LELY FAJRIANI
Aset tetap adalah aset yang secara fisik dapat dilihat keberadaannya dan sifatnya relatif
permanen serta memiliki masa kegunaan lebih dari satu tahun yang digunakan untuk
mendukung kegiatan operasional perusahaan/instansi. Aset tetap digolongkan menjadi 2 yaitu
aset berwujud dan aset tidak berwujud. Aset berwujud berupa tanah, bangunan, mesin,
kendaraan, peralatan kantor, furniture, komputer dan lainnya sedangkan aset tidak berwujud
aset tidak memiliki wujud fisik dan dihasilkan sebagai akibat dari sebuah kontrak hukum,
ekonomi, maupun kontrak sosial seperti hak paten, hak cipta dan goodwill.
Perlakuan terhadap aset tetap yang meliputi perolehan, pemeliharaan, pelepasan serta
perhitungan penyusutan. Dalam hal perhitungan
1.2 Tujuan
1. Menguraikan perlakuan akuntansi atas perolehan dan pencatatan terhadap aset tetap
2. Menguraikan perlakuan akuntansi atas perhitungan penyusutan dan pencatatan
terhadap aset tetap
3. Menguraikan perlakuan akuntansi atas pemeliharaan terhadap aset tetap
4. Menguraikan perlakuan akuntansi atas pelepasan terhadap aset tetap
2 PEMBAHASAN
Perolehan terjadi ketika aset dibeli secara tunai, pembelian akan dicatat secara
sederhana sebesar jumlah kas yang dibayar, termasuk seluruh pengeluaran-pengeluaran yang
terkait dengan pembelian dan persiapannya sampai aset tersebut dapat digunakan. Aset juga
dapat diperoleh dengan cara lainnya seperti pembelian kredit, pertukaran, leasing atau hibah
(sumbangan).
1. Contoh kasus aset tetap dibeli secara tunai:
Pada tanggal 24 Desember 2013 dibeli kendaraan secara tunai dengan harga perolehan Rp 51
800 000 (harga sudah termasuk PPN). Maka pencatatan jurnal terhadap perlakuan aset tetap
adalah:
Aset tetap kendaraan (D) Rp 51 800 000
Bank (K) Rp 51 800 000
Pada saat kendaraan tersebut membayar angsuran pertama, pencatatan jurnal adalah:
Pada tanggal 30 Juni 2014 membeli kendaraan keapada PT. L dengan harga Rp 210 000 000
sudah termasuk PPN dan baru membayar uang muka sebesar 30%. Pada tanggal 1 Agustus
2014 melakukan pembayaran secara lunas sebesar 70% kepada PT. L melalui sewa guna
usaha (leasing) ke PT. Z bunga leasing 6,30% dan akan dibayar angsuran Rp 14 700 000
dalam jangka waktu 25 bulan kepada PT. Z dengan biaya administrasi leasing Rp1 000 000
dan biaya asuransi 5% dari nilai pinjaman.
Maka jurnal untuk 30 Juni 2014 pembayaran uang muka aset tetap kendaraan adalah:
Aset tetap kendaraan (D) Rp 210 000 000
Bank (uang muka) (K) Rp 63 000 000
Hutang PT. L (K) Rp 147 000 000
Sedangkan jurnal untuk 1 Agustus 2014 pembayaran pelunasan aset tetap kendaraan kepada
PT. L melalui takeover ke PT. Z adalah sebagai berikut:
Hutang PT. L (D) Rp 147 000 000
Beban Adm leasing (D) Rp 1 000 000
Beban asuransi (D) Rp 7 350 000
Hutang PT. Z (K) Rp 155 350 000
Penyusutan adalah alokasi secara periodik dan sistematis dari harga perolehan aset
selama periode-periode berbeda yang memperoleh manfaat dari penggunaan aset
bersangkutan. Penyusutan umumnya terjadi ketika aset tetap telah digunakan dan merupakan
beban bagi periode dimana aset dimanfaatkan.
Beban penyusutan adalah pengakuan atas penggunaan manfaat potensial dari suatu aset.
Sifat beban penyusutan secara konsep tidak berbeda dengan beban yang mengakui
pemanfaatan atas premi asuransi ataupun sewa yang dibayar dimuka selama periode berjalan.
Beban penyusutan merupakan beban yang tidak memerlukan pengeluaran uang kas.
Terdapat tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban penyusutan
setiap periode, yaitu:
1 Harga perolehan, yaitu keseluruhan uang yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu aset
tetap sampai siap digunakan oleh perusahaan.
2 Nilai sisa (residu), yaitu taksiran harga jual aset tetap pada akhir masa manfaatnya. Setiap
perusahaan akan memiliki taksiran yang berbeda satu dengan lainnya atas suatu jenis aset
tetap yang sama. Jumlah taksiran nilai residu juga akan sangat dipengaruhi oleh umur
ekonomisnya, inflasi, nilai tukar mata uang, bidang usaha, dan sebagainnya.
3 Taksiran umur kegunaan, yaitu taksiran masa manfaat dari aset tetap. Masa manfaat adalah
taksiran umur ekonomis dari aset tetap, bukan umur teknis. Taksiran masa manfaat dapat
dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil produksi, atau satuan jam kerja.
n NilaiResidu
Tarif = 1 HargaPerol e h an
Contoh kasus: