Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebakaran merupakan bencana yang sering terjadi di Indonesia
baik bencana kebakaran rumah tangga ataupun kebakaran lahan.
Menurut data dari BNPB presentasi kebakaran di Indonesia sebanyak
11,1% yang merupakan kategori bencana ke 4 di indonesia setelah
bencana banjir (31,4%), puting beliung (21,4%), dan tanah longsor
(17,8%). Kebakaran didaerah perkotaan merupakan bencana yang
sering terjadi, seperti kota Yogyakarta. Saat ini kota Yogyakarta
mengalami pembangunan yang sangat pesat sehingga muncullah
berbagai bangunan yang beraneka ragam yang tidak dilengkapi
kesiapan akan terjadinya kebakaran.
Pada tahun 2006 jumlah kebakaran di DIY tercatat 124 kejadian,
sedangkan ditahun 2015 hanya terjadi sebanyak 97 kebakaran. Nilai
kerugian akibat kebakaran yang terjadi di sepanjang 2015 di DIY
mencapai Rp. 2,04 miliar. (Harianjogja,24/10/2006 ).
Pada media cetak disebutkan kebakaran sepanjang tahun 2015 itu
terdiri dari kebakaran rumah rakyat sebanyak 25 kebakaran, lalu
kebakaran pada perusahaan toko sebanyak 16 kebakaran, dan 17
kebakaran pada kendaraan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta, Krido Suprayitno menyatakan
wilayah setempat memiliki 12 ancaman bencana alam sehingga
membutuhkan kesiapsiagaan masyarakat. Wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) yang meliputi lima kabupaten/kota memiliki sejarah
panjang kebencanaan dan secara geografis, geologis, serta
hidrometeorologis memiliki karakteristik alam yang menyimpan 12
ancaman bencana. Salah satu upaya pengurangan risiko bencana yang
bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat
untuk dapat mengenali, memahami, menyadari jenis ancaman bencana
di sekitarnya.
Karya tulis ilmiah ini mengembangkan produk tepat guna untuk
kebakaran dan mendeskripsikan usaha yang perlu dilakukan
masyarakat dalam upaya pencegahan, kesiapsiagaan, dan
meminimalkan risiko bencana. Penanggulangan bencana dibutuhkan
partisipasi dari semua pihak bukan hanya dari tim relawan namun juga
seluruh komponen masyarakat termasuk pelajar. Pelajar juga harus
memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi bencana
dengan harapan kesiapsiagaan tersebut dapat bermanfaat dalam
mengantisipasi jatuhnya korban jiwa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengembangan pemadam api dengan memanfaatkan
bahan bekas?
2. Bagaimana aplikatif penanggulangan bencana kebakaran berbasis
rumah tangga?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahuai pengembangan pemadam api dengan
memanfaatkan bahan bekas
2. Untuk mengetahuai aplikatif penanggulangan bencana kebakaran
berbasis rumah tangga

1.4 Manfaat Penulisan


1. Dapat mengembangkan pemadam api dengan memanfaatkan bahan bekas
2. Dapat mengetahui aplikatif penanggulangan bencana kebakaran berbasis
rumah tangga
BAB II
Telaah Pustaka

A. Penanggulangan bencana kebakaran


Musibah kebakaran kerap melanda rumah-rumah terutama yang padat
penduduk. Penyebab terjadinya kebakaran dirumah bisa sangat beragam,
mulai dari kompor meledak, hubungan arus pendek, meletakkan bensin dan
zat yang mudah terbakar di tempat yang salah, dan masih banyak lagi. Bila
dilihat secara sekilas, semua kejadian itu kebanyakan berawal dari keteledoran
manusia. Meski musibah kebakaran dapat terjadi tanpa diduga, namun
minimal kita bisa melakukan beberapa cara untuk mencegah terjadinya
kebakaran di rumah. Tindakan preventif ini tentu akan sangat membantu
anggota keluarga dalam menyelamatkan diri serta rumah dari kerugian besar
akibat kebakaran.

B. APAR (Portable Fire Extinguisher )


APAR merupakan alat pemadam kebakaran yang dapat dibawa dan mampu
dipakai oleh satu orang (Zaini, 1998). APAR merupakan alat yang diisi
dengan media yang dapat mengatasi serta mudah memadamkan kebakaran
pada awal terjadi api.
Berdasar Permenaker Nomor: 04/MEN/1980 penggolongan atau
pengelompokan jenis kebakaran menurut jenis bahan yang terbakar,
dimaksudkan untuk pemilihan media pemadam kebakaran yang sesuai.
Pengelompokan itu adalah :
1. Kebakaran kelas (tipe) A, yaitu kebakaran bahan padat kecuali logam,
seperti : kertas, kayu, tekstil, plastik, karet, busa dll. yang sejenis dengan
itu.
2. Kebakaran kelas (tipe) B, yaitu kebakaran bahan cair atau gas yang mudah
terbakar, seperti: bensin, aspal,gemuk, minyak, alkohol, LPG dll. yang
sejenis dengan itu.
3. Kebakaran kelas (tipe) C, yaitu kebakaran listrik yang bertegangan
4. Kebakaran kelas (tipe) D, yaitu kebakaran bahan

.
BAB III

Metodologi Penulisan

Penulisan karya tulis ini menggunakan metode pengembangan


produk berdasarkan modifikasi model strategi Borg dan Gall.
Pengembangan atau Research and Development (R & D) merupakan suatu
proses atau langkah-langkah dalam mengembangkan suatu produk baru
atau menyempurnakan suatu produk yang telah ada sebelumnya dan dapat
dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2015: 164). Penjelasan mengenai
pengembangan produk menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2013:
169182) tahapannya adalah sebagai berikut:

1.Pengumpulan 3.Pengembangan
data 2.Perencana produk awal
an

5.Uji coba dan penyempurnaan 4.Uji coba dan penyempurnaan


produk yang telah disempurnakan produk awal

6.Pengujian 7.Diseminasi dan


produk akhir implementasi

Gambar. Proses Pengembangan Model Borg dan Gall


Sumber: Peneliti, 2016

1. Pengumpulan data (research and information collecting)


Pengukuran kebutuhan dilakukan untuk mengetahui kriteria produk yang
dibutuhkan. Studi literatur untuk menemukan konsep atau landasan teoritis
bertujuan memperkuat pengembangan produk dan untuk mengetahui faktor
pendukung dan penghambat dalam proses pengembangan. Dalam hal ini
pengumpulan data identifikasi kebutuhan didasarkan pada masalah masyarakat
yang sering kejadian bencana kebakaran.

2. Perencanaan (planning)
Perencanaan meliputi rancangan produk yang dihasilkan dan proses
pengembangannya. Menyusun rencana produk, rumusan tujuan, desain atau
langkahlangkah pengembangan produk kemudian pengujiannya.
Perancangan produk berupa pemanfaatan botol bekas, Botol bekas adalah
botol yang sudah tidak digunakan lagi setelah isinya habis, tetapi agar botol
bekas tersebut tidak menjadi sampah, bisa dimemanfaatkan untuk mendaur
ulang menjadi barang/produk yang lebih berguna. APAR botol bekas
merupakan jenis alat pemadam api yang terbuat dari botol bekas. APAR botol
bekas mengandung zat kimia yang ada didalamnya seperti: Baking soda, cuka,
sabun dan tambahan air. Gambar berikut menjelaskan bagian dan isi botol
yang disajikan pada gambar 1.

Gambar.1. Desain Pemadam kebakaran dari botol bekas

3. Pengembangan produk awal (develop preliminary form of product)


Hasil penelitian awal dan perencanaan menghasilkan produk awal bersifat
tentatif yang akan disempurnakan melalui proses uji coba pada produk.
4. Uji coba dan penyempurnaan produk awal (preliminary field testing and
revision), Uji coba dan penyempurnaan pada tahap produk awal masih
difokuskan pada pengembangan dan penyempurnaan produk belum
memperhatikan kelayakan.

BAB IV
Analisis dan Sintesis

4.1. Analisis
Berdasar Permenaker Nomor: 04/MEN/1980 penggolongan atau
pengelompokan jenis kebakaran menurut jenis bahan yang terbakar,
dimaksudkan untuk pemilihan media pemadam kebakaran yang sesuai.
Pengelompokan itu adalah :
1. Kebakaran kelas (tipe) A, yaitu kebakaran bahan padat kecuali logam,
seperti : kertas, kayu, tekstil, plastik, karet, busa dll. yang sejenis
dengan itu.
2. Kebakaran kelas (tipe) B, yaitu kebakaran bahan cair atau gas yang
mudah terbakar, seperti: bensin, aspal,gemuk, minyak, alkohol, LPG
dll. yang sejenis dengan itu.
3. Kebakaran kelas (tipe) C, yaitu kebakaran listrik yang bertegangan
4. Kebakaran kelas (tipe) D, yaitu kebakaran bahan
APAR atau istilah lainnya Portable Fire Extinguisher adalah alat
pemadam kebakaran yang dapat dibawa dan mampu dipakai oleh satu
orang (Zaini, 1998). APAR merupakan alat yang diisi dengan
media yang dapat mengatasi serta mudah memadamkan kebakaran
pada awal terjadi api. Botol bekas adalah botol yang sudah tidak
digunakan lagi setelah isinya habis, tetapi agar botol bekas tersebut
tidak menjadi sampah, bisa dimemanfaatkan untuk mendaur ulang
menjadi barang/produk yang lebih berguna. APAR botol bekas
merupakan jenis alat pemadam api yang terbuat dari botol bekas.
APAR botol bekas mengandung zat kimia yang ada didalamnya
seperti: Baking soda, cuka, sabun dan tambahan air.

