MOTOR BAKAR
Motor bakar dibagi dalam 2 jenis yaitu motor bensin dan motor Diesel. Perbedaan motor ini berdasarkan
sifat bahan bakar: bensing mudah terbakar sehingga pembakarana dianggap serentak, meledak, sedangkan
solar sulit terbakar sehingga pembakaran memerlukan waktu.
Pembakaran.
Pembakaran bahan bakar (karbohidrat) bereaksi dengan oksigen (bisa dari 21 % udara) dan memerlukan
temperature bakar.
Bahan bakar
AP
I
Oksigen Temp. bakar
I. SIKLUS OTTO
Siklus Otto adalah siklus dengan volume konstan dan proses-prosesnya berlangsung pada mekanisme
silinder dan poros.
T1 T4 1
T1
Wnet 1 qout T4 T1
T2 3 1
T
th otto = qin = qin T
=1- 3 T2 = 1 - T2
1 Cp
k = Cv
k 1
otto = 1 r
II. SIKLUS DIESEL
Siklus motor bakar ideal pada motor diesel dinamakan siklus diesel. Proses injeksi bahan bakar pada
mesin diesel dimulai ketika piston mendekati TMA dan terus berlangsung hingga mulai menghasilkan
langkah kerja. Oleh karena itu, proses pembakaran pada mesin ini memakan waktu lama, karena durasi lama
ini, proses pembakaran siklus diesel ideal menghasilkan penambahan panas pada tekanan konstan, atau
dengan kata lain prose pemasukan kalor pada siklus diesel ideal berlangsung pada tekanan konstan. Seperti
diperlihatkan dalam Gb.1.6.
P V Diagram
qin
T4 T1
1
= K T3 T2
T4
T1 1
T
1 1
T
kT2 3 1
= T2
Gas ideal :
P1 .V1 P4 .V4 P2 .V2 P3 .V3
T1 T4 T2 T3
T4 P4 T3 V3
T1 P1 T2 V2
Dengan r = V1/V2 dan rc = V3/V2
1 rc 1
k
1 k 1
r k (rc 1)
Maka th Diesel =
Siklus Dual
Keterangan :
a) Langkah Isap / Pemasukan
Langkah isap terjadi pada saat torak bergerak dari TMA ke TMB dimana katup masuk terbuka dan
katup pembuangan tertutup.
Campuran bahan bakar mengalir melalui katup masuk karena isapan torak.
b) Langkah Kompresi
Poros engkol yang berputar menggerakkan torak dari TMB ke TMA . pada langkah ini kedua katup
tertutup maka campuran bahan bakar dan udara di kompresikan sehingga tekanan dan
temperaturnya meningkat.
Pada langkah kompresi terjadi pembakaran karena sebelum mencapai TMA,busi memercikan
bunga api sehingga campuran bahan bakar dan udara yang sudah dikompresikan tadi terbakar
dengan ledakan. Oleh karena itu,tekanan dan temperatur gas pembakaran di dalam silinder
meningkat.
c) Langkah Usaha
Langkah ini terjadi pada gerakan torak dari TMA ke TMB. Pada saat torak melampaui TMA
tekanan yang tinggi terdebut di gunakan untuk mendorong torak ke bawah dan memutar poros
engkol terjadilah kerja mekanik. Karena isi silinder membesar, gas pembakaran terekspansi,
tekanan dan temperatur menurun. Pada proses ini kedua katup masih tertutup.
d) Langkah Buang
Langkah pembuangan terjadi pada saat torak bergerak dari TMB ke TMA. Pada langkah ini katup
masuk tertutup dan katup pembuangan terbuka. Pada akhir langkah ekspansi tekanan gas di dalam
silinder lebih tinggi daripada tekanan di luar silinder. Oleh karena itu, setelah katup pembuangan
terbuka sisa gas pembakaran bergerak keluar dan gerakan torak ke atas akan mempercepat
keluarnya sisa gas pembakaran.
