Gadjah Mada
Prarancangan Pabrik Starch Nitrate dari Corn Starch dan
Asam Nitrat dengan Kapasitas 50.000 ton/tahun
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa laporan tugas PPK tahap T2
(Preliminary Feasibility Study) ini disusun setelah melalui proses konsultasi
sesuai aturan Jurusan Teknik Kimia FT UGM, dan karenanya menyetujui untuk
dikumpulkan.
Dosen Pembimbing,
1. Pendahuluan
Bahan peledak adalah senyawa padat, cair, atau campuran padat-cair (gel,
emulsi, dan lain sebagainya) yang berada pada keadaan metastable, dimana
dengan perlakuan tertentu dapat memicu terjadinya reaksi dekomposisi secara
masif (Meyer dkk, 2007). Peledakan bahan peledak merupakan reaksi
dekomposisi yang sangat eksotermis menghasilkan produk-produk gas hingga
volumeya berekspansi menjadi 12.000-15.000 kali volume bahan peledak mula-
mula yang disertai suhu tinggi (3000-5000C) dan tekanan tinggi (Agrawal,
2010).
Bahan peledak berdasarkan metode inisiasi peledakan dibagi menjadi 3
kelompok yaitu bahan peledak primer, bahan peledak sekunder dan bahan peledak
tersier. Bahan peledak primer (initiator atau detonator) adalah bahan yang dapat
mudah meledak jika diinisiasi dengan nyala api (flame), kejutan listrik/api (spark),
friksi, dan guncangan. Contoh bahan peledak primer adalah mercury
fulminate , lead azide, dan tetrazine (Speight, 2002). Bahan peledak sekunder
(booster) merupakan bahan yang dapat meledak (detonate) jika diinisiasi dengan
gelombang ledakan (shock wave) bahan peledak primer. Contoh bahan peledak
sekunder adalah cellulose nitrate, starch nitrate, TNT, glycerol trinitrate, RDX
(cyclotrimethylenetrinitramine), dan PETN
(pentaerythritoltetranitrate). Bahan peledak tersier (blaster)
adalah bahan yang dapat meledak (detonate) jika mendapat
gelombang ledakan dari bahan peledak sekunder. Contoh bahan
peledak tersier adalah amonium nitrat fuels oil (ANFO), amonium
perkloat, dan amonium dinitramid (Speight, 2002).
Mekanisme reaksi dekomposisi bahan peledak, dapat berupa
peledakan (detonation) atau deflagration. Peledakan (detonation)
adalah reaksi dekomposisi bahan peledak dengan laju reaksi
yang sangat cepat disertai ledakan dengan tekanan besar
dengan kecepatan gelombang tekan ledakan diatas kecepatan
1
Departemen Teknik Kimia, Universitas
Gadjah Mada
Prarancangan Pabrik Starch Nitrate dari Corn Starch dan
Asam Nitrat dengan Kapasitas 50.000 ton/tahun
2
Departemen Teknik Kimia, Universitas
Gadjah Mada
Prarancangan Pabrik Starch Nitrate dari Corn Starch dan
Asam Nitrat dengan Kapasitas 50.000 ton/tahun
dekomposisi starch nitrate menghasilkan gas CO2, CO, H2, CH4, N2 dan uap air
dengan laju reaksi sangat cepat sehingga menimbulkan ledakan (Mayer dkk,
2007).
TNT 300C 15 N m
Gliserol - 0,2 N m
trinitrate
3
Departemen Teknik Kimia, Universitas
Gadjah Mada
Prarancangan Pabrik Starch Nitrate dari Corn Starch dan
Asam Nitrat dengan Kapasitas 50.000 ton/tahun
RDX - 7,5 N m
4
Departemen Teknik Kimia, Universitas
Gadjah Mada
Prarancangan Pabrik Starch Nitrate dari Corn Starch dan
Asam Nitrat dengan Kapasitas 50.000 ton/tahun
panas 1050 cal/g dengan kecepatan gelombang ledakan 4800 m.s dapat digunakan
untuk mengelas tube dengan stationary tube sheet pada alat penukar panas dengan
metode explosive welding (Blazynky, 1983).
