Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia

1. Disahkan PPKI tanggal 18 Agustus 1945

2. Tercantum dalam Pembukaan UUD 1945

3. Diundangkan dalam :

a. Berita RI Tahun2 No.7

b. Batang Tubuh UUD 1945

c. TAP MPR Tahun 1998 No.XVIII/MPR/1998

d. Mengembalikan kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar

negara RI

A. Landasan Pendidikan Pancasila

Landasan Pendidikan Pancasila :

1. Landasan Historis

a. Terbentuk melalui proses panjang sejak zaman kerajaan


b. Suatu prinsip tersimpul dalam pandangan dan filsafat hidup

bangsa berupa ciri khas, sifat, dan karakter.

c. Kausa Materialis Pancasila

2. Landasan Kultural

a. Setiap bangsa memiliki ciri khas dan pandangan hidup yang berbeda dengan

bangsa lain.

b. Sila-sila Pancasila merupakan karya besar bangsa yang dimiliki melalui

proses refleksi filosofis pendiri negara, diantaranya :Ir. Soekarno, Moh.Yamin,

Moh. Hatta, Soepomo

c. Sila-sila Pancasila merupakan hasil pemikiran tentang bangsa dan negara

yang mendasarkanpandangan hidup suatu prinsip nilai.

3. Landasan Yuridis a. UU No.2 Tahun 1989 memuat Sistem Pendidikan

Nasional di Perguruan Tinggi

b. Pasal 39 berisi kurikulum (jenis/jalur/jenjang) dinyatakan wajib memuat

pendidikan : Pancasila Agama Kewarganegaraan

c. SK Mendiknas No.232/U/2000Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum

Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil BelajaMahasiswa. Pasal 10 ayat 1

menyatakan setiap pelajaran wajib memuat agama, Pancasila,


danKewarganegaraan.

d. SK Dirjen PT : SK No.38/DIKTI/KEP/2002 (pasal 3) Untuk :

; Mampu berpikir

; Nasional

; Dinamis

4. Landasan Filosofis

a. Sebelum merdeka

; Bangsa berketuhanan dan berkemanusiaan

; Karena manusia makhluk Tuhan Yang Maha Esa

(kenyataan objektif)

b. Syarat mutlak suatu negara

; Negara berpersatuan dan berkerakyatan

; Persatuan berwujud rakyat (unsur pokok)

c. Konsekuensi rakyat

; Rakyat
; Dasar ontologis demokrasi karena asal mula kekuasaan

negara adalah rakyat B. TujuanPendidikanPancasila UU No.2 Tahun 1989

dan SK No.38/DIKTI/KEP/2003Mengarahkan perhatian pada moral dalam

kehidupan sehari-hari dengan :

; Memanfaatkan iman dan taqwa

; Mendukung kerakyatan

Arti Tujuan Pendidikan

Seperangakat tindakan intelektual penuuh tanggung jawab yang berorientasi

pada kompetensidan bidang profesi masing-masing.Kesimpulan tujuan :

; Kemampuan bertanggung jawab sesuai hati nurani

; Mengenali masalah hidup, kesejahteraan dan solusi

; Mengenali perubahan dan perkembangan :

a. Ilmu pengetahuan b. Teknologic. Seni

Memaknai sejarah dan nilai budaya untuk persatuan

C. Pembahasan Pancasila Secara Ilmiah

Syarat ilmiah Pembahasan Pancasila menurut buku Tahu dan Pengetahuan

karangan I.R. Poedjawijatno ada 4, yaitu :Berobjek


Objek FormaSudut pandang tertentu dalam Pembahasan Pancasila.

Pancasila dapat dipandang dari sudut :

o Moral Moral Pancasila o Pers Pers Pancasilao Ekonomi Pancasila o

Hukum Pancasila Yuridis o Filsafat Filsafat Pancasila

Objek MateriaSasaran pengkajian pancasila adalah Bangsa Indonesia

dengan segala aspek budayanya yangmeliputi :

o Non Empiris Budaya Empiris Adat Istiadat o Moral Bukti Sejaraho Religius

Naskah Kenegaraano Lembaran Sejarah

Bermetode

; Analitico Syntetic : Metode pembahasan Pancasila yang

merupakan perpaduan metode analisis dan sintetis

; Hermeneutika :Digunakan untuk menemukan makna dibalik objek

; Koherensi Historis

; Pemahaman, Penafsiran dan Interpretasi Bersistem Hubungan

dalam sistem : Interelasi artinya berhubungan Interpedensi artinya

ketergantunganSifat sistem : Koheren (runtut)Sehingga sila-sila Pancasila

menjadi kesatuan yang sistematik Universal Berarti tidak terbatas untuk

waktu, ruang, keadaan, situsi, kondisi, dan jumlah.Makna sila-sila universal

Tingkatan pengetahuan ilmiah Deskriptif : Bagaimana Normatif : Kemana


Kausal : Mengapa Essensial : Apa Proses kausalitas Pancasila :Materialis

Effisien Formalis Finalis Pengamalan : Das Sollen : yang seharusnyaDas

Sein : kenyataan

D. Beberapa Pengertian Pancasila Secara Etimologis

Bahasa Sansekerta India o Panca : lima

o Syila : batu sendi, alas, dasar

o Syiila : peraturan tingkah laku yang baik Berbatu sendi 5 Dasar yang

memiliki 5 unsur

Kitab Tripitakao Suttha Pitakao Abhidama Pitakao Vinaya Pitaka

Five Moral Principles, menurut Budha :

o Mateni o Maling o Madon

Secara Historis

: Membunuh : Mencuri: Berzina

o Mabok o Main

: Mabuk : Berjudi

Menurut Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)

o Peri Kebangsaan o Peri Kemanusiaan o Peri Ketuhanan


o Peri Kerakyatano Kesejahteraan Rakyat

Yang dituangkan menjadi :o Ketuhanan Yang Maha Esao Kebangsaan

Persatuan Indonesiao Rasa kemanusiaan yang adil dan beradabo

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilano Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Menurut Ir. Soekarno (1 Juni 1945)o Nasionalisme / Kebangsaan o Indonesia

o o Internasionalisme / o

Mufakat / Demokrasi Kesejahteraan SosialKetuhanan yang Berkebudayaan

PerikemanusiaanDalam perkembangannya PANCASILA diusulkan menjadi

TRISILA yang berisi :

o Sosio Nasional : Nasionalisme dan Internasionalismeo Sosiso Demokrasi :

