Glaukoma Akut
Oleh:
Supervisor Pembimbing
Supervisor Pembimbing
pencekungan dari diskus optikus dan penyempitan lapang pandang, yang biasanya
eksitator dan inhibitor seperti glutamat, gamma-amino butyric acid (GABA), glisin
dan terapi dini dapat memperlambat kondisi ini, namun penurunan TIO sendiri
sekitar 8% dari 39 juta orang buta di dunia.4 Pada tahun 2013, jumlah penderita
glaukoma (usia 40-80 tahun) mencapai 64,3%. Diperkirakan terdapat sekitar 79,6
juta penderita pada tahun 2020.5 Jumlah ini akan mencapai 111,8 juta penderita pada
tahun 2040.6 Faktor risiko terjadinya glaukoma antara lain peningkatan TIO, riwayat
glaukoma dalam keluarga, ras Afro-Caribbean, usia tua, ketebalan kornea lebih dari
588 mm, jenis kelamin wanita, kelainan refraksi miopia, diabetes, migrain, dan
hipertensi. Faktor risiko yang terpenting pada glaukoma adalah peningkatan TIO
sehingga dibutuhkan terapi khusus untuk menjaga TIO dalam rangka menghambat
Glaukoma primer sudut tertutup (sempit / akut), Glaukoma sekunder, dan glaukoma
peningkatan tekanan intraorbita secara mendadak dan sangat tinggi, akibat hambatan
1
mendadak pada anyaman trabekulum. Glaukoma akut ini merupakan kedaruratan
okuler sehingga harus diwaspadai, karena dapat terjadi bilateral dan dapat
menyebabkan kebutaan tetapi resiko kebutaan dapat dicegah dengan diagnosis dan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi
Anatomi sudut filtrasi terdapat di dalam limbus kornea. Limbus adalah bagian
yang dibatasi oleh garis yang menghubungkan akhir dari membran descement dan
kanal schlemn dan trabekula sampai ke bilik mata depan. Akhir dari membran
kornea. Di dalam stromanya terdapat serat-serat saraf dan cabang akhir dari a. siliaris
anterior.
Bagian terpenting dari sudut filtrasi adalah trabekula, yang terdiri dari:
1. Trabekula korneoskleral, serabutnya berasal dari dalam stroma kornea dan
sklera.
2. Trabekula uveal, serabut berasal dari lapisan dalam stroma kornea, menuju
meridional.
3. Serabut berasal dari akhir membran descement (garis schwalbe), menuju
Trabekula terdiri dari jaringan kolagen, jaringan homogen, elastis dan seluruhnya
3
Kanal schlemn merupakan kapiler yang dimodifikasi, yang mengelilingi kornea.
Dindingnya terdiri dari satu lapisan sel, diameternya 0.5 mm. Pada dinding sebelah
antara trabekula dan kanal schlemn. Dari kanal schlemn, keluar saluran kolektor 20-
30 buah, yang menuju ke pleksus vena didalam jaringan sklera dan episklera dan v.
dan posterior mata, yang berfungsi memberikan nutrisi dan oksigen pada
osmotik sedikit lebih tinggi daripada plasma. Komposisi humor akueus serupa
piruvat, dan laktatyang lebih tinggi dan protein, urea, dan glukosa yang lebih
rendah.8,9
humor akueus mengalir melalui pupil ke kamera okuli anterior lalu ke jalinan
siliar. Saluran yang mengandung cairan camera oculi anterior dapat dilihat di
Gambar 11
B. Definisi Glaukoma
Glaukoma merupakan kondisi dimana terjadinya perubahan pada saraf
berubahnya fungsi dan struktur dari bola mata dimana saraf penglihatan
5
Gambar 2
C. Patofisiologi Glaukoma
bilik mata. Aqueous humour merupakan cairan bening yang mengisi bilik mata
depan dan bilik mata belakang. Fungsinya untuk mempertahankan tekanan bola
mata yang normal, berperan dalam metabolisme kornea dan lensa, menjaga
kejernihan media refraksi dan berperan sebagai pengganti jaringan limfa pada
Humour diproduksi dari plasma yang terdapat pada jaringan badan siliar.
Terdapat 3 proses dalam produksi ini, yaitu Ultrafiltrasi, Sekresi, dan Difusi.
Aqueous Humour kemudian mengalir dari bilik mata belakang ke bilik mata
depan melalui pupil. Aqueous humour terdiri atas 99,9 % air dan 0,1 % protein,
Sudut dari bilik mata depan memberikan peran besar dalam produksi aqueous
humour. Sudut ini terdapat pada tempat melekatnya iris dan sebagian badan silier
6
1. Anyaman trabecular
Merupakan saluran pengeluaran aqueous humour yang terbagi atas 3 bagian
pengumpul
3. Saluran Pengumpul
Saluran ini disebut juga ruangan intrasclera aqueous vessels. Saluran ini
dan glaukoma kongenital. Glaukoma primer dalah glaukoma yang tidak diketahui
(primary angle closure glaucoma) bisa berupa glaukoma sudut tertutup akut atau
kronis. Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang timbul sebagai akibat dari
pembesaran pembesaran mata bayi. Disamping itu glaukoma dengan kebutaan total
Klasifikasi Glaukoma
a. Primer
d. Suspect glaukoma
e. Sekunder
3. Glaukoma kongenital
a. Primer
8
b. Berhubungan dengan anomali kongenital
c. Sekunder1
E. Glaukoma Akut
ditandai dengan adanya kenaikan tekanan intraokular pada usia lebih dari 40 tahun
karena dapat terjadi bilateral dan dapat menyebabkan kebutaan bila tidak
sudut bilik mata depan oleh iris perifer.13 Cairan mata yang berada di belakang
iris tidak dapat mengalir melalui pupil sehingga mendorong iris ke depan,
mecegah keluarnya cairan mata melalui sudut bilik mata (mekanisme blokade
pupil). 14
2) Epidemiologi
Glaukoma akut terjadi pada 1 dari 1000 orang yang berusia di atas 40 tahun
dengan angka kejadian yang bertambah sesuai usia. Perbandingan wanita dan
pria pada penyakit ini adalah 4:1. Pasien dengan glaukoma sudut tertutup
kemungkinan besar rabun dekat karena mata rabun dekat berukuran kecil dan
struktur bilik mata anterior lebih padat. Dari statistik angka kebutaan di dunia,
tertutuo dan setengahnya (1,5 juta penderita) kebutaan disebabkan oleh karena
9
glaukoma ankut, sedangkan 3 juta penderita lagi disebabkan oleh glaukoma
3) Etiologi
anterior oleh iris perifer, sehingga menyumbat aliran humor akueus dan
4) Patofisiologi
sedangkan sudut bilik mata terbuka lebar. Jadi tekanan intraokular meningkat
terhambat saat menjangkau jalinan trabekular. Keadaan seperti ini sering terjadi
pada sudut bilik mata yang sempit (kadang-kadang disebut dengan dangerous
angle).
Ketika dislokasi lensa sebagai penyebab tertutupnya sudut bilik mata maka
keadaan ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup sekunder. Jika glaukoma
glaukoma sudut tertutup primer. Apabila sudut bilik mata tertutup secara cepat
dan berat, ini dikenal dengan glaukoma akut yang disertai dengan banyak
gejala dan tanda. Apabila penutupan sudut bilik mata tidak sempurna dan ini
10
tertutup kronik , dan disertai dengan sedikit gejala. Apabila glaukoma sudut
Bila sudut bilik mata lebar maka sudut bilik mata tidak akan tertutup, dan
hanya pada mata yang mempunyai sudut sempit saja dapat t erjadi penutupan
sudut. Satu hal yang penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut bilik
mata sempit akan berkembang menjadi glaukoma akut, dapat terjadi hanya
pada sebagian kecil saja, terutama pada mata yang pupilnya berdilatasi sedang
(3,0 4,5 mm) yang dapat terjadi blok pupil sehingga dapat berlanjut menjadi
sudut tertutup. Apa itu pupil blok? semua ahli mata mengetahui proses
terjadinya blok pupil. Akibat terjadinya blok pupil, maka tekanan intraokular
lebih tinggi di bilik mata belakang dari pada bilik mata depan. Jika blok pupil
semakin berat tekanan intra okular di bilik mata belakang semakin bertambah,
sehingga konveksitas iris semakin bertambah juga, ini dikenal dengan iris
bombe, yang membuat perifer iris kontak dengan jalinan trabekular, dan
11
menyebabkan sudut bilik mata tertutup. Jika tekanan intraokular meningkat
secara drastis akibat sudut tertutup komplit maka akan terjadi glaukoma akut.
Mekanisme lain yang dapat menyebabkan glaukoma akut adalah; platau iris
dan letak lensa lebih ke anterior. Pada keadaan seperti ini juga sering terjadi
blok pupil.
Gambar 3. Blok pupil dengan sudut tertutup dan iris bombe (iris konveks). Perifer iris
menutup sudut sehingga tekanan meningkat, jika terjadi secara mendadak dapat
menjadi glaukoma akut.
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi karena ruang anterior secara anatomis
dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di ruang posterior atau
lensa yang mengeras karena usia tua. Peningkatan tekanan intraokuler akan
mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata.
Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati.
Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada
lapang pandang mata. Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti
oleh lapang pandang sentral. Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa
menyebabkan kebutaan.
