PENDAHULUAN
kanker serviks dengan cara inspeksi visual pada serviks dengan aplikasi asam
asetat. Metode inspeksi visual lebih mudah, lebih sederhana, lebih mampu
diharapkan temuan kanker serviks dini akan bisa lebih banyak, kemampuan
tahun 2004 yang pada tahun 2010 pencapaian pemeriksaan IVA di Bali secara
tetapi belum semua kabupaten atau kota memenuhi target cakupan IVA, salah
sebesar 40,57%, cakupan ini lebih rendah dibandingkan cakupan IVA di Propinsi
Bali (Anonim, 2010). Jumlah cakupan IVA yang dilaporkan tersebut 25%
berasal dari tempat pelayanan kesehatan swasta dan 15,57% berasal dari tempat
pemeriksaan IVA, dengan jumlah kunjungan sebesar 35% dari WUS, sehingga
1
2
jika dilihat dari target Propinsi Bali sangat jauh ketinggalan. Rendahnya
serviks, yang seharusnya sebesar 95% kejadian kanker serviks dapat dideteksi
Depkes RI tahun 2010 mencapai angka 100 per 100.000 penduduk pertahun, dan
akan terus meningkat 25% dalam kurun waktu 10 tahun mendatang jika tidak
kematian akibat kanker serviks di Bali mencapai 150 per 100.000 penduduk.
Infection and Neoplasia), pada tahun 2010, penduduk Bali berjumlah 3,9 juta
jiwa dengan sekitar 553 ribu wanita usia subur memiliki angka kejadian
Pemerintah dalam hal ini, Dinas Kesehatan Provinsi Bali telah berupaya
upaya tersebut belum optimal (Anonim, 2010). Beberapa faktor yang diduga
metode IVA menurut teori Lewreens Green tahun 1980 (dalam Notoatmodjo
tahun 2007) antara lain yaitu faktor perilaku. Faktor perilaku yang pertama
3
adalah faktor predisposisi yang meliputi pengetahuan WUS tentang IVA, sikap
WUS tentang IVA, tingkat ekonomi WUS. Faktor yang kedua adalah faktor
pendukung yang terdiri dari sarana dan prasarana untuk pemeriksaan IVA serta
(jarak dan waktu). Faktor yang ketiga adalah pendorong yang terdiri dari jumlah,
Kota Denpasar mengenai faktor-faktor di atas ditemukan data bahwa 65% WUS
kurang tentang pemeriksaan IVA. Dari sikap 55% memiliki sikap baik, 20%
sikap cukup baik dan 25% sikapnya kurang baik tentang pemeriksaan IVA.
dari prasejahtera hingga sejahtera III plus. Bervariasinya tingkat ekonomi ini
justru berpengaruh terhadap kunjungan IVA karena untuk pemeriksaan IVA itu
memiliki tenaga dokter, bidan dan perawat namun tidak semua mendapat
Bali, 2009). Keluhan dari masyarakat banyak yang muncul akibat dari pelayanan
1.2.1 Apakah ada hubungan antara faktor predisposisi yang terdiri atas
pengetahuan, sikap, dan tingkat ekonomi WUS dengan cakupan IVA di Kota
Denpasar ?
1.2.2 Apakah ada hubungan antara faktor pendukung yang terdiri atas sarana
prasarana, jarak dan waktu tempuh ke tempat pelayanan dengan cakupan IVA
di Kota Denpasar ?
1.2.3 Apakah ada hubungan antara faktor pendorong yang terdiri atas jumlah, sikap
Kota Denpasar
5
pengetahuan, sikap, dan tingkat ekonomi WUS dengan cakupan IVA di Kota
Denpasar
2. Untuk mengetahui hubungan antara faktor pendukung yang terdiri atas sarana
prasarana, jarak dan waktu tempuh ke tempat pelayanan dengan cakupan IVA
di Kota Denpasar
jumlah, sikap dan perilaku petugas kesehatan dengan cakupan IVA di Kota
Denpasar
perilaku sesorang.
tertarik selain itu juga akan merasa lebih nyaman untuk melakukan
pemeriksaan IVA.
sikap dan perilaku paramedis dan medis dengan selalu lebih aktif dalam
3. Bagi WUS