Anda di halaman 1dari 6

The Influence of Fairness Perceptions and Goal Commitment on Manager’s Performance in

a Budget Setting
Pengaruh cara pandang mengenai kejujuran dan komitment untuk pencapaian tujuan terhadapa
kinerja manager dalam perencanaan budget.
Kristin Wentzel
Abstrak
Anggapan bahwa cara pandang mengenai kejujuran dan komitment dalam pencapaian tujuan
kerja bisa dilihat dari pencapaian manager itu sendiri dan dalam penelitian kali ini akan diuji
dalam proses budgeting. Peneliti akan mendapatkan data dengan pendekatan kuesioner dan
mengolah menggunakan SEM. Hasil yang didapat akan menunjukkan bahwa melibatkan
manager dalam penyusunan budget akan mendukung pandangan mengenai kejujuran tersebut
dan pada akhirnya akan meningkatkan kinerja manager itu sendiri serta kinerja keseluruhan dari
budget tersebut akan meningkat walaupun untuk variable satu lagi yakni komitment tidak
memiliki pengaruh signifikan yang sebesar variable pandangan mengenai kejujuran.
Pendahuluan
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah pandangan mengenai kejujuran dalam
proses penyusunan budget bisa meningkat dengan melibatkan komitment manager sebagai tujuan
dari budget itu sendiri.
Sejalan dengan penelitian Murray (1990) bahwa keikutsertaan akan meningkatkan kinerja karena
adanya komitment terhadap tujuan. Model yang dikembangkan dalam artikel ini adalah bahwa
baik pandangan mengenai kejujuran dan komitment terhadap tujuan akhir akan mejadi mediasi
antara partisipasi dan kinerja itu sendiri. Pernyataan ini juga mendapatkan pertanyaan lain bahwa
tidak semerta-merta berpartisipasi dalam penyusunan budget akan memiliki pengaruh langsung
pada kinerja tetapi ada variable lain yang berperan sebagai intervening seperti yang dinyatakan
oleh Shields and Shields (1998). Penulis meyakini dengan menggabungkan beberapa variable
bisa menjawab mengenai pertanyaan ini.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dikarenakan keadaan yang digunakan
dihadapkan pada kondisi organisasi yang menurun (dalam hal sumber daya) dikarenakan
manager akan mengalami keadaan yang dilematis dimana harus melakukan lebih banyak dengan
sumber daya yang lebih sedikit, dan tujuan yang dicapai tentu saja lebih sulu dan perilaku kristis
menjadi hal yang perlu dianalisa juga.
Literature review dan Pembentukan Hipotesis
Linquist (1995) menyatakan bahwa perusahaan bisa mempertahankan kejujuran dengan adanya
kehadiran dalam proses budgeting dan setiap partisipan yang hadir dibiasakan untuk
diperkenalkan dengan konsep kejujuran tersebut. Magner dan Johnson (1995) memberikan
pendapat mereka bahwa adanya hubungan positif antara pandangan mengenai kejujuran dan
perilaku individu dalam penyusunan budget baik dibidang pemerintahan dan pendidikan dan
dalam lingkungan penelitian. Dengan adanya anggapan dan pandangan yang lebih adil dilihat
bisa menjadi pengungkit meningkatnya komitment management dalam pencapaian tujuan budget
itu sendiri. Teori yang mendukung juga disampaikan oleh Tyler (1989) , Lind dan Tyler (1988)
mengenai self-interest model dan group-value model dimana orang melihat adanya peningkatan
dalam proses dikarenakan rasa kepedulian yang lebih tinggi dengan hasil yang mereka akan
dapatkan nantinya. Kepedulian ini baik menyangkut kinerja mereka sendiri, juga diyakini bahwa
saling berkaitan dengan kinerja individual lain dalam kelompok itu, dan pada akhirnya
menciptakan rasa solidaritas dan kerjasama yang bersifat lebih erat dalam jangka waktu yang
juga relative lebih panjang. Dua bentuk pembuktian dari pandangan mengenai kejujuran adalah
distributive (pembagian yang jujur dalam hal hasil) dan procedural (pembagian yang adil dalam
hal berperilaku). Sehingga hipotesis 1 menjadi berbunyi :
H1a : Manager’s perceptions of budgetary participations and distributive fairness are
positively related.
(Adanya hubungan secara signifikan dan positif antara persepsi manager yang ikut berpastisipasi
dalam penyusunan budget dengan kejujuran dalam pembagian hasil)
H1b : Manager’s perceptions of budgetary participations and procedural e fairness are
positively related.
