Anda di halaman 1dari 5

Laporan Pendahuluan Rematik

Posted on December 27, 2013 by laorensiakirei


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan tulang atau jaringan penunjang sekitar
sendi, golongan penyakit ini merupakan penyakit Autoimun yang banyak di derita oleh kaum
lanjut usia (usia 50 tahun ke atas). Penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan dan
biasanya menyerang orang yang berusia lebih dari 40 tahun (Arif Muttaqin, 2008). Rematik
terutama menyerang Sendi-sendi, tulang, ligamentum, tendon dan persendian pada laki-laki
maupun perempuan dengan segala usia.
Dampak dari keadaan ini dapat mengancam jiwa penderitanya atau hanya menimbulkan
gangguan kenyamanan, dan masalah yang disebabkan oleh penyakit rematik tidak hanya
berupa keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas hingga terjadi hal yang paling ditakuti
yaitu menimbulkan kecacatan seperti kelumpuhan dan gangguan aktivitas hidup sehari-hari
tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas tetapi dapat menimbulkan kegagalan organ dan
kematian atau mengakibatkan masalah seperti rasa nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan
citra diri serta Resiko tinggi terjadi cidera.
Angka kejadian rematik pada tahun 2008 yang dilaporkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia
WHO adalah mencapai 20% dari penduduk dunia yang telah terserang rematik, dimana 5-
10% adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan 20% adalah mereka yang berusia 55 tahun
(Wiyono, 2010). Berdasarkan hasil penelitian terakhir dari Zeng QY et al 2008, prevalensi
nyeri rematik di Indonesia mencapai 23,6% hingga 31,3%, angka ini menunjukkan bahwa
nyeri akibat rematik sudah sangat mengganggu aktivitas masyarakat Indonesia.
Menurut American College of Rheumatology, perawatan untuk rematik dapat meliputi terapi
farmakologis, terapi non-farmakologis, dan tindakan bedah. Pada tahun 2008 lalu, dua pakar
Rehabilitasi Medik dari RSCM FKUI, Prof.DR. dr. Angela B.M Tulaar SpRM dan dr. Siti
Annisa Nuhonni SpRM menciptakan senam rematik yang berfungsi sebagai modal yang akan
melengkapi terapi penyakit rematik.
Secara umum, gerakan-gerakan senam rematik dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan gerak, fungsi, kekuatan, dan daya tahan otot, kapasitas aerobik, keseimbangan,
biomekanik sendi, dan rasa posisi sendi. Untuk mencapai hasil yang maksimal, senam
rematik baiknya dilakukan tiga hingga lima kali dalam seminggu, namun harus dipastikan
bahwa dalam melakukan senam rematik ini, penderita harus berada dalam pengawasan dokter
agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, jelas dr. Siti Annisa Nuhoni SpRM.
Dengan kombinasi pengobatan dan senam rematik yang tepat, diharapkan radang persendian
dan rasa sakit akibat penyakit rematik dapat berkurang serta penderita dapat menjalani
aktivitasnya sehari-hari yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
Lebih dari itu, dengan pengetahuan dan kesadaran yang mendalam mengenai penyakit
rematik, diharapkan masyarakat dapat lebih cepat dalam bertindak mengatasi penyakit ini
sehingga prevalensi penyakit rematik di Indonesia dapat berkurang.
Banyak sekali orang yang beranggapan kalau mandi malam dapat menyebabkan rematik.
Benarkah begitu? Pemikiran yang salah ini terus tumbuh dan berkembang di masyarakat yang
tidak memahami. Sebenarnya seringnya mandi di malam hari tidak ada hubungannya dengan
penyakit rematik. Namun, jika kamu memang sudah mengidap penyakit rematik, memang di
anjurkan untuk tidak mandi di malam hari. Karena suhunya yang dingin dapat membuat
rematik kambuh.
1.2 TUJUAN
Tujuan Umum
Mengidentifikasi tanda dan gejala rematik pada keluarga yang dikelola
B. Tujuan Khusus
1) Mampu menganalisa dan mengidentifikasi tanda gejala rematik pada klien.
2) Mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga secara komprehensif dan
professional.
3) Mampu mengaplikasikan jurnal penelitian terkait mengenai rematik pada klien.
1.3 MANFAAT
1) Klien mampu mengenal tanda dan gejala rematik
2) Klien bisa mandiri dalam melakukan perawatan sehari-hari (self care)

