( Carl Jung )
BAB I
I. LATAR BELAKANG
BAB II
II. PANDANGAN DASAR
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I
TEORI PSIKOLOGI ANALITIK (CARL GUSTAV JUNG)
KELOMPOK 2 1
Carl Gustav Jung awalnya kolega Freud, terbukti Karya Jung termasuk penemuannya
tentang tes asosiasi-kata; menunjukkan betapa pentingnya ide-ide Freud bagi dunia. Kolega-
koleganya memperingatkan bahwa kedekatan apapun dengan Freud akan menghancurkan
karirnya, namun dia tidak peduli dan semakin mengindikasikan pentingnya gagasan-gagasan
Freud untuk diaplikasikan (1961, h.148). Namun, dia keluar dari psikoanalisis ortodoks untuk
mendirikan teori kepribadian yang berbeda. Psikologi analitik dibangun atas dasar asumsi
bahwa fenomena gaib dapat dan sungguh mempengaruhi hidup setiap orang. Jung percaya
bahwa setiap dari kita dimotivasikan bukan hanya pengalaman-pengalaman yang direpresi
namun, juga oleh pengalaman-pengalaman bernada emosi yang diwarisi nenek moyang kita.
Imaji-imaji warisan ini membentuk apa yang disebut Jung alam bawah sadar kolektif.
Ego
Ego bisa disamakan secara kasar dengan kesadaran. Dia mencakup kesadaran kita
tentang dunia eksternal sebesar kesadaran kita tentang diri kita sendiri (Jung, 1933, h.98;
Whitmount dan Kaufmann, 1973, h.93). Menurut Jung, imaji-imaji alam sadar yang diindra
oleh ego, sementara elemen-elemen bawah sadar tidak berkaitan dengan ego. Konsep
mengenai ego lebih terbatas daripada Freud. Jung melihat ego sebagai pusat kesadaran tetapi
bukan inti kepribadian. Dalam pribadi yang sehat secara psikologis, ego menempati posisi
sekunder di bawah self yang berada di alam bawah sadar (Jung,1951/1959a).
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I
TEORI PSIKOLOGI ANALITIK (CARL GUSTAV JUNG)
KELOMPOK 2 2
Persona
Persona ialah topeng ego, citra/sisi kepribadian yang ingin ditunjukkan manusia yang
kepada dunia luar. Persona yang kita bermacam-macam sesuai peran yang kita miliki. Konsep
Jung mengenai persona mungkin sudah berakar dari pengalaman dengan pribadi No.1
dirinya, yang harus membuat sejumlah akomodasi bagi dunia luar. Contohnya : seorang
dokter diharapkan mencitrakan penunggu orang sakit di samping tempat tidur dan cara
seorang laki-laki menunjukkan suatu citra kepada rekan bisnisnya berbeda dari cara ia
menunjukkan citra nya kepada anaknya(Jung, 1950/1959). Namun, kebanyakan orang
mengembangkan persona dengan menghilangkan bagian-bagian kepribadian yang lebih
dalam. Untuk hal-hal tertentu, mereka atau orang lain bisa merasakan adanya substansi kecil
di bawah lapisan yang terlihat (Jung, 1961, h.385).
Ketaksadaran Pribadi
Jung melihat bahwa ketaksadaran memiliki dua lapisan. Lapisan pertama adalah
ketaksadaran pribadi, yang mengandung semua kecenderungan dan perasaan yang sudah
direpresi semasa hidup kita (1961, h.389). Kebanyakan shadow terletak di dalam
ketaksadaran diri ini, sebagai contoh : perasaan sayang pria kepada ayahnya yang sebagai
anak, perlu direpresi. Sebagian anima dan animus, jadi tidak seluruhnya, juga berada di
wilayah ini. Seorang wanita mungkin telah merepresi pengalaman-pengalaman dengan
ayahnya sebagai sesuatu yang seduktif-pengalaman-pengalaman yang kemudian memberi
kontribusi bagi animusnya dan kemudian tinggal di dalam ketaksadaran pribadinya.
