Anda di halaman 1dari 21

Defisiensi Vitamin

Vitamin adalah senyawa organic yang diperlukan tubuh dalam jumlah sangat sedikit dan
harus disuplai dari makanan karena tubuh tidak dapat mensintesisnya. Suatu vitamin minimal
menunjukkan satu fungsi metabolik khusus. Istilah vitamine digunakan oleh Casimir Funk
pada tahun 1912 yang meneliti tentang penyakit beri-beri. vita menunjukkan senyawa yang
diperlukan oleh tubuh, sedangkan amine diganti dengan amin, sehingga sekarang dikenal
istilah vitamin. Vitamin dibagi menjadi dua golongan besar berdasarkan kelarutannya, yaitu:
1) Vitamin larut air (grup vitamin B dan vitamin C)
2) Vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E dan K
Tabel perbedaan sifat vitamin larut air dan larut lemak.
Vitamin larut lemak Vitamin larut air
Larut dalam lemak dan pelarut lemak Larut dalam air
(turunannya ada yang dapat larut dalam air)
Dapat disimpan dalam tubuh (bila konsimsi Disimpan dalam jumlah sedikit (praktisnya
berlebih) tidak dapat disimpan)
Diekskresikan dalam jumlah sedikit ke dalam Diekskresikan ke dalam urine
asam empedu
Gejala defisiensi lambat munculnya Gejala defisiensi cepat terlihat
Tidak harus disuplai tiap hari dalam makanan Harus disuplai setiap hari dalam makanan
Mempunyai precursor atau provitamin Umunya tidak mempunyai precursor
Hanya mengandung elemen C, H dan O Mengandung elemen C, H O dan N (serta Co
dan S)
Diserap oleh usus dan diteruskan ke dalam Diserap oleh usus dan diteruskan ke dalam
sistem limfatik sistem aliran darah
Beracun dalam dosis relative rendah (6-10 kali Beracun dalam dosis yang relatef tinggi (> 10
konsumsi perhari yang dianjurkan) kali konsumsi per hari yang dianjurkan)

Precursor (pembentuk) vitamin dikenal dengan sebutan provitamin, yaitu senyawa yang secara
kimia mirip dengan bentuk aktif biologisnya (yaitu vitamin), tetapi tidak dapat berfungsi
sebelum tubuh mengubahnya menjadi bentuk aktifnya, konversi (perubahan) provitamin menjadi
vitamin terjadi pada bagian tubuh yang berbeda akan mempunyai efisiensi yang berbeda pula,
tergantung pada jenis vitamin masing-masing. Sebagai contoh, beta-karoten diubah menjadi
vitamin A di dalam dinding usus (dengan cara memecah molekulnya menjadi dua bagian).
Prekurso vitamin D yang terdapat dalam kulit (7-dehidro-kolestrol) diubah menjadi vitamin D
yang aktif pertama-tama karena aksi sinar ultra-violet dari matahari, kemudian diubah dalam
tubuh (pertama-tama dalam hati kemudian di dalam ginjal). Asam amino triptofan (precursor
niasin), diubah menjadi niasin di dalam hati atas bantuan vitamin B6.

Beberapa macam vitamin berfungsi sebagai ko-enzim, yaitu senyawa yang membantu
fungsi enzim. Skema di bawah ini akan memberikan contoh beberapa vitamin yang berfungsi
sebagai ko-enzim pada enzim-enzim yang diperlukan untuk memperoleh energy baik dari
karbohidrat, lemak maupun protein, atau sintesis lemak dan protein. Fungsi vitamin lainnya akan
diutarakan dalam pembahasan masing-masing vitamin.

Defisiensi vitamin dapat terjadi sebagai akibat berbagai macam factor penyebab, misalnya:

1) Kurangnya kandungan vitamin dalam bahan pangan. Dalam hal ini, perlu diperhatikan
bahwa kecukupan akan vitamin untuk tiap individu tidak sama, demikian juga harus
diingat bahwa factor prapanen dan pasca panen dapat mempengaruhi kadar vitamin
dalam bahan makanan.
2) Penyerapan vitamin dalam tubuh kurang baik. Sebagai contoh seseorang yang
kekurangan asam empedu akan menyerao sedikit vitamin larut lemak; sekresi asam dari
mukosa lambung akan memepngaruhi penyerapan vitamin B12, demikian juga waktu
transit makanan yang pendek (dalam saluran pencernaan) akan mengurangi jumlah
vitamin yang dapat diserap oleh usus; dan
3) Kebutuhan akan vitamin yang meningkat, misalnya peminum alcohol banyak
memerlukan tiamin, penderita TBC atau perokok banyak memerlukan vitamin C.

BAB II
PEMBAHASAN

Kebutuhan harian vitamin.

Vitamin adalah senyawa organic yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk metabolisme
secara normal yang tidak dapat dibuat di dalam sel tubuh.Kekurangan vitamin dalam diet dapat
menyebabkan defisit metabolic yang penting.Kebutuhan vitamin yang dibutuhkan tubuh
bervariasi, bergantung pada factor-faktor seprti ukuran tubuh, kecepatan pertumbuhan, jumlah
latihan, dan kehamilan.
Tabel jumlah vitamin harian
Vitamin Jumlah
A 5000 IU
Tiamin 1,5 mg
Riboflavin 1,8 mg
Niasin 20 mg
Asam askorbat 45 mg
D 400 mg
E 15 IU
K 70 g
Asam folat 0,4 mg
B12 3 g
Piridoksin 2 mg
Asam pantotenat Tidak diketahui
Vitamin disimpan dalam jumlah kecil didalam sel. Sebagian vitamin disimpan dalam
jumlah besar di hati. Misalnya jumlah vitamin A yang disimpan di hati mungkin cukup untuk
mempertahankan kebutuhan seseorang selama 5 sampai 10 bulan tanpa perlu asupan vitamin A.
biasanya jumlah vitamin D yang disimpan di hati cukup untuk mempertahankan kebutuhan
seseorang selama 2 sampai 4 bulan tanpa asupan tambahan vitamin D.

Penyimpanan sebagian besar vitamin larut air relative sangat kecil.Hal ini terutama
berlaku bagi sebagian besar senyawa-senyawa vitamin B. jika diet seseorang kekurangan
senyawa vitamin B, maka gejala klinis defisiensi kadang-kadang baru di ketahui dalam waktu
beberapa hari(kecuali vitamin B12, yang dapat tersimpan di hati sampai 1 tahun atau lebih). Bila
vitamin C tidak ada, yaitu vitamin lain yang larut dalam air, maka dapat menyebabkan gejala
kekurangan dalam waktu beberapa minggu dan menyebabkan kematian karna defisiensi vitamin
C dalam waktu 20 sampai 30 minggu.

1. vitamin A
Vitamin A dikenal pula dengan nama, yaitu akseroftol (axerophthol), asam retinoat
(retinoic acid), retinal, retinol dan dehidroretinol. Sampai tahun 1987, aktivitas A pada
jaringan tanaman/hewan dinyatakan dalam unit internasional (international unit, UI) atau
USP (United States Pharmacopela), yang nilainya sebanding ( 1 UI = 1 USP unit, yang
nilainya sama dengan 0,3 ug retinol). Pada tahun 1967 FAO/WHO merekomendasikan
penggunaan satuan Retinol Equivalents (RE) untuk mengukur aktibitas vitamin A (1 RE =
1 ug retinol).
Dalam tubuh, vitamin A terdapat dalam tiga bentuk, yaitu :
1) Retinol (suatu alcohol)
2) Retinal (suatu aldehid)
3) Asam retinoat (suatu asam)

Fungsi vitamin A yang paling dikenal dalam proses penglihatan. Secara ringkas proses
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Retinal di dalam mata adalah bentuk vitamin A aldehid hasil oksidasi dari retinol
yang disuplai oleh darah;
2) Retinal berkombinasi dengan protein opsin untuk membentuk pigmen penglihatan
(yaitu rhodopsin). Rhodopsin berlokasi di dalam sel-sel khusus yang disebut rods di
dalam terina mata;
3) Bila cahaya mengenai retina, pigmen penglihatan (berwarna ungu) akan memudar
menjadi kuning dan retinal terpisah dari opsin. Stimulus ditransfer dari retina melalui
sel syaraf optic ke otak. Selam proses ini, retina diubah kembali menjadi retinol.
4) Sebagian kecil retinol ini akan diekskresikan keluar tubuh sedangkan sebagian besar
akan diubah lagi menjadi retinal yang kemudian bergabung lagi dengan opsin untuk
membentuk kembali rhodopsin. Sejumlah kecil retinol yang diekskresikan tersebut
harus diganti oleh suplai dari darah, jumlah retinol yang tersedia dalam darah
menentukan kecepatan pembentukan kembali rhodopsin.
Vitamin A terdapat dalam jaringan binatang sepeti retinol.Vitamin ini tidak terdapat
dalam makanan yang berasal dari sayuran, tetapi provitamin untuk pembentukan vitamin A
banyak sekali terdapat dalam sebagian besar sayur-sayuran.Provitamin tersebut berupa
pigmen karitenoid kuning dan merah, yang karena struktur kimia-winya mirip dengan
vitamin A, dapat diubah menjadi vitamin A di hati.
Defisiensi vitamin A menyebabkan Rabun Senja dan pertumbuhan sel epitel yang
Abnormal.
Fungsi dasar vitamin A adalah kegunaanya dalam pembentukan pigmen retina
mata.Vitamin A diperlukan untuk membentuk pigmen penglihatan dan, oleh sebab itu,
mencegah rabun senja.Vitamin A juga penting untuk pertumbuhan normal sebagian besar sel
tubuh, khususnya pertumbuhan dan proliferasi normal berbagai jenis sel epitel yang berbeda.
Jika terjadi kekurangan vitamin A, maka struktur epitel tubuh cendrung menjadi bertingkat
dan berkreatin.
Gejala defisiensi vitamin A adalah :
1) Rendahnya konsumsi vitamin A akan menurunkan jumlah vitamin A yang
tersimpan dalam hati, sehingga akan mengakibatkan menurunnya kadar vitamin A
dalam darah. Dengan kata lain berkurangnya jumlah bitamin A yang tersedia
untuk pembentuka pigmen rhodopsin di dalam retina mata. Akibatnya proses
penglihatan menjadi terganggu, yang terutama terjadi apabila sinar (matahari) tela
berkurang (senja hari), sehingga dinamai rabun senja.
2) Perubahan pada mata.
Kornea mata merupakan organ yang pertama-tama dipengaruhi oleh defisiensi
vitamin A. mula-mula kelenjar air mata tidak dapat mengeluarkan air mata, film
yang menutupi kornea mata mongering. Serikutnya sel-sel epitel kornea mata
mengalami keratinisasi, opacity (menjadi keruh) dan pengelupasan. Selanjutnya
kornea mata pecah, terjadi infeksi mata sehingga mengeluarkan darah dan nanah,
yang berakhir dengan kebutaan.
3) Infeksi pada saluran pernapasan
Infeksi dapat terjadi karena adanya kerusakan sel-sel epitel pada permukaan
saluran pernafasan.
4) kegagalan pertumbuhan hewan berusia muda, termasuk terhentinya pertumbuhan
tulang;
defisiensi vitamin A dapat mencegah pemanjagan tulang karena vitamin A
tersangkut dalan konversi sel-sel muda menjadi osteoblas yang diperlukan
untuk pembelah sel-sel tulang. Asam retinoat dapat melakukan fungsi vitamin A
dalam pembentukan sel-sel tulang dan jaringa epitel.
5) kegagalan reproduksi, khususnya yang berkaitan dengan atrofi epitel germinal
testis, dan kadang-kadang dengan terganggunya daur haid wanita,
Pada defisiensi vitamin A, struktur epitel yang rusak sering kali menjadi terinfeksi,
misalnya, konjungtiva pada mata, sel yang melapisi traktus urinarius, dan saluran
pernapasan.Vitamin disebut sebagai vitamin anti-infeksi.

2. Vitamin D
Vitamin D dikenal pula dengan nama lain, yaitu : anti rachitic factor atau rickets-
preventive factor, cholecalciferol (vitamin D2 dari tanaman), calcitriol, calcidiol, dan sun-
shine bitamin ( karena dapat dibentuk dalam kulit dari 7-dehidrokolesterol dengan bantuan
sinar ultra violet dari sinar matahari).
prekurso vitamin D (pro-vitamin D) dapat diperoleh dari tanaman, berupa ergosterol, atau
seperti yang telah disebut di atas, yaitu 7-dehidrokolesterol yang terdapat pada kulit. Vitamin
D yang digunakan untuk fortifikasi pangan diperoleh dari provitamin D yang diradiasi
dengan sinar ultraviolet.

Vitamin D dari makanan (kolekalsiferol, cholecalciferp), setelah masuk ke dalam aliran


darah, akan diubah oleh hati menjadi kalsidiol (calcidiol), dan selanjutnya akan diubah oleh
ginjal menjadi kalsitrol (calcitriol). Di ginjal, tulang dan usus halus, vitamin D menstimulir
berbagai raksi yang meningkatkan jumlah kasium dalam fosfor yang tersedia untuk
pembentukan tulang. Di dalam usus, kalsitriol menstimulir sintesis cakcuyn-binding
protein dan phosphorus-binding protein, untuk meningkatkan penyerapan kalsium dan
fosfor. Di dalm tulang, kalsitriol melakukan aksinya bersama hormone paratiroid untuk
menstrimulir pelepasan kalsium dari permukaan tulang ke dalam darah. Di dalam ginjal,
kasitriol menstimulir penterapan kembali kalsium dan fosfor dari darah.
Vitamin D meningkat absorpsi kalsium dari salutan cerna dan juga membantu mengontrol
penyimpanan kalsium di tulang. Mekanisme bagaimana Vitamin D meningkat absorpsi
kalsium terutama dengan menunjang transfor aktif kalsium melalui epitel ileum.Vitamin D
trutama merupakan pembentukan perotein pengikat-kalsium di sel epitel usus yang
membantu absorpsi kalsium.Fungsi spesifik vitamin D berkaitan dengan keseluruhan
metabolism kalsium tubuh dan pembentukan tulang.
Defisiensi vitamin D pada anak-anak-anak dapat menyebabkan timbulnya penyakit rahiti
yang disebabkan karena pertumbuhan tulang yang abnormal. Bila terjadi pada orang dewasa,
penyakitnya disebut osteomalacia, yang kadang-kadang terjadi pada ibu rumah tangga
yang jarang keluar rumah (terkena sinar matahari).

3. Vitamin E
Nama lain vitamin E adalah tokoferol. Fungsi vitamin E yang utama adalah sebagai
antiokdisan di dalam tubuh, dan vitamin E dapat berdindak sebagai penangkap radikal bebas
yang masuk ke dalam tubuh atau yang terbentuk di dalam tubuh dari proses metabolism
normal.
Radikal bebas dapat mengoksidasi asam lemak tidak jenuh dari lemak yang menjadi
bagian struktur membrane sel, sehingga sel berubah menjadi lemah. Bila hal ini terjadi pada
sel-sel darah merah, akan mengakibatkan terjadinya homolisis.
Beberapa senyawa yang terkait memperlihatkan apa yang di sebut sebagai aktivitas
vitamin E. Jarang sekali di temukan kasus difisiensi vitamin E pada manusia.pada hewan
percobaan,kekurangan vitamin E dapat menyebabkan degenerasi epitel germinal pada testis,
dan, oleh sebab itu, dapat menyebabkan sterilitas pada hewan jantan. Kekurangan vitamin E
juga dapat menyebabkan resorpsi janin setelah konsepsi pada hewan betina. Karena efek-efek
defisiensi vitamin E ini, maka vitamin E kadang-kadang disebut sebagai Vitamin anti-
sterilitas. Defisiensi vitamin E mencegah pertumbuhan yang normal dan sering
menyebabkan degenerasi sel tubulus ginjal dan sel otot.
Vitamin E diyakini memainkan peranan perlindungan untuk mencegah oksidasi lemak tak
jenuh.Bila tidak ada vitamin E, jumlah lemak tak jenuh di dalam sel berkurang, menimbulkan
kelainan struktur dan fungsi dari organel selular seperti mitokondria, lisosom, dan bahkan
membrane sel.
4. Vitamin K
Vitamin K ditemukan oleh Dam seorang ilmuwan Denmark. Yang diperlukan untuk
proses pembekuan darah (koagulation). Vitamin K penting untuk pembentukan protrombin,
factor VII (prokonvertin), factor IX, dan factor X oleh hati, yang semuanya penting pada
koagulasi darah. Oleh karna itu, bila terjadi defisiensi vitamin K, maka pembekuan darah
terhambat. Fungsi vitamin ini dan hubungannya dengan beberapa antikoagulan.
Bebrapa senyawa lainnya, baik yang alami maupun yang sintetik, juga memperlihatkan
aktivitas vitamin K. karena vitamin K disintesis oleh bakteri dalam kolon, sangat jarang di
jumpai seseorang yang mempunyai kecenderungan perdarahan karna defisiensi vitamin K
didalam makanan. Akan tetapi, jika bakteri kolon dihancurkan akibat pemberian sejumlah
besar obat anti-biotik, maka defisiensi vitamin K segera terjadi kaerna tidak ada senyawa ini
dalam makanan normal.
Tabel factor-faktor yang terlibat dalam proses pembekuan darah

Factor Nama zat/senyawa


I Fibrinogen
II Prothrombin
III Thromboplastin
IV Kalsium (Ca)
Faktor labi/Proakselerin/Globulin/Akselerator (Ac
V
globulin)
Prokonvertin/Akselerator Konversi Prothrombin serum
VI
(SPCA)/Ko-thromboplastin/Antoprothrombin I
VII Factor antihemolitik/Globulin anti Hemolitik (AHG)
Komponen thromboplastin plasma (PTC)/ factor
VIII
Christmas
IX Factor Stuart-Power
X Antesedan Thromboplastin Plasma (PTS)
XI Factor Hageman
X Factor laki-lorand (LLF)

Meskipun sifatnya kompleks, namun proses pembekuan darah dapat secara ringkas
dibagi ke dalam tiga fase seperti pada gambar skrma dibawah ini :
Bila darah diambil dan dibiarkan membeku (membentuk clot), suatu cairan jernih
(disebut serum) akan keluar dari bekuan darah. Sedangkan plasma dapat dipisahkan dari sel-
sel darah merah hanya sentrifusi. Bekuan darah dibentuk oleh suatu protein (fibrinogen) yang
terdapat larut dalam plasma, yang kemudian ditransformasi menjadi suatu bahan jala
berseray yang tidak larut (yang disebut fiberin, yaitu senyawa bekuan darah), dengan
mekanisme pembekuan darah (clotting).
Dalam sayuran hijau terdapat banyak bitamin K yang berasosiasi dengan klorofil;
sedangkan dalam buah-buahan, umbi-umbian, susu dan daging kadarnya rendah. Defisiensi
vitamin K dapat diketahui dari gejalanya yaitu proses pembekuan darah berlangsung lama.

5. Grup Vitamin B (vitamin b kompleks)


Yang tergoling vitamin B kompleks adalah : tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2),
Niasin (vitamin B3), piridoksin (vitamin B6), asam pantotenat (vitamin B5), asam folat, dan
sianokobalamin (vitamin B12)
Salah satu fungsi vitamin adalah sebagai ko-enzim. Sebagian besar grup vitamin B
berfungsi sebagai ko-enzim daru enzim-enzim yang diperlikan untuk pembentukan energy
dari karbohidrat (glukosa), asam amino atau asam lemak.
NAD+ (nikotinamid adenine dinukleotida) adalah ko-enzim yang mengandung niasin,
berfungsi sebagai penerima atom H (electron) dari senyawa lain atau melepaskannya
kembali. TPP (tiamin pirofosfat) adalah ko-enzim yang mengandung tiamin, berfungsi
sebagai penerima asam keto (misalnya piruvat) dan melepaskan CO2 dari senyawa tersebut.
Ko-enzim A (CoA) mengandung asam pantotenat, yang berfungsi sebagai penerima
molekul organic (misalnya asetat) dan memindahkannya kepada senyawa lain. Proses
tersebut terjadi pada metabolism karbohidrat, lemak, protein, sintesis awam lemak atau
pemanjagan rantai asam lemak dan sintesis hormone steroid.
FAD (flavin adenine dinukleotida) adalah ko-enzim yang mengandung riboflavin,
berfungsin sebagai penerima dan pentransfer atom H (dalam proses respirasi selular). FMN
(flavin mono nukleotida) juga mengandung ko-enzim yang mengandung riboflavin atau
fungsinya sama seperti FAD. PP (piridoksal fosfat) adalah ko-enzim yang mengandung
piridoksin, berfungsi dalam reaksi pemecahan glikogen dan reaksi yang melibatkan asam
amino. Biotin dapat menerima CO2 dari satu senyawa dan memindahkannya ke senyawa
lain. Folasin (asam folat) dapat menerima dan memindahkan unit senyawa C1.
Selain itu, asam folat juga diperlukan dalam sintesis DNA dan RNA. Peranan vitamin
B12 belum diketahui secara jelas, tetapi vitamin ini tersangkut dalam metabolism energy
serta sintesis senyawa-senyawa.
Vitamin B1 (tiamin)
Tiamin bekerja pada system metabolism pada tubuh terutama dalam bentuk
tiamin pirofosfat, senyawa ini berfungsi sebagai kokarboksilase, yang terutama bekerja
dalam kaitan dengan dekarboksilase protein untuk dekarboksilasi asam piruvat dan asam
-keto lain.
Defisiensi tiamin (beriberi) menyebabkan penurunan penggunaan asam piruvat
dan sebagian asam amino oleh jaringan, tetapi terjadi peningkatan penggunaan lemak.
Jadi, tiamin secara khusus diperlakukan untuk metabolisme akhir karbohidrat dan banyak
asm amino.Mungkin berkurangnya penggunan nutrisi ini bertanggung jawab pada banyak
gangguan yang terkait dengan defisiensi tiamin.

Defisinsi tiamin menyebabkan lesi pada system saraf pusat dan perifer.

System saraf pusat biasanya hampir seluruhnya bergantung pada metabolisme


karbohidrat untuk energinya. Pada defisiensi vitamin, penggunaan glukosa oleh jaringan
saraf dapat berkurang sampai 50 hingga 60 persen dan di gantikan oleh penggunaan
badan keton yang dihasilkan dari metabolisme lemak. Sel neuron system saraf pusat
sering kali memperlihatkan adanya kromatolisis dan pembengkakan selama defisiensi
tiamin, kelainan yang merupakan ciri khas sel neuron dengan nutrisi yang
buruk.Perubahan seperti ini dapat mengganggu hubungan banyak bagian didalam system
saraf pusat.
Defisiensi tiamin dapat menyebabkan degenerasi selubung myelin serabut saraf
baik pada saraf-saraf perifer maupun system saraf pusat.Lesi pada saraf perifer sering kali
menyebabkan saraf-saraf ini menjadi sangat teriritasi, sehingga terjadi polineuritis yang
di tandai dengan nyeri yang menjalar sepanjang satu atau banyak jalur serabut saraf
perifer.Jalur serabut di medulla spinalis juga dapat berdegenerasi sampai kadang-kadang
terjadi paralisis, bahkan bila tidak terjadi paralisis, otot menjadi atrofi, yang
mengakibatkan kelemahan yuang berat.

Defisiensi tiamin melemahkan jantung dan menyebabkanvasodilatasi perifer.


Orang dengan defisiensi tiamin yang berat akhirnya dapat mengalami gagal
jantung karna kelemahan otot jantung.Lebih jauh, kembalinya darah ke jantung dapat
meningkat sampai dua kali dari normal.Keadaan ini terjadi karena defisiensi tiamin
menyebabkan vasodilatasi perifer disepanjang system sirkulasi, mungkin sebagai akibat
menurunnya pelepasan energy metabolisme dalam jaringan, menimbulkan dilatasi
pembuluh setempat.Efek kardiak pada defisiensi tiamin sebagian disebabkan oleh
tingginya aliran darah yang kembali ke jantung, dan sebagian karna kelemahan primer
otot jantung.Edema perifer dan asites juga terjadi dengan hebat pada sebagian orang
dengan defisiensi tiamin, terutama karena gagl jantung.

Defisiensi tiamin menyebabkan gangguan saluran cerna.

Gejala-gejala saluran cerna pada defisiensi tiamin adalah gangguan pencernaan,


konstipasi berat, anoreksia, atoni usus, dan hipoklorhidria. Sem,ua gejala ini mungkin
disebabkan oleh kegagalan oto tpolos dan kelenjar traktus gastrointestinal untuk
menghasilkan energy yang cukup dari metabolisme karbohidrat. Gambaran keseluruhan
defisiensi tiamin, yang terdiri dari polyneuritis, gejala-gejala kardiovaskular, dan
gangguan saluran cerna, sering kali disebut dengan beriberi-terutama jika gejala
kardiovaskularnya mencolok.

Vitamin B2 (riboflavin)

Ribolvamin biasanya berkaitan dengan asam fosfat di dalam jaringan untuk


membentuk dua koenzim, flavin mononukleutida (FMN),dan flavin adenin dinukleotida
(FAD). kedua koenzim ini bekerja sebagai pembawa hydrogen dalam system oksidatif
mitokondria yang penting. NAD,bekerja sehubungan dengan dehigdrogenase spesifik,
biasanya menerima hydrogen yang di pindahkan dari berbagai zat makanan dan
kemudian manghantarkan hydrogen pada FMN atau FAD; akhirnya,hydrogen dilepaskan
sebagai ion ke dalam matriks mitokondria untuk di oksidasi oleh oksigen .

Defisiensi riboflavin pada bintang percobaan menyebabkan dermatitis yang parah,


muntah-muntah, diare, spastisitas otot yang berat, yang akhirnya menjadi kelemahan otot,
koma, dan penurunan suhu tubuh, lalu kematin. jadi, defisiensi riboflavin yang berat
dapat menyebabkan banyak gejala yang sama dengan kekurangan niasin dalam diet;
kemungkinan, kelemahan yang terjadi pada setiap kasus di sebabkan oleh proses oksidasi
di dalam sel tubuh yang secara umum tertekan.

