Vitamin adalah senyawa organic yang diperlukan tubuh dalam jumlah sangat sedikit dan
harus disuplai dari makanan karena tubuh tidak dapat mensintesisnya. Suatu vitamin minimal
menunjukkan satu fungsi metabolik khusus. Istilah vitamine digunakan oleh Casimir Funk
pada tahun 1912 yang meneliti tentang penyakit beri-beri. vita menunjukkan senyawa yang
diperlukan oleh tubuh, sedangkan amine diganti dengan amin, sehingga sekarang dikenal
istilah vitamin. Vitamin dibagi menjadi dua golongan besar berdasarkan kelarutannya, yaitu:
1) Vitamin larut air (grup vitamin B dan vitamin C)
2) Vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E dan K
Tabel perbedaan sifat vitamin larut air dan larut lemak.
Vitamin larut lemak Vitamin larut air
Larut dalam lemak dan pelarut lemak Larut dalam air
(turunannya ada yang dapat larut dalam air)
Dapat disimpan dalam tubuh (bila konsimsi Disimpan dalam jumlah sedikit (praktisnya
berlebih) tidak dapat disimpan)
Diekskresikan dalam jumlah sedikit ke dalam Diekskresikan ke dalam urine
asam empedu
Gejala defisiensi lambat munculnya Gejala defisiensi cepat terlihat
Tidak harus disuplai tiap hari dalam makanan Harus disuplai setiap hari dalam makanan
Mempunyai precursor atau provitamin Umunya tidak mempunyai precursor
Hanya mengandung elemen C, H dan O Mengandung elemen C, H O dan N (serta Co
dan S)
Diserap oleh usus dan diteruskan ke dalam Diserap oleh usus dan diteruskan ke dalam
sistem limfatik sistem aliran darah
Beracun dalam dosis relative rendah (6-10 kali Beracun dalam dosis yang relatef tinggi (> 10
konsumsi perhari yang dianjurkan) kali konsumsi per hari yang dianjurkan)
Precursor (pembentuk) vitamin dikenal dengan sebutan provitamin, yaitu senyawa yang secara
kimia mirip dengan bentuk aktif biologisnya (yaitu vitamin), tetapi tidak dapat berfungsi
sebelum tubuh mengubahnya menjadi bentuk aktifnya, konversi (perubahan) provitamin menjadi
vitamin terjadi pada bagian tubuh yang berbeda akan mempunyai efisiensi yang berbeda pula,
tergantung pada jenis vitamin masing-masing. Sebagai contoh, beta-karoten diubah menjadi
vitamin A di dalam dinding usus (dengan cara memecah molekulnya menjadi dua bagian).
Prekurso vitamin D yang terdapat dalam kulit (7-dehidro-kolestrol) diubah menjadi vitamin D
yang aktif pertama-tama karena aksi sinar ultra-violet dari matahari, kemudian diubah dalam
tubuh (pertama-tama dalam hati kemudian di dalam ginjal). Asam amino triptofan (precursor
niasin), diubah menjadi niasin di dalam hati atas bantuan vitamin B6.
Beberapa macam vitamin berfungsi sebagai ko-enzim, yaitu senyawa yang membantu
fungsi enzim. Skema di bawah ini akan memberikan contoh beberapa vitamin yang berfungsi
sebagai ko-enzim pada enzim-enzim yang diperlukan untuk memperoleh energy baik dari
karbohidrat, lemak maupun protein, atau sintesis lemak dan protein. Fungsi vitamin lainnya akan
diutarakan dalam pembahasan masing-masing vitamin.
Defisiensi vitamin dapat terjadi sebagai akibat berbagai macam factor penyebab, misalnya:
1) Kurangnya kandungan vitamin dalam bahan pangan. Dalam hal ini, perlu diperhatikan
bahwa kecukupan akan vitamin untuk tiap individu tidak sama, demikian juga harus
diingat bahwa factor prapanen dan pasca panen dapat mempengaruhi kadar vitamin
dalam bahan makanan.