Ketaksadaran Kolektif
Setiap ketaksadaran pribadi individu adalah unik, karena setiap orang telah merepresi
pikiran dan perasaan yang berbeda-beda semasa hidupnya. Namun begitu, Jung juga percaya
kalau terdapat di lapisan terdalam jiwa (psike), sebuah ketaksadaran kolektif yang diwarisi
dan dimiliki semua manusia. Ketaksadaran kolektif dibuat dari daya-daya energi dan
kecenderungan-kecenderungan pengorgsanisasian bawaan yang disebut arketip. Kita tidak
pernah mengetahui arketip secara langsung, namun kita bisa mempelajarinya lewat citra-citra
arketip yang ditemukan di dalam mitos-mitos, seni, mimpi-mimpi dan fantasi-fantasi manusia
di seluruh dunia. Melalui citraan-citraan ini manusia berusaha mengekspresikan jeritan batin
dan kecenderungan tak sadar mereka yang paling dalam. Meskipun Jung, mengatakan
arketip-arketip pada esensinya tidak bisa diketahui, namun dia menyerupakan mereka dengan
insting-insting pada spesies pada hewan-seperti contohnya : skema bawaan tentang organ tua
pada spesies burung (Jung, 1964, h.58).
Diri
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I
TEORI PSIKOLOGI ANALITIK (CARL GUSTAV JUNG)
KELOMPOK 2 4
Arkentip terpenting adalah Diri, kesadaran yang berjuang untuk memusat, mencapai
keutuhan dan memperoleh makna (Jung, 1961, h.386). Diri adalahdorongan batin yang
menyeimbangkan dan mendamaikan aspek-aspek kepribadian yang bertentangan. Ini semua
bisa ditemukan dari seluruh penjuru dunia dalam bentuk gambaran tentang mandala-mandala,
suatu bentuk yang semua sisinya seimbang secara sempurna mengelilingi satu titik tengah.
Diri juga terekspresikan oleh pencarian kita akan Tuhan, simbol keutuhan dan makna
tertinggi (1961, h.382).
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I
TEORI PSIKOLOGI ANALITIK (CARL GUSTAV JUNG)
KELOMPOK 2 5
kausalitas dan menegaskan bahwa pandangan kausal saja tidak bisa menjelaskan semua
motivasi. Sedangkan, teologi meyakini bahwa peristiwa-peristiwa masa kini dimotivasikan
oleh tujuan-tujuan dan aspirasi-aspirasi ke depan yang mengarahkan tujuan seseorang. Jung
menekankan pada keseimbangan bisa dilihat pada konsepnya tentang mimpi, bahwa mimpi
berasal dari pengalaman masa lalu. Namun di sisi lain, Jung mengklaim sejumlah mimpi
dapat membantu seseorang mengambil sebuah keputusan tentang masa depan.
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I
TEORI PSIKOLOGI ANALITIK (CARL GUSTAV JUNG)
KELOMPOK 2 6
atau fisik. Prinsip sinkronisitas-lah yang membuat peristiwa mental atau fisik terjadi
bersamaan dengan aktifnya isi-isi tak sadar.
Individuasi
Adalah proses sintetik, mengintegrasiksn materi tak sadar dengan materi kesadaran,
mengintegrasikan system-sistem secara keseluruhan agar dapat berfungsi dalam satu kesatuan
secara efektif.
C. Tahap-tahap Perkembangan
Hereditas berperan penting dalam psikologi Jung, karena :
1. Hereditas berkenaan dengan insting biologis yang berfungsi memelihara
kehidupan dan reproduksi. Insting-insting merupakan sisi binatang pada kodrat manusia.
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I
TEORI PSIKOLOGI ANALITIK (CARL GUSTAV JUNG)
KELOMPOK 2 7
tertuju pada tujuan-tujuan perkembangannya, khususnya tahap kedua tekanan
perkembangannya terletak pada pemenuhan syarat social dan ekonomi, dan tahap ketiga
ketika orang mulai membutuhkan nilai spiritual. Menurut Jung terdapat 4 tahap
perkembangan :
Tahap ini ditandai dengan kesadaran yang kacau dan sporadic/kadang ada kadang
tidak.
Tahap monarkis (6 8 tahun)
Tahap ini ditandai dengan perkembangan ego, dan mulainya pikiran verbal dan logika.
Pada tahap ini, anak memandang dirinya secara obyektif, sehingga sering secara tidak
sadar mereka menganggap dirinya sebagai orang ketiga.
Tahap ini ditandai dengan pembagian ego menjadi 2, obyektif dan subyektif. Pada
tahap ini, kesadaran terus berkembang. Anak kini memandang dirinya sebagai orang
pertama, dan menyadari eksistensinya sebagai individu yang terpisah.
2. Usia pemuda ( Youth and Young adult hood)
Tahap muda berlangsung mulai dari puberitas sampai usia pertengahan. Pemuda
berjuang untuk mandiri secara fisik dan psikis dari orang tuanya. Tahap ini ditandai oleh
meningkatnya kegiatan, matangnya seksual, tumbuh kembangnya kesadaran dan pemahaman
bahwa era bebas masalah dari kehidupan anak-anak sudah hilang. Kesulitan utama yang
sering dihadapi masalah kecenderungan untuk hidup seperti anak-anak dan menolak
menghadapi masalah kekinian yang disebut prinsip konservatif.