Pada motor dua langkah untuk membuka dan menutup saluran dilakukan oleh torak pada saat gerak
bolak-balik torak itu sendiri. Namun demikian, ada kalanya pada saluran masuk dilengkapi dengan
katup harmonica atau katup rotary. Hal ini dimaksudkan agar efeisensi pemasukan bahan bakar lebih
baik.
Ada 3 macam saluran pada dinding silinder,yaitu sebagai berikut :
a) Saluran masuk
Sebagai saluran masuknya campuran bahan bakar dan udara ke dalam ruang engkol atau ruang di
bawah torak.
b) Saluran bilas
Sebagai saluran penghubung antara ruang engkol dengan ruang bakar sehingga pada saat tertentu
muatan segar yang berada di ruang engkol dialirkan ke ruang bakar untuk dikompresikan.
c) Saluran buang
Sebagai saluran keluar dari gas sisa pembakaran di dalam silinder.
Prinsip kerja motor 2 tak dalam satu siklus adalah sebagai berikut :
Torak bergerak menuju TMA, saluran masuk terbuka sehingga mengakibatkan tekanandi ruang
engkol menurun. Akibatnya, campuran bahan bakar dan udara dari karburator masuk ke ruang engkol.
Sementara itu diatas torak terjadi langkah kompresi. Sampai akhir kompresi busi menyala dan
membakar campuran bahan bakar dan udara, yang menghasilkan tekanan dan suhu yang tinggi.
Torak bergerak menuju TMB, menutup saluran masuk, dan memperkecil ruang engkol sehingga
pada ruang engkol tekanannya bertambah besar yang mengakibatkan campuran bahan bakar dan udara
yang berada di dalam ruang engkol cenderung bergerak ke atas torak melalui saluran bilas. Dengan
bergeraknya torak ke bawah saluran buang akan terbuka dan sisa pembakaran akan mengalir keluar.
Pada saat torak sampai di TMB, saluran pembilas dan saluran buang terbuka sehingga campuran
bahan bakar dan udara dari ruang engkol masuk ke ruang bakar. Aliran muatan segar ini mempercepat
keluarnya sisa pembakaran. Namun, ada juga sebagian dari muatan segar yang ikut keluar. Hal inilah
yang menyebabkan pada motor 2 tak dari knalpotnya mengeluarkan asap. Peristiwa ini disebut
Pembilasan.
Gerakan torak ke TMA menutup saluran buang dan saluran pembilasan merupakan kondisi awal
terjadinya langkah kompresi, di mana campuran bahan bakar dan udara yang berada di luar bakar
dimampatkan sehingga tekanan dan suhunya naik. Dengan bergeraknya torak ke TMA volume ruang di
bawah torak membesar dan tekanannya turun.
V. SISTIM PENDINGIN
Mesin motor berjalan menghasilkan panas dan usaha,lama kelamaan panas tersebut akan terus
meningkat,yang mengakibatkan suhu terlalu tinggi,sehingga menimbulkan beberapa kesulitan bagi
kerjanya motor.
Untuk mengatasi hal tersebut maka di buatkan sistim pendinginan. Ada 2 macam sistim pendinginan
yaitu :
DIAGRAM P V 4 TAK DAN 2 TAK
Gb.1.11.
P-V diagram mesin 2 tak dan 4 tak.
Gb.1.12.
Sistem pendingin udara natural.
b) pendinginan udara dengan kipas pendingin/udara tekan
Pada beberapa motor pendingin udara yang letak mesinnya tersembunyi,jadi tidak kena
langsung oleh udara,maka dibuatlah pendingin udara dengan dibantu kipas angin.
Angin yang dihasilkan oleh kipas tersebut disalurkan ke sekeliling dinding silinder.
Gb.1.14.
Sistem pendingian air/oli
VI. PELUMASAN
Mesin berisik banyak komponen yang bergerak dan saling bersinggungan,tanpa pelumasan, komponen
ini akan rusak yang disebabkan panas dari gesekan.
Tujuan pelumasan adalah membentuk lapisan oli pada permukaan yang saling bergesekan, dan untuk
melindungi kerusakan karena pemakaian. Dengan adanya pelumasan mesin dapat beroperasi dengan
halus.
Fungsi pelumasan :
a. Anti gesek / anti
friction effect
b. Pendingin /
cooling effect
c. Perapat / sealing
effect
d. Bantalan / Buffer
effect
Gb.1.15. Lapisan pelumas di silinder.
Gb.1.16.
Pelumasan paksa/tekan
BAHAN BAKAR
Bahan bakar motor bakar berupa hidrokarbon alkana dari pentana sampai nonana dan dekana. Standard
penilaian karakter bensin (petroleum) adalah octana C8H18.
Oktan
Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin
terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston
sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Karena
besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin juga bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari
busi keluar. Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari
busi), maka akan terjadi knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat
rusak, sehingga sebisa mungkin harus kita hindari.
Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul penyusun bensin, oktana yang memiliki sifat
kompresi paling bagus. Oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami pembakaran spontan,
tidak seperti yang terjadi pada heptana, misalnya, yang dapat terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit.
Beberapa angka oktan untuk bahan bakar:
87 Bensin standar di Amerika Serikat
88 Bensin tanpa timbal Premium
91 Bensin standar di Eropa, Pertamax
92 Bensin standar di Taiwan[1]
91 Pertamax[2]
95 Pertamax Plus
Angka oktan bisa ditingkatkan dengan menambahkan zat aditif bensin. Menambahkan tetraethyl lead (TEL,
Pb(C2H5)4) pada bensin akan meningkatkan bilangan oktan bensin tersebut, sehingga bensin "murah" dapat
digunakan dan aman untuk mesin dengan menambahkan timbal ini. Untuk mengubah Pb dari bentuk padat
menjadi gas pada bensin yang mengandung TEL dibutuhkan etilen bromida (C2H5Br). Celakanya, lapisan tipis
timbal terbentuk pada atmosfer dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia. Di negara-negara maju,
timbal sudah dilarang untuk dipakai sebagai bahan campuran bensin.
Zat tambahan lainnya yang sering dicampurkan ke dalam bensin adalah MTBE (methyl tertiary butyl ether,
C5H11O), yang berasal dan dibuat dari etanol. MTBE murni berbilangan setara oktan 118. Selain dapat
meningkatkan bilangan oktan, MTBE juga dapat menambahkan oksigen pada campuran gas di dalam mesin,
sehingga akan mengurangi pembakaran tidak sempurna bensin yang menghasilkan gas CO. Belakangan
diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan karena mempunyai sifat karsinogenik dan mudah
bercampur dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat penampungan bensin (misalnya di
pompa bensin) MTBE masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan sumber-sumber air minum lainnya.
Etanol yang berbilangan oktan 123 juga digunakan sebagai campuran. Etanol lebih unggul dari TEL dan MTBE
karena tidak mencemari udara dengan timbal. Selain itu, etanol mudah diperoleh dari fermentasi tumbuh-
tumbuhan sehingga bahan baku untuk pembuatannya cukup melimpah. Etanol semakin sering dipergunakan
sebagai komponen bahan bakar setelah harga minyak bumi semakin meningkat.
Jenis-jenis bensin
Jenis Bahan Bakar Minyak Bensin merupakan nama umum untuk beberapa jenis BBM yang diperuntukkan
untuk mesin dengan pembakaran dengan pengapian. Di Indonesia terdapat beberapa jenis bahan bakar jenis
bensin yang memiliki nilai mutu pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin ini dihitung berdasarkan nilai
RON (Randon Otcane Number). Berdasarkan RON tersebut maka BBM bensin dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
- Premium (RON 88) : Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih.
Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya
adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel
dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol.
- Pertamax (RON 92) : ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan
tinggi dan tanpa timbal (unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas
tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injection dan catalytic
converters.
- Pertamax Plus (RON 95) : Jenis BBM ini telah memenuhi standar performance International World Wide Fuel
Charter (WWFC). Ditujukan untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan penggunaan
bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan
yang memiliki kompresi ratio > 10,5 dan juga yang menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI),
Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers dan catalytic converters.
