PT Madubaru
Periode 4 Oktober – 4 November 2017
Tugas Khusus
BAB III
TUGAS KHUSUS
3.1. Pendahuluan
Sabariyanto 13/346929/TK/40710 24
Laporan Kerja Praktek
PT Madubaru
Periode 4 Oktober – 4 November 2017
Tugas Khusus
Data μmax dan Ks untuk Saccharomyces cerevisae di dalam media glukosa pada
suhu 30⁰C masing-masing sebesar 0,55 jam-1 dan 25 mg/L. Pada proses produksi
etanol, kondisi aerob dijalankan pada tahap pembibitan.
Pada tahap pembibitan, dibutuhkan nutrisi nitrogen dan fosfat. Sumber
nutrisi tersebut diperoleh dari pupuk majemuk NPK. Reaksi pembiakan didekati
sebagai berikut,
C6H12O6 + vO2 O2 + vN NH3 vx CH1,74N0,2O0,45 + vCO2 CO2 + vw H2O + Q (5)
Panas reaksi pada kondisi aerob sebesar 2000 kJ per mol glukosa.
Pada kondisi anaerob terjadi perubahan lajur (pathway) katabolisme glukosa
menjadi karbon dioksida dan etanol serta menghasilkan energi untuk
perkembangbiakan sel. Persamaan pertumbuhan sel tetap menggunakan persamaan
(3). Persamaan tetepan pertumbuhan sel pada kondisi tanpa inhibitor adalah,
µ𝑚𝑎𝑥𝑛 𝑆
µgn = (6)
𝐾𝑠 + 𝑆
Dimana nilai µmaxn sekitar 0,4 jam-1 (Doran, 2012). Namun, semakin tinggi kadar
etanol, maka pertumbuhan kapang semakin terhambat. Kadar etanol dimana
pertumbuhan yeast mulai terhambat adalah sekitar 5% atau kondisi product-
inhibition dan dirumuskan sebagai berikut,
µ𝑚𝑎𝑥𝑝 𝑆 𝑃
µgn = (1− ) (7)
( 𝐾𝑠𝑝 + 𝑆) 𝑃𝑚
Nilai Ksp adalah 5,42 g/L, μmaxp sebesar 0,36 jam-1 dan Pm sebesar 30,13 g/L
(Amenaghawon, Okieimen, dan Ogbeide, 2012). Kadar ideal etanol pada akhir
fermentasi yang ideal adalah sekitar 10%. Pada persamaan (4) dan (6), terlihat
bahwa tetapan laju pertumbuhan yeast merupakan fungsi konsentrasi substrat.
Konsentrasi glukosa di atas 200 g/L dapat menghambat pertumbuhan sel atau
substrate inhibition (Liu, 2017) dengan persamaan tetapan pertumbuhan sel sebagai
berikut,
µ𝑚𝑎𝑥𝑠 𝑆
µgn = (8)
( 𝐾𝑠𝑠 + 𝑆 + 𝑆 2 /𝐾𝐼 )
Nilai KSS , KI dan µmaxs pada kasus ini masing-masing adalah 18,14 g/L, 89,48 g/L
dan 3,125 g/L jam (Liu, 2014).
Sabariyanto 13/346929/TK/40710 25
Laporan Kerja Praktek
PT Madubaru
Periode 4 Oktober – 4 November 2017
Tugas Khusus
Panas reaksi sebesar 100 kJ per mol atau 311,2 kkal/g glukosa untuk kondisi
anaerob.
Sabariyanto 13/346929/TK/40710 26
Laporan Kerja Praktek
PT Madubaru
Periode 4 Oktober – 4 November 2017
Tugas Khusus
3.3. Metodologi
- Observasi
- Wawancara
- Data lapangan
Dari data lapangan untuk fermentor T-26 diperoleh data primer berupa
kadar glukosa (dalam derajat Brix) dan suhu fermentation broth pada berbagai
waktu serta data kadar etanol pada akhir proses fermentasi.
- Kajian literatur
Kajian literatur buku teks dan jurnal dilakukan untuk mengekstrak tetapan
perancangan untuk mendapatkan tren teoretis. Tren teoretis dibandingkan dengan
data lapangan. Selain itu, juga kaian metode statistik yang tepat untuk memodelkan
parameter yang terukur terhadap yield produk etanol.