Demokrasi dan Kesejahteraan Rakyat o Ketuhanan Yang Maha Esa

Dalam perkembangannya TRISILA diusulkan menjadi EKASILA yang

merupakan gotong royong

Menurut Piagam Jakarta (22 Juni 1945)o Ketuhanan dengan kewajiban

menjalankan syari;at Islam bagi pemeluk-

pemeluknya.o Kemanusiaan yang adil dan beradabo Persatuan Indonesiao

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


pemusyawaratan perwakilano Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Secara Terminologis

Bagian UUD 1945o Pembukaan (4 alinea) o Peraturan Peralihan (4 pasal)

o 37 Pasal o Aturan Tambahan (2 ayat)

Konstitusi RIS (berlaku sejak 29 Desember 1949 s/d 17 Agustus 1950)

o Ketuhanan Yang Maha Esa

o Kebangsaano Kerakyatano Keadilan Sosial

o Peri Kemanusiaan UUDS 1950 (berlaku sejak 17 Agustus 1950 s/d 5 Juli

1959)

o Ketuhanan Yang Maha Esa

o Peri Kemanusiaan Kalangan Masyarakat

o Ketuhanan Yang Maha Esa

o Peri Kemanusiaan

o Kebangsaano Kerakyatano Keadilan Sosial

o Kebangsaano Kedaulatan Rakyat o Keadilan Sosial

Pembukaan UUD 1945 dan TAP MPR XX/MPRS/1966 dan INPRES No.12,13

April 1968 menegaskan : Pengucapan, penulisan, dan rumusan Pancasila


yang sah dan benar adalah PEMBUKAAN UUD1945

BAB II

PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

INDONESIA

Untuk memahami Pancasila secara lengkap dan utuh terutama dalam

kaitannya dengan jati diri bangsa Indonesia, mutlak diperlukan pemahaman

sejarah perjuangan bangsa Indonesia untukmembentuk suatu negara yang

berdasarkan suatu asa hidup bersama demi kesejahteraan hidup bersama,


yaitu negara yang berdasarkan Pancasila.

A. Zaman Kutai Pada zaman ini masyarakat kutai yang membukai zaman

sejarah Indonesia pertama kalinya ini menampilkan nilai-nilai sosial

politik, dan ketuhanan.

B. Zaman Sriwijaya Cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam

sesuetu negara tlah tercemin pada kerjaan sriwijaya yang berbunyi yaitu

marvuat vanua criwijaya siddhayara subhika(suatu cita-cita negara

yang adil dan makmur)

C. Zaman Kerajaan-Kerajaan Sebelum Kerajaan Majapahit Pada zaman ini

diterapkan antara lain/ raja aiar langgi sikap tolerensi dalam beragama

nilai-nilai kemanusiaan (hubungan dagang dan kerjasama dengan

benggala, chola, dan chompa) serta perhatian kerjahteraan pertanian

bagi rakyat dengan dengan membangun tanggul dan waduk.

D. Zaman Kerajaan Majapahit Sumpah palapa / gajmada berisi cita-cita

mempersatukan seluruh nusantara.

E. ZamanPenjajahan Setelah majapahit runtuhan maka berkambanglah

agama islam dengan pesatnya di Indonesia. Bersama dengan itu maka

berkambang pula kerajaan- karajaan islam seperti kerajaan denak,

disebut. Selain itu, berdatangan juga bangsa-bangsa eropa di

nusantara. Bangsa asing yang masuk ke Indonesia pada awalnya


berdangan, namun kamudian berubah menjadi praktek penjajahan.

Adanya penjajahan membuat perlawanan dari rakyat indonesia di

berbagai wilayah nusantara, namun

karena tidak adanya kesatuan dan persatuan di antara mereka maka

perlawanan tersebut senantiasa sia-sia.

F. KebangkitanNasional

Pada masa ini banyak berdiri gerakan-gerakan nasional / mewujudkan suatu

bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuataannya

sendiri.

G. Zaman Penjajahan Jepang

Jepang menjanjikan kamardekaan tanpa syarat kapada bangsa indonesia.

Bahkan / mendapatkan simpati dan dukungan dari bangsa indonesia maka

sebagai realisasi janji tersebut maka di bentuklah suatu badan yang bertugas

/ menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan indonesia yaitu badan

penyelidik usaha-usaha kemerdekaan indonesia (BPUPKI)

H. Sidang BPUPKI

1. Sidang Pertama (18 Agustus 1945) Sidang pertama PPKI dihadiri 27 orang
dan menghasilkan keputusan-keputusan sebagai berikut :

4. Setelah melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta

yang kemudian berfungsi sebagai Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

5. Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari

Badan Penyelidik pada tanggal 17 Juli 1945, setelah mengalami berbagai

perubahan karena berkaitan dengan perubahan Piagam Jakarta, kemudian

berfungsi sebagai Undang-Undang Dasar 1945.

6. Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama. 2. Sidang

Kedua (19 Agustus 1945) Pada sidang kali ini, PPKI berhasil menetapkan

daerah Propinsi sebagai berikut :

e. Jawa Barat

f. Jawa Tengah

g. Jawa Timur

h. Sumatera

d. Borneo

e. Sulawesi

f. Maluku

g. Sunda Kecil
3. Sidang Ketiga (20 Agustus 1945)Sidang ketiga ini dilakukan pembahasan

terhadap agenda tentang Badan Penolong KeluargaKorban Perang, adapun

keputusan yang dihasilkan

adalah terdiri atas delapan pasal. Salah satu dari pasal tersebut yaitu, pasal

2 dibentuklah suatu badan yang disebut Badan Keamanan Rakrat (BKR) 4.

Sidang Keempat (22 Agustus 1945) Pada sidang keempat PPKI membahas

agenda tentang Komite Nasional Partai Nasional Indonesia,

yang pusatnya berkedudukan di Jakarta.

; Proklamasi Kemerdekaan Dan Sidang PPKI Proklamasi Jepang kalah perang

melawan tentara sekutu, Jepang terdesak memberikan kemerdekaan

Indonesia melalui PPKI sebagai tim perancang kemerdekaan Indonesia.

PPKI beranggotakan 21 orang

; Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan Arti proklamasi kemerdekaan bagi

Indonesia :1. Secara yuridis, Proklamasi menjadi awal tidak berlakunya

hukum kolonial, dan mulai berlakunya hukum nasional.2. Secara politis

ideologis, Proklamasi berarti bahwa Indonesia terbebas dari penjajahan

danmemiliki kedulatan untuk menentukan nasib sendiri. Pembentukan

Negara RIS Sebelum persetujuan KMB, bangsa Indonesia telah memeliki

kedaulatan. Oleh karena itu, persetujuan KMB bukanlah penyerahan


kedaulatan, melainkan pengalihan atau pengakuan kedaulatan.Dekrit

Presiden 5 Juli 1959 Ketidakstabilan negara disegala bidang membuat

Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang berisi :

1 Membubarkan Konstituante

2 UUDS 1950 tidak berlaku lagi dengan diberlakukannya UUD

1945

3 Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya. Landasan hukum Dekrit adalah hukum darurat :Hukum

tata negara darurat subjektif dan objektifMasa Orde Baru Muncul

Tritura akibat adanya peristiwa pemberontakan PKI yang berisi :

4 Pembubaran dan Pembersihan kabinet dari unsur PKI

5 Penurunan harga kebutuhan pokok

BAB IIIPANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Jika seseorang berpandangan bahwa kebenaran pengetahuan itu sumbernya

rasio maka orang tersebut berfilsafat rasionalisme. Jikalau seseorang

berpandangan bahwa dalam hidup ini yang terpenting adalah kenikmatan,

kesenangan dan kepuasan lahiriah maka paham ini disebut hedonisme.


Secara etimologis, filsafat berasal dari bahasa Yunani :

; Philein yang berarti cinta

; Sophos yang berarti hikmah/ kebijaksanaan/ wisdom

Secara harfiah, filsafat mengandung makna kebijaksanaan Bidang ilmu yang

mencakup filsafat :

1. Manusia 4. Etika 2. Alam 5. Logika 3. Pengetahuan

Filsafat secara menyeluruh berarti :

A. Filsafat sebagai produk yang mencakup pengertian

; Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran dari

para filsuf pada zaman dahulu yang lazimnya merupakan suatu aliran.

; Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi manusia sebagai hasil

dari aktivitas berfilsafat. Jadi manusia mencari suatu kebenaran yang timbul

dari persoalan yang bersumberpada akal manusia.

B. Filsafat merupakan suatu sistem pengetahuan yang bersifat dinamis.

1. MetafisikaMembahas tentang hal-hal yang bereksistensi di balik fisis, yang

meliputi bidang-bidang ontologi, kosmologi, dan antropologi.

2. EpistemologiBerkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan.


3. MetodologiBerkaitan dengan persoalan hakikat metode dalam ilmu

pengetahuan.

10

4. LogikaBerkaitan dengan persoalan filsafat berfikir, yaitu rumusan dan dalil

berfikir yang benar.

5. EtikaBerkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia.

6. EstetikaBerkaitan dengan persoalan hakikat keindahan

Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem

Sistem adalah suatu keasatuan bagian-bagian yang saling berhubungan,

saling bekarja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan

merupakan suatu kesatuan utuh yang memiliki ciri-ciri :

a. Suatu kesatuan bagian-bagian

b. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri

c. Saling berhubungan dan saling ketergantungan.

d. Keseluruhan dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan

sistem)

e. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks


Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila setiap sila

pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri namun secara

keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis.

1. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Bersifat OrganisMonopluralis

merupakan kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat organis, memiliki

hakikat secara filosofis yang bersumber pada hakikat dasar ontologis

manusia sebagai pendukung dari inti, isi dari sila-sila Pancasila yaitu hakikat

manusia.

2. Susunan Pancasila yang Bersifat Hierarkis dan Berbentuk PiramidaSecara

ontologis hakikat sila-sila Pancasila mendasarkan pada landasan Pancasila

yaitu :

11

Tuhan Manusia Satu

Hakikat dan inti Pancasila : Ketuhanan Kemanusiaan Persatuan

Rakyat Adil

Kerakyatan Keadilan

Kesatuan Sila-sila Pancasila Sebagai Kesatuan Sistem Filsafat

Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki


dasar ontologis, dasar epistemologis, dan dasar oskologis sendiri yang

berbeda degan sistem filsafat yang lainnya misalnya materialisme,

liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain paham filsafat di

dunia.

Nilai-nilai Pancasila sebagai Suatu Sistem

Nilai-nilai yang terkandung dalam sila satu sampai dengan sila lima

merupakan cita-cita harapan dan dambaan bangsa Indonesia yang akan

diwujudkannya dalam kehidupan.

Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental Bagi Bangsa Dan Negara

Republik Indonesia

1. Dasar Filofofis

2. Nilai-nilai Pancasila sebagai Nilai Fundamental Negara

Inti Isi Sila Pancasila

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

3. Sila Perstuan Indonesia

4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan Perwakilan

5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

12

BAB IVPANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

Dalam filsafat Pancasila terkandung di dalamnya suatu pemikiran-pemikiran

yang bersifat kritis, mendasar, rasional, sitematis dan komprehensif

(menyeluruh) dan sistem pemikiran ini merupakan suatu nilai. Oleh karena

itu, suatu pemikiran filsafat tidak secara langsung menyajikan norma-norma

yang merupakan pedoman dalam suatu tindakan atau aspek praksis

melainkan suatu nilai-nilai yang bersifat mendasar. Norma-norma tersebut

meliputi :

1. Norma moralBerkaitan dengan tingkah laku manusia, dapat diukur dari sudut

baik maupun buruk.

2. Norma hukumSuatu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku di

Indonesia.

A. Pengertian Etika

Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa

kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus
mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai

ajaran moral. Etika terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Etika Umum

2. Etika Khusus:

; Etika Individual, membahas kewajiban manusia terhadap diri

sendiri

; Etika Sosial, membahas kewajiban manusia trhadap

manusia lain.

B. Pengertian nilai, norma, dan moral. a. Pengertian nilai

Nilai merupakan kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda

untuk memuaskan manusia. Jadi hakikatnya, nilai merupakan sifat atau

kualitas yang melakat pada suatu objek,bukan objek itu sendiri.

13

b. Hierarki Nilai

Kelompok nilai menurut tinggi dan rendahnya :

; Nilai - nilai kenikmatan Nilai - nilai kejiwaan

; Nilai - nilai kehidupan Nilai - nilai kerohanian Golongan manusia


menurut Walter G.Everet :

; Nilai - nilai ekonomis

; Nilai - nilai kejasmanian

; Nilai - nilai hiburan

; Nilai - nilai sosial

Nilai - nilai watak Nilai - nilai estetis Nilai - nilai intelektual Nilai -

nilai keagamaan

Notonagoro membagi nilai menjadi 3 macam :

; Nilai material

; Nilai vital

; Nilai kerohanian :

1. Nilai kebenaran 3. Nilai kebaikan

2. Nilai keindahan 4. Nilai religius

; C. Nilai Dasar, Nilai Instrumental Dan Nilai Praktis

1. Nilai Dasar Nilai dasar tidak dapat diamati melalui indera manusia, namun

berkaitan dengan tingkah laku manusia atau segala aspek kehidupan

manusia yang bersifat nyata.


2. Nilai Instrumental Merupakan suatu pedoman yang dapat diukur dan

diarahkan, sehingga dapat dikatakan bahwa nilai instrumental juga

merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar.

3. Nilai Praksis Merupakan perwujudan dari nilai instrumental sehingga dapat

berbeda- beda wujudnya, namun demikian tidak bisa menyimpang atau

bahkan tidak dapat bertentangan karena nilai dasar, nilai instrumental dan

nilai praksis merupakan suatu sistem perwujudan yang tidak boleh

menyimpang dari sistem tersebut.

14

BAB VPANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

A. Pengertian Asal Mula Pancasila

Pancasila terbentuk melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah

bangsa Indonesia. Secara kausalitas, Pancasila sebelum disyahkan menjadi

dasar filsafat negara, nilai-nilainya telah ada dan berasal dari bangsa

Indonesia sendiri yang berupa nilai-nilai istiadat, kebudayaan dan nilai-nilai

religius.

1. Asal Mula yang Langsung

Teori kausalitas ini dikembangkan oleh Aristoteles, adapun berkaitan dengan

asal mula yang langsung tentang Pancasila adalah asal mula yang langsung
terjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat negara yaitu asal mula yang

sesudah dan menjelang Proklamasi Kemerdekaan yaitu sejak dirumuskan

para pendiri negara sejak sidang BPUPKI pertama. Adapun rincian asal mula

langsung Pancasila adalah sebagai berikut :

a. Asal Mula Bahan (Kausa Materialis)Asal Bahan Pancasila adalah pada

bangsa Indonesia sendiri yang terdapat dalam kepribadian dan pandangan

hidup.

b. Asal Mula Bentuk (Kausa Formalis)Asal mula bentuk Pancasila adalah Ir.

Soekarno bersama Drs. Moh. Hatta serta anggota BPUPKI lainnya yang

merumuskan dan membahas Pancasila terutama dalam hal bentuk, rumusan

serta nama Pancasila.

c. Asal Mula Karya (Kausa Effisien)Asal mula karyanya adalah PPKI sebagai

pembentuk negara dan atas kuasa pembentuk negara yang mengesahkan

Pancasila menjadi dasar negara yang sah.

d. Asal Mula Tujuan (Kausa Finalis)Asal mula tujuan adalah para anggota

BPUPKI dan Panitia Sembilan termasuk Soekarno dan Hatta yang

menentukan tujuan

15

dirumuskannya Pancasila sebelum ditetapkan oleh PPKI sebagai


dasar negara yang sah.

2. Asal Mula yang Tidak Langsung

Asal mula tidak langsung terdapat pada kepribadian serta dalam pandangan

hidup sehari-hari bangsa Indonesia dengan rincian berikut :

a. Unsur Pancasila sebelum dirumuskan menjadi dasar filsafat negara yaitu :

; Nilai Ketuhanan

; Nilai

Nilai Persatuan Nilai Kerakyatan Nilai Keadilan

Nilai adat istiadat, kebudayaan dan religiusc. Asal mula tidak langsung

Pancasila merupakan kausa materialis atau

asal mula tidak langsung nilai-nilai Pancasila.Pancasila bukanlah hasil

perenungan seseorang atau kelompok atau bahkan hasil sintesa paham-

paham besar dunia, melainkan pandangan hidup bangsa Indonesia.

3. Bangsa Indoenesia ber-Pancasila dalam Tri Prakara

Pancasila terbentuk melalui suatu proses yang cukup panjang dalam sejarah

kebangsaanIndonesia yang terangkum dalam tiga asas atau Tri Prakara,

yaitu :

a. Pancasila Asas Kebudayaan


b. Pancasila Asas Religius

c. Pancasila Asas Kenegaraan

B. KedudukanDanFungsiPancasila

Setiap kedudukan dan fungsi Pancasila pada hakikatnya memiliki makna

serta dimensi masing-masing yang konsekuensi aktualisasinya pun memiliki

aspek yang berbeda-beda, walaupun hakikat dan sumbernya sama.

1. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Pandangan hidup yang

terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur adalah suatu wawasan

Kermanusiaanb. Terkandung dalam pandangan hidup masyarakat sebelum

membentuk negara yaitu :

16

yang menyeluruh terhadap kehidupan. Pandangan hidup berfungsi sebagai

kerangka acuan baikuntuk menata kehidupan diri pribadi maupun dalam

interaksi antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya.

2. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik IndonesiaKedudukan Pancasila

sebagai dasar negara dapat dirinci sebagai berikut :

a. Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber dari segala sumber

hukum (sumber tertib hukum) Indonesia.


b. Meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari Undang- Undang

Dasar 1945

c. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.

d. Mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan pemerintah

memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

3. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia Pancasila sebagai

ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan

budaya bangsa. Karena ciri khas Pancasila memiliki kesesuaian dengan

bangsa Indonesia.

a. Pengertian Ideologi

Ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar atau sering kita sebut

sebagai cita-cita. Pengertian ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai

kumpulan gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan

sistematis yang menyangkut :

; Bidang Politik Bidang Kebudayaan

; Bidang Sosial Bidang Keagamaan Ideologi negara yang

merupakan sistem kenegaraan utnuk rakyat dan bangsa pada

hakikatnyamerupakan asas kerohanian yang memilki ciri


khas diantaranya :

; Mempunyai derajat tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan

kenegaraan.

; Mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pandangan

hidup, pedoman hidup,pegangan hidup yang

17

dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada

generasiberikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan

berkorban.

b. Ideologi Terbuka dan Ideologi TertutupIdeologi tertutup merupakan suatu

sistem pemikiran tertutup yang membenarkan pengorbanan masyarakat.

Ideologi terbuka merupakan suatu sistem pemikiran terbuka yang tidak hanya

dibenarkan, dibutuhkan karena bukan merupakan paksaan dari pihak luar

melainkan digali dan diambil dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya

masyarakat itu sendiri.

c. Ideologi Partikular dan Ideologi KomprehensifIdeologi partikular diartikan

sebagai suatu keyakinan yang tersusun secara sistematis dan terkait erat

dengan kepentingan suatu kelas sosial tertentu dalam masyarakat.Ideologi

komprehensif diartikan sebagai suatu sistem pemikiran menyeluruh

mengenai semua aspek kehidupan sosial yang memiliki cita-cita melakukan


transformasi sosial besar-besaran menuju bentuk tertentu.

d. Hubungan antara Filsafat dan IdeologiDari tradisi sejarah filsafat barat dapat

dibuktikan bahwa tumbuhnya ideologi seperti liberalisme, kapitalisme,

marxisme leninisme, maupun nazisme dan facisme bersumber kepda aliran-

aliran filsafat yang berkembang disana.

C. Perbandingan Ideologi Pancasila Dengan Paham Ideologi Besar Lainnya

Di Dunia

1. Ideologi PancasilaIdeologi Pancasila mendasarkan pada hakikat sifat

kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Ideologi

Pancasila mengakui kebebasan dan kemerdekaan individu yang berarti tetap

mengakui dan menghargai kebebasan individu lain.

18

2. Negara PancasilaBerdasarkan ciri khas proses dalam rangka membentuk

suatu negara. Maka bangsa Indonesia mendirikan suatu negara memiliki

suatu karakteristik, ciri khas tertentu yang karena ditentukan oleh

keanekaragaman, sifat dan karakternya. Maka bangsa ini mendirikan suatu

negara berdasarkan Filsafat Pancasila, yaitu suatu Negara Persatuan,

Negara Kebangsaan serta Negara yang bersifat Integralistik.

a. Paham Negara Persatuan Merupakan kesatuan unsur-unsur yang

membentuknya berupa rakyat, wilayah, dan kedaulatan pemerintah.Bhineka


Tunggal IkaHakikat makna Bhineka Tunggal Ika yang memberikan suatu

pengertian bahwa meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas

bermacam-macam suku bangsa yang memiliki adat istiadat, kebudayaan

serta karakter yang berbeda, memiliki agama yang berbeda dan terdiri dari

beribu kepulauan wilayah nusantara Indonesia, namun keseluruhannya

merupakan suatu persatuan yaitu persatuan bangsa dan negara Indonesia.

b. Paham Negara KebangsaanManusia membentuk suatu persekutuan hidup

yang disebut bangsa, dan bangsa yang hidup dalam suatu wilayah tertentu

serta memiliki tujuan tertentu maka pengertian ini disebut sebagai negara.

Hakikat Bangsa Pada hakikatnya merupakan suatu penjelmaan dari sifat

kodrat manusia dalam merealisasikan harkat dan martabat kemanusiaannya.

Namun, bangsa bukanlah suatu totalitas kelompok masyarakat yang

menenggelamkan hak-hak individu sebagaimana terjadi pada bangsa

sosialiskomunis. Teori Kebangsaan

19

Terdapat berbagai macam teori besar di dalam suatu bangsa, diantaranya :

; Teori Hans KohnBangsa terbentuk karena persamaan bahasa,

ras, agama, peradaban, wilayah, negara dan kewarganegaraan. Suatu

bangsa tumbuh dan berkembang dari anasir serta akar yang terbentuk

melalui suatu proses sejarah.


; Teori Kebangsaan Ernest RenanPokok pikiran bangsa adalah

sebagai berikut :

o Bangsa adalah suatu jiwa, asas kerohanian.o Bangsa adalah solidaritas

besar, hasil sejarah.o Bangsa bukan sesuatu yang abadi.o Wilayah dan ras

bukan penyebab timbulnya bangsa.

; Teori Geopolitik Frederich RatzelNegara merupakan suatu

organisme yang hidup yang memiliki hubungan wilayah geografisdengan

bangsa.

; Negara Kebangsaan PancasilaPancasila bersifat mejemuk tunggal.

Unsur-unsur yang membentuk nasionalisme Indonesia adalah sebagai

berikut :

o Kesatuan Sejarah o Kesatuan Wilayaho Kesatuan Nasib o Kesatuan Asas

Kerohanian o Kesatuan

Kebudayaan

c. Paham Negara IntegralistikPancasila sebagai asas kerohanian bangsa dan

negara Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu asas kebersamaan,

asas kekeluargaan serta religius. Dalam pengertian ini, Indonesia dengan

keanekaragamannya membentuk suatu kesatuan integral sebagai suatu

bangsa yang merdeka. Berdasarkan pengertian paham integralistik tersebut

maka rincian pandangannya adalah sebagai berikut :


20

; Negara merupakan suatu susunan masyarakat yang integral.

; Semua golongan bagian, bagian dan anggotanya berhubungan

erat satu dengan lainnya.

; Semua golongan, bagian dan anggotanya merupakan persatuan

masyarakat yang organis.

; Yang terpenting dalam kehidupan bersama adalah perhimpunan

bangsa seluruhnya.

; Negara tidak hanya menjamin kepentingan seseorang atau

golongannya saja namun menjaminkepentingan manusia seluruhnya sebagai

suatu kesatuan integral.

d. Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan Yang Berketuhanan Yang

Maha EsaSetiap individu yang hidup dalam suatu bangsa adalah sebagai

makhluk Tuhan. Maka, bangsa dan negara sebagai totalitas yang integral

adalah berketuhanan, demiian pula setiap warganya juga berKetuhanan Yang

Maha Esa.

Hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa

Hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa secara ilmiah filosofis mengandung

makna terdapatkesesuaian hubungan sebab akibat antara Tuhan, manusia


dan negara Yng merupakan dasaruntuk memimpin cita-cita kenegaraan

untuk menyelenggarakan yang baikbagi masyarakat danpenyelenggara

negara.

Hubungan Negara dan Agama

Negara pada hakikatnya merupakan suatu persekutuan hidup bersama

sebagai penjelmaan sifatkodrat manusia sebagai makhluk individu dan

makhluk sosial. Oleh karena itu sifat dasar kodratmanusia tersebut

merupakan sifat dasar negara, sehingga negara sebagai manifestasi

kodratmanusia secara horizontal dalam hubungan dengan manusia lain untuk

mencapai tujuan bersama.

21

Oleh karena itu, negara memiliki sebab akibat langsung dengan manusia

karena manusia adalahsebgaai pendiri negara. Hubungan ini sangat

ditentukan oleh dasar ontologis setiap individu.

Hubungan Negara dan Agama Menurut Pancasila Hubungan menurut

Pancasila adalah sebagai berikut :

o Negara berdasarkan Ketuhan Yang Maha Esao Bangsa Indonesia sebagai

bangsa yang Berketuhanan yang Maha Esa dengan konsekuensisetiap

warga memiliki hak untuk memeluk dan menjalankan ibadah sesuai agama
masing-masing.o Tidak mengakui atheisme dan sekularisme.o Tidak

mengizinkan pertentangan agama, golongan agama,

inter serta antar pemeluk agama tertentu.o Tidak ada tempat bagi

pemaksaan agama tertentu.o Memberikan toleransi terhadap pemeluk

agama lain yang

menjalankan ibadah.o Segala peraturan harus sesuai dengan Ketuhanan

Yang

Maha Esa.o Negara merupakan berkah rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

Hubungan Negara dan Agama Menurut Paham Theokrasi Negara

menyatu dengan agama, pemerintahan dijalankan berdasarkan firman-firman

Tuhan,segala tata kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara

didasarkan atas firman Tuhan.

o Negara Theokrasi LangsungDoktrin dan ajaran yang berkembang dalam

negara Theokrasi langsung sebagai upayamemperkuat dan meyakinkan

rakyat terhadap kekuasaan Tuhan dalam negara.

22

o Negara Theokrasi Tidak LangsungBukan Tuhan sendiri yang memerintah

dalam negara, melainkan Kepala Negara atau Raja yang memerintah negara

atas kehendak Tuhan.


Hubungan Negara dan Agama Menurut Sekularisme Paham sekularisme

membedakan dan memisahkan antara agama dan negara. Bentuk,

sistemsegala aspek kenegaraan tidak ada hubungannya dengan agama.

Sekularisme bepandanagnbahwa masalah keduniawian berhubungan

dengan manusia saja tanpa Tuhan.

e. Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan Yang Berkemanusiaan Yang

Adil dan Beradab Negara Pancasila sebagai negara Kebangsaan yang

berkemanusiaan yang Adil dan Beradab, mendasarkan nasionalisme

(kebangsaan) berdasar hakikat kodrat manusia. Kebangsaan Indonesia

adalah kebangsaan yang berkemanusiaan, bukan suatu kebangsaan yang

Chauvimisme.

f. Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan Yang Berkerakyatan Pokok-

pokok yang terkandung dalam sila keempat dalam penyelenggaraan negara

dapat dirinci sebagai berikut :Manusia Indonesia sebagai warga negara dan

masyarakat mempunyai kedudukan dan hak yang sama. Dalam

menggunakan hak-haknya, selalu memperhatikan dan mempertimbangkan

kepentingan negara dan masyarakat. Karena mempunyai kedudukan, hak

serta kewajiban yang sama maka pada dasarnya tidak dibenarkan

memaksakan kehendak pada pihak lain. Sebelum mengambil keputusan,

terlebih dahulu dimusyawarahkan. Keputusan diusahakan ditentukan secara

musyawarah. Musyawarah untuk mencapai mufakat disertai semangat

kebersamaan.
g. Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan Yang Berkeadilan sosial