2. Pemilihan Proses
5
Departemen Teknik Kimia, Universitas
Gadjah Mada
Prarancangan Pabrik Starch Nitrate dari Corn Starch dan
Asam Nitrat dengan Kapasitas 50.000 ton/tahun
Proses diawali dengan disosiasi asam nitrat dan asam sulfat menjadi ion-
ionnya, yaitu ion nitrit dan ion sulfat. Kemudian ion nitrit akan menyerang ion H +
yang terikat pada oksigen sehingga tersubtitusi oleh ion nitrit. Ion H + kemudian
akan terikat oleh ion sulfat dan mendapatkan tambahan dari ion H + yang terikat
pada air dan mengakibatkan terbentuk asam sulfat kembali (Caesar, 1983).
Produk keluaran reaktor nitrasi dipisahkan dari mother liquor asam nitrat-
asam sulfat dengan sentrifugasi. Padatan keluaran sentrifuse dicuci, kemudian
dikeringkan pada suhu 35-40 C (Meyer dkk, .2007).
6
Departemen Teknik Kimia, Universitas
Gadjah Mada
Prarancangan Pabrik Starch Nitrate dari Corn Starch dan
Asam Nitrat dengan Kapasitas 50.000 ton/tahun
3. Analisis Pasar
Starch nitrate merupakan bahan peledak sekunder yang sementara ini baru
diproduksi di Amerika Serikat. Kebutuhan bahan peledak Indonesia sekitar
650.000 ton/tahun. Kebutuhan tersebut mencakup kebutuhan sektor pertambangan
dan infrastruktur. Sementara, data kebutuhan bahan peledak dan propellant untuk
sektor militer tidak terbuka ke publik. Kebutuhan bahan peledak Indonesia
dipenuhi dari produksi bahan peledak tersier amonium nitrat produksi dalam
negeri dan bahan peledak primer dan sekunder impor. Berikut ditampilkan data
produsen bahan peledak dalam negeri dan kapasitas terpasangnya.
Tabel 2. Data Produksi Amonium Nitrat di Indonesia
No. Perusahaan Lokasi perusahaan Kapasitas
1. PT Kaltim Nitrat Indonesia Bontang, Kalimantan 250.000 ton/tahun
(KNI) Timur
2. PT Multi Nitrotama Kimia Karawang, Jawa Barat 100.000 ton/tahun
(MNK)
Dari data di atas, produksi bahan peledak dalam negeri baru memenuhi
sekitar setengah kebutuhan dalam negeri (Adji, 2014). Dengan asumsi dapat
mengurangi impor bahan peledak sekitar 15%, pabrik didesain untuk
memproduksi 50.000 ton/tahun bahan peledak sekunder starch nitrate.
Harga corn starch berkisar US$ 251 per 106 bushel (sekitar US $ 94 per
ton). Sedangkan harga asam nitrat berkisar US$ 5000 per metrik ton dan asam
sulfat berkisar US$ 300 per metrik ton. Harga starc nitrate sekitar US$ 9/pound
atau sekitar US $ 19000. Dengan profit margin kasar sebesar 3-4 kali harga bahan
baku, maka pabrik ini cukup menjanjikan.
7
Departemen Teknik Kimia, Universitas
Gadjah Mada
Prarancangan Pabrik Starch Nitrate dari Corn Starch dan
Asam Nitrat dengan Kapasitas 50.000 ton/tahun
4. Lokasi Pabrik
Pemilihan lokasi pabrik didasarkan pada pertimbangan beberapa faktor
yang memberikan keuntungan atas pendirian pabrik ini, baik dari sisi ekonomi
maupun teknik. Berdasarkan beberapa guideline operasional pabrik berbasis
bahan peledak di Amerika Utara, lokasi pabrik bahan peledak starch nitrate
bersifat market oriented. Lokasi pabrik sebaiknya berada pada jarak 250-450 km
dari lokasi pertambangan yang merupakan konsumen utama bahan peledak dan
jasa peledakan (Anonymous, 2014). Lokasi pendirian pabrik yang dipilih adalah
di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Beberapa faktor yang menjadi
pertimbangan dalam pemilihan lokasi tersebut adalah :
a. Pemasaran
Kalimantan merupakan pulau dengan sumber daya alam yang melimpah,
salah satunya adalah batu bara dan mineral lainnya. Kalimantan Selatan memiliki
cadangan batu bara, pasir besi dan mineral lainnya yang cukup besar. Khusus
Kabupaten Tanah Bumbu, selain cadangan batu bara yang besar, terdapat
593.800.000 ton pasir besi. Sehingga, memiliki potensi pasar yang besar.