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 PENGERTIAN REMATIK (OSTEOARTRITIS)
Istilah rheumatism berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos yang berartimucus, suatu cairan
yang dianggap jahat mengalir dari otak ke sendi dan strukturklain tubuh sehingga
menimbulkan rasa nyeri atau dengan kata lain, setiap kondisiyang disertai kondisi nyeri dan
kaku pada sistem muskuloskeletal disebut reumatik termasuk penyakit jaringan ikat.
Penyakit rematik yang sering disebut arthritis (radang sendi) adalah penyakit yang mengenai
otot-otot skelet, tulang, ligamentum, tendon dan persendian pada laki-laki maupun wanita
dengan segala usia (Smeltzer, 2002).
Rematik adalah penyakit yang mengenai jaringan sendi dan cenderung menahun biasanya
mengenai daerah pergelangan kaki, lutut, siku dan pinggang.
2.2 ETIOLOGI
a) Faktor genetic
Hal ini terbukti dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks histokompatibilitas utama
kelas II, khususnya HLA-DR4 dengan AR seropositif. Pengemban HLA-DR4 memiliki
resiko relative 4 : 1 untuk menderita penyakit ini.
b) Faktor lingkungan termasuk infeksi oleh bakteri atau virus
Umumnya onset penyakit ini terjadi secara mendadak dan timbul dengan disertai oleh
gambaran inflamasi yang mencolok.
c) Faktor hormone estrogen
Sering dijumpai remisi pada wanita hamil menimbulkan dugaan terdapatnya faktor
ketidakseimbangan hormonal estrogen.
d) Faktor stress
Pada saat stress keluar heat shock protein (HSP) yang merupakan sekelompok protein
berukuran sedang (60-90kDa) yang dibentuk oleh seluruh spesiaes pada saat stress.
e) Penuaan (usia 30-60 tahun)
Seiring dengan bertambahnya usia, struktur anatomis dan fungsi organ mulai mengalami
kemunduran. Pada lansia, cairan synovial pada sendi mulai berkurang sehingga pada saat
pergerakan terjadi gesekan pada tulang yang menyebabkan nyeri.
f) Inflamasi
Inflamasi meliputi serangkaian tahapan yang saling berkaitan. Antibodi immunoglobulin
membentuk komplek imun dengan antigen. Fagositosis komplek imun akan dimulai dan
menghasilkan reaksi inflamasi (pembengkakan, nyeri serta edema pada sendi).
g) Degenerasi
Degenerasi kartilago artikuler disebabkan oleh gangguan keseimbangan fisiologis
antara stress mekanis dan kemampuan jaringan sendi untuk bertahan terhadap stress
tersebut. Kartilago artikuler maupun tulang dapat normal, tetapi beban (gaya yang
dihasilkan oleh berat tubuh) yang berlebihan pada sendi menyebabkan jaringan
tersebut gagal, atau beban pada sendi secara fisiologis masuh layak, tetapi kartilago
artikuler atau tulangnya tidak normal.
2.3 TANDA DAN GEJALA
Gejala rematik bermacam-macam, tergantung pada jenisnya. Namun, secara umum rematik
ditandai dengan rasa nyeri dan kaku pada persendian, otot dan tulang. Selain itu, rematik juga
disertai dengan gejala lain, seperti rasa lelah dan lemah, demam, sulit tidur, depresi, berat
badan menurun, serta gerak tubuh terhambat/lamban, dan tidak gesit.
Berikut gejala yang sering terjadi pada penyakit rematik :
a) Nyeri pada Anggota Gerak
Rasa nyeri pada anggota gerak merupakan keluhan utama para penderita rematik. Biasanya,
rasa nyeri timbul ketika melakukan geraka tertentu atau setelah melakukan aktivitas. Nyeri
juga dapat timbul ketika istirahat yang tidak ada hubungan dengan masa gerakan sebelumnya,
atau pada pagi hari ketika bangun tidur. Rasa nyeri tersebut tidak hanya dipersendian, tetapi
juga menyebar hingga ke semua ke seluruh tubuh. Nyeri yang menjalar secara tajam ke
seluruh tubuh menandakan nyeri saraf.
b) Kelemahan Otot
Pada umumnya, gejala yang mengiringi nyeri adalah otot-otot terasa capek dan lemah. Dalam
waktu yang lama kelemahan otot tersebut dapat menimbulkan atrofi (pengecilan) otot yang
bersangkutan. Dalam hal ini disebabkan oleh proses rematismus yang berjalan cukup lama.
Jaringan yang terkena proses patologik, yaitu saraf pergerakan (saraf motorik) atau otot.
c) Peradangan dan Bengkak pada Sendi
Jika sendi mengalami peradangan maka sendi akan membengkak, warna kulit terlihat
memerah, nyeri dan terasa panas setempat dan sakit jika diraba. Terkadang, pada kulit akan
timbul bercak-bercak dan jika ditekan agak nyeri
d) Kekakuan Sendi
Persendian yang terkena rematik menjadi kaku dan susah digerakkan. Namun, kekakuan juga
dapat disebabkan oleh otot yang tegang secara berkesinambungan.
e) Kejang atau Kontraksi Otot
Saat kejang, otot-otot menggumpal dan terasa sebagai benjolan yang keras. Dengan mengurut
dan menggerakkan anggota tubuh, dapat membantu meredakan kontraksi otot yang tegang
dan keras.
f) Gangguan Fungsi
Lambat laun, rasa nyeri, kekakuan, dan kelemahan otot akan berpengaruh dalam melakukan
aktivitas keseharian. Gangguan fungsi tersebut dapat mematahkan semangat kebanyakan
penderita rematik. Gangguan fungsi tersebut sering menjadi keluhan utama penderita rematik,
seperti tidak dapat berjalan karena lutut atau tumit sakit, atau tidak bisa berbalik karena
pinggang terasa sakit.
g) Sendi Berbunyi (Krepitasi)
Sebagian orang usia muda dapat menghasilkan bunyi-bunyian jika menekukkan persendian
pada jari-jari tangan, kaki, atau yang lainnya. Meskipun demikian, bukan berarti mereka itu
akan terkena rematik.Pada penyakit rematik, dapat dirasakan adanya bunyi berderak yang
dapat diraba dan didengar.
h) Sendi Goyah
Sendi yang posisi nya goyah dapat terjadi karena kerusakan rawan sendi atau ligamen yang
robek. Selain itu, dapat disebabkan juga karena adanya peradangan atau trauma pada ligamen
dan kapsul sendi.
i) Timbulnya Perubahan Bentuk
Rematik yang parah dapat menyebabkan perubahan bentuk organ tubuh atau kecacatan.
Kelainan ini hanya terjadi pada jenis rematik tertentu terutama pada rematik sendi (artikuler),
seperti rheumatoid arthritis, gout, dan osteoarthritis. Biasanya, perubahan bentuk terjadi pada
sendi-sendi jari tangan dan sendi antar ruas jari yang terlihat bengkak dan bentuknya berubah.
Osteoarthritis yang menyerang sendi lutut kadang dapat menyebabkan kaki berubah bentuk
menjadi O. Sendi-sendi yang terserang rheumatoid arthritis dapat berubah menjadi bengkok.
Sendi yang terserang gout menimbulkan tonjolan yang disebut dengan tofus.
j) Timbul Benjolan/Nodul
Umumnya, benjolan timbul pada rematik gout kronis, disebut tofus. Tofus merupakan
endapan seperti kapur di bawah kulit atau di dalam sendi yang menandakan adanya
pengendapan asam urat. Pada rheumatoid arthritis, juga dapat timbul benjolan yang disebut
nodul reumatoid, yaitu massa berbentuk bundar atau oval yang tidak lunak di bawah kulit.
Benjolan kecil yang timbul pada sendi antar ruas jari tangan paling ujung disebut nodus
herberden atau benjolan heberden.