3. Usia pertengahan (middle hood)
Tahap ini dimulai antara usia 35 atau 40 tahun. Periode ini ditandai dengan aktualisasi
potensi yang sangat bervariasi. Pada tahap usia pertengahan, muncul kebutuhan nilai
spiritual, yaitu kebutuhan yang selalu menjadi bagian dari jiwa, tetapi pada usia muda
dikesampingkan, karena pada usia itu orang lebih tertarik pada nilai materialistik. Usia
pertengahan adalah usia realisasi diri.
4. Usia tua ( old age )
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I
TEORI PSIKOLOGI ANALITIK (CARL GUSTAV JUNG)
KELOMPOK 2 8
Usia tua ditandai dengan tenggelamnya alam sadar ke alam tak dasar. Banyak diantara
mereka yang mengalami kesengsaraan karena berorientasi pada masa lalu dan menjalani
hidup tanpa tujuan.
5. Kesimpulan
Perkembangan kepribadian menurut pandangan Jung lebih lengkap dibandingkan
dengan Freud, meskipun Jung adalah salah seorang pendiri teori Psikologi Dalam dan juga
pernah menjadi murid dari Sigmund Freud. Jung menyatakan bahwa manusia selalu maju
atau mengejar kemajuan dari taraf perkembangan yang kurang sempurna ke taraf yang lebih
sempurna. Manusia juga selalu berusaha mencapai taraf differensiasi yang lebih tinggi.
1. Tujuan perkembangan : Aktualisasi diri, yaitu deferensiasi sempurna dan saling
hubungan yang selaras antara seluruh aspek kepribadian.
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I
TEORI PSIKOLOGI ANALITIK (CARL GUSTAV JUNG)
KELOMPOK 2 9
BAB III
VI. KRITIK TERHADAP TEORI
Ada beberapa kritik menyangkut teori yang dicetuskan oleh Jung. Sebuah teori harus
memenuhi enam kriteria teori yang bermanfaat. Pertama, suatu teori yang bermanfaat harus
menghasilkan hipotesis yang bisa diuji dan kajian yang deskriptif. Kedua, sebuah teori harus
mempunyai kapasitas untuk diverifikasi atau diulang. Sayangnya, hampir mustahil untuk
melakukan verifikasi pada teori Jung. Teori utama Jung mengenai ketidaksadaran kolektif
merupakan konsep yang sangat sulit untuk diuji secara empiris.
Sebagian besar bukti mengenai konsep dari arketipe dan ketidaksadaran kolektif berasal
dari pengalaman mendalam yang dialami oleh Jung sendiri. Menurut Jung, pernyataan
arketipe itu berdasarkan prasyarat yang instingtif dan tidak ada hubungannya dengan suatu
alasan tertentu, tidak berdasarkan rasional dan tidak juga bisa dibuang dalam argumentasi
yang masuk akal. Pernyataan Jung yang seperti itu lah yang tidak bisa diterima oleh peneliti
ilmiah yang mengedepankan rancangan penelitian dan rumusan hipotesis.
Ketiga, suatu teori yang bermanfaat perlu mengorganisir pengamatan ke dalam suatu
kerangka yang bermakna. Psikologi analitis dianggap paling unik karena didalamnya
menyinggung sesuatu yang tidak dibahas dalam teori kepribadian lain. Oleh karena
kemampuannya yang baik dalam mengorganisir pengetahuan inilah, menjadikan Jung
mendapat nilai rata-rata dalam teorinya.
Keempat, untuk teori yang bermanfaat adalah kemampuan teori tersebut untuk
diterapkan. Secara keseluruhan, teori Jung dianggap rendah dalam penerapannya. Karena,
konsep ketidaksadaran kolektif tidak mudah diteliti secara empiris, tetapi mungkin berguna
dalam membantu orang memahami mitos budaya dan melakukan penyesuaian terhadap
trauma-trauma hidup.
Kelima, konsisten secara internal. Nah, konsistensi dalam teori Jung masih dianggap
rendah. Alasannya, bahasa Jung sering kali bersifat rahasia dan banyak dari istilahnya yang
tidak didefinisikan dengan jelas.
Kriteria terakhir untuk teori yang bermanfaat adalah bersifat parsimony
(kesederhanaan).
Teori Jung dianggap rumit, karena bersifat kompleks dengan ruang lingkup yang luas.
