Seni di Jawa Timur lambat laun mulai mundur. Produk kesenian pun
dikooptasi kepentingan. Bagaimana ini bisa terjadi? Dan bagaimana pula
mengatasinya? Jawa Timur yang dikenal berperadaban tinggi sekarang
seolah kehilangan
identitasnya. Nilai luhur budaya pun mulai terkikis.Kenapa ini terjadi?
Seharusnya bagaimana?
Sekali lagi ada tiga konsep yang harus dilakukan oleh pemerintah,
masyarakat, lembaga kesenian maupun pelaku seni itu sendiri. Ketiga
konsep
itu adalah konservasi terhadap pakem-pakem itu sebagai bentuk
penyelamatan
sehingga orang menjadi mafhum atas karya itu.Begitu juga pada tahun-
tahun
berikutnya.
Kedua, adalah pengembangan secara keberlanjutan agar memberi
peluang
kepada perkemba ngan.Agar tidak liar, dibutuhkan peran pemikir seni
untuk
pendampingan. Ketiga, adalah memberi kan peluang pada munculnya
bentuk-bentuk
baru,sebagai bentuk inovasi dari karya seni tersebut.
Dan proses pengembangan itu bisa dilakukan dengan berbagai cara.
Misalnya
dengan meluaskan wilayah budayanya. Sehingga tidak hanya dalam hal
pengembangan bentuk.Tetapi lebih pada bagaimana karya seni itu
mampu
dikembangkan di daerah lain.Yakni, di luar munculnya kesenian itu.
Kenapa begitu?
Jawa Timur sebenarnya kaya sekali, ada wayang tengul, wayang beber,
dan
banyak lagi. Namun demikian semua itu ternyata tidak mampu bertahan.
Sehingga
saat ini pun keberadaannya menjadi langka. Ini terjadi lantaran tidak ada
upaya mendokumentasikan, melakukan pengembangan dan memberikan
peluang
munculnya bentuk-bentuk baru.
Sekali lagi dikatakan mengalami penurunan, mengingat tidak ada
metamorfosa
baru dari kesenian itu,misalnya setelah ludruk akan muncul kesenian apa
lagi.
Yang menarik dan butuh ditularkan kepada daerah lain. Di Jawa timur,
keberadaan local genius sudah jarang sekali.Sehingga mereka tidak lagi
pandai
memproduksi kesenian, tetapi justru hanya menjadi seorang konsumen
seni.
Maksudnya?
Birokrasi pada dasarnya adalah fasilitator. Dan itu tidak bisa dijalankan
sepenuhnya oleh pemegang birokrasi itu. Seperti halnya dalam persoalan
kesenian. Karena itu perangkat DKJT ini menjadi penting. sebab
keberadaannya
bisa menjembatani kepentingan masyarakat untuk selanjutnya
disampaikan kepada
pemegang birokrasi itu.
Sekali lagi Pemerintah perlu didampingi, karena agar tahu betul tentang
kepentingan persoalan budaya. Sehingga di saat membuat kebijakan
tentang
kesenian itu tidak salah arah. Ingat Jawa Timur adalah daerah yang
memiliki
peradaban luhur. Di wilayah ini kita banyak diwarisi oleh banyak budaya.
Di antaranya Mataraman, Madura, Jawa dan Osing yang kesemuanya
memiliki
produk kesenian sendiri-sendiri. Kekayaan inilah yang mestinya kita jaga
dengan baik.Yakni dengan mendokumen tasikan, mengembangkan dan
memberi
peluang adanya penciptaan karya baru dari produk-produk kesenian itu.
Sebaliknya, bukan malah menjadikan keberagaman karya itu dalam
sebuah
kompetisi.
(ihya ulumuddin)