Indonesia
Jorisca
jorisca@live.com
Mahasiswi Semester I
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731
tu.fk@ukrida.ac.id
___________________________________________________________________________
1
Although there are capable of handling, slowing the development of the virus however until
now there has been found medicine can cure this disease. In general, HIV transmitted
through various bodily fluids as of blood semen, vaginal discharge, and milk mother (breast-
fed). Communicability can occur through sexual intercourse, transfusion of blood syringe
breast-fed contaminated, and others. Symptomatic AIDS, which may appear as sweat at night
swelling, glands shaky legs, and weight loss. The most prevalent test to HIV is a blood test,
but today the most widely used is the test quickly that can provide results in twenty to thirty
minutes. The impact of AIDS is not only in terms of physical attack someone but also in terms
of mental. In terms of physical AIDS strike endurance a person so prone to illness. In terms
of mental, those infected with AIDS will merit punishment social like being discriminated of
the general public. Some preventive efforts that can be conducted between other like
unfaithful to one partner, sterile used needles and others.
Key words : HIV, AIDS.
Pendahuluan
AIDS merupakan salah satu penyakit mematikan yang sangat ditakuti tidak hanya oleh
masyarakat di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia karena penyebab kematian keempat di
seluruh dunia ini hingga sekarang masih belum diketahui ataupun ditemukan cara-cara untuk
mengatasinya.1 Di Indonesia, masyarakat berusia dua puluh samapi dua puluh sembilan tahun
merupakan mayoritas masyarakat yang terinfeksi HIV. Tujuan dari penulisan tinjauan
pustaka ini adalah untuk menghimbau pembaca agar lebih waspada, turut melakukan, serta
menyebarluaskan mengenai tindakan pencegahan terhadap penularan HIV guna memperoleh
hidup yang lebih berkualitas. Pembahasan masalah mengenai AIDS dan HIV pada beberapa
bagian di tinjauan pustaka ini lebih dikhususkan kepada masyarakat di Indonesia.
2
4 Jawa Barat 7,157 4,098 11.255
5 Bali 6,380 3,344 9.724
Dari sekian banyak provinsi di Indonesia, Papua menduduki peringkat teratas sebagai
provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak yang terinfeksi virus HIV dan terjangkit AIDS.
Provinsi DKI Jakarta sebagai ibukota Indonesia sendiri menduduki provinsi ketiga terbanyak
dengan penduduk yang terinfeksi HIV dan terjangkit AIDS. Seperti yang ditunjukkan pada
tabel 1, jumlah penduduk yang terinfeksi HIV tidak selalu sama dengan jumlah penduduk
yang mengidap AIDS. Hal ini dapat terjadi karena walaupun hasil tes menunjukkan seseorang
positif HIV, belum tentu orang tersebut positif mengidap AIDS. Sampai saat ini, tes antibodi
HIV masih belum terstandarisasi, artinya belum ada standar nasional maupun internasional
untuk menentukan hasil yang positif. Belum ada tes untuk mengidentifikasi HIV yang akurat,
masih banyak orang yang didiagnosa positif HIV tidak memiliki antigen HIV ini dalam
darah mereka. Orang yang terinfeksi HIV belum tentu menderita AIDS, namun orang yang
menderita AIDS sudah pasti terinfeksi HIV. Oleh sebab itu, jumlah orang terinfeksi HIV
selalu lebih banyak daripada jumlah orang yang mengidap AIDS.
Karakteristik HIV
Virus HIV seperti yang terdapat pada gambar 1
merupakan retrovirus dengan RNA rantai tunggal
yang terkandung dalam sebuah kapsid dan sebuah
envelope. HIV memiliki 3 enzim penting, yaitu
reverse transcriptase, integrase, dan protease. Ada
dua kelompok mayor HIV-1 yang menginfeksi
limfosit T helper (CD4) (T-cell trophic) dan yang
menginfeksi makrofag. Kapsid virus di dalam
Gambar no. 1 envelope tersusun atas berbagai protein yang
meliputi p24 dan p18 yang bersama dengan RNA
3
nya sendiri yang kemudian berintegrasi dengan DNA pejamu (menggunakan integrase). 4
Diversitas HIV ini membuat kemungkinan mencari vaksin yang efektif.
Tipe HIV
Secara umum, HIV terbagi menjadi dua jenis, yaitu HIV-1 dan HIV-
2.5 Perbedaan di antara kedua tipe HIV tersebut adalah mengenai
kecepatan replikasinya. HIV-1 bermutasi lebih cepat karena
memiliki daya replikasi yang lebih cepat. Tipe HIV-1 memiliki
virulensi yang lebih tinggi dibanding HIV-2 dan menginfeksi lebih
banyak korban.6 HIV-1 terbagi menjadi beberapa kelompok
termasuk tipe 02_AG/ seperti yang tampak pada gambar 2. Virus
tipe ini ditemukan oleh para ilmuwan dari Rusia dan merupakan
Gambar 26 strain terbaru dari HIV yang lebih menular.