2) Penyerapan vitamin dalam tubuh kurang baik. Sebagai contoh seseorang yang
kekurangan asam empedu akan menyerao sedikit vitamin larut lemak; sekresi asam dari
mukosa lambung akan memepngaruhi penyerapan vitamin B12, demikian juga waktu
transit makanan yang pendek (dalam saluran pencernaan) akan mengurangi jumlah
vitamin yang dapat diserap oleh usus; dan
3) Kebutuhan akan vitamin yang meningkat, misalnya peminum alcohol banyak
memerlukan tiamin, penderita TBC atau perokok banyak memerlukan vitamin C.
BAB II
PEMBAHASAN
Vitamin adalah senyawa organic yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk metabolisme
secara normal yang tidak dapat dibuat di dalam sel tubuh.Kekurangan vitamin dalam diet dapat
menyebabkan defisit metabolic yang penting.Kebutuhan vitamin yang dibutuhkan tubuh
bervariasi, bergantung pada factor-faktor seprti ukuran tubuh, kecepatan pertumbuhan, jumlah
latihan, dan kehamilan.
Tabel jumlah vitamin harian
Vitamin Jumlah
A 5000 IU
Tiamin 1,5 mg
Riboflavin 1,8 mg
Niasin 20 mg
Asam askorbat 45 mg
D 400 mg
E 15 IU
K 70 g
Asam folat 0,4 mg
B12 3 g
Piridoksin 2 mg
Asam pantotenat Tidak diketahui
Vitamin disimpan dalam jumlah kecil didalam sel. Sebagian vitamin disimpan dalam
jumlah besar di hati. Misalnya jumlah vitamin A yang disimpan di hati mungkin cukup untuk
mempertahankan kebutuhan seseorang selama 5 sampai 10 bulan tanpa perlu asupan vitamin A.
biasanya jumlah vitamin D yang disimpan di hati cukup untuk mempertahankan kebutuhan
seseorang selama 2 sampai 4 bulan tanpa asupan tambahan vitamin D.
Penyimpanan sebagian besar vitamin larut air relative sangat kecil.Hal ini terutama
berlaku bagi sebagian besar senyawa-senyawa vitamin B. jika diet seseorang kekurangan
senyawa vitamin B, maka gejala klinis defisiensi kadang-kadang baru di ketahui dalam waktu
beberapa hari(kecuali vitamin B12, yang dapat tersimpan di hati sampai 1 tahun atau lebih). Bila
vitamin C tidak ada, yaitu vitamin lain yang larut dalam air, maka dapat menyebabkan gejala
kekurangan dalam waktu beberapa minggu dan menyebabkan kematian karna defisiensi vitamin
C dalam waktu 20 sampai 30 minggu.
1. vitamin A
Vitamin A dikenal pula dengan nama, yaitu akseroftol (axerophthol), asam retinoat
(retinoic acid), retinal, retinol dan dehidroretinol. Sampai tahun 1987, aktivitas A pada
jaringan tanaman/hewan dinyatakan dalam unit internasional (international unit, UI) atau
USP (United States Pharmacopela), yang nilainya sebanding ( 1 UI = 1 USP unit, yang
nilainya sama dengan 0,3 ug retinol). Pada tahun 1967 FAO/WHO merekomendasikan
penggunaan satuan Retinol Equivalents (RE) untuk mengukur aktibitas vitamin A (1 RE =
1 ug retinol).
Dalam tubuh, vitamin A terdapat dalam tiga bentuk, yaitu :
1) Retinol (suatu alcohol)
2) Retinal (suatu aldehid)
3) Asam retinoat (suatu asam)
Fungsi vitamin A yang paling dikenal dalam proses penglihatan. Secara ringkas proses
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Retinal di dalam mata adalah bentuk vitamin A aldehid hasil oksidasi dari retinol
yang disuplai oleh darah;
2) Retinal berkombinasi dengan protein opsin untuk membentuk pigmen penglihatan
(yaitu rhodopsin). Rhodopsin berlokasi di dalam sel-sel khusus yang disebut rods di
dalam terina mata;
3) Bila cahaya mengenai retina, pigmen penglihatan (berwarna ungu) akan memudar
menjadi kuning dan retinal terpisah dari opsin. Stimulus ditransfer dari retina melalui
sel syaraf optic ke otak. Selam proses ini, retina diubah kembali menjadi retinol.