Sebagai suatu negara hukum yang berkeadilan sosial maka negara

Indonesia harus mengakui danmelindungi hak asasi manusia. Dalam

23

hidup bersama baik dalam masyarakat, bangsa dan negaraharus terwujud

suatu keadilan (Keadilan Sosial) yang meliputi 3 hal :

; Keadilan Distributif

; Keadilan Legal

; Keadilan Komutatif

3. Ideologi LiberalAtas dasar ontologis hakikat manusia, dalam kehidupan

masyarakat bersama yang disebut negara, kebebasan individu sebagai basis

demokrasi bahkan merupakan unsur fundamental. Pemahaman atas

eksistensi rakyat dalam suatu negar ainilah yang merupakan sumber

perbedaan konsep, antara lain terdapat konsep yang menekankan bahwa

rakyat adalah sebagai suatu kesatuan integral dari elemen-elemen yang

menyusun negara, bahkan komunisme menekankanbahwa rakyat adalah

suatu totalitas di atas eksistensi individu.

4. Hubungan Negara dan Agama Menurut Paham LiberalismeNilai-nilai agama

dalam negara dipisahkan dan dibedakan dengan negara, keputusan dan


ketentuan kenegaraan terutama peraturan perundang- undangan sangat

ditentukan oleh kesepakatan individu-individu sebagai warga negaranya.

5. Ideologi Sosialis KomunisDalam kaitannya dengan negara, bahwa negara

sebagai manifestasi dari manusia sebagaimakhluk komunal. Mengubah

masyarakat secara revolusioner harus berakhir dengan kemenangan pada

pihak kelas proletar. Hak asasi manusia hanya berpusat pada hakkolektif,

sehingga hak individual pada hakikatnya tidak ada.

6. Hubungan Negara dan Agama Menurut Paham KomunismeNegara yang

berpaham komunisme adalah bersifat atheis bahkan bersifat antitheis,

melarang dan menekan kehidupan agama. Nilai yang tertinggi dalam negara

adalah materi sehingga nilai manusia ditentukan oleh materi.

24

BAB VIPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK

INDONESIA

A. Pembukaan UUD 1945

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bersama-sama dengan pasal-pasal

UUD 1945, disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan

diundangkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun II No.7.

1. Pembukaan UUD 1945 sebagai Tertib Hukum Tertinggi Kedudukan


Pembukaan UUD 1945 dalam kaitannya dengan tertib hukum Indonesia

memiliki dua aspek yang sangat fundamental yaitu : a. Memberikan faktor-

faktor mutlak bagi terwujudnya tertib hukum Indonesia b. Memasukkan diri

dalam tertib hukum Indonesia sebagai tertib hukum tertinggi.

2. Pembukaan UUD 1945 Memenuhi Syarat Adanya Tertib Hukum Indonesia

Syarat-syarat tertib hukum Indonesia diantaranya adalah :

a. Adanya kesatuan subjek c. Adanya kesatuan daerah

b. Adanya kesatuan asas d. Adanya kesatuan waktu kerohanian

3. Pembukaan UUD 1945 sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental

a. Dari segi terjadinya Ditemukan oleh pembentuk negara dan terjelma dalam

suatu pernyataan lahir sebagai penjelmaan kehendak Pembentuk negara

untuk menjadikan hal-hal tertntu sebagai dasar-dasar negara yang

dibentuknya.

b. Dari segi isinyaMemuat dasar-dasar pokok negara sebagai berikut :

. 1) Dasar tujuan negara

. 2) Ketentuan diadakannya UUD Negara

25
. 3) Bentuk negara

. 4) Dasar filsafat Negara

4. Pembukaan UUD 1945 Tetap Terlekat pada Kelangsungan Hidup Negara

Republik Indonesia Berdasarkan hakikat kedudukan Pembukaan UUD 1945

sebagai naskah ProklamasiTujuan Pembukaan UUD 1945Alinea I :

mempertanggung jawabkan bahwa pernyataan kemerdekaan sudah

selayaknya. Alinea II : menetapkan cita-cita Indonesia yang ingin dicapai

dengan kemerdekaan.Alinea III : menegaskan bahwa proklamasi

kemerdekaan, menjadi permulaan dan dasar hidup kebangsaan dan

kenegaraan bagi seluruh orang Indonesia yang luhur dan suci dalam

lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Alinea IV : melaksanakan segala sesuatu

itu dalam perwujudan dasar- dasar tertentu sebagai ketentuan pedoman dan

pegangan yang tetap.

5. Nilai-nilai Hukum Tuhan, Hukum Kodrat dan Hukum Etis yang Terkandung

dalam Pembukaan UUD 1945

B. Hubungan Pembukaan Dan Batang Tubuh UUD 1945

Menempatkan pembukaan UUD 1945 alinea IV pada kedudukan yang amat

penting. Bahkan boleh dikatakan bahwa sebenarnya hanya alinea IV inilah

yang menjadi inti sari Pembukaan dalam arti sebenarnya.

C. Hubungan Pembukaan UUD 1945 Dengan Pancasila


Pembukaan UUD 1945 secara formal yuridis Pancasila ditetapkan sebagai

dasar filsafat Negara Indonesia. Maka, hubungan antara Pembukaan UUD

1945 adalah bersifat timbal balik sebagai hubungan secara formal dan

hubungan secara material.

