Sistem Pengukuran Kinerja Strategis Untuk Formulasi Strategi: Apakah
Bekerja Di Lingkungan Dinamis?
Studi empiris yang dilakukan oleh Bisbee dan Malagueno, menguji
mengenai apakah efek langsung atas pengukuran kinerja strategis sangat bergantung pada lingkungan yang stabil dan dinamis. Data yang digunakan oleh Bisbee dan Malagueno sama dengan penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Gimbert dkk (2010), namun ruang lingkup secara substansial diperluas untuk mencakup dua variabel tambahan (yaitu lingkungan Dinamisme dan kinerja organisasi) yang diperoleh dari data arsip yang tersedia untuk umum. Gimbert dkk. (2010) memusatkan secara eksklusif pada hubungan antara pengukuran kinerja strategis dan atribut dari proses perumusan strategi. Sistem pengukuran kinerja merupakan rangkaian metrik yang ringkas baik keuangan maupun non keuangan yang mendukung pengambilan keputusan sebuah organisasi dengan mengumpulkan, memproses, dan menganalisis informasi kinerja yang terukur, dan mempresentasikannya dalam bentuk ikhstisar singkat (Gimbert et al., 2010; Henri, 2006; Neely et al., 1995). Sistem pengukuran kinerja strategis dikembangkan melalui pengukuran kinerja, berdasarkan literatur sebelumnya (Chenhall, 2005; Garengo et al., 2005; Gimbert Et al., 2010; Hall, 2008, 2011), dengan menambahkan fitur seperti: 1) integrasi strategi jangka panjang dan tujuan operasional; 2) Penyediaan ukuran kinerja di bidang multi perspektif; 3) ketentuan urutan tujuan / metrik / target / rencana tindakan untuk setiap perspektif; Dan 4) kehadiran hubungan kausal eksplisit antara tujuan dan / atau antara ukuran kinerja. Contoh SPMS meliputi alat bantu seperti Balanced Scorecard (BSC) (Kaplan dan Norton, 1996, 2000, 2004). Peneliti ini menggunakan sampel dari manajer perusahaan di Spanyol dengan kategori menengah besar. Perusahaan besar dengan omzet lebih dari 10 juta uero dengan minimum 50 karyawan. Peneliti menggunakan data dari SABI (Iberian Balance Sheets Analysis System) dengan kategori industri jasa di Spanyol dan menghasilkan total 2.021 perusahaan, dan yang lolos skrining untuk diuji adalah 267 perusahaan. Pengukuran kinerja dari perusahaan, peneliti menggunakan dua pengukuran kinerja untuk keuangannya menggunakan ROA (return on assets) dan ROS (return on sales) selama 3 tahun, tahun 2005-2007. Pertanyaan penelitian pertama adalah menyelidiki peran mediasi dari keputusan strategis pada proses perumusan dalam hubungan antara sistem pengukuran kinerja strategis dan kinerja organisasi. Pada awalnya sebagai acuan, peneliti mengandalkan argumen dikembangkan oleh Gimbert et al. (2010), yang mengklaim bahwa, pendekatan multi-perspektif Sistem pengukuran kinerja strategis dan efek informasi, membantu membingkai representasi mental senior manajer (Birnberg et al, 2007;. Hall, 2011), yang pada gilirannya meningkatkan bentuk dan kelengkapan susunan keputusan strategis di tingkat organisasi (Dutton dan Jackson, 1987; Dutton, 1998; Nadkarni dan Barr, 2008). Peneliti memperluas fokus untuk memeriksa lebih lanjut implikasi dari hubungan antara sistem pengukuran kinerja strategis dan strategi formulasi pada kinerja. Sesuai dengan harapan peneliti, dan sejalan dengan argumen yang menyatakan bahwa agenda strategis dan susunan keputusan strategis adalah kendaraan kritis melalui perumusan strategi mempengaruhi tingkat dan arah respon strategis untuk perubahan lingkungan (Dutton dan Duncan, 1987;. Miller et al, 2008, Nadkarni dan Barr, 2008), temuan peneliti menunjukkan bahwa kelengkapan susunan keputusan strategis adalah positif terkait dengan kinerja organisasi. Dukungan hasil ini bila dikombinasikan harapan peneliti bahwa efek positif dari sistem pengukuran kinerja strategis pada kinerja organisasi sebenarnya dimediasi oleh kelengkapan susunan keputusan strategis. Penelitian ini menyoroti bahwa meskipun sistem pengukuran kinerja strategis kemungkinan besar memiliki efek langsung pada kinerja organisasi mendatang dari peran lain atau sumber lain, hubungan antara sistem pengukuran kinerja strategis dan kinerja sebagian dicatat dengan membentuk agenda strategis dan susunan keputusan strategis yang dari proses perumuskan strategi yang dituju. Pertanyaan penelitian kedua, berfokus pada peran potensi lingkungan dinamis. Peneliti telah membuat perbedaan antara efek moderasi potensi lingkungan dinamis pada hubungan antara sistem pengukuran kinerja strategis dan kelengkapan susunan keputusan strategis di satu sisi, dan efek moderat yang potensial pada hubungan antara kelengkapan dari susunan keputusan strategis dan organisasi kinerja di sisi lain. Sejauh efek moderating pertama yang bersangkutan, dan sebaliknya dengan harapan awal kami, kami tidak menemukan bukti bahwa hubungan positif antara sistem pengukuran kinerja strategis dan susunan keputusan strategis yang komprehensif terhadap lingkungan yang dinamis. Hasil sistem pengukuran kinerja strategis cenderung meningkatkan kelengkapan susunan keputusan strategis atas proses perumusan strategi, yang mana terlepas dari tingkat dinamisme lingkungan. Akibatnya, dari sistem pengukuran kinerja strategis menumbuhkan berbagai variasi keputusan strategis. Variasi ini tidak terkait dengan dinamika lingkungan, tapi representasi dari sistem pengukuran kinerja strategis yang multi-perspektif (Birnberg et al, 2007;. Markman dan Gentner, 2001; Nadkarni dan Barr, 2008). Bukti selanjutnya, peneliti membuktikan bahwa jika memang tidak ada korelasi antara sistem pengukuran kinerja strategis dengan dinamika lingkungan, namun ada harapan hubungan positif terhadap moderasi dinamika lingkungan, dimana lingkungan perusahaan dalam keadaan stabil, sejalan dengan posisi saat lingkungan yang dinamis akan meningkatkan risiko komitmen dari keputusan strategis dan akhirnya dapat menghambat kinerja organisasi (Bukh dan Malmi, 2005; Micheli dan Manzoni, 2010; Norrklit, 2000).