(Adanya hubungan secara signifikan dan positif antara persepsi manager yang ikut berpastisipasi
dalam penyusunan budget dengan kejujuran dalam pembagian berperilaku)
Hubungan antara pendangan kejujuran dan komitmen dalam pencapaian tujuan akhir belum
pernah dibahas dalam penelitain literarature sebelumnya, seperti yang pernah dilteliti oleh Earley
dan Lind (1987) yang menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara kejujuran
dalam penerapan prosedur dan komitment dalam pelaksanaan. Korsgaard et al (1995) juga
menunjukkan bahwa seluruh anggota team menunjukkan komitment yang lebih tinggi jika
melihat bahwa proses dilakukan secara jujur. Hubungan yang ingin dilihat bahwa jika pandangan
secara pribadi melihat prosedur dilaksanakan secara jujur akan meningkatkan komitmen dalam
pencapaian tujuan awal budget karena diasumsikan akan sejalan dengan keinginan pribadi
mereka sendiri juga untuk bisa berkomitmen secara jujur. Sehingga dari keadaan tersebut bisa
dibentuk hipotesis sebagai berikut :
H2a : Manager’s perceptions of procedural fairness are positively related to their
perceived budget goal commitment.
(Adanya hubungan secara positif antara komitment manager dalam pencapaian tujuan budget
dengan kejujuran dalam pembagian berperilaku)
H2b : Manager’s perceptions of distributive fairness are positively related to their
perceived budget goal commitment.
(Adanya hubungan secara positif antara komitment manager dalam pencapaian tujuan budget
dengan dengan kejujuran dalam pembagian hasil)
Locke et al (1988) menyatakan bahwa tanpa adanya komitmen dalam pencapaian tutuan, maka
penentuan tujuan tersebut tidak akan bisa berguna, hal ini mendasari hipotesis selanjutnya yakni :
H3 : Commitment to budgetary goals and manager’s performance are positively related
( Adanya hubungan positif antara tujuan dari penyusunan budget dengan kinerja management)
Banyak peneliti yang mendukung bahwa kejujuran dalam proses akan meningkatkan kinerja itu
sendiri seperti yang disebutkan oleh Brockner et al (1995), Brockner et al (1994), Lind et al
(1990), Early and Lind(1987) dan banyak lagi. Sayangnya keseluruhan penelitian sebelumnya
tidak mampu menunjukkan hubungan secara langsung. Adapun hipotesis dari penelitian
sebelumnya yang akan dibuktikan dalam penelitian ini adalah :
H4 : The direct relationship between manager’s fairness perceptions and performance is
insignificant when goal commitment is considered.
(Adanya hubungan langsung yang tidak signifikan antara pandangan kejujuran dan kinerja
management ketika diikutsertakannya variable komitment pencapaian terhadap tujuan).
Model penelitian menjadi lebih kompleks jika melihat bahwa baik pandangan mengenai
kejujuran dan pencapaian tujuan akhir menjadi variable mediasi antara keikutsertaan dan
peningkatan kinerja, walaupun dikatakan hubungan tersebut tidak signifikan. Bisa dikatakan
sejalan dengan penelitian Greenberg et al’s (1994) bahwa walaupun partisipan tidak memiliki
hubungan langsung dengan kinerja tetapi bisa menghasilkan keputusan yang lain jika ditemukan
adanya variable intervening yang bisa mengaitkan kedua variable tersebut. Dari pernyataan
tersebut, penulis mencoba membuat hipotesis yang diuji sebagai berikut :
H5 : The impact of budgetary participation on performance is insignificant when both
fairness perceptions and goal commitment are considered in the model.
(Pengaruh keikutsertaan dalam penyusunan budget tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
ketika variable pandangan mengenai keadilan dan komitment pencapaian tujuan dimasukkan
kedalam model).
Research Method
Penelitian dilakukan pada area-manager pada suatu rumah sakit yang sedang menjalankan
program restrukturisasi selama 5 tahun terakhir. Wawancara dilakukan kepada 3 pejabat tinggi
(executive). Tujuan dari restrukturisasi ini adalah untuk mengurangi 75-100 juta dollar dari
budget awal sebesar 400 juta dollar. Setiap area-manager memiliki kuasa penuh untuk
penyesuaian budget ini dalam area mereka masing-masing walaupun tetap ada bagian terretu
ketika finalisasi yang dilakukan oleh Vice President.