12
Gambar 4
5)
Gejala dan Tanda
Gejala
o
Nyeri, merupakan tanda khas pada serangan akut yang terjadi
nyeri
o
Penurunan visus secara cepat dan progresif, hiperemis, fotofobia
sub-akut.15,16,17
Slit-lamp biomikroskopi
o
Hiperemis siliar karena injeksi limbal dan pembuluh darah
konjungtiva.
o
Edema kornea dengan vesikel epitelial dan penebalan struma
(gambar 5).
o
Bilik mata depan dangkal dengan kontak iridokorneal perifer
13
o
Flare dan sel akuos dapat dilihat setelah edem kornea dapat
dikurangi.
o
Pupil oval vertikal, tetap pada posisi semi-dilatasi dan tidak ada
o
Tekanan intra-okular sangat meningkat (50-100 mmHg)15,16,17
Gambar 5. Edema Kornea, pupil dilatasi dan oval pada glaukoma akut
Gonioskopi
misalnya dengan gliserin topikal atau saline hipertonik salap mata. Hal
Oftalmoskopi
dan hiperemis.15,16,17
14
6)Diagnosa dan Diagnosa Banding
melihat pelangi atau cahaya di pinggir objek yang sedang dilihat (halo), sakit
pericorneal, kornea oedem, COA dangkal, iris oedem dan berwarna abu
abu, pupil sedikit melebar dan tidak bereaksi terhadap sinar, serta diskus
optikus terlihat merah dan bengkak. Selain itu, dapat juga dilakukan
Diagnosis banding :
migrain(cluster headache).12,15,16
7) Penatalaksanaan
1. Terapi medikamentosa:
15
Agen osmotik
16
asetazolamid dapat diberikan setelah 4-6 jam untuk menurunkan
Miotik kuat
pada serangan yang sudah lebih dari 1-2 jam. Hal ini terjadi karena
Beta-bloker
17
terapi dapat diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat
Apraklonidin
0,5% dan 1%, keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan
agar sudut yang telah tertutup dapat terbuka kembali. Tehnik ini telah
diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup akut. Meskipun sudut
18
Periksa sudut dengan gonioskopi.
3. Parasintesis
cepat dengan tehnik parasintesis, seperti yang dilaporkan oleh Lamb DS dkk,
mata dari 8 pasien dengan glaukoma akut, yang rata-rata tekanan intraokular
21,7 mmHg, setelah 1 jam 22,7 mmHg, setelah 2 jam atau lebih 20,1 mmHg.
Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan segera pada pasien.18,21
4. Bedah Laser:
Laser iridektomi
19
pendarahan, gangguan visus dan tekanan intraokular meningkat.
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer.
Laser iridoplasti
5. Bedah insisi
Trabekulektomi
20
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea,
hal ini sering terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang
berlangsung 4 8 minggu.
luas.
6. Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak, ektraksi lensa
dapat menghentikan serangan akut akibat blok pupil, namun operasi katarak
baik dilakukan agar lebih aman untuk waktu yang akan datang.18,19,22
XI. PENCEGAHAN
berkala secara teratur setiap 3 tahun, bila terdapat riwayat adanya glaukoma
pada keluarga maka lakukan pemeriksaan setiap tahun. Secara teratur perlu
dilakukan pemeriksaan lapang pandangan dan tekanan mata pada orang yang
mata menjadi merah dengan sakit kepala yang berat, serta keluarga yang
21
Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata, yang harus segera ditangani
dalam 24 48 jam. Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
profilaksis, ini lebih disukai dari pada perifer iridektomi bedah, yang dilakukan pada
BAB III
KESIMPULAN
Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata. Saat kondisi iris terdorong atau menonj
ol kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat, keadaan ini dapat
mendadak, maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti: nyeri pada mata, sakit
22
untuk menurunkan tekanan intraokular, sebelum terapi definitif iridektomi laser atau
bedah dilakukan.
gonioskopi yang dapat memberikan bukti bahwa sudut bilik mata tertutup.
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Salmon JF. Glaukoma. Dalam: Oftalmologi Umum Vaughan & Asbury Edisi
2. Kumarasamy NA, Lam FS, Wang AL, Theoharides TC. Glaucoma: current
5. Tham YC, LiX, Wong TY, Quigley HA, Aung T, Cheng CY. Global
6. Quigley HA, Broman AT. The number of people with glaucoma worldwide in
8. Shock JP, Harper RA, Vaughan D, Eva PR. Lensa, Glaukoma. In: Vaughan
DG, Asbury T, Eva PR, editors. Oftalmologi umum. 14 ed. Jakarta. Widya
Medika. 1996
9. Friedmand NJ, Kaiser PK, Trattler WB. Ophtalmology. Philadelphia. Elsevier
Saunders. 2002
10. Gerhard KL, Oscar, Gabriele, Doris, Peter. Ophtalmology a short textbook.
Second edition. Thieme Stuttgart : New York. 2007.
11. Guidelines for Glaucoma (2nd Edition), Japan Glaucoma Society, Sep 2006
24
12. Khurana A. Comprehensive Ophthalmology 4th Ed. India; New Age
International. 2008
13. Eva PR, Whitcher JP. Vaughan and Asburry Oftamologi Umum Edisi 17.
EGC; Jakarta. 2014.
14. Ilias S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 5. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta; 2014.
Glaukoma in Basic and Clinical Science Course, Section 10, 2005-2006, page
197-200.
18. Lim Arthur, Acute Primary Closed Angle Glaucoma Mayor Global Blending
21. Seagig South East Asia Glaucoma Interest Group, Acute Primary Angle
25
22. Becker - Shaffer`s, Angle-Closure Glaucoma With Pupillary Block, Chapter
26