Pertama kali batuan dolomit di dipaparkan oleh mineralogis Perancis bernama Deodat de
Dolomieu pada tahun 1791 di daerah Southern Alps di tempat terdapatnya. Kini pegunungan
tersebut disebut dolomit. Pada saat Dolomieu menjelaskan bahwa batuan dolomit adalah seperti
batu gamping, tetapi mempunyai sifat yang tidak sama dengan batu gamping, pada saat
diteteskan larutan asam batuan dolomite tidak membuih. Mineral yang tidak beraksi tersebut
dinamakan dolomit. Kadang-kadang dolomit disebut dengan dolostone.
Pada dasarnya keterjadian dolomit dengan rumus kimianya CaMg(CO3)2 disebabkan proses
leaching atau peresapan unsur magnesium dari air laut ke dalam batu gamping. Proses
berubahnya mineral mejadi dolomit disebut dolomitisasi. Dan ada juga dolomit yang di
endapkan dengan tersendiri sbagai evaporit. Dan secara jenis batuan dolomite merupakan batuan
sedimen.
Dan dalam hal kegunaannya dolomite digunakan digunakan untuk bahan refraktori, pupuk,
pengisi cat, bahan imbuh (flux) dalam industri peleburan serta pemurnian. Keterdapatan
dolomite di Indonesia cukup melimpah dan daerah yang memiliki keterdapatan dolomit yaitu
Tamiang Hulu (Aceh), Socah (Madura), serta daerah-daerah di Jawa Timur.
Secara keseluruhan manfaat dolomit yang mengandung hara Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg)
adalah :
Menetralisir kejenuhan zat - zat yang meracuni tanah, tanaman, bilamana zat tersebut berlebihan
seperti zat Al (alumunium), Fe (zat besi), Cu (Tembaga)
Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyerapan zat - zat hara yang sudah ada dalam tanah
baik yang berasal dari bahan organik maupun pemberian pupuk lainnya seperti Urea, TSP dan
Kcl
Menjaga tingkat ketersediaan unsur hara mikro sesuai kebutuhan tanaman. Artinya dengan
Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO) yang cukup unsur mikropun memadai
Memperbaiki porositas tanah, struktur serta aerasi tanah sekaligus bermanfaat bagi mikrobiologi
dan kimiawi tanah sehingga tanah menjadi gembur, sirkulasi udara dalam tanah lancar dan
menjadikan akar semai bebas bergerak menghisap unsur hara dari tanah
Aktifator berbagai jenis enzim tanaman, merangsang pembentukan senyawa lemak dan minyak,
serta karbohidrat
Unsur pembentuk warna daun (Klorofil), sehingga tercipta hijau daun yang sempurna
1. GANESA DOLOMIT
1.1. Mula Jadi Dolomite yang baru dikenal sejak tahun 1882, merupakan variasi batu gamping
yang mengandung > 50% karbonat istilah dolomite pertama kali digunakan untuk batuan
karbonat tertentu yang terdapat didaerah TYeolean Alpina (Pettijohn.F.J. 1956). Dolomit dapat
terbentuk karena proses primer dan sekunder. Secara sekunder, dolomite umumnya terjadi kerena
proses pelindian (leaching) tau peresapan unssur magnesium dari air laut kedalam batu gamping,
atau yang lebih dikenal dengan proses dolomitisasi yaitu proses perubahan mineral kalsit
menjadi dolomite. Selain itu dolomite sekunder dapat juga terbentuk karena diendapkan secara
tersendiri sebagai endapan evaporit. Pembentukan dolomite sekunder dapat terjadi karena
berbeberapa factor diantaranya adalah tekanan air yang banyak mengandung unsure magnesium
dan prosesnya berlangsung dalam waktu lama. Dengan semakin tua umur batu gamping, semakin
besar kemungkinan nya untuk berubah menjadi dolomite. Dolomite primerterbentuk bersama-
sama dalam cebakan bijih.
1.2. Mineralogy Sebagai salah satu rumpun mineral karbonat dolomite mempunyai struktuir
Kristal rhombohedral yang mempunyai komposisi kimia CaMg(CaCO3)2 atau managdolomit
dan berkomposisi kimia MgFe(CaCO3)2 atau ferrodolomit. Umumnya dolomite berwarna putih
keabu-abuan atau kebiru-biruan dangan kekerasan lebih lunak dari batu gamping (berkisar antara
3.5 4) bersifat pejal, berat jenis antara 2.8 2.9 yang berbutir halus hingga kasar dan
mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan.