)

Rata-rata 18 cm 27,95 cm

Tabel 2. Perbandingan Panjang Tunas Lateral Sebelum dan Sesudah Perlakuan


No Perlakuan Sebelum Sesudah

1 Kontrol I 0 0

2 Kontrol II 0 0

3 IAA I 0 0,1

4 IAA II 0 0,1

Percobaan dilakukan di keadaan tertutup yaitu di dalam kardus. Hal ini


dilakukan agar merangsang pembentukan auksin pada kecambah kacang hijau
(Phaseolus radiatus). Setelah 5 hari kecambah mengalami pertumbuhan ke atas
yang sangat cepat sehingga terjadi pemanjangan sel. Kemudian dilakukan
pemotongan pada pucuk kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan diberi
IAA pada ujungnya, sedangkan kecambah yang lain digunakan sebagai tanaman
control yang tidak diolesi dengan IAA. Pemotongan pucuk kecambah ini
dilakukan untuk menghentikan dominansi apikal sementara sehingga dengan
begitu akan memengaruhi kondisi hormon tanaman. Menurut Sutisna (2010)
melalui perlakuan ini, auksin yang terakumulasi pada daerah pucuk akan
terdistribusi ke bagian meristem yang lain seperti buku di daerah dekat mata
tunas. Pucuk kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) yang dipotong akan
menghentikan kerja auksin, sedangkan kecambah kacang hijau (Phaseolus
radiatus) yang dijadikan sebagai tanaman control tetap mengaktifkan kerja
auksin. Ketika kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) diolesi dengan IAA
akan mengaktifkan kerja auksin kembali, karena IAA ialah pengganti auksin.
Berdasarkan tabel 1 selama 5 hari diperoleh panjang kecambah panjang
tanaman kontrol ialah 28,5 cm dan 26 cm, dan tanaman yang akan diberi IAA ke.1
panjangnya 20 cm dan IAA ke.2 panjangnya ialah 16 cm, panjang setelah 14 hari
untuk tanman kontrol panjangnya ialah 30,7 cm dan 37,5 cm, sedangkan untuk
tanman yang diberi IAA ke.1 panjangnya ialah 33,7 cm dengan tunas baru dan
tanaman IAA2 ialah 22,2 cm dengan tunas baru. hal tersebut membuktikan bahwa
pada kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) control mengalami
pemanjangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kecambah kacang hijau
(Phaseolus radiatus) diberi IAA. Hal ini disebabkan oleh pada kecambah kacang
hijau control tetap mengaktifkan kerja auksin sehingga meristem terus membelah,
dan terjadi pemanjangan sel.
Pada beberapa tanaman pertumbuhan ujung batang sering mendominasi
pertumbuhan bagian lain sehingga pembentukan cabang lateral dihambat,
penomena ini disebut sebagai dominansi apical. Pada perlakuan kecambah kacang
hijau yang dipotong dan diberi IAA (konsentrasi auksin bertambah) seharusnya
mengalami inisiasi pada bagian basipetal sehingga merangsang pembentukan
tunas lateral (Darmanti, dkk., 2009).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan
bahwa pada kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) control mengalami
inisiasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kecambah kacang hijau
(Phaseolus radiatus) diberi IAA. Hal ini dikarenakan pada kecambah kacang
hijau control tetap mengaktifkan kerja auksin sehingga meristem terus membelah,
dan terjadi pemanjangan sel. Pada beberapa tanaman pertumbuhan ujung batang
sering mendominasi pertumbuhan bagian lain sehingga pembentukan cabang
lateral dihambat,hal ini disebut sebagai dominansi apical. Pada perlakuan
kecambah kacang hijau yang dipotong dan diberi IAA (konsentrasi auksin
bertambah) seharusnya mengalami inisiasi pada bagian basipetal sehingga
merangsang pembentukan tunas lateral (Darmanti, dkk., 2009). Tetapi pada
percobaan yang dilakukan belum begitu tampak panjang tunas lateral, sehingga
tidak dapat diukur.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia. 2012. Biologi. (Online) (http://biologi-vianamelia.blogspot.com/) diakses
tanggal 29 Mei 2014.

Darmanti. 2009. Struktur Dan Perkembangan Daun AcalyphaindicaL Yang


Diperlakukan Dengan Kombinasi IAA Dan GA Pada Konsentrasi Yang
Berbeda. Jurnal ( Vol 11 ) No. 1 Hal:40-45.

Dwijoseputro, D. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Gramedia.

Guritno, B. dan Sitompul, S. M. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.


Yogyakarta : UGM Press.

Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.

Morris. 1996. Exogenous Auxin Effects on Lateral Bud Outgrowth in Decapitated


Shoots. Jounals Annals of Botany 78: 255 266. (http://aob.Oxfordjournals.
org/content/78/2/255.full.pdf)

Rizal. 2012. Penghambatan Tumbuh Tunas Lateral. (Online) (http://petani46.


blogspot.com/2012/01/penghambatan-tumbuh-tunas-lateral-dan.html)
diakses tanggal 29 Mei 2014.

Sutisna. 2010. Teknik Mempercepat Pertumbuhan Tunas Lateral untuk


Perbanyakan Vegetativ Anthurium dengan Aplikasi GA3 dan BA. ( Vol. 15 )
No. 2 . hal: 56-59.

Salisbury. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung: ITB.

Tjitrosoepomo, H.S. 1998. Botani Umum. UGM Press. Yogyakarta.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai