PUPUK KOMPOS
OLEH
SUSANTO
E10014036
A.3
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
PRAKATA
Syukur Alhamdullilah atas kehadirat Allah swt. karena atas berkat rahmat
dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Mingguan Praktikum
Pengolahan Limbah Ternak yang membahas tentang bagaimana proses pembuatan
pupuk kompos.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini belum sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna meningkatkan hasil
penulisan selanjutnya menjadi lebih baik.
Susanto
1
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA................................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL...................................................................................... iii
BAB I.
PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang........................................................................ 1
1.2. Tujuan..................................................................................... 2
1.3. Manfaat................................................................................... 2
BAB II. PROSEDUR KERJA................................................................... 3
2.1. Tempat dan Waku.................................................................... 3
2.1. Materi...................................................................................... 3
2.3. Metoda.................................................................................... 3
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................. 4
BAB IV. PENUTUP.................................................................................. 6
4.1. Kesimpulan............................................................................. 6
4.2. Saran....................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 7
2
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Pembuatan Pupuk Kompos Cara Terbuka............................... 4
2. Pembuatan Pupuk Kompos Cara Tertutup............................... 4
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan
2
BAB II
PROSEDUR KERJA
Materi yang digunakan adalah cangkul, sekop, karung, terpal, karet ban,
termometer, botol, sarung tangan, masker, feses sapi sebanyak 89 % dari 20 kg,
urea 1 gram, serbuk gergaji 1 kg dan probiotik sebanyak 1 cup.
2.3. Metoda
3
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelas :A
Kelompok :3
Perlakuan : Terbuka
Tabel 1. Pembuatan Pupuk Kompos Cara Terbuka
Uji Fisik
Hari Ke Tanggal Suhu (oC)
Tekstur Warna Bau
16 April Coklat Tidak
1 28 Kasar
2017 Muda Berbau
17 April
2 28 Kasar Coklat Amoniak
2017
18 April Hitam Tidak
3 33 Kasar
2017 kecoklatan Berbau
19 April Hitam
4 30 Kasar Bau Tanah
2017 kecoklatan
20 April Hitam
5 29 Kasar Amoniak
2017 kecoklatan
21 April Kasar Hitam Tidak
6 28
2017 Kering kecoklatan berbau
Kelas :A
Kelompok :3
Perlakuan : Tertutup
Tabel 2. Pembuatan Pupuk Kompos Cara Tertutup
Uji Fisik
Hari Ke Tanggal Suhu (oC)
Tekstur Warna Bau
16 April Coklat
1 27 Kasar Amoniak
2017 Kehitaman
17 April
2 29 Kasar Coklat Amoniak
2017
18 April Coklat
3 32 Kasar Amoniak
2017 Kehitaman
19 April Hitam
4 31 Kasar pesing
2017 kecoklatan
5 20 April 31 Gembur Hitam Amoniak
4
2017 kecoklatan
21 April Hitam
6 29 Kasar Amoniak
2017 kecoklatan
Dari tabel 1 dapat dilihat secara fisik kompos yang dihasilkan dinilai
cukup baik, dimana diperoleh suhu kompos pada hari keenam yaitu 29C, warna
pupuk coklat muda menyerupai tanah, dengan bau yang tidak lagi seperti bau
kotoran dan dengan tekstur yang kasar. Sedangkan pada tabel 2. Dapat dilihat
secara fisik kompos yang dihasilkan dinilai cukup baik, dimana diperoleh suhu
kompos pada hari keenam yaitu 29C, warna pupuk coklat muda menyerupai
tanah, namun bau yang dihasilkan masih berbau amoniak dan dengan tekstur yang
kasar. Hal ini menunjukan bahwa kompos belum cukup matang. Menurut
(Djuwanto 2007) menyebutkan bahwa kematangan kompos ditandai dengan telah
hancurnya bahan dasar, suhu kembali mendekati suhu udara dan berwarna hitam,
keadaan tersebut biasanya mempunyai nisbah C/N 10-15.
Berdasarkan pengamatan suhu menunjukan bahwa proses pengomposan
berjalan dengan baik, karena ditunjukankan dengan menurunnya suhu. Namun,
belum cukup turun mencapai suhu udara. Menurut (Djuarnani, 2005) peningkatan
temperatur juga tergantung dari tipe bahan yang digunakan. Selain itu juga yang
mempengaruhi pengomposan adalah dekomposer yang digunakan yaitu probiotik.
Probiotik dapat membantu dalam mengurai zat-zat organik dari formula kompos.
Bakteri berperan penting dalam proses penguraian seperti proses nitrifikasi,
oksidasi sulfur, dan fiksasi nitrogen (Musnamar, 2009).
Suhu kompos pada minggu pertama tidak terlalu tinggi karena penggunaan
kotoran sapi dan kambing sebagai bahan utamanya. Menurut Lingga, (2006)
Kotoran sapi merupakan pupuk dingin dimana perubahan-perubahan dalam
menyediakan unsur hara tersedia bagi tanaman berlangsung perlahan-lahan. Pada
perubahan ini kurang sekali terbentuk panas, tapi keuntungannya unsur-unsur hara
tidak cepat hilang. Berbeda dengan kotoran sapi, kotoran kambing merupakan
jenis pupuk panas dimana perubahan-perubahan dalam menyediakan unsur hara
tersedia bagi tanaman berlangsung cepat. Jasad renik melakukan perubahan-
perubahan aktif disertai pembentukan panas.
5
Pada pembuatan kompos digunakan serbuk gergaji. Menurut Sutanto (2002)
Bahan organik yang dapat berupa pupuk organik atau pupuk hijau dalam sistem
pertanaman dapat berfungsi sebagai bufer (penyangga) dan penahan lengas, di
samping pengaruhnya terhadap perbaikan sifat kimia tanah. Kualitas pupuk
organik ditentukan oleh komposisi bahan dasar pupuk organik tersebut dan tingkat
perombakannya.
6
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
7
DAFTAR PUSTAKA