Starch nitrate merupakan komponen penting dalam proses pengambilan
bahan mineral yang digunakan untuk meledakan lahannya. Oleh karena itu,
potensi penggunaan di dalam dunia pertambangan khususnya di pulau Kalimantan
akan sangat dibutuhkan, selain mengurangi pasokan impor bahan peledak dari
luar, harga penjualan juga akan lebih murah dikarenakan dekat dengan pasar.
Kebutuhan listrik pabrik ini disuplai oleh pembangkit listrik internal yang
dikelola secara mandiri oleh pabrik. Listrik dibangkitkan oleh generator yang
digerakkan oleh turbin uap berbahan bakar batu bara.. Air baku diperoleh dari
laut, diolah di unit utilitas pabrik untuk menghasilkan air minum, air pendingin,
air proses dan air umpan boiler. Laut nantinya juga dijadikan tempat pembuangan
limbah cair yang telah terolah.
8
Departemen Teknik Kimia, Universitas
Gadjah Mada
Prarancangan Pabrik Starch Nitrate dari Corn Starch dan
Asam Nitrat dengan Kapasitas 50.000 ton/tahun
Bahan baku utama yang digunakan pabrik ini adalah asam nitrat dan pati
jagung. Produksi pati jagung di Indonesia masih belum mencukupi kebutuhan
pabrik, sehingga bahan baku pati jagung harus diimpor dari perusahaan Cargill di
Amerika Serikat. Sedangkan bahan baku asam nitrat dapat diperoleh dari PT.
Kaltim Nitrate Indonesia yang terletak di Kaltim Industrial Estate (KIE), Bontang
Kalimantan Timur. Bahan penunjang berupa asam sulfat, didatangkan dari PT
Petrokimia Gresik.
Pati jagung dan asam sulfat dikirim melalui proses shipping menuju
dermaga bongkar muat yang dimiliki oleh perusahaan batu bara atau smelter.
Kemudian, bahan baku pati jagung, asam sulfat dan juga asam nitrat diangkut dari
dermaga menuju silo (untuk pati jagung) dengan pneumatic conveyor, tangki
asam sulfat dan tangki asam nitrat dengan pipa.
Produk starch nitrate disimpan dalam gudang bahan peledak (magazine)
dan didistribusikan ke area penambangan melalui jalur darat dengan mobile
manufacturing truck. Di lokasi penambangan produk starch nitrate sebagai
booster akan dicampur dengan detonator dan blasting agent ANFO. Proses
peledakan diawali dengan peledakan detonator/bahan peledak primer
menggunakan electric detonator/initiator. Bahan peledak primer yang meledak
akan memicu ledakan bahan peledak sekunder starch nitrate. Ledakan starch
nitrate atau campuran bahan peledak sekunder lainnya akan memicu ledakan
blasting agent ANFO.
d. Cuaca, Iklim dan Kondisi Geografis-Geologis
Pulau Kalimantan jauh dari jalur gunung api, sehingga aman dari gempa
dan tsunami. Intensitas petir di lokasi juga sangat jarang yaitu hanya
8523.18/tahun (kategori rendah).
9
Departemen Teknik Kimia, Universitas
Gadjah Mada
Prarancangan Pabrik Starch Nitrate dari Corn Starch dan
Asam Nitrat dengan Kapasitas 50.000 ton/tahun
Lulusan Jumlah
SMP 15.870
SMA/SMK 11.507
D3/S1/S2 4.137
f. Safety
10
Departemen Teknik Kimia, Universitas
Gadjah Mada
Prarancangan Pabrik Starch Nitrate dari Corn Starch dan
Asam Nitrat dengan Kapasitas 50.000 ton/tahun
11
Departemen Teknik Kimia, Universitas
Gadjah Mada
Prarancangan Pabrik Starch Nitrate dari Corn Starch dan
Asam Nitrat dengan Kapasitas 50.000 ton/tahun
Daftar Pustaka
12