4) Sebagian kecil retinol ini akan diekskresikan keluar tubuh sedangkan sebagian besar
akan diubah lagi menjadi retinal yang kemudian bergabung lagi dengan opsin untuk
membentuk kembali rhodopsin. Sejumlah kecil retinol yang diekskresikan tersebut
harus diganti oleh suplai dari darah, jumlah retinol yang tersedia dalam darah
menentukan kecepatan pembentukan kembali rhodopsin.
Vitamin A terdapat dalam jaringan binatang sepeti retinol.Vitamin ini tidak terdapat
dalam makanan yang berasal dari sayuran, tetapi provitamin untuk pembentukan vitamin A
banyak sekali terdapat dalam sebagian besar sayur-sayuran.Provitamin tersebut berupa
pigmen karitenoid kuning dan merah, yang karena struktur kimia-winya mirip dengan
vitamin A, dapat diubah menjadi vitamin A di hati.
Defisiensi vitamin A menyebabkan Rabun Senja dan pertumbuhan sel epitel yang
Abnormal.
Fungsi dasar vitamin A adalah kegunaanya dalam pembentukan pigmen retina
mata.Vitamin A diperlukan untuk membentuk pigmen penglihatan dan, oleh sebab itu,
mencegah rabun senja.Vitamin A juga penting untuk pertumbuhan normal sebagian besar sel
tubuh, khususnya pertumbuhan dan proliferasi normal berbagai jenis sel epitel yang berbeda.
Jika terjadi kekurangan vitamin A, maka struktur epitel tubuh cendrung menjadi bertingkat
dan berkreatin.
Gejala defisiensi vitamin A adalah :
1) Rendahnya konsumsi vitamin A akan menurunkan jumlah vitamin A yang
tersimpan dalam hati, sehingga akan mengakibatkan menurunnya kadar vitamin A
dalam darah. Dengan kata lain berkurangnya jumlah bitamin A yang tersedia
untuk pembentuka pigmen rhodopsin di dalam retina mata. Akibatnya proses
penglihatan menjadi terganggu, yang terutama terjadi apabila sinar (matahari) tela
berkurang (senja hari), sehingga dinamai rabun senja.
2) Perubahan pada mata.
Kornea mata merupakan organ yang pertama-tama dipengaruhi oleh defisiensi
vitamin A. mula-mula kelenjar air mata tidak dapat mengeluarkan air mata, film
yang menutupi kornea mata mongering. Serikutnya sel-sel epitel kornea mata
mengalami keratinisasi, opacity (menjadi keruh) dan pengelupasan. Selanjutnya
kornea mata pecah, terjadi infeksi mata sehingga mengeluarkan darah dan nanah,
yang berakhir dengan kebutaan.
3) Infeksi pada saluran pernapasan
Infeksi dapat terjadi karena adanya kerusakan sel-sel epitel pada permukaan
saluran pernafasan.
4) kegagalan pertumbuhan hewan berusia muda, termasuk terhentinya pertumbuhan
tulang;
defisiensi vitamin A dapat mencegah pemanjagan tulang karena vitamin A
tersangkut dalan konversi sel-sel muda menjadi osteoblas yang diperlukan
untuk pembelah sel-sel tulang. Asam retinoat dapat melakukan fungsi vitamin A
dalam pembentukan sel-sel tulang dan jaringa epitel.
5) kegagalan reproduksi, khususnya yang berkaitan dengan atrofi epitel germinal
testis, dan kadang-kadang dengan terganggunya daur haid wanita,
Pada defisiensi vitamin A, struktur epitel yang rusak sering kali menjadi terinfeksi,
misalnya, konjungtiva pada mata, sel yang melapisi traktus urinarius, dan saluran
pernapasan.Vitamin disebut sebagai vitamin anti-infeksi.
2. Vitamin D
Vitamin D dikenal pula dengan nama lain, yaitu : anti rachitic factor atau rickets-
preventive factor, cholecalciferol (vitamin D2 dari tanaman), calcitriol, calcidiol, dan sun-
shine bitamin ( karena dapat dibentuk dalam kulit dari 7-dehidrokolesterol dengan bantuan
sinar ultra violet dari sinar matahari).
prekurso vitamin D (pro-vitamin D) dapat diperoleh dari tanaman, berupa ergosterol, atau
seperti yang telah disebut di atas, yaitu 7-dehidrokolesterol yang terdapat pada kulit. Vitamin
D yang digunakan untuk fortifikasi pangan diperoleh dari provitamin D yang diradiasi
dengan sinar ultraviolet.