4
penderita tidak memperlihatkan gejala khas sehingga periode ini disebut sebagai periode
tanpa gejala.8 Pada periode tanpa gejala ini, orang tampak sehat-sehat saja dari luar. Pada
tahun kelima atau keenam, pada penderita akan timbul diare berulang, penurunan, penurunan
berat badan secara mendadak, penderita juga akan sering sariawan di mulut, serta terjadi
pembengkakan di kelenjar getah bening dan pada akhirnya bisa terjadi berbagai infeksi,
kanker, dan bahkan bisa berujung pada kematian.8
Pencegahan HIV/AIDS
HIV merupakan virus yang tidak pandang bulu, dalam arti dapat menyerang manusia dari
segala usia. Namun ada beberapa cara untuk mencegah penularan virus tersebut. Cara yang
pertama adalah hindari seks bebas dan jauhi narkoba. Cara pencegahan yang kedua adalah
5
bagi yang sudah menikah, setialah pada pasangannya, jangan berganti-ganti pasangan karena
hal tersebut akan memperbesar kemungkinan tertularnya HIV/AIDS. Cara ketiga yaitu
penggunaan kondom dimana cara ini merupakan cara yang efektif dalam mencegah
penularan HIV/AIDS. Penggunaan kondom dapat mencegah interaksi cairan kelamin
sehingga penularan HIV dapat diminimalisasi. Kemudian tindakan keempat adalah drug,
yaitu dikhususkan untuk wanita yang mengandung dan ternyata terkena HIV/AIDS, dapat
diberikan obat khusus agar penyakit tersebut tidak menular kepada janinnya. 9 Tindakan
pencegahan kelima yaitu pendidikan. Pendidikan tentang seksual sangat penting khususnya
untuk para remaja dimana pada masa ini merupakan masa-masa yang labil dan mudah
terjerumus ke dalam sesuatu yang buruk, seperti seks bebas. Pengetahuan seksual yang baik
dapat mencegah remaja untuk bertindak tidak sepantasnya karena mereka tahu resiko yang
akan mereka tanggung akibat dari perbuatan tersebut. Peranan keluarga sangat besar dalam
memberikan pendidikan seksual yang baik kepada anak-anaknya. Namun, yang paling
penting adalah kesadaran diri dari masing-masing individu untuk mau menerapkan pola
hidup sehat dan melakukan tindakan-tindakan pencegahan. Peranan pemerintah juga krusial.
Pemerintah dapat melakukan tindakan seperti menghimbau masyarakat untuk menerapkan
pola hidup sehat, melakukan penyuluhan mengenai HIV dan AIDS, dan menjadi cermin
masyarakat untuk melakukan pola hidup sehat.
Penutup
AIDS merupakan penyakit yang sangat mematikan karena HIV yang menyebabkannya
bekerja perlahan namun pasti mematikan. Selain itu, kecepatan HIV untuk bereplikasi dan
belum adanya obat untuk mengatasi penyakit ini tentu menyebabkan kekhawatiran
masyarakat. Namun, selama kita menerapkan pola hidup sehat dan tinggal di lingkungan
yang sehat, akan sangat meminimalisasi kemungkinan untuk terjangkit HIV.
Daftar Pustaka
1. Rahardja Kirana, Tan Hoan Tjay. Obat-obat penting : khasiat, penggunaan, dan
efek-efek sampingnya. 6th Ed. Jakarta : Gramedia ; 2007.p.113.
2. Kemenkes RI. 18 Februari 2013. HIV/AIDS, Januari-Desember 2012 terdeteksi
27.197 kasus. Diunduh dari http://edukasi.kompasiana.com/2013/03/30/hivaids-
januari-desember-2012-terdeteksi-27197--547095.html, 3 November 2013.
6
3. Davidson Michael W. 9 Januari 2005. Humman immunodeficiency (HIV)
anatomy. Diunduh dari http://micro.magnet.fsu.edu/cells/viruses/hivvirus.html, 3
November 2013.
4. Brashers Valentina L. Aplikasi klinis patofisiologi : pemeriksaan dan manajemen.
2nd Ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2007.p.390.
5. Nursalam, M. Nurs, Ninuk Dian Kurniawati. Asuhan keperawatan pada pasien
terinfeksi HIV AIDS. Jakarta : Salemba Medika ; 2007.p.44.
6. Widiyani Rosmha. 20 Oktober 2013. HIV tipe terbaru lebih menular. Diunduh dari
health.kompas.com/read/2013/10/20/2043146/HIV.Tipe.Terbaru.Lebih.Menular,
3 November 2013.
7. Silvero AMD, Acevedo-Gadea C, Pantanowitz L, Dezube BJ, Johari V. Images in
HIV/AIDS. Unsuspected parvovirus B19 infection in a person with AIDS. AIDS
Read 2009 Jun;19(6):225-7.
8. Efendi Ferry, Makhfudli. Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktik
dalam keperawatan. Jakarta : Salemba Medika ; 2009.p.227.
9. Dimas Muhammad. 30 Oktober 2013. Rumus ABCDE dalam pencegahan
HIV/AIDS. Majalah Nirmala. Diunduh dari www.nirmala.co.id/index.php?
option=com_k2&view=item&id=2071:Pencegahan-Penyakit-HIV-
AIDS&Itemid=380, 3 November 2013.
7
8