Sabariyanto 13/346929/TK/40710 27
Laporan Kerja Praktek
PT Madubaru
Periode 4 Oktober – 4 November 2017
Tugas Khusus
Data perubahan kadar senyawa gula medium fermentasi dalam satuan Brix
yang ditunjukkan dalam data operator diubah menjadi konsentrasi glukosa dalam
gram/liter. Satu derajat Brix setara dengan satu gram senyawa gula dalam 100 gram
cairan pada suhu 20°C (Doran,2012). dengan persamaan berikut,
°𝐵𝑟𝑖𝑥 𝜌𝑠 (𝑇=20°𝐶)
S= (11)
100
Pabrik Spiritus Madukismo belum melakukan pengukuran langsung
terhadap konsentrasi sel (misalnya dengan pendekatan turbiditas, berat kering sel
atau plate count), sehingga konsentasi sel pada awal fermentasi (akhir proses
pembibitan) diestimasi dengan persamaan laju pertumbuhan sel pada tahap
eksponensial dengan persamaan (3) dan (4). Waktu pembibitan di tangki 22 dan
tangki 25 sebesar 24 jam dan kadar glukosa pada awal dan akhir pembibitan
masing-masing sebesar 14°Brix dan 11,5°Brix.
Data lapangan fermentor menyajikan kadar glukosa sepanjang waktu. Data
primer tersebut dibandingkan neraca massa substrat glukosa teoretis berikut,
𝑑𝑆 µ𝑔𝑎 𝑋
= − 𝑌 (12)
𝑑𝑡 𝑋/𝑆
Harga µga dihitung dengan persamaan (6), (7), atau (8) disesuaikan kondisi
inhibitor. Nilai YX/S teoretis sebesar 0,12 (Doran, 2016).
Data lapangan fermentor juga menyajikan suhu pada saat pengmbilan
sampel. Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan sel yeast dapat didekati dengan
persamaan Arrhenius,
μmax = μmax,0 exp (Ea/RT) (13)
Nilai Ea teoretis sebesar 15,6 kcal/mol dan berlaku pada suhu 30-39°C (Muniz dkk,
2010). Fermentor beroperasi pada suhu 30-34°C,maka diasumsikan isotermal.
Pengaruh kadar glukosa mula-mula terhadap yield produk etanol dicari
dengan regresi linier.Yield produk etanol terhadap substrat glukosa dihitung sebagai
berikut,
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 % 𝑣/𝑣 x 𝜌𝑒𝑡
YP/S = (14)
𝑆0 − 𝑆𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
Sabariyanto 13/346929/TK/40710 28
Laporan Kerja Praktek
PT Madubaru
Periode 4 Oktober – 4 November 2017
Tugas Khusus
Sabariyanto 13/346929/TK/40710 29
Laporan Kerja Praktek
PT Madubaru
Periode 4 Oktober – 4 November 2017
Tugas Khusus
250
Pemodelan
200 Data
S dalam g/L
150
100
50
0
0 10 20 30 40 50 60
Waktu dalam jam
Kadar etanol pada akhir fermentasi cenderung naik saat konsentrasi substrat
mula-mula yang digunakan 20,5⁰Brix terhadap 20⁰Brix, tetapi cenderung turun
pada konsentrasi substrat mula-mula 21⁰Brix dan 21,5⁰Brix. Tren yield produk
terhadap substrat pada berbagai konsentrasi substrat mula-mula disajikan pada
gambar 3. Terlihat besarnya yield produk etanol per satuan substrat glukosa
cenderung turun seiring naiknya konsentrasi substrat mula-mula. Hal ini
dikarenakan pada konsentrasi di atas 20°Brix cenderung terjadi substrate-
inhibition, yaitu akibat kadar glukosa yang terlalu tinggi terjadi beda tekanan
osmotik yang menyebabkan perpindahan cairan dari dalam sel ke medium
fermentasi, sehingga pertumbuhan sel terhambat karena energi yang dihasilkan
digunakan untuk melawan beda tekanan osmotik tersebut. Persamaan hubungan
Sabariyanto 13/346929/TK/40710 30
Laporan Kerja Praktek
PT Madubaru
Periode 4 Oktober – 4 November 2017
Tugas Khusus
9.1
Kadar etanol akhir (% v/v)
9.0
8.9
8.8
Data
Pemodelan
8.7
215 220 225 230 235
Konsentrasi substrat mula-mula (g/L)
0.58
Data Persamaan
0.56
YP/S
0.54
0.52
5.36 5.38 5.4 5.42 5.44 5.46
ln S0
Gambar 4. Tren ln S0 terhadap yield produk
Sabariyanto 13/346929/TK/40710 31