3. Vitamin E
Nama lain vitamin E adalah tokoferol. Fungsi vitamin E yang utama adalah sebagai
antiokdisan di dalam tubuh, dan vitamin E dapat berdindak sebagai penangkap radikal bebas
yang masuk ke dalam tubuh atau yang terbentuk di dalam tubuh dari proses metabolism
normal.
Radikal bebas dapat mengoksidasi asam lemak tidak jenuh dari lemak yang menjadi
bagian struktur membrane sel, sehingga sel berubah menjadi lemah. Bila hal ini terjadi pada
sel-sel darah merah, akan mengakibatkan terjadinya homolisis.
Beberapa senyawa yang terkait memperlihatkan apa yang di sebut sebagai aktivitas
vitamin E. Jarang sekali di temukan kasus difisiensi vitamin E pada manusia.pada hewan
percobaan,kekurangan vitamin E dapat menyebabkan degenerasi epitel germinal pada testis,
dan, oleh sebab itu, dapat menyebabkan sterilitas pada hewan jantan. Kekurangan vitamin E
juga dapat menyebabkan resorpsi janin setelah konsepsi pada hewan betina. Karena efek-efek
defisiensi vitamin E ini, maka vitamin E kadang-kadang disebut sebagai Vitamin anti-
sterilitas. Defisiensi vitamin E mencegah pertumbuhan yang normal dan sering
menyebabkan degenerasi sel tubulus ginjal dan sel otot.
Vitamin E diyakini memainkan peranan perlindungan untuk mencegah oksidasi lemak tak
jenuh.Bila tidak ada vitamin E, jumlah lemak tak jenuh di dalam sel berkurang, menimbulkan
kelainan struktur dan fungsi dari organel selular seperti mitokondria, lisosom, dan bahkan
membrane sel.
4. Vitamin K
Vitamin K ditemukan oleh Dam seorang ilmuwan Denmark. Yang diperlukan untuk
proses pembekuan darah (koagulation). Vitamin K penting untuk pembentukan protrombin,
factor VII (prokonvertin), factor IX, dan factor X oleh hati, yang semuanya penting pada
koagulasi darah. Oleh karna itu, bila terjadi defisiensi vitamin K, maka pembekuan darah
terhambat. Fungsi vitamin ini dan hubungannya dengan beberapa antikoagulan.
Bebrapa senyawa lainnya, baik yang alami maupun yang sintetik, juga memperlihatkan
aktivitas vitamin K. karena vitamin K disintesis oleh bakteri dalam kolon, sangat jarang di
jumpai seseorang yang mempunyai kecenderungan perdarahan karna defisiensi vitamin K
didalam makanan. Akan tetapi, jika bakteri kolon dihancurkan akibat pemberian sejumlah
besar obat anti-biotik, maka defisiensi vitamin K segera terjadi kaerna tidak ada senyawa ini
dalam makanan normal.
Tabel factor-faktor yang terlibat dalam proses pembekuan darah
Meskipun sifatnya kompleks, namun proses pembekuan darah dapat secara ringkas
dibagi ke dalam tiga fase seperti pada gambar skrma dibawah ini :
Bila darah diambil dan dibiarkan membeku (membentuk clot), suatu cairan jernih
(disebut serum) akan keluar dari bekuan darah. Sedangkan plasma dapat dipisahkan dari sel-
sel darah merah hanya sentrifusi. Bekuan darah dibentuk oleh suatu protein (fibrinogen) yang
terdapat larut dalam plasma, yang kemudian ditransformasi menjadi suatu bahan jala
berseray yang tidak larut (yang disebut fiberin, yaitu senyawa bekuan darah), dengan
mekanisme pembekuan darah (clotting).
Dalam sayuran hijau terdapat banyak bitamin K yang berasosiasi dengan klorofil;
sedangkan dalam buah-buahan, umbi-umbian, susu dan daging kadarnya rendah. Defisiensi
vitamin K dapat diketahui dari gejalanya yaitu proses pembekuan darah berlangsung lama.
Defisinsi tiamin menyebabkan lesi pada system saraf pusat dan perifer.
