Dalam kasus ini, yang perlu disadarkan bukan hanya siswa tapi juga
pengajar. Sebab tragedi contek mencontek terjadi juga atas adanya
toleransi yang diberikan oleh pengajar. Mereka yang secara sukarela
mempersilakan siswanya saling mengintip lembar jawaban dan
menghalalkan siswanya bebas bertukar jawaban ketika ujian
berlangsung.
Loh kok ?
Apakah dibenarkan adanya toleransi pada tragedi contek-mencontek ?
Lalu bagaimana siswa nanti mempertanggungjawabkan nilai tinggi
yang mereka dapat dari kegiatan yang diilegalkan tersebut ?