Musibah kebakaran kerap melanda rumah-rumah terutama yang padat


penduduk. Penyebab terjadinya kebakaran dirumah bisa sangat beragam,
mulai dari kompor meledak, hubungan arus pendek, meletakkan bensin
dan zat yang mudah terbakar di tempat yang salah, dan masih banyak lagi.
Bila dilihat secara sekilas, semua kejadian itu kebanyakan berawal dari
keteledoran manusia. Meski musibah kebakaran dapat terjadi tanpa
diduga, namun minimal kita bisa melakukan beberapa cara untuk
mencegah terjadinya kebakaran di rumah. Tindakan preventif ini tentu
akan sangat membantu anggota keluarga dalam menyelamatkan diri serta
rumah dari kerugian besar akibat kebakaran.
Sintesis

Pembuatan pemadam api dari botol bekas


a) Langkah 1, Siapkan semua alat dan bahan

b) Langkah 2, Letakkan baking soda diatas tisu, lalu gulung-gulung.


c) Langkah 3, Isi botol dengan air sampai sisa sekitar 6 cm bagian atas botol
yang dibiarkan kosong.
d) Langkah 4, Masukkan 1 botol cuka ukuran

e) Langkah 5, Masukkan sabun mandi atau detergen sebanyak


f) Langkah 6, Buatlah lubang secukupnya pada tutup botol, kemudian
jejalkan bungkus baking soda tadi ke dalam lubang tutup botol tapi jangan
sampai masuk ke dalam

g) Langkah 7, Untuk mempermudah keluarnya cairan tersebut, sebaikknya


tisu yang mengandung baking soda diberi benang. Benang yang mengikat
tisu kemudian ditempetken pada bagian luar botol dengan menggunakan
solasi.
h) Langkah 8, Tutup botol yang telah dilubangi di tutup dengan solasi agar
tidak tumpah. Apabila sewaktu-waktu dapat digunakan maka bukalah
solasi tersebut dan gunting benang yang berada pada bagian luar botol
agar tercampur oleh cairan yang ada didalam botol tersebut.