Ketika penyesuaian akhir dilakukan oleh VP, mereka memiliki pilihan untuk
1. Melaporkan kembali kepada steering committee mengenai alokasi budget yang lebih
masuk akan dan melobbby untuk mendapatkan tambahan dana
2. Meminjam dana dari cost center lain.
Untuk menjadi informasi tambahan bahwa penyesuaian budget dalam restrukturisasi ini berkisar
antara 9% walalupun di beberapa cost center dan area ada yang meningkat dan ada juga yang
menurun.
Sample
Seluruh manager di 88 area dimana rumah sakit ini memiliki dua mekanisme dalam menjaga
akuntabilitas dari kinerja budget manager mereka.
1. Variance dari budget diukur dan didistribusikan dalam laporan bulanan dimana
penjelasan dari variance tersebut diminta oleh VP.
2. Kinerja dari budget menjadi salah satu efek yang masuk dalam penilaian kinerja
manager.
Hanya 81 manager yang menyelesaikan survey dan hanya 74 yang bisa diikutsertakan dalam
penelitian ini.
Data Collection
Data didapat setelah program diselesaikan di tahun ke 3 dari rencana 5 tahun restrukturisasi
budget. Survey dilakukan melalui system email internal antar manager. Survey pertama
dilengkapi dengan surat dari COO dan survey terakhir ditutup dengan ucapan terimakasih dari
COO.
Pengukuran
Menggunakan skala linkert dengan 7 penilaian untuk seluruh komponen dalam survey. Variabel
Penilaian tersebut meliputi :
1. Budgetary participant – cost center level (BUDPART)
2. Distributive fairness (DISTFAIR)
3. Procedural fairness (PROCFAIR)
4. Goal Commitment (GOALCOM)
5. Managerial performance (MNGPERF)
6. Budgetary performance (BUDPERF)
7. Budgetary participant – organization level (PARTORG)
Hasil Penelitian
Hasil yang ada dan ditunjukkan dalam tabel 3 mendukung H1a dan H1b dimana adanya
hubungan positif dan signifikan antara BUDPART dengan DISTFAIR(0.46;p<0,01) dan
PROCFAIR (0.50;p<0,01). Hasil yang didapat juga mendukung hipotesis H2a dan H2b dimana
ditemukannya hubungan positif antara persepsi manager mengenai kejujuran – DISTFAIR
(0.37;p<0.01) dan komitmen – PROCFAIR (0.22;p<0.01) dalam pencapaian tujuan -
GOALCOM dari budget.
Hipotesis 3 juga dipenuhi dengan ditunjukannya komitment atas pencapaian tujuan yang lebih
tinggi seperti yang ditunjukkan dalam tabel 3 baik untuk budget itu sendiri (0.48,p<0.01) dan
kinerja manager (0.33, p<0.01).
Untuk hipotesis 4 selanjutnya, dibuktikan dalam tabel 4 dimana Z=0,74;p0.22 dimana dinyatakan
bahwa pandangan mengenai kejujuran tidak muncul dalam kinerja budget ketika hal yang lebih
diutamakan adalah komitment akan tujuan akhir. Dan tentu saja sejalan dengan hipotesis 5
dimana untuk kinerja manager (Z=0.23;p=0.41) dan kinerja budget (Z=-0.13;p=0.45) dapat
disimpulkan bahwa ketika komitment dimasukkan dalam model maka partisipasi dan persepsi
yang menjadi variable lain menjadi tidak signifikan.
Kesimpulan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan langsung antara pandangan mengenai
kejujuran terhadap komitment individual dalam pencapaian tujuan dari budget. Hubungan
langsung tersebut ditunjukkan antara persepsi keikutsertaan dan pandangan mengenai kejujuran,
dan antara komitment pencapaian tujuan dan kinerja. Temuan dari penelitian ini juga
menunjukkan acuan yang bisa diprakekan bahwa dengan membuat rating dari kinerja
management tesebut bisa menjadi manfaat untuk membuat budget yang lebih megakomodasi
keinginan partisipan didalamnya.
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah :
1. Kuesioner yang digunakan menggunakan pilihan yang sangat umum sehingga sangat
mugkin membuat jawaban yang bias.
2. Walaupun respondennya bisa dikatakan cukup professional, tetapi penelitian bisa dibuat
lebih mendalam dengan memasukkan komponen karyawan lain yang mungkin terlibat
dalam pembuatan budget.

Anda mungkin juga menyukai