Anda di halaman 1dari 4

TEORI AKUNTANSI POSITIF

CH. 7

Disusun Oleh:
Kamal Dwi Rasyid 156020310011014

JOINT PROGRAM AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017

Teori Akuntansi Positif


Ch. 7

Teori akuntansi positif diperkenalkan sekitar tahun 1960-an. Perspektif kali


pertama yang muncul adalah Efficient Market Hypothesis, yang memandang nilai
sekuritas mencerminkan informasi akuntansi yang tersedia di publik kemudian
direspon dan dievaluasi oleh pasar sehingga pemilihan metode akuntansi dianggap
tidak memiliki pengaruh. Pasar adalah tempat kompetisi arus kas yang sangat
efisien atas perubahan informasi, oleh sebab itu manajer harus memberikan
pengungkapan yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Perspektif ini tidak
mengharapkan adanya regulasi karena justru akan menghambat efisiensi atas
respon pasar. Penelitian berkembang melalui studi empiris Ball dan Brown (1968)
mengenai abnormal return. Abnormal return muncul karena informasi yang tidak
dapat diekspektasi, digambarkan melalui selisih antara expected return dan actual
return.
Efficienct Market Hypothesis menerangkan bahwa tidak ada pengaruh atas
pemilihan metode akuntansi. Namun, perkembangan selanjutnya adalah
munculnya dampak informasi yang asimetris dari tingkat keputusan pemilihan
metode akuntansi oleh manajer. Ada berbagai benturan kepentingan di dalamnya,
yang kemudian hipotesis ini disebut sebagai Agency Theory. Perspektif ini
menggambarkan mengenai konflik kepentingan manajer dengan pemilik. Pemilik
menekan manajer agar perusahaan berdaya saing, sedangkan manajer
memaksimalkannya dengan cara pemilihan metode akuntansi. Konflik
kepentingan ini menimbulkan biaya transaksi dan informasi.
Dalam teori agensi, perusahaan dianggap berada dalam nexus of contracts,
yaitu kontrak dalam kondisi semua individu tidak melakukan hal yang merugikan
karena memiliki output yang sama yaitu untuk perusahaan. Kontrak ini
memberikan gambaran bahwa keuntungan organisasi akan menguntungkan
individu dan akan dinilai oleh mekanisme pasar. Alat pengontrolnya adalah
akuntansi. Untuk melancarkan mekanisme ini perlu adanya regulasi pembatasan
metode sebagai alat kontrol dan mengurangi konflik kepentingan agen dan
pemilik.
Meminimalkan biaya agensi dan biaya kontrak, ada dua alternatif perspektif,
yaitu EMH dan oportunistik. EMH adalah suatu tindakan apa yang dilakukan
sebelumnya atau ex ante atau bisa juga disebut sebagai tindakan pencegahan.
Perspektif oportunistik adalah untuk tindakan sesudah terjadi atau ex post atau
penanganan. Namun ex post memiliki celah, pemilik mengantisipasi dengan
menggunakan metode tertentu agar mengurangi biaya agensi, namun regulasi
tentunya tidak tertulis semuanya. Agen akan memanfaatkan regulasi yang tidak
tertulis ini untuk kepentingan pribadi, contohnya menjual saham pribadi
perusahaan ketika ada suatu masalah internal perusahaan yang cukup besar dan
mengakibatkan nantinya nilai perusahaan jatuh.
Watts dan Zimmerman (1990) mengurangi skema konflik agensi dengan
principal dengan memberikan bonus untuk karyawan/manajer. Bonus ini
tergantung dengan kinerja atau laba perusahaan. Namun, celah muncul lagi.
Manajer lebih banyak mengetahui kondisi perusahaan dibanding pemilik, mereka
bisa bebas memainkan perputaran kinerja perusahaan. Oleh sebab itu, muncul
skema bonus berdasar nilai pasar atau berdasar ekspektasi NPV. Biasanya,
manajer diberikan bonus berupa saham, yang dimana jika nilai perusahaan turun,
maka turun pula nilai saham tersebut, sehingga bonus juga tentunya semakin
kecil. Namun, opsi ini juga memiliki kekurangan yaitu bonus hanya bisa
dijalankan secara efektif saat pergerakan pasar juga sensitif.
Selanjutnya, diperkenalkan oleh Cotter (1998), berdasarkan asumsi bahwa
perilaku menghindari pembayaran hutang (agency cost of debt). Ketakutan ini
berdampak pada pendana yang memberikan bunga lebih tinggi terhadap
perusahaan. Weber (2003) mengungkapkan, biasanya manajer lebih memilih
meningkatkan kinerja perusahaan untuk mengurangi risiko agency cost of debt.
Dengan meningkatkan kinerja perusahaan otomatis rasio keuangan akan tentunya
lebih baik sehingga lebih mudah untuk mendapatkan pendana dengan bunga lebih
murah.
Biaya agensi lainnya adalah political cost, dimana jika perusahaan memiliki
laba yang besar akan menjadi sasaran pemerintah, baik dalam bentuk pajak dan
sebagainya. Oleh sebab itu, perusahaan cenderung menggunakan metode
akuntansi untuk mengecilkan labanya agar mengurangi tuntutan-tuntutan tersebut
diatas. Untuk mengurangi permainan laba, lebih baik perusahaan tetap
menggunakan metode akuntansi yang dianggap wajar namun juga melakukan
laporan pertanggungjawaban sosial untuk mengurangi biaya konflik tersebut
diatas.
Ada beberapa kekurangan tentang teori akuntansi positif, diantaranya:
1. Terlalu menganggap simpel perilaku manusia tentang pengukuran akuntansi
2. Terkonsentrasi pada perusahaan dalam memilih satu metode akuntansi saja
3. Tidak dapat digunakan dengan berbagai kondisi dan tempat berbeda.

Anda mungkin juga menyukai