4.2. Langkah upaya penanggulangan bencana di rumah tangga:

1. Hindarkan korek api dari jangkauan anak-anak


Anak-anak terkadang memiliki rasa keingintahuan yang besar. Maka dari
itu, bila terdapat korek api di dekat mereka, bisa saja mereka
memainkannya dan jika Anda lengah mengawasi, maka pemantik api ini
bisa mengenai benda-benda disekitarnya serta membakarnya.
2. Jauhkan benda yang mudah terbakar dari sumber api
Lilin merupakan benda yang sangat diperlukan ketika mati lampu. Tetapi,
benda ini dapat seketika berubah menjadi bencana bila tak diletakkan di
tempat yang aman. Lilin sangat mudah jatuh atau roboh dan mengenai
benda-benda sekitarnya. Bila benda di sekitarnya merupakan jenis benda
yang mudah terbakar, maka api lilin dapat dengan mudah menjadi besar
dan memicu kebakaran. Untuk itu, pastikan benda-benda seperti kertas,
kain, dan furnitur yang terbuat dari kayu tidak diletakkan dekat dengan
lilin atau sumber api lain.
3. Berhati-hatilah ketika merokok dalam ruangan
Kebiasaan merokok dalam ruangan selain tidak baik bagi kesehatan
seluruh anggota keluarga, hal ini juga mampu memicu kebakaran. Ya,
terkadang bara api yang ada di puntung rokok tidak benar-benar mati
ketika dibuang dalam tempat sampah atau diletakkan dalam asbak. Bara
api ini meskipun kecil, namun dapat menimbulkan percikan api yang
mampu membakar benda-benda di sekitarnya. Cara mencegahnya yakni
dengan memastikan bahwa bara api rokok telah benar-benar padam
sebelum dibuang. Selain itu, rajin-rajinlah membersihkan asbak, sehingga
tidak terdapat puntung rokok yang menumpuk di dalamya sehingga
mengurangi kemungkinan timbulnya bara api kecil di dalam asbak
tersebut.
4. Gunakan alat-alat kelistrikan secukupnya
Kita kerap menggunakan alat-alat listrik diluar kewajaran, seperti misalnya
menyalakan televisi ketika kita tidur atau tetap menyalakan komputer
ketika kita tak menggunakannya. Penggunaan alat-alat kelistrikan yang
berlebihan selain membuat tagihan listrik di rumah menjadi tinggi, juga
dapat membuat alat kelistrikan itu menjadi panas dan akhirnya memicu
hubungan arus pendek.
5. Sediakan alat pemadam kebakaran di rumah
Alat pemadam kebakaran tidak hanya dibutuhkan di area-area publik. Di
rumah kita pun seharusnya tersedia alat pemadam kebakaran sebagai
langkah antisipasi untuk mencegah kebakaran di rumah. Tempatkan alat
ini di area yang dekat dengan sumber api, seperti di dekat perapian, di
dapur, dan bahkan di garasi. Namun, pastikan bahwa alat pemadam
kebakaran ini berfungi dengan baik ketika dibutuhkan. APAR botol bekas
merupakan solusi alat pemadam kebakaran di rumah tangga karena selain
murah dan mudah didapat semua golongan masyarakat.
6. Simulasi kebakaran
Bekali semua anggota rumah tangga dengan pengetahuan yang cukup
bagaimana cara mencegah terjandinya kebaran di rumah, dan melakukan
pemadaman api yang masih kecil, selain anggota keluar juga semua
masyarakat disekitar kita juga harus paham dalam pencegahan kebakaran
karena jika cuma kita saja tau maka bukan tudak mungkin jika rumah
tetangga kita terbakar maka rumah kita juga ikut menjadi korban.
7. Pembuatan jalur evakuasi
Ketika terjadi kebakaran di dalam rumah, tentu hal yang menjadi
pemikiran Anda adalah berusaha memadamkan api tersebut. Namun, bila
Anda merasa api terlalu besar dan Anda tak mampu memadamkannya,
maka Anda akan dengan segera melarikan diri. Untuk itu, perlu
direncanakan sebuah jalur evakuasi sebagai antisipasi bila kebakaran atau
musibah lain terjadi dalam rumah Anda. Anda bisa memasang tali atau
tangga di dekat jendela, terutama jendela yang ada di lantai atas dimana
Anda bisa menggunakannya untuk jalur evakuasi.
BAB V

Simpulan dan saran

1. Simpulan
APAR merupakan alat yang diisi dengan media yang dapat mengatasi
serta mudah memadamkan kebakaran pada awal terjadi api. Botol
bekas adalah botol yang sudah tidak digunakan lagi setelah isinya habis,
tetapi agar botol bekas tersebut tidak menjadi sampah, bisa
dimemanfaatkan untuk mendaur ulang menjadi barang/produk yang lebih
berguna. APAR botol bekas merupakan jenis alat pemadam api yang
terbuat dari botol bekas. APAR botol bekas mengandung zat kimia yang
ada didalamnya seperti: Baking soda, cuka, sabun dan tambahan air.
Musibah kebakaran kerap melanda rumah-rumah terutama yang padat
penduduk. Penyebab terjadinya kebakaran dirumah bisa sangat beragam,
mulai dari kompor meledak, hubungan arus pendek, meletakkan bensin
dan zat yang mudah terbakar di tempat yang salah, dan masih banyak lagi.
Bila dilihat secara sekilas, semua kejadian itu kebanyakan berawal dari
keteledoran manusia. Meski musibah kebakaran dapat terjadi tanpa
diduga, namun minimal kita bisa melakukan beberapa cara untuk
mencegah terjadinya kebakaran di rumah. Tindakan preventif ini tentu
akan sangat membantu anggota keluarga dalam menyelamatkan diri serta
rumah dari kerugian besar akibat kebakaran. Adapun upaya yang dapat
dilakukan dalam penanggulangan bencana kebakaran di rumah tangga:
Hindarkan korek api dari jangkauan anak-anak, Jauhkan benda yang
mudah terbakar dari sumber api, Berhati-hatilah ketika merokok dalam
ruangan, Gunakan alat-alat kelistrikan secukupnya, Sediakan alat
pemadam kebakaran di rumah, Simulasi kebakaran, Pembuatan jalur
evakuasi.

2. Saran
Karya tulis ini yang berjudul APAR botol bekas masih banyak kekurangan,
kami berharap bagi pembaca untuk memberi saran dan keritik untuk menjadi
lebih baik dan semoga bermanfaan.

Anda mungkin juga menyukai