Adapun Jenis Bensin yang dipasarkan beberapa perusahaan di Indonesia di antaranya pacman emotikon
1. PERTAMINA
-Premium
-Premix
-Pertamax
-Pertamax Plus
-Avgas
-Diesel
2. SHELL
-Shell Fuel Super Ron 92
-Shell Fuel Super Xtra Ron 95
-Shell Diesel
Metana, etana, propana, butana, pentana, hexana, heptana, octana, nonana, dekana.
Anti-knocking adalah penambahkan bahan anti ketukan ke dalam mogas Untuk meniadakan reaksi
ketukan/peledakan campuran (knocking), yang mana anti-knocking itu berupa TEL, TML atau campuran
keduanya.
MTBE (methyl tertiary butyl ether), yang berasal dan dibuat dari etanol. MTBE ini selain dapat meningkatkan
bilangan oktan, juga dapat menambahkan oksigen pada campuran gas di dalam mesin, sehingga akan
mengurangi pembakaran tidak sempurna bensin yang menghasilkan gas CO. Tetapi, belakangan diketahui
bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan karena mempunyai sifat karsinogenik dan mudah bercampur
dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat penampungan bensin (misalnya di pom bensin)
dan MTBE ini masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan sumber-sumber air minum lainnya.
Zat-zat pencemar yang berasal dari pembakaraan BBM.
Padahal, dengan mengetahui perbandingan kompresi, si pemilik mobil tahu "menu" BBM yang cocok untuk
mesin kendaraannya. Apakah premium (88), bensin dengan oktan 92, atau 95? Apakah mesin tersebut
termasuk efisien atau tidak?
Kompresi tinggi. Perbandingan di sini bukanlah kompresi atau tekanan, melainkan lebih tepat pada
perbandingan ruangan atau volume. Perbandingan kompresi adalah perbandingan volume ruangan ketika piston
berada di titik mati atas (TMA) dan titik mati bawah (TMB).
Saat berada di TMA, di atas puncak piston masih tersisa sedikit ruang untuk memampatkan udara dan bahan
bakar (mesin bensin), busi, injektor (untuk injeksi langsung), dan tentu saja kepala klep yang mengatur keluar
masuk udara segar dan sisa pembakaran.
Selanjutnya, ketika berada di TMB, ruang yang ada di atas piston sangat besar. Selain ruang kecil di kepala
silinder, kini ada tambahan ruang dari blok silinder dengan ukuran lebih besar.
Nah, bila dibandingkan, antara ruang saat piston berada di TMA dan TMA, itulah yang disebut perbandingan
ruang kompresi. Kalau perbandingan kompresi disebutkan 10,0 : 1, maka itu berarti perbandingan ruang saat
piston di TMA dan TMB adalah 10,0 : 1.
Makin tinggi perbandingan kompresi, makin efisien kerja mesin. Namun, mesin juga butuh bahan bakar dengan
kualitas lebih baik. Misalnya, untuk mesin dengan perbandingan kompresi 10 : 1, tak ada tawar-menawar lagi
selain harus menggunakan bensin dengan nilai oktan di atas 90.
Pada kondisi darurat, BBM yang dipakai bisa saja premium. Namun kalau dipaksa terus menggunakan asupan
yang kurang bagus ini, maka pencernaan "perut" mesin juga tidak akan bekerja dengan normal.
Sebagai contoh, kompresi tinggi yang membuat mesin lebih efisien dapat dilihat pada salah satu produk Honda
yang menggunakan dua mesin berbeda, yaitu CR-V, seperti berikut.
................................................................................................