2.4 PENATALAKSANAAN
a) Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik. Obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi
peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis
b) Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.
c) Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
d) Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
e) Dukungan psikososial
f) Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat
g) Diet untuk emnurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
h) Kompres dengan es saat kaki bengkak dan kompres air hangat saat nyeri
i) Konsumsi makanan yang mengandung protein dan Vitamin
j) Diet rendah purin:
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam urat dan menurunkan
berat badan, bila terlalu gemuk dan mempertahankannya dalam batas normal. Bahan
makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada penderita osteoartritis:
Golongan bahan Makanan yang boleh diberikan Makanan yang tidak boleh
makanan diberikan
Karbohidrat Semua

Protein hewani Daging atau ayam, ikan tongkol, Sardin, kerang, jantung, hati,
bandeng 50 gr/hari, telur, susu, usus, limpa, paru-paru, otak,
Protein nabati keju ekstrak daging/ kaldu, bebek,
angsa, burung.
Lemak Kacang-kacangan kering 25 gr
atau tahu, tempe, oncom
Sayuran
Minyak dalam jumlah terbatas.
Buah-buahan
Semua sayuran sekehendak Asparagus, kacang polong,
Minuman kecuali: asparagus, kacang polong, kacang buncis, kembang kol,
kacang buncis, kembang kol, bayam, jamur maksimum 50 gr
Bumbu, dll bayam, jamur maksimum 50 gr sehari
sehari
Semua macam buah

Teh, kopi, minuman yang Alkohol

mengandung soda Ragi

Semua macam bumbu

Pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terserang penyakit remati diantara adalah
olahraga secara teratur, kurangi makanan yang mengandung lemak dan periksa kesehatan
secara teratur.

2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG


a) Tes faktor reuma biasnya positif pada > 75 % pasien AR
b) Protein C-reaktif biasnya positif
c) LED meningkat
d) Leukosit normal atau meningkat sedikit
e) Anemia normositik hipokrom akibat adanya inflamasi kronik
f) Trombosit meningkat
g) Kadar albumin serum menurun dan globulin naik
h) Pada pemeriksaan rontgen semua sendi dapat terkena, namun yang paling sering adalah
sendi metatarsofalang dn biasnya simetris.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rematik adalah penyakit yang mengenai jaringan sendi dan cenderung menahun biasanya
mengenai daerah pergelangan kaki, lutut, siku dan pinggang.
Pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terserang penyakit remati diantara adalah
olahraga secara teratur, kurangi makanan yang mengandung lemak dan periksa kesehatan
secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://penyakit-dan-caraperawatan.blogspot.com/2010/12/perawatan-dan-pencegahan-
rematik.html
2. http://nasrialbanjari.blogspot.com/2012/12/artikel-penyakit-rematik.html
3. http://rematik.net/gejala-rematik/
4. http://rhizaners.blogspot.com/2013/02/askep-gerontik-pasien-dengan-rematik.html
5. http://www.scribd.com/doc/131338313/Lp-Rematik-Pada-Lansia

Anda mungkin juga menyukai