Hal ini dikarenakan kecendurungan Jung unuk mencari-cari data dari berbagai macam
disiplin ilmu dan kesediannya untuk menjelajah sendiri ketidaksadarannya, bahkan sampai di
bawah level pribadi. Dalam hukum parsimony ketika terdapat dua teori yang manfaatnya
setara, teori yang lebih disukai adalah teori yang sederhana.
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I
TEORI PSIKOLOGI ANALITIK (CARL GUSTAV JUNG)
KELOMPOK 2 10
BAB IV
APLIKASI TEORI KEPRIBADIAN JUNG
Kasus Kesurupan
Setiap kita memiliki potensi untuk kesurupan karena memang bawah sadar kita dalam
collective unconciousness berisi mitos mitos seperti memedi pocong, wewe gombel, jin
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I
TEORI PSIKOLOGI ANALITIK (CARL GUSTAV JUNG)
KELOMPOK 2 11
penunggu rumah, jin penunggu sungai, dan banyak lagi, bahkan penunggu laut selatan. Mitos
inilah yang turun menurun dari jaman dulu terus hingga sekarang. Ditambah lagi pengalaman
masa kecil yang sering ditakut takuti dengan berbagai macam hantu dan segala varian nya,
yang kemudian tersimpan dalam personal unconciousness sehingga kedua kenyataan itu klop
membentuk suatu sistem keyakinan dan kepercayaan yang setiap saat bisa muncul bila ada
pemicunya (precipitating event).
Dalam kasus kesurupan masal yang menjadi precipitating event adalah teman yang
sudah kesurupan, dalam istilah hipnotisme teman yang sudah kesurupan menginduksi bawah
sadar teman lainnya sehingga seperti penyakit menular yang bila tidak diisolasi akan
mewabah ke yang lain.
Mengapa orang bisa masuk kedalam alam bawah sadarnya ? sebab utamanya adalah
lemahnya kesadaran seperti orang mau masuk tidur, kenapa bisa tidur jawabnya tentunya
karena lemahnya kesadaran karena faktor mengantuk
Jung sangat menekankan bahwa bagian yang paling penting dari labirin ketidaksadaran
seseorang bukan berasal dari pengalaman personal, melainkan dari keberadaan manusia di
masa lalu. Konsep ini yang disebut Jung sebagai ketidaksadaran kolektif. Poin penting dari
teori Jung adalah kesadaran dan ketidaksadaran personal.
Contoh lainya
orang yang secara normal pemalu bisa menjadi extrovert pada situasi ketika dia merasa
benar-benar tertarik dan merasa nyaman.
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I
TEORI PSIKOLOGI ANALITIK (CARL GUSTAV JUNG)
KELOMPOK 2 12
1. Manusia adalah Makhluk yang Memiliki Kebutuhan dan Keinginan. Konsep ini dapat
dikembangkan dalam proses bimbingan, denganmelihat hakikatnya manusia itu memiliki
kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan dasar. Dengan demikian konselor dalam
memberikan bimbingan harus selalu berpedoman kepada apa yang dibutuhkan dan yang
diinginkan oleh konseli, sehingga bimbingan yang dilakukan benar-benar efektif.
2. Kecemasan yang dimiliki manusia dapat digunakan sebagai wahana pencapaian tujuan
bimbingan, yakni membantu individu supaya mengerti dirinya dan lingkungannya; mampu
memilih, memutuskan dan merencanakan hidup secara bijaksana; mampu mengembangkan
kemampuan dan kesanggupan, memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya;
mampu mengelola aktivitasnya sehari-hari dengan baik dan bijaksana; mampu memahami
dan bertindak sesuai dengan norma agama, sosial, dalam masyarakat.
5. Pengaruh masa lalu (masa kecil) terhadap perjalanan manusia. Walaupun banyak para ahli
yang mengkritik, namun dalam beberapa hal konsep ini sesuai dengan konsep pembinaan dini
bagi anak-anak dalam pembentukan moral individual. Dalam sistem pemebinaan akhlak
individual, keluarga dapat melatih dan membiasakan anakanaknya agar dapat tumbuh
berkembang sesuai dengan norma agama dan sosial. Norma-norma ini tidak bisa datang
sendiri, akan tetapi melalui proses interaksi yang panjang dari dalam lingkungannya. Bila
sebuah keluarga mampu memberikan bimbingan yang baik, maka kelak anak itu diharapkan
akan tumbuh menjadi manusia yang baik.
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I
TEORI PSIKOLOGI ANALITIK (CARL GUSTAV JUNG)
KELOMPOK 2 13
VII. DAFTAR PUSTAKA
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I
TEORI PSIKOLOGI ANALITIK (CARL GUSTAV JUNG)
KELOMPOK 2 14