Vitamin B2 (riboflavin)
Niasin, yang juga disebut asam nikotinat, bekerja didalam tubuh sebagai koenzim
dalam bentuk nokotinamida adenin dinukleutida (NAD), dan nikotinamida adenine
dinukleotida fosfat (NADP). Koenzim-koenzim ini adalah akseptor hydrogen; koenzim
ini berkaitan dengan atom hydrogen melalui banyak jenis dehydrogenase pada saat
dikeluarkan dari zat makanan. Jika terjadi defisiensi niasin, maka kecepatan
dehidrogenasi normal tidak dapt dipertahankan, oleh sebab itu, pengantar energi secara
oksidatif dari bahan makanan menjadi unsur fungsional sel juga tidak akan berlangsung
dengan kecepatan yang normal.
Pada stadium awal defisiensi niasin, kelaiana fisioplogis yang sederhana seperti
kelemahan otot dan sekresi kelenjar yang buruk dapat terjadi, tetepai pada defisiensi
niasin yang berat, dapat terjadi kematian jaringan yang nyata. Tampak lesi patoogis di
banyak bagian system saraf pusat, dan dapat terjadi demensia permanen atau mungkin
muncul beragam jenis psikosis.Selain itu, kulit mengalami penebalan yang
berdeskuamasi, berpigmen pada bagian-bagian yang terpapar iritasi mekanis atau terkena
radiasi sinar matahari, sehinnga, kelihatannya orang dengan defisiensi niasin, kulitnya
tidak mampu memperbaiki kerusaka akibat iritasi.
Defisiensi niasin menyebabkan iritasi dan inflamasi selaput lender mulut dan
bagian saluran cerna yang lain secara hebat, menimbulkan banyak kelainan pencernaan
yang menyebabkan perdarahan saluaran cerna yang luas pada kasus yang parah. Mungkin
keadaan diatas disebabkan oleh depresi metabolisme epeitel saluran cerna yang umum
dan kegagalan perbaiakan epitel yang wajar.
Keadaan klinis yang disebut pelagra dan penyakit pada anjing yang disebut lidah
hitam, disebabkan terutama oleh defisiensi niasin.Pellagra sering berulang pada orang
yang makanan pokoknya jagung, karena jagung sangat sedikit mengandung asam amino
triptofan, yang hanya dapat sedikit di ubah menjadi niasin didalam tubuh.
Asam folat dikenal juga sebagai vitamin M, vitamin Bc, adermin, factor U dan
L.casei factor. Bitamin ini mengandung asam p-amino-benzoat dan asam glutamate.
Asam folat berperan dalam semua reaksi biologis yang mengankut transfers grup metal,
misalnya : pembentukan serin dan histidin, pembentukan kholin dari etanolamin, dan
oembentukan metilnikorinamid (bentuk eksresi asam nikotinad). Selain itu, fungsi asam
folat adalah sebagai berikut :
a) Mempercepat proses pembelahan sel (sel darah merah/putih atau sel permukaan usus)
b) Sintesis purin, adenine, guanine, pirimidin, sitosim, serta timin dan asam nukleat
(DNA, RNA), dalam hal ini asam folat bertindak sebagai ko-ensim
c) Konversi (oksidasi) fenilalalin menjadi tirosin, serta oksidasi dan dekarboksilasi
tirosin
d) Pembentukan grup forfirin, untuk sintesis hemoglobin, dan
e) Metabolism lemak rantai panjang di dalam otak.
Asam folat bahkan merupakan penunjang pertumbuhan yang lebih kuat dari
vitamin B12, dan seperti vitamin B12, juga penting untuk pematangan sel darah
merah.Akan tetapi, vitamin B12 dan asam folat masing-masing melakukan fungsi kimia
yang spesifik dan berbeda dalam menunjang partumbuhan dan pematangan sel darah
merah.Salah satu efek yang paling nyata pada defisiensi asam folat adalah terjadinya
anemia makrositik yang hampir identic dengan anemia pernisiosa. Anemia ini sering
dapat di obati secar efektif dengan asam folat saja.
Piridoksin terdapat dalam bentuk fosfat piridoksin didalam sel dan berfungsi
sebagai koenzim pada banyak reaksi kimia yang berhubungan dengan metabolisme asam
amino dan protein. Peran piridoksin yang paling penting yaitu sebagai koenzim dalam
proses transaminase untuk sintesis asam amino. Sebagai akibatnya, piridoksin
memainkan banyak peran penting dalam metabolism, terutama dalam metabolisme
protein.Selain itu, diyakini bahwa piridoksin bekerja pada pengangkutan beberapa asam
amino melintasai membrane sel.