Pada manusia,tidak di ketahui terdapat khasus difisiensi riboflavin yang cukup


kuat sehingga mengakibatkan kelemahan yang nyata seperti diperlihatkan pada binatang
percobaan,tetapi defisiensi riboflavin ringan mungkin sering terjadi. defisiensi seperti itu
dapat mengganggu pencernaan, rasa terbakar pada kulit dan mata, pecahnya sudut mulut,
nyeri kepala, depresi mental, mudah lupa, dan lain-lain.

Walaupun manifestasi defisiensi reboflavin biasanya relatif ringan,defisiensi ini


sering terjadi berhubungan dengan defisiensi tiamin, niasin, atau keduanya.. banyak
sindrom defisiensi, meliputi plagra,beriberi,sprue,dan kwashiorkor, mungkin di sebabkan
kombinasi defisiensi sejumlah vitamin,serta aspek malnutrisi yang lain.

Niasin (asam nikotinad dan nikotinamid)


Niasin kadang-kadang disebut juga vitamin 3; nama lainnya adalah asam
nikotinat, nikotinamid, niasinamid, dan pellagra-prebentive (PP) factor. Vitamin ini
diperlukan dalam metabolism pelepasan energy karbohidrat, lemak atau protein; serta
dalam sintesis protein, lemak dan pentose serta DNA. Serealia, daging, ikang unggar,
sayuran dan kacang-kacangan merupakan bahan pangan sumber niasin.
Niasin dapat disintesisi dari asam amino triptofan. Sebanyak 60 mg triptofan
ekivalen dengan 1 mig niasin. Untuk konversi triptopan menjadi niasin diperlukan
peranan tiamin, piridoksin, riboflavin dan biotin.

Niasin, yang juga disebut asam nikotinat, bekerja didalam tubuh sebagai koenzim
dalam bentuk nokotinamida adenin dinukleutida (NAD), dan nikotinamida adenine
dinukleotida fosfat (NADP). Koenzim-koenzim ini adalah akseptor hydrogen; koenzim
ini berkaitan dengan atom hydrogen melalui banyak jenis dehydrogenase pada saat
dikeluarkan dari zat makanan. Jika terjadi defisiensi niasin, maka kecepatan
dehidrogenasi normal tidak dapt dipertahankan, oleh sebab itu, pengantar energi secara
oksidatif dari bahan makanan menjadi unsur fungsional sel juga tidak akan berlangsung
dengan kecepatan yang normal.
Pada stadium awal defisiensi niasin, kelaiana fisioplogis yang sederhana seperti
kelemahan otot dan sekresi kelenjar yang buruk dapat terjadi, tetepai pada defisiensi
niasin yang berat, dapat terjadi kematian jaringan yang nyata. Tampak lesi patoogis di
banyak bagian system saraf pusat, dan dapat terjadi demensia permanen atau mungkin
muncul beragam jenis psikosis.Selain itu, kulit mengalami penebalan yang
berdeskuamasi, berpigmen pada bagian-bagian yang terpapar iritasi mekanis atau terkena
radiasi sinar matahari, sehinnga, kelihatannya orang dengan defisiensi niasin, kulitnya
tidak mampu memperbaiki kerusaka akibat iritasi.

Defisiensi niasin menyebabkan iritasi dan inflamasi selaput lender mulut dan
bagian saluran cerna yang lain secara hebat, menimbulkan banyak kelainan pencernaan
yang menyebabkan perdarahan saluaran cerna yang luas pada kasus yang parah. Mungkin
keadaan diatas disebabkan oleh depresi metabolisme epeitel saluran cerna yang umum
dan kegagalan perbaiakan epitel yang wajar.

Keadaan klinis yang disebut pelagra dan penyakit pada anjing yang disebut lidah
hitam, disebabkan terutama oleh defisiensi niasin.Pellagra sering berulang pada orang
yang makanan pokoknya jagung, karena jagung sangat sedikit mengandung asam amino
triptofan, yang hanya dapat sedikit di ubah menjadi niasin didalam tubuh.

Asam folat (Folasin)

Asam folat dikenal juga sebagai vitamin M, vitamin Bc, adermin, factor U dan
L.casei factor. Bitamin ini mengandung asam p-amino-benzoat dan asam glutamate.
Asam folat berperan dalam semua reaksi biologis yang mengankut transfers grup metal,
misalnya : pembentukan serin dan histidin, pembentukan kholin dari etanolamin, dan
oembentukan metilnikorinamid (bentuk eksresi asam nikotinad). Selain itu, fungsi asam
folat adalah sebagai berikut :

a) Mempercepat proses pembelahan sel (sel darah merah/putih atau sel permukaan usus)
b) Sintesis purin, adenine, guanine, pirimidin, sitosim, serta timin dan asam nukleat
(DNA, RNA), dalam hal ini asam folat bertindak sebagai ko-ensim
c) Konversi (oksidasi) fenilalalin menjadi tirosin, serta oksidasi dan dekarboksilasi
tirosin
d) Pembentukan grup forfirin, untuk sintesis hemoglobin, dan
e) Metabolism lemak rantai panjang di dalam otak.
Asam folat bahkan merupakan penunjang pertumbuhan yang lebih kuat dari
vitamin B12, dan seperti vitamin B12, juga penting untuk pematangan sel darah
merah.Akan tetapi, vitamin B12 dan asam folat masing-masing melakukan fungsi kimia
yang spesifik dan berbeda dalam menunjang partumbuhan dan pematangan sel darah
merah.Salah satu efek yang paling nyata pada defisiensi asam folat adalah terjadinya
anemia makrositik yang hampir identic dengan anemia pernisiosa. Anemia ini sering
dapat di obati secar efektif dengan asam folat saja.