D. Hubungan Pembukaan UUD 1945 Dengan Proklamasi

Memiliki hubungan yang menunjukkan kesatuan yang utuh dan apa yang

terkandung dalam pembukaan adalah merupakan amanat dari seluruh

Rakyat Indonesia tatkala mendirikan negara dan untuk mewujudkan tujuan

bersama.

26

BAB VIIPANCASILA SEBAGAI PERADIGMA KEHIDUPAN DALAM

BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA

A. Pengertian Paradigma

Paradigma merupakan suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi

teoretis yang umum sehingga merupakan suatu sumber hukum-hukum,

metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan.

B. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan

Pembangunan nasional harus meliputi aspek jiwa yang mencakup akal, rasa

dan kehendak, aspekraga, aspek individu, aspek makhluk sosial, aspek


pribadi dan juga aspek kehidupan ketuhanannya. Kemudian dijabarkan

dalam bebagai bidang pembangunan antara lain politik, ekonomi, sosial,

budaya, hukum, pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi serta agama.

C. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

Reformasi dengan melakukan perubahan dalam berbagai bidang yang sering

diteriakkan denganjargon reformasi total tidak mungkin melakukan

perubahan terhadap sumbernya itu sendiri.Reormais harus memiliki tujuan,

dasar, cita-cita serta platform yang jelas dan bagi bangsaIndonesia Nilai-Nilai

Pancasila itulah yang merupakan paradigma Reformasi Total tersebut.

Gerakan Reformasi

Awal keberhasilan gerakan Reformasi ditandai dengan mundurnya Presiden

Soeharto pada 21 Mei 1998 yang kemudian disusul dengan dilantiknya Wakil

Presiden Prof. Dr. B.J. Habibie menggantikan kedudukan Presiden.

Kemudian diikuti dengan pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan.

Pemerintahan Habibie inilah yang merupakan pemerintahan transisi yang

akan mengantarkan rakyat Indonesia untuk melakukan reformasi secara

menyeluruh, terutama pengubahan 5 paket UU. Dengan demikian, reformasi

harus diikuti juga dengan reformasi hukum bersama aparat penegaknya serta

reformasi pada berbagai instansi pemerintahan.

27
Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Hukum

Perkembangan ilmu pengetahuan sangatlah pesat, begitu pula dengan cara

berpikir masyarakat yang cenderung menyukai hal-hal yang dinamis.

Semakin banyak penemuan-penemuan atau penelitian yang dilakukan oleh

manusia, tidak menutup kemungkinan adanya kelemahan-kelemahan

didalamnya. Dengan berpedoman pada nilai-nilai pancasila, apapun yang

diperoleh manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan akan sangat

bermanfaat untuk mencapai tujuan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara Indonesia guna melaksanakan pembangunan nasional, reformasi,

dan pendidikan pada khususnya.

Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Politik

Politik sangat berperan penting dalam peningkatan harkat dan martabat

manusia, karena sistem politik negara harus berdasarkan HAM. Sehingga

sistem politik negara pancasila mampu memberikan dasar-dasar moral,

diharapakan supaya para elit politik dan penyelenggaranya memiliki budi

pekerti yang luhur, dan berpegang pada cita-cita moral rakyat yang luhur.

Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Karena

Pancasila sebagai paradigma dalam berpolitik, maka sistem politik di

Indonesia berasaskan demokrasi, bukan otoriter. Berdasar pada hal diatas,

pengembangan politik di Indonesia harus berlandaskan atas moral

ketuhanan, moral kemanusiaan, moral persatuan, moral kerakyatan, dan


moral keadilan. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Ekonomi

Sesuai dengan Paradigma Pancasila dalam pembangunan ekonomi, maka

sistem dan pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada

pancasila. Secara khusus, sistem ekonomi harus mandasarkan pada

moralitas ketuhanan, dan kemanusiaan. Hal ini untukmenghindari adanya

pengembangan ekonomi yang cenderung mengarah pada persaingan bebas,

yaitu yang terkuat dialah yang akan menang, seperti yang pernah terjadi

pada abad ke-18, yaitu tumbuhnya perekonomian kapitalis. Tujuan ekonomi

adalah memenuhi kebutuhan manusia, agar manusia menjadi lebih sejahtera,

oleh

28

sebab itu kita harus menghindarkan diri dari persaingan bebas, monopoli dan

yang lainnya yang berakibat pada penderitaan dan penindasan manusia.

D. Aktualisasi Pancasila

Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu aktualisasi

objektif dan subjektif.Aktualisasi objektif yaitu aktualisasi Pancasila dalam

berbagai bidang kehidupan kenegaraanyang meliputi kelembagaan negara

antara lain legislatif, eksekutif maupun yudhikatif.Sedangkan aktualisasi

subjektif adalah aktualisasi Pancasila pada setiap individu terutama

dalamaspek moral dalam kaitannya dengan hidup negara dan masyarakat.


E. Tridharma Perguruan Tinggi

Pendidikan tinggi sebagai institusi dalam masyarakat bukanlah merupakan

menara gading yang jauh dari kepentingan masyarakat malainkan,

senantiasa mengemban dan mengabdi kepada masyarakat. Maka menurut

PP no.60 Tahun 1999, bahwa perguruan tinggi memiliki tiga tugas pokok

yang disebut Tridharma Perguruan Tinggi, yatu :

1. Pendidikan Tinggi2. Penelitian3. Pengabdian Kepada Masyarakat

F. Budaya Akademik

Terdapat beberapa ciri masyarakat ilmiah sebgaai budaya akademik, yaitu :

1. Kritis

2. Kreatif

3. Objektif

4. Analitis

5. Konstruktif

6. Dinamis

7. Dialogis
8. Menerima Kritik

9. Menghargai Prestasi Ilmiah / Akademik

10. Bebas dari Prasangka

11. Menghargai Waktu

12. Memiliki dan Menjunjung Tinggi Tradisi Ilmiah

13. Berorientasi ke Masa Depan

14. Kesejawatan / Kemitraan

Anda mungkin juga menyukai