2.0 liter=(a)10,5:1.(b)150@6.200.(c)19,4@4.200
2.4 liter=(a)9,3:1.(b)170@5.800.(c)22,2@4.200
(a)=Perbandingan kompresi
(b)=Tenaga maks (PS @rpm)
(c)=Torsi maks (kg-m @rpm)
Lebih Efisien. Mesin CR-V 2.0 liter yang masih menggunakan teknologi katup SOHC ternyata lebih efisien
dibandingkan mesin 2,4 liter DOHC dengan perbandingan kompresi yang tinggi. Berdasarkan data di atas,
mesin 2,0 liter mampu menghasilkan tenaga 75 PS per liter, sedangkan mesin 2,4 liter menghasilkan 70,8 PS
per liter. Begitu juga dengan torsi. Mesin 2,0 liter menghasilkan 9,7 kg-m per liter, sedangkan mesin 2,4 liter
hanya 9,25 kg-m per liter
Kebanyakan kendaraan pada saat ini memiliki kapasitas mesin yang tidak terlalu besar agar hemat BBM, namun
sebagai solusinya untuk mendapatkan tenaga yang lebih baik menggunakan rasio kompresi mesin yang lebih
tinggi (diatas 9:1). Dengan rasio kompresi seperti itu secara teknis dibutuhkan bahan bakar yang mempunyai
bahan bakar dengan angka oktan (RON atau Reseach Octane Number) minimum 91. Sebagian Besar motor 4
tak juga telah memiliki rasio kompresi diatas 9:1.
Kenapa angka oktan harus sesuai dengan rasio kompresi mesin? agar tidak terajdi efek KNOCKING atau yang
biasa dikenal dengan "ngelitik". RON atau Angka Oktan merepresentasikan ketahanan bahan bakar terhadap
kompresi didalam mesin tanpa meledak sendiri. maka mesin dengan rasio kompresi yang tinggi membutuhkan
bahan bakar dengan Angka Oktan yang tinggi. Informasi ini biasanya tertuang dalam buku manual kendaraan.
Bila mesin berasio kompresi tinggi mendapatkan bahan bakar dengan Angka Oktan yang lebih rendah, akan
terjadi tabrakan antara ledakan bahan bakar yang meledak sendiri dan bahan bakar yang dinyalakan oleh busi,
sehingga menimbulak bunyi yang dikenal sebagai "ngelitik" Knocking. Efek dari Knocking energi mekanik yang
dibangkitkan menjadi tidak optimal, mesin menjadi lebih cepat panas dan pada kasus yang lebih ekstrim bisa
membuat piston menjadi rusak hingga berlubang Untuk itu pastikan anda menggunakan bahan bakar dengan
Angka Oktan yang tepat, mesin yg memiliki rasio kompresi 9:1 s/d 10:1 membutuhkan bahan bakar beroktan 92
atau sesuai dengan angka oktan Pertamax, Sedangkan Pertamax Plus yang memiliki nilai oktan 95 sangat
cocok digunakan pada mesin berkompresi 10:1 s/d 11:1.
Namun Pertamax dan Pertamax Plus bukan sekedar oktan tingg tetapi juga memiliki kelebihan yaitu telah
dilengkapi dengan aditif bahan bakar yang mempunyai fungsi:
Detergensi: menjaga intake valve dan ruang bakar tetap bersih agar performa mesin selalu berada dalam
kondisi terbaik
Corrosion Inhibitor: Menjaga tangki, saluran bahan bakar dari karat
Demulsifier: untuk mencegah pembentukan emulsi bahan bakar dan air yang dapat menyumbat filter bahan
bakar Hasilnya Pertamax yang dilengkapi Aditif dapat membuat mesin tetap bersih dan performa kendaraan
terasa seperti baru kembali, juga memperpanjang umur mesin, menghasilkan suara mesin yang halus dan tidak
menggelitik serta menurunkan emisi gas
Angka setana adalah ukuran untuk kerja pembakaran bahan bakar diesel yang diperoleh
dengan membandingkannya dengan bahan bakar referens atau standar pada mesin uji standard
dan angka yang menyatakan persentase volume setana dalam campurannya dengan metilnaptalen
Bahan bakar mesin Diesel dikenal dengan setana (C16H34) yang sukar berdetonasi dan metyl-naphthalena
(C10H7CH3) yang mudah terdetonasi. Kedua bahan bakar ini sebagai standart ukur nilai setana. Oleh karena
cara pembakaran yang berbeda dengan motor bensin maka kondisi operasi penyebab detinasi juga berbeda.
Bitringer, AE Clarke dan JS Clarke adalah
104BO
BS=
2,75