Piridoksin (vitamin B6)

Piridoksin terdapat dalam bentuk fosfat piridoksin didalam sel dan berfungsi
sebagai koenzim pada banyak reaksi kimia yang berhubungan dengan metabolisme asam
amino dan protein. Peran piridoksin yang paling penting yaitu sebagai koenzim dalam
proses transaminase untuk sintesis asam amino. Sebagai akibatnya, piridoksin
memainkan banyak peran penting dalam metabolism, terutama dalam metabolisme
protein.Selain itu, diyakini bahwa piridoksin bekerja pada pengangkutan beberapa asam
amino melintasai membrane sel.

Kekurangan piridoksin makanan pada hewan tingkat rendah dapat menyebabkan


dermatitis, penurunan laju pertumbuhan, berkembangnya perlemakan hati, anemia, dan
adanya deteriorasi mental. Pada anak, kadang-kadang defisiensi piridoksin menyebabkan
kejang, dermatitis, dan gangguan saluran cerna seperti mual dan muntah

Bahan pangan sumber piridoksin antara lain : daging ikan unggas, hati, serealia
yang tidak disosoh, kuning telur, buah-buahan (pisang, alpukat) dan kentang.

Asam pantotenat (vitamin B5)

Asam pantotenat dikenal pula sebagai pantotheine, pantothenol, atau anti-


chrommotriclia factor. Bahan pangan sumber vitamin ini antara lain daging, ikan dan
serealia. Asam pantotenat terutama diubah menjadi koenzim A di tubuh, yang mempunyai
banyak peran metabolisme dalam sel. dua peran tersebut yaitu (1) konfersi asam pirufat
dengan karboksilasi menjadi asetil-KoA sebelum masuk kedalam siklus assam sitrat, dan
(2) degradasi molekul asam lemak menjadi banyak molekul asetil-KoA. Jadi, kekurangan
asam pantotenat dapat menyebabkan baik metabolism karbohidrat maupun lemak
menjadi tertekan.

Defisiensi asam pantotenat pada hewan tingkat rendah dapat menyebabkan


hambatan pertumbuhan, kegagalan reproduksi, pemutihan rambut, dermatitis, perlemakan
hati, dan nekrosis adrenokorteks hemoragis.Pada manusia, tidak pernah dibuktikan
adanya sindrom defisiensi yang pasti, diperkirakan karena hampir dalam setiap jenis
makanan ditemukan vitamin ini, dan karna sejumlah kecil vitamin ini mungkin dapat
disintesis didalam tubuh. Hal ini tidak berarti bahwa asam pantotenat tidak penting dalam
system metabolism dalam tubuh; tentu saja, barangkali vitamin ini sama pentingnya
dengan vitamin yang lain.

Kobalamin (vitamin B12)

Beberapa senyawa kobalamin yang mempunyai gugus prostetik umum,seperti di


gambarkan dibawah,menunjukkan apa yg di debut sebagai aktivitasvitamin B12.

Perhatikan bahwa gugus prostetik berisi kobalt,yang mempunyai ikatan yang serupa
dengan besi di dalam molekul hemoglobin.tampaknya atom kobalt berfungsi dengan cara
yang hampir sama dengan fungsi atom besi yaitu berkaitan secara reversible dengan zat
lain.

Defisiensi vitamin B12 menyebabkan anemia pernisiosa.

Vitamin B12 menjalankan beberapa fungsi metabolism,bertindak sebagai koenzim


akseptor hydrogen.fungsi vitamin ini yang paling utama adalah bekerja sebagai koenzim
mereduksi ribonukleotida menjadi deoksiribonukleotida ,satu langkah yang di butuhkan
dalam replikasi gen.hal ini dapat menjelaskan fungsi utama vitamin B12.
(1)meningkatkan pertumbuhan dan (2)meningkatkan pembentukan dan pematangan sel
darah merah.

Defisiensi vitamin B12 menyebabkan demielinasi serabut saraf besar pada medula
spinalis.
Demielinasi serabut syaraf pada orang dengan defisiensi vitamin B12 terjadi
terutama di kolumna posterior,dan kadang-kadang kolumna lateral medulla
spinalis.Akibatnya,banyak pasien anemia pernisiosa menderita kehilangan sensasi
perifer,dan pada khasus yang berat,bahkan menjadi lumpuh.

Penyebab defisiensi vitamin B12 yang umum bukan karna kurangnya vitamin ini
dalam makanan, melaiankan defisiensi pembentukan factor intrinsic, yang biasanya di
sekresi oleh sel parietal kelenjar lambung dan penting untuk absorpsi vitamin B12 oleh
mukosa ileum.