Bahan pangan sumber piridoksin antara lain : daging ikan unggas, hati, serealia
yang tidak disosoh, kuning telur, buah-buahan (pisang, alpukat) dan kentang.
Perhatikan bahwa gugus prostetik berisi kobalt,yang mempunyai ikatan yang serupa
dengan besi di dalam molekul hemoglobin.tampaknya atom kobalt berfungsi dengan cara
yang hampir sama dengan fungsi atom besi yaitu berkaitan secara reversible dengan zat
lain.
Defisiensi vitamin B12 menyebabkan demielinasi serabut saraf besar pada medula
spinalis.
Demielinasi serabut syaraf pada orang dengan defisiensi vitamin B12 terjadi
terutama di kolumna posterior,dan kadang-kadang kolumna lateral medulla
spinalis.Akibatnya,banyak pasien anemia pernisiosa menderita kehilangan sensasi
perifer,dan pada khasus yang berat,bahkan menjadi lumpuh.
Penyebab defisiensi vitamin B12 yang umum bukan karna kurangnya vitamin ini
dalam makanan, melaiankan defisiensi pembentukan factor intrinsic, yang biasanya di
sekresi oleh sel parietal kelenjar lambung dan penting untuk absorpsi vitamin B12 oleh
mukosa ileum.
6. Vitamin C
Terdapat 5 macam fungsi vitamin C yang utama, yaitu :
a) Pembentukan kolagen dalam jaringanpengikat. Kolagen adalah protein yang merupakan
kompinen semua jaringan pengikat dan merupakan komponen utama kulit, tulang rawan,
gigi, dan jaringan bekas luka serta melengkapi struktur kerangka tulang. Dalam
pembentukan kolgen, vitamin C bertingak sebagai katalisator reaksi hidroksilasi
perubahan lisan dan prolin ( di dalam tropokolgen) menjadi hidroksi lisin dan hidroksi
prolin (di dalam serat kolagen).
b) Pembentuka gigi. Kualitas struktur gigi tergantung pada struktur vitamin C pada periode
pembentukan gigi. dontoblast (lapisan gigi) tidak akan terbentuk secara normal bila
kekurangan vitamin C
c) Metabolism tirosin. Vitamin C berperan dalam metabolism tirosin (reaksi hidrosilasi).
Dikarenakan tirosin adalah precursor hormone tirosin.
d) Sintesis neurotransmitters. Di dalam otak, dua dari sekitan banyak neurotransmitters yang
diperlukan untuk transfer impuls syaraf dari satu sel ke sel lainnya hanya dapat berfungsi
apabila terdapat sejumlah vitamin C yang cukup. Vitamin C diperlukan untuk mengubah
tirosin menjadi norepinefrin dan triptofan menjadi serotonin.
e) Penggunaan Fe, Ca, dan Folasin. Karena viramin C merupakan reduktor, meka di dalam
usus zat besi (fe) akan dipertahankan tetap dalam bentuk ferro sehingga lebih mudah
diserap. Demikian juga vitamin C membantru transfer Fe dari darah ke hati, serta
mengaktifkan enzim-enzim yang mengandung Fe. Vitamin membantu penyerapan
kalsium (Ca) dengan cara mencegah terbentuknya kompleks Ca dengansenyawa lain
yang bersifat tidak larut dan sulit untuk diserap usus. Vitamin C mengkatalisi perubahan
folasin (asam folat) inaktif menjadi bentuk aktifnya, karena asam folat berfungsi
mencegah untuk timbulnya anemia, maka vitamin Cefektif dalam mencegah timbulnya
anemia pada bayi
BAB III
KESIMPULAN
Vitamin adalah senyawa organic yang diperlukan tubuh dalam jumlah sangat sedikit dan
harus disuplai dari makanan karena tubuh tidak dapat mensintesisnya . Vitamin dibagi menjadi
dua golongan besar berdasarkan kelarutannya, yaitu: (1) Vitamin larut air (grup vitamin B dan
vitamin C) (2)Vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E dan K.