6. Vitamin C
Terdapat 5 macam fungsi vitamin C yang utama, yaitu :
a) Pembentukan kolagen dalam jaringanpengikat. Kolagen adalah protein yang merupakan
kompinen semua jaringan pengikat dan merupakan komponen utama kulit, tulang rawan,
gigi, dan jaringan bekas luka serta melengkapi struktur kerangka tulang. Dalam
pembentukan kolgen, vitamin C bertingak sebagai katalisator reaksi hidroksilasi
perubahan lisan dan prolin ( di dalam tropokolgen) menjadi hidroksi lisin dan hidroksi
prolin (di dalam serat kolagen).
b) Pembentuka gigi. Kualitas struktur gigi tergantung pada struktur vitamin C pada periode
pembentukan gigi. dontoblast (lapisan gigi) tidak akan terbentuk secara normal bila
kekurangan vitamin C
c) Metabolism tirosin. Vitamin C berperan dalam metabolism tirosin (reaksi hidrosilasi).
Dikarenakan tirosin adalah precursor hormone tirosin.
d) Sintesis neurotransmitters. Di dalam otak, dua dari sekitan banyak neurotransmitters yang
diperlukan untuk transfer impuls syaraf dari satu sel ke sel lainnya hanya dapat berfungsi
apabila terdapat sejumlah vitamin C yang cukup. Vitamin C diperlukan untuk mengubah
tirosin menjadi norepinefrin dan triptofan menjadi serotonin.
e) Penggunaan Fe, Ca, dan Folasin. Karena viramin C merupakan reduktor, meka di dalam
usus zat besi (fe) akan dipertahankan tetap dalam bentuk ferro sehingga lebih mudah
diserap. Demikian juga vitamin C membantru transfer Fe dari darah ke hati, serta
mengaktifkan enzim-enzim yang mengandung Fe. Vitamin membantu penyerapan
kalsium (Ca) dengan cara mencegah terbentuknya kompleks Ca dengansenyawa lain
yang bersifat tidak larut dan sulit untuk diserap usus. Vitamin C mengkatalisi perubahan
folasin (asam folat) inaktif menjadi bentuk aktifnya, karena asam folat berfungsi
mencegah untuk timbulnya anemia, maka vitamin Cefektif dalam mencegah timbulnya
anemia pada bayi

Defisiensi asam askorbat melemahkan serabut kolagen seluruh tubuh.

Asam askorbat penting untuk mengaktifkan enzim prolil hidroksilase, yang


menunjang tahap hidroksilasi dalam pembentukan hidroksiprolin, suatu unsur integral
kolagen.Tanpa asam askorbat, maka serabut kolagen yang terbentuk disemua jaringan
tubuh menjadi cacat dan lemah.Oleh sebab itu, vitamin ini penting untuk pertumbuhan
dan kekuatan serabut di jaringan subkutan, kartilago, tulang, dan gigi.

Defisiensi asam askorbat menyebabkan skorbut.

Defisiensi asam askorbat selama 20 sampai 30 minggu,seperti yang sering terjadi


dalam pelayaran yang lama di masa lalu,dapat menyebabkan skorbut.salah satu efek
skorbut yang paling penting adalah kegagalan penyembuhan luka.hal ini di sebabkan oleh
kegagalan sel,untuk menyimpan fibril kolagen dan zat perekat interseluler.sebagai
akibatnya,penyembuhan luka yang biasanya memerlukan waktu beberapa hari,mungkin
jadi memerlukan waktu beberapa bulan.
Kekurangan asam askorbat juga menyebabkan terhentinya pertumbuhan
tulang.Sel dari epifise yang sedang tumbuh terus berpoliferasi, tetapi tidak ada kolagen
baru yang terdapat diantar sel, dan tulang mudah fraktur pada titik pertumbuhan karena
kegagalan tulang yang sudah terosifikasi.Juga, bila terjadi fraktur pada tulang yang sudah
terosifikasi pada pasien dengan defisiensi asam askorbat, maka osteoblast tidak dapat
membentuk tulang yang baru.Akibatnya, tulang yang fraktur tidak dapat sembuh.
Dinding pembuluh darah menjadi sangat rapuh pada skorbut, karena (1)
kegagalan sel endotel untuk saling merekat satu sama lain dengan baik,dan (2) kegagalan
untuk terbentuknya fibril klogen yang biasanya terdapat di dinding pembuluh
darah.kapiler terutama mudah sekali mengalami ruptur.dan sebagai akibatnya,terjadi
banyak pendarahan petekie kecil di seluruh tubuh.pendarahan di bawah kulit dapat
mengakibatkan bercak purpura,kadang-kadang di seluruh permukaan tubuh.untuk
memeriksa defisiensi asam askorbat,seseorang dapat memperlihatkan perdarahan petekie
dengan cara memompa manset tekanan darah di lengan atas;hal ini akan menyumbat
aliran balik darah,meningkatkan tekanan kapiler,dan terjadi bercak merah pada lengan
bawah,jika terjadi kekurangan asam askorbat yang cukup berat.
Pada skorbut yang hebat,kadang-kadang terjadi fragmentasi sel otot;terjadi lesi
pada gusi yang di sertai gigi goyang;timbul infeksi mulut;dan muntah darah,dan dapat
terjadi perdarahan otak.Akhirnya sering timbul demam tinggi sebelum timbul kematian.

BAB III

KESIMPULAN

Vitamin adalah senyawa organic yang diperlukan tubuh dalam jumlah sangat sedikit dan
harus disuplai dari makanan karena tubuh tidak dapat mensintesisnya . Vitamin dibagi menjadi
dua golongan besar berdasarkan kelarutannya, yaitu: (1) Vitamin larut air (grup vitamin B dan
vitamin C) (2)Vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E dan K.

